Disusun Oleh:
Ricka Hardi
030.09.203
Pembimbing:
Dr. Achmad Rizki H.P, Sp.U
BAB I
PENDAHULUAN
Pemasangan kateter urin merupakan tindakan memasukkan selang plastik atau karet ke
dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi
dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan. Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang
berkelanjutan pada pasien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau pasien
yang
mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji pengeluaran urin per jam pada
klien yang status hemodinamiknya tidak stabil.
Kateterisasi uretra dapat dilakukan untuk tujuan diagnostik atau terapeutik. Terapi kateter
dapat digunakan untuk dekompresi kandung kemih pada pasien dengan retensi urin akut atau
kronis sebagai akibat dari kondisi seperti obstruksi infravesicular saluran kemih atau neurogenik
bladder. Untuk diagnostik, kateterisasi uretra dapat dilakukan untuk mendapatkan sampel urin
untuk pengujian mikrobiologis, untuk mengukur output urin pada pasien sakit kritis atau selama
prosedur bedah, atau untuk mengukur volume urin sisa setelah berkemih.
Retensi urin pada wanita paling mungkin terjadi pada periode post partum atau setelah
pembedahan pelvis. Menurut Stanton, retensio urin adalah ketidak-mampuan berkemih selama
24 jam yang membutuhkan pertolongan kateter, dimana keadaan tidak dapat mengeluarkan urin
ini lebih dari 25-50 % kapasitas kandung kemih. Jadi dengan beberapa indikasi, kateter dapat
digunakan sebagai tindakan untuk diagnosis dan terapi sesuai dengan kondisi pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI DAN TIPE KATETERISASI
Kateter urin adalah sebuah alat berbentuk tabung yang dipasang pada bagian tubuh
manusia untuk mengalirkan, mengumpulkan dan mengeluarkan urin dari kandung kemih.
Terdapat beberapa kateter yang digunakan, sebagai berikut.1
1.
2.
3.
4.
oleh dokter urologi dalam kamar operasi sebagai tindakan bedah minor.1
Kateter kondom
Kateter yang paling sering digunakan untuk laki-laki usia tua dengan dementia. Tidak
terdapat selang yang dimasukkan ke dalam penis, melainkan digunakan sejenis kondom
yang digunakan untuk menutupi penis. Terdapat selang yang menghubungkan kondom
tersebut ke urine bag. Kondom tersebut harus diganti setiap hari2
JENIS KATETER
1. One-way catheter1
Kateter hanya memiliki satu saluran untuk drainase, tidak memiliki balon dan
tersedia dalam versi coated dan versi uncoated. Kateter ini sering disebut sebagai kateter
straight. Jenis kateter tidak dimaksudkan untuk tetap berada di kandung kemih untuk
jangka waktu yang panjang tapi digunakan untuk:
a.
kateterisasi intermiten dan koleksi perwakilan urin kandung kemih
b.
Menangani striktur uretra
c.
Pemasukkan obat (Luer-lock)
d.
Investigasi urodynamic dan lainnya
e.
Kateterisasi suprapubik tanpa balon
Foley balon kateter; mirip dengan yang digunakan untuk uretra kateterisasi.
Kateter tanpa balon; membutuhkan jahitan untuk mengamankan di tempat.
Foley balon kateter dengan ujung terbuka.1
Ukuran diameter kateter diukur dalam Charrire (Ch atau CH) juga dikenal
sebagai Gauge Perancis (F, Fr atau FG) dan menunjukkan diameter eksternal. 1 mm = 3
Ch dan ukuran berkisar dari Ch 6 sampai 30.1
Di indonesia, pemakaian kateter menggunakan satuan Fr terutama untuk Folley
kateter. Fr merupakan satuan untuk menentukan diameter kateter yang akan digunakan.
Fr (gauge France) menunjukkan diameter dalam satuan mm, dimana 1 Fr = 1/3 mm atau
3 Fr= 1 mm. Diameter yang digunakan indonesia berkisar 5Fr, 6fr, 8fr 10fr, 12fr, 14fr,
16fr, 18fr, 20fr, 22fr, 24fr, 26fr. Semakin tinggi nomor kateter, maka semakin besar
diameter kateter. Oleh karena 1 Fr = 1/3 mm maka jika ukuran kateter adalah 24 Fr maka
ukuran diameter sebenarnya adalah 8 mm.
1. Kateterisasi anak3
Untuk kateterisasi anak, ukuran yang bisa dipakai adalah 5, 6, 8, 10Fr. atau lebih
2. Kateterisasi pria3
Pada pria, biasa digunakan kateter dengan ukuran 18Fr.
Pada laki-laki akan sangat membantu untuk menggunakan Urojet (jarum suntik
diameter terbesar yang dapat dengan aman dimasukkan. (22Fr atau 24Fr)
Kateter harus melekat pada paha atas bagian dalam dengan pelekat untuk
meminimalkan ketidaknyamanan dan mencegah kateter ditarik keluar masuk.
3. Kateterisasi Perempuan:3
Kateter pada wanita dapat digunakan sesuai dengan umur pasien yaitu 12fr.,
14Fr.or 16Fr
Posisi adalah penting untuk memvisualisasikan uretra pada wanita.
Jika pasien dengan hematuria gross gunakan Three-way catheter yang lebih besar
Ukuran 22 Fr untuk irigasi terus menerus kandung kemih (CBI), kecuali ditentukan
lain oleh dokter
PROSEDUR KATETERISASI
1. Perempuan3,5
a. Tempatkan pasien dalam posisi terlentang dengan lutut tertekuk dan dipisahkan dan
kaki datar di tempat tidur, sekitar 60 cm. Jika posisi ini tidak nyaman, anjurkan
pasien baik untuk melenturkan hanya satu lutut dan menjaga kaki lainnya datar di
tempat tidur, atau kakinya terpisah sejauh mungkin. Sebuah posisi lateral dapat juga
digunakan untuk pasien tua atau cacat.
b. Dengan jari jempol, tengah dan telunjuk tangan non-dominan, memisahkan labia
majora dan labia minora. Tarik sedikit ke atas untuk menemukan meatus urethra.
Pertahankan posisi ini untuk menghindari kontaminasi selama prosedur.
c. Dengan tangan dominan Anda, membersihkan meatus urethra, menggunakan
d.
e.
f.
g.
kateter urerthra
Lebih disarankan pada pasien dengan kebutuhan khusus seperti pengguna kursi roda,
tidak licin, dan kemungkinan adanya reaksi alergi. Seseorang dapat memiliki
reaksi yang berbeda terhadap latex bahkan dapat menyebabkan urethritis atau
DAFTAR PUSTAKA
1. Geng V, dkk. Catheterisation, Indwelling catheters in adults, Urethral and Suprapubic.
European Association of Urology. 2012
2. Zieve
A,
dkk.
Urinary
catheters.
Available
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003981.htm.
Januari 2015
3. Rebeo
L.
Urinary
Catheterization.
Accessed
Available
from
on
28
from
http://meds.queensu.ca/central/assets/modules/ts-urinary-catheterization/index.html.
Accessed on 28 Januari 2015
4. Thomsen TW, Setnik GS. Male Urethral Catheterization. N Engl J Med
2006;354:e22.
5. Shlamovitz GZ.
Urethral
Catheterization
in
Women.
Available
from