C 111 11 135
1. Osteosarkoma
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur.
Trauma dipercaya
mempunyai peranan penting di dalam kondisi ini. Namun ada beberapa faktor lain yang
dipercaya mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi kondisi ini antara lain ekstrinsik
karsinogenik, karsinogenik kimia dan virus. yang termaksud dalam jenis tumor ini adalah
semua sarkoma berasal dari sel-sel osteoblas. Oleh sebab itu bermacam-macam gambaran
histologi yang terjadi, seperti fibromiksosarkoma, miksosarkoma, miksokhondrosarkoma,
kondrosarkoma, dan seterusnya. Tahap-tahap perkembangan osteoblastik juga dapat terlihat
mulai dari kumparan-kumparan sel yang sederhana ke mukoid, kartilago dan tulang.
Thoma, menggolongkan osteosarkoma ke dalam tiga subklas yaitu: osteolitik,
osteoblastik, dan telangiektatik.
a. Osteolitik osteosarkoma. Jenis ini lebih sering pada orang dewasa, sifat
regenerative dari tulang lebih lemah dibandingkan pada usia muda. di sini terjadi
kerusakan tulang dan diganti dengan jaringan tumor yang terdiri dari sel-sel yang
tidak terbentuk sempurna, zat-zat intercelular dihasilkan kemudian tulang rawan
b.
c.
darah
osteosarkoma.
yang
banyak
Berkembang
digolongkan
dengan
cepat,
sebagai
teleangiektatik
menghancurkan
tulang,
Bentuk osteolitik (osteoklastic): tumor tumbuh dari ujung meraphisis ke arah diaphisis dan
sedikitreaksi periosteal dan terjadi destruksi kortek. Bentuk ini memiliki batas tak
tegasdengan gambaran spikula dan segetiga Codman (Codmann's triangle). Pada Codmann's
2. Kondrosarkoma
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan penting dalam usaha penegakan
diagnosis tumor. Pada kondrosarkoma, pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan meliputi
foto konvensional, CT scan, dan MRI. Selain itu, kondrosarkoma juga dapat diperiksa dengan
USG dan Nuklear Medicine.
a. Foto konvensional
Foto konvensional merupakan pemeriksaan penting yang dilakukan untuk diagnosis awal
kondrosarkoma. Baik kondrosarkoma primer atau sentral memberikan gambaran radiolusen
pada area dekstruksi korteks. Bentuk destruksi biasanya berupa pengikisan dan reaksi
eksternal periosteal pada formasi tulang baru. Karena ekspansi tumor, terjadi penipisan
korteks di sekitar tumor yang dapat mengakibatkan fraktur patologis. Scallop erosion pada
endosteal cortex terjadi akibat pertumbuhan tumor yang lambat dan permukaan tumor yang
licin. Pada kondrosarkoma, endosteal scalloping kedalamannya lebih dari 2/3 korteks, maka
hal ini dapat membedakan kondrosarkoma dengan enkondroma. Gambaran kondrosarkoma
lebih agresif disertai destruksi tulang, erosi korteks dan reaksi periosteal, jika dibandingkan
dengan enkondroma.
Tidak ada kriteria absolut untuk penentuan malignansi. Pada lesi malignan, penetrasi
korteks tampak jelas dan tampak massa soft tissue dengan kalsifikasi. Namun derajat bentuk
kalsifikasi matriks ini dapat dijadikan patokan grade tumor. Pada tumor yang agresif, dapat
dilihat gambaran kalsifikasi matriks iregular. Bahkan sering pula tampak area yang luas tanpa
kalsifikasi sama sekali. Destruksi korteks dan soft tissue di sekitarnya juga menunjukkan
tanda malignansi tumor. Jika terjadi destruksi dari kalsifikasi matriks yang sebelumnya
terlihat sebagai enkondroma, hal tersebut menunjukkan telah terjadi perubahan ke arah
keganasan menjadi kondrosarkoma.
b. CT scan
Dari 90% kasus ditemukan gambaran radiolusen yang berisi kalsifikasi matriks kartilago.
Pada pemeriksaan CT scan didapatkan hasil lebih sensitif untuk penilaian distribusi
kalsifikasi matriks dan integritas korteks. Endosteal cortical scalloping pada tumor
intramedullar juga terlihat lebih jelas pada CT scan dibandingkan dengan foto konvensional.
CT scan ini juga dapat digunakan untuk memandu biopsi perkutan dan menyelidiki adanya
proses metastase di paru-paru.