Anda di halaman 1dari 6

Regi Anastasya Mangiri

C 111 11 135
1. Osteosarkoma
Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk osteoid atau tulang yang imatur.

Trauma dipercaya

mempunyai peranan penting di dalam kondisi ini. Namun ada beberapa faktor lain yang
dipercaya mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi kondisi ini antara lain ekstrinsik
karsinogenik, karsinogenik kimia dan virus. yang termaksud dalam jenis tumor ini adalah
semua sarkoma berasal dari sel-sel osteoblas. Oleh sebab itu bermacam-macam gambaran
histologi yang terjadi, seperti fibromiksosarkoma, miksosarkoma, miksokhondrosarkoma,
kondrosarkoma, dan seterusnya. Tahap-tahap perkembangan osteoblastik juga dapat terlihat
mulai dari kumparan-kumparan sel yang sederhana ke mukoid, kartilago dan tulang.
Thoma, menggolongkan osteosarkoma ke dalam tiga subklas yaitu: osteolitik,
osteoblastik, dan telangiektatik.
a. Osteolitik osteosarkoma. Jenis ini lebih sering pada orang dewasa, sifat
regenerative dari tulang lebih lemah dibandingkan pada usia muda. di sini terjadi
kerusakan tulang dan diganti dengan jaringan tumor yang terdiri dari sel-sel yang
tidak terbentuk sempurna, zat-zat intercelular dihasilkan kemudian tulang rawan
b.

atau myxomatous atau jaringan fibrous atau semua jaringan bergabung


Osteoblastik osteosarkoma . Pada jenis ini produksi tulang meningkat. Lebih
sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda.Tampak pembentukan
periosteal yang tampak seperti tangkai-tangkai, spikula-spikula atau lamellae
yang membentang dalam arah vertikal dari tulang sampai ke batas luar dari
tumor. Dalam gambaran radiografi, tampak sebagai gambaran seperti sun-ray
effect. Gambaran ini bukan merupakan gambaran yang khas pada osteosarkoma,
gambaran ini juga dapat ditemukan pada tumor-tumor yang lain dan adakalanya
dijumpai pada infeksi kronis tulang yang ringan. Jenis osteoblastik bukan

c.

merupakan tumor ganas pada mandibula seperti di tulang-tulang yang lain.


Telangiektatik osteosarkoma
Menurut Ewing, tumor ini ditandai dengan adanya pelebaran pembuluh darah dan
sinus-sinus

darah

osteosarkoma.

yang

banyak

Berkembang

digolongkan

dengan

cepat,

sebagai

teleangiektatik

menghancurkan

tulang,

mengakibatkan fraktur, periosteum perforasi dengan cepat dan bercabang melalui


otot dan jaringan lunak
Gejala dan tanda biasanya dapat terjadi seminggu atau sebulan sebelum pasien didiagnosa.4
Gejala umum:

Adanya rasa sakit, ketika beraktifitas


Penderita osteosarkoma akan merasakan nyeri pada tulangnya pada saat malam hari.
Penderita osteosarkoma sering jatuh
Bengkak, tergantung besar dan lokasi lesi
Faktor herediter
Osteosarkoma dibagi dalam 2 tipe yaitu :

Bentuk osteolitik (osteoklastic): tumor tumbuh dari ujung meraphisis ke arah diaphisis dan
sedikitreaksi periosteal dan terjadi destruksi kortek. Bentuk ini memiliki batas tak
tegasdengan gambaran spikula dan segetiga Codman (Codmann's triangle). Pada Codmann's

triangle terjadi klasifikasi dan pembengkakan.


Bentuk osteogenik (osteoblastik): gambaran tumor tampak lebih putih dengan batas
irreguler' pada bentuk ini terjadi klasifikasi jaringan lunak sehingga densitas meningkat,
terdapat pula reaksi periostal berupa sunray dan sunbrust. Sunray erjadi sebelum metastase
tumor. Sunray appearance berupa garis tipis-tipis (seperti sinar) yang tegak lurus aksis
tulang. Korteks menuju jaringan lunak dan mengakibatkan jaringan lunak bengkak. Sunbrust
merupakan gambaran seperti ledakan matahari.

2. Kondrosarkoma

Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan


tulang rawan oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak
kedua setelah osteosarkoma. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri
dari sel-sel kartilago (tulang rawan) anaplastik yang berkembang menjadi ganas.
Kondrosarkoma biasanya ditemukan pada daerah tulang femur, humerus, kosta dan
bagian permukaan pelvis. Tumor ini memiliki banyak ciri dan bentuk perkembangan.
Dari pertumbuhan yang lambat hingga pertumbuhan metastasis yang agresif.
Kondrosarkoma dapat dibagi menjadi kondrosarkoma primer dan sekunder.
Untuk keganasan yang berasal dari kartilago itu sendiri disebut kondrosarkoma
primer. Sedangkan apabila merupakan bentuk degenerasi keganasan dari penyakit lain
seperti enkondroma, osteokondroma dan kondroblastoma disebut kondrosarkoma
sekunder. Kondrosarkoma sekunder kurang ganas dibandingkan kondrosarkoma
primer. Kondrosarkoma dapat diklasifikasi menjadi tumor sentral atau perifer
berdasarkan lokasinya di tulang.
Patofisiologi.
Patofisiologi kondrosarkoma primer maupun sekunder adalah terbentuknya
kartilago oleh sel-sel tumor tanpa disertai osteogenesis. Sel tumor hanya
memproduksi kartilago hialin yang mengakibatkan abnormalitas pertumbuhan tulang
dan kartilago. Secara fisiologis, kondrosit yang mati dibersihkan oleh osteoklas
kemudian dareah yang kosong itu, diinvasi oleh osteoblas-osteoblas yang melakukan
proses osifikasi. Proses osifikasi ini menyebabkan diafisis bertambah panjang dan
lempeng epifisis kembali ke ketebalan semula. Seharusnya kartilago yang diganti oleh
tulang di ujung diafisis lempeng memiliki ketebalan yang setara dengan pertumbuhan
kartilago baru di ujung epifisis lempeng. Namun pada kondrosarkoma proses
osteogenesis tidak terjadi, sel-sel kartilago menjadi ganas dan menyebabkan
abnormalitas penonjolan tulang, dengan berbagai variasi ukuran dan lokasi.
Proses keganasan kondrosit dapat berasal dari perifer atau sentral. Apabila lesi
awal dari kanalis intramedular, di dalam tulang itu sendiri dinamakan kondrosarkoma
sentral sedangkan kondrosarkoma perifer apabila lesi dari permukaan tulang seperti
kortikal dan periosteal. Tumor kemudian tumbuh membesar dan mengikis korteks
sehingga menimbulkan reaksi periosteal pada formasi tulang baru dan soft tissue.

Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan penting dalam usaha penegakan
diagnosis tumor. Pada kondrosarkoma, pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan meliputi
foto konvensional, CT scan, dan MRI. Selain itu, kondrosarkoma juga dapat diperiksa dengan
USG dan Nuklear Medicine.
a. Foto konvensional
Foto konvensional merupakan pemeriksaan penting yang dilakukan untuk diagnosis awal
kondrosarkoma. Baik kondrosarkoma primer atau sentral memberikan gambaran radiolusen
pada area dekstruksi korteks. Bentuk destruksi biasanya berupa pengikisan dan reaksi
eksternal periosteal pada formasi tulang baru. Karena ekspansi tumor, terjadi penipisan
korteks di sekitar tumor yang dapat mengakibatkan fraktur patologis. Scallop erosion pada
endosteal cortex terjadi akibat pertumbuhan tumor yang lambat dan permukaan tumor yang
licin. Pada kondrosarkoma, endosteal scalloping kedalamannya lebih dari 2/3 korteks, maka
hal ini dapat membedakan kondrosarkoma dengan enkondroma. Gambaran kondrosarkoma
lebih agresif disertai destruksi tulang, erosi korteks dan reaksi periosteal, jika dibandingkan
dengan enkondroma.
Tidak ada kriteria absolut untuk penentuan malignansi. Pada lesi malignan, penetrasi
korteks tampak jelas dan tampak massa soft tissue dengan kalsifikasi. Namun derajat bentuk
kalsifikasi matriks ini dapat dijadikan patokan grade tumor. Pada tumor yang agresif, dapat
dilihat gambaran kalsifikasi matriks iregular. Bahkan sering pula tampak area yang luas tanpa
kalsifikasi sama sekali. Destruksi korteks dan soft tissue di sekitarnya juga menunjukkan
tanda malignansi tumor. Jika terjadi destruksi dari kalsifikasi matriks yang sebelumnya
terlihat sebagai enkondroma, hal tersebut menunjukkan telah terjadi perubahan ke arah
keganasan menjadi kondrosarkoma.

b. CT scan
Dari 90% kasus ditemukan gambaran radiolusen yang berisi kalsifikasi matriks kartilago.
Pada pemeriksaan CT scan didapatkan hasil lebih sensitif untuk penilaian distribusi
kalsifikasi matriks dan integritas korteks. Endosteal cortical scalloping pada tumor

intramedullar juga terlihat lebih jelas pada CT scan dibandingkan dengan foto konvensional.
CT scan ini juga dapat digunakan untuk memandu biopsi perkutan dan menyelidiki adanya
proses metastase di paru-paru.

3. Giant cell tumor


Tumor ini biasanya dijumpai pada usia dewasa, setelah terjadi fusi tulang. Kebanyakan
dijumpai pada usia 30-40 tahun. Pada tulang panjang, tumor ini lokasinya pada ujung tulang
(subartikuler), paling sering sekitar sendi lutut.
Gambaran radiologik : tampak daerah radiolusen pada ujung tulang panjang dengan batas
yang tidak tegas. Ada zona transisi antara tulang normal dan patologik, biasanya kurang dari
1 cm.
Lesi biasanya eksentrik, bersifat ekspansif sehingga korteks menjadi tipis. Tidak ada
reaksi periosteal. Tumor yang sudah besar da pat mengenai seluruh lebar tulang dan sering
terjadi fraktur patologik

4. Aneurysmal bone cyst


Kelainan ini bukan neoplasma. Etiologinya tidak diketahi, diduga kelainan
vaskular yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah. Kira-kira 70 % lesi ini
dijumpai pada usia 5-20 tahun. Kelainan ini dapat ditemukan pada tiap bagian dari
skelet. Pada tulang panjang biasanya di daerah metafisis.

Gambaran radiologik : tampak daerah radiolusen pada tulang yang memberi


kesan adanya destruksi tulang. Lesi bersifat ekspan sif, korteks menjadi sangat tipis
dan mengembung keluar. Gambaran sangat mirip dengan giant cell tumor. Batas lesi
tegas dan seringkali disertai tepi sklerotik; sifat-sifat ini penting untuk
membedakannya dari giant cell tumor yang mempunyai batas tidak tegas

Anda mungkin juga menyukai