Anda di halaman 1dari 10

Tugas 1

Dasar Teknik Tenaga Listrik

Oleh :
A.A. Bagus Rama Windhu Putra 1404405005

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

Besaran Besaran Listrik


1. Arus Listrik (A)
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektronelektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat
diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan
sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere seperti di dalam
jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada
petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik
adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan
resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere
didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar
2 x 10-7 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang
dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Untuk arus yang konstan, besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:

di mana

adalah arus listrik,

adalah muatan listrik, dan adalah waktu (time).

Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:

Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang
waktu 0 hingga melalui integrasi.

Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena baik muatan
maupun waktu merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik
dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah
tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi vektor. Pada diagram di atas
ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua
percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir
keluar
haruslah
sama
dengan
arus
listrik
yang
mengalir
ke
dalam sehingga
. Panah arus
sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.

hanya

menunjukkan

arah

aliran

2. Gaya Gerak Listrik (V)


Definisi gaya gerak listrik adalah beda potensial antara ujung-ujung penghantar sebelum
dialiri arus listrik. Gaya gerak listrik disingkat dengan GGL, dengan satuan volt.
Gaya gerak listrik merupakan energy yang diberikan pada setiap muatan listrik untuk
bergerak antara dua kutub baterai atau generator. Sebuah electron-elektron bermuatan e yang
bergerak dari kutub negative ke kutub positif melalui konduktor di luar baterai dengan gaya
gerak listrik sebesar V, akan mendapat energy sebesar e x V joule.
Pada dasarnya sumber GGL itu segala jenis alat yang muatan positif ama negatifnya terpisah.
Kedua ujung dari alat tersebut di sebut terminal. Muatan positif ya numpuknya di terminal
positif, sementara muatan negatif, tentunya di terminal negatif.
3. Tegangan (v)
Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara
dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur
energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam
sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan
listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi
tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat
bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik
konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan
rendah.
4. Resistansi ()
Hambatan atau Resistensi adalah kemampuan suatu benda untuk menahan aliran arus listrik.
Dalam suatu sirkuit, arus listrik dari power suplay tidak sepenuhnya dapat digunakan secara
bebas. Terkadang arus listrik tersebut harus di hambat untuk memperoleh efek tertentu pada
sirkuit. Dalam suatu hambatan atom-atom nya akan bertumbukan dengan elektron-elektron
sehingga laju dan kecepatan elektron menjadi berkurang. Karena kuat arus biasanya di hitung
berdasarkan banyak dan kecepatan elektronnya, maka ketika jumlah elekron dan
kecepatannya berkurang otomatis berkurang pula kekuatan arus yang mengalir dalam suatu
hambatan.
Setiap Konduktor mempunyai hambatan. Ketebalan suatu konduktor menentukan besarkecilnya hambatan yang dimilikinya. Konduktor yang tebal memiliki hambatan yang kecil.
Kawat yang tebal mempunyai penampang lintang yang lebih lebar, sehingga mengandung
lebih banyak elektron. Sebaliknya, konduktor yang panjang, memiliki hambatan yang besar.
Ini dikarenakan semakin panjang suatu konduktor semakin banyak pula atom-atom yang akan
menghadang gerak elektron bebasnya sehingga arus listrik yang dialirkan akan berkurang.
Alat yang digunakan untuk menghambat arus listrik disebut resistor.
Adalah merupakan perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik
(misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Rumusnya adalah sebagai berikut :

R=V/I
R : Hambatan
V : Tegangan
I : Arus listrik
5. Muatan Listrik (Q)
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami
gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol Q sering
digunakan untuk menggambarkan muatan. Sistem Satuan Internasional dari satuan Q adalah
coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh
materi baik itu berupa proton (muatan positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan
listrik total suatu atom atau materi ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron.
Sementara atom yang kelebihan elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan
tergantung dari kelebihan atau kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom
merupakan kelipatan dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama
dengan jumlah elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak
bermuatan).
6. Kapasitansi (F)
Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau
dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari
piranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan
di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan Q, dan V adalah tegangan listrik antar
lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:

C adalah kapasitansi yang diukur dalam Farad


Q adalah muatan yang diukur dalam coulomb
V adalah voltase yang diukur dalam volt
Unit SI dari kapasitansi adalah farad; 1 farad = 1 coulomb per volt.

7. Kuat Medan Listrik (v/m)


Kuat medan listrik Adalah vektor gaya Coulumb yang bekerja pada satu satuan muatan yang
kita letakkan pada suatu titik dalam medan gaya.

q
E
r

Benda bermuatan listrik Q diletakkan benda uji bermuatan q berjarak r maka besar kuat meda
listrik di titik benda uji adalah gaya listrik yang ditimbulkan benda bermuatan di bagi muatan
uji .

E = medaN listrik (N/C)


Q = muatan benda ( C)
q = muatan uji ( C)
r = jarak dan benda (m)
F = gaya ( N )

8. Kerapatan fluk listrik (C/m2)


Fluks listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah garis gaya yang menembus permukaan yang
saling tegak lurus. Dengan demikian muatan satu coulomb menimbulkan fluks listrik satu
coulomb. Maka
medan vector.

Jika fluks adalah besar scalar, maka kerapatan fluksi listrik adalah

D adalah medan vektor baru yang tidak tergantung pada medium dan dapat didefinisikan:

Didefinisikan fluks listrik dalam D sebagai:

Dalam satuan SI, satu garis fluks listrik berawal dari +1C dan berakhir pada -1C sehingga
dapat diukur dalam coulomb. Maka dari itu, medan vector adalah D disebut kerapatan fluksi

listrik. Rumus untuk E yang diturunkan dari hokum coulomb dapat digunakan untuk
menghitung D dengan cara mengalihkan rumus tersebut dengan

Untuk muatan tak-terhingga:

Untuk distribusi muatan volume:

Dari persamaan muatan tak terhingga dan volume terlihat bahwa D merupakan fungsi dari
muatan dan tidak bergantung pada medium.
9. Permittivity (F/m)
Sifat dielektrik suatu mcdium ditentukan olch harga konstanta dielektrik, atau permitivitas
dielektrik. dari medium tersebut. Perrnitivitas dielektrik suatu medium dalam sistem
satuan Standard Intemasional (S.I) skala besar mempergunalcan satuan farad per meter
(F/m). Pengenian fisis pennitivitas dielektrik suatu medium menunjukkan ukuran
kemarnpuan suatu medium atau suatu bahan untuk meredam intensita.s medan listrik yang
melalui medium itu. dan besaran ini dinyaiakan dcngan simbol e, menyatalcan kcmampuan
mcdium untuk mcrcdam intensitas mcdan listrik relatif terhadap ruang vakum, sehingga
didefinisikan:
e = eoe,
di mana e o = permitivitas dielektrik ruang vakum atau udara bebas
= 8,854 x 10-12 F/m
er = permitivitas relatif suatu medium (tidak memiliki dimensi).
Sualu bahan yang tidak isotrop yaitu bahan yang mcmiliki sifat dielcktrik yang berbeda untuk
arah yang berbeda, misalnya memiliki koefisien-koefisien dielektrik relatif e r1.
Untuk menghindarkan kcbingungan maka scbaiknya gunakan notasi e 1 r untuk
menyaiakan permitivitas relatif medium pertama, e 2r untuk menyatakan permitivitas relatif
medium ke dua, dan e 3r untuk menyatakan permitivitas relatif medium ke tiga.
10. Kuat Medan Magnet

Medan magnet adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik
(arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak
lainnya. (Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan
putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik; inilah yang
menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet
adalah medan vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang
dapat berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan arah jarum
kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.
11. Fluk Magnet
Fluks magnetik (sering disimbolkan m), adalah ukuran atau jumlah medan magnet B yang
melewati luas penampang tertentu, misalnya kumparan kawat (hal ini sering pula disebut
"kerapatan
medan
magnet").
Satuan
fluks
magnetik
dalam Satuan
Internasional adalah weber (Wb) (Weber merupakan satuan turunan dari volt-detik). Sedang
satuan menggunakan sistem CGS adalah maxwell.
Fluks magnetik yang melalui bidang tertentu sebanding dengan jumlah medan magnet yang
melalui bidang tersebut. Jumlah ini termasuk pengurangan atas medan magnet yang
berlawanan arah. Jika medan magnet seragam melalui bidang dengan tegak lurus, nilai fluks
magnetik didapat dari perkalian antara medan magnet dan luas bidang yang dilaluinya. Fluks
magnetik yang datang dengan sudut tertentu diperoleh menggunakan perkalian titik antara
medan magnet dan vektor luas a.
(B medan magnet seragam melalui bidang datar)

diamana adalah sudut datang B menurut vektor a (vektor a adalah vektor normal, yaitu
tegak lurus dengan bidang).
Umumnya, fluks magnetik yang melalui bidang S dinyatakan sebagai integral dari medan
magnet atas luas bidang.

dimana

adalah fluks magnetik, B adalah medan magnet, S adalah luas bidang, tanda " "

menunjukkan operasi perkalian titik, dan dS adalah vektor infinitesimal (kecil tak berhingga),
yang magnitudonya adalah elemen luas diferensial dari S, yang arahnya adalah tegak lurus
bidang.
Fluks magnetik biasanya diukur dengan fluksmeter. Alat ini berisi kumparan dan rangkaian
yang mampu menghitung fluks magnetik berdasarkan pada perubahan tegangan yang
disebabkan oleh perubahan medan magnet yang melalui kumparan di dalam alat ini.

- Fluks magnetik yang melalui bidang tertutup


Hukum Gauss untuk magnetisme, yang merupakan satu dari empat Persamaan Maxwell,
menyatakan bahwa jumlah fluks magnetik yang melalui bidang tertutup sama dengan nol.
("bidang tertutup" adalah bidang yang melingkupi suatu ruang tanpa celah.)
Dengan kata lain, hukum Gauss untuk magnetisme menyatakan:

untuk setiap bidang tertutup S.

- Fluks magnetik yang melalui bidang terbuka


Jika fluks magnetik yang melalui bidang terututp selalu berjumlah nol, fluks magnetik yang
melalui bidang terbuka tidak selalu nol dan nilai ini sangat penting dalam teori
elektromagnetisme. Contohnya, perubahan fluks magnetik yang melalui kumparan kawat
akan menimbulkan Gaya gerak listrik (GGL), yang kemudian menyebabkan adanya arus
listrik, dalam kumparan. Perhitungannya diberikan melalui Hukum Faraday:

dimana:
adalah GGL,
m adalah fluks yang melewati bidang terbuka yang dibatasi oleh kurva (t),
(t) adalah kurva tertutup yang berubah sejalan dengan waktu; GGL timbul disekitar kurva
ini, dan merupakan batas bidang dimana m berada,
d adalah elemen vektor infinitesimal dari kurva (t),
v adalah kecepatan dalam d,
E adalah medan listrik,
B adalah medan magnet.
GGL yang timbul dalam persamaan diatas ditentukan dengan dua cara: pertama, sebagai
jumlah usaha yang dilakukan tiap satuan muatan untuk melawan Gaya Lorentz supaya
muatan dapat (cenderung) bergerak sepanjang kurva (t), dan kedua, sebagai fluks magnetik
yang melalui bidang terbuka (t).
Persamaan ini merupakan prinsip dasar pembuatan generator listrik.
12. Induktansi

Konstanta kesebandingan yang menghubungkan kedua besaran ini (tegangan dan perubahan
arus) adalah apa yang kini dikenal sebagai induktansi, yang dilambangkan sebagai L.
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya potensial
listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini
disebut sebagai induktasi sendiri. Satuan induktansi dalam satuan internasional adalah henry
(H). Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik.
13. Permeabilitas
Permeabilitas adalah ukuran kemampuan bahan untuk membentuk medan magnet di
dalamnya. Hal ini didefinisikan sebagai rasio antara kerapatan medan magnet (B) dalam
media dan kuat medan magnet luar (H). Ini adalah sifat penting ketika mempertimbangkan
sifat magnetik material.
=B/H
Satuan SI Permeabilitas adalah Henry per meter (Hm-1). Permeabilitas adalah besaran skalar.
Permeabilitas juga dapat digambarkan sebagai induktansi per satuan panjang. Ini
menggambarkan jumlah fluks magnetik dibuat dalam media ketika medan magnet eksternal
diterapkan. Jika fluks dibuat mendukung bidang eksternal, dikenal sebagai paramagnetisme.
Jika fluks menentang bidang eksternal, maka disebut diamagnetisme.

Permeabilitas dalam ruang bebas (vakum) adalah mungkin permeabilitas terendah, dan nilainilainya adalah 1,2566 10-6 Hm-1 atau NA-2. Demikian juga dalam permitivitas, akan lebih
mudah untuk menentukan permeabilitas relatif. Pernyataan untuk permeabilitas relatif adalah
sebagai berikut:
r = / 0
14. Torsi

Torsi atau momen gaya adalah hasil kali antara gaya F dan lengan momennya. Torsi
dilambangkan dengan lambang

Torsi juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam lever. Informalnya, torsi
dapat
dipikir
sebagai gaya
rotasional.
Analog
rotational
dari gaya, masa,
dan percepatan adalah torsi, momen inersia dan percepatan angular. Gaya yang bekerja pada
lever, dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi. Contohnya, gaya dari
tiga newton bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan torsi yang sama
dengan satu newton bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa
gaya dalam sebuah sudut pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Lebih umumnya,
seseorang dapat mendefinisikan torsi sebagaiperkalian silang:

di mana
r adalah vektor dari axis putaran ke titik di mana gaya bekerja
F adalah vektor gaya.
Satuan dari torsi adalah Nm (Newton meter).

Anda mungkin juga menyukai