Anda di halaman 1dari 8

PENENTUAN KANDUNGAN BESI DALAM CONTOH MAKANAN MENGGUNAKAN

GRAPHITE FURNACE ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY DALAM UJI


PROFISIENSI FNRI-DOST

Harry Budiman1, Fransiska Sri Herwahyu Krismastuti2, Nuryatini3


1,2,3
Pusat Penelitian Kimia-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Banten 15314
Email: harry.budiman@lipi.go.id, atomic_chem@yahoo.com

ABSTRAK
Laboratorium Pusat Penelitian Kimia-LIPI sebagai laboratorium penguji yang
terakreditasi menurut ISO/IEC 17025 telah ikut berpartisipasi dalam uji profisiensi untuk
penentuan kandungan besi (Fe) dalam contoh makanan khususnya contoh tonic food
drink, yang diselenggarakan oleh Food and Nutrition Research Institute-Department of
Science and Technology (FNRI-DOST), Filipina. Contoh Tonic food drink dipreparasi
dengan metoda destruksi kering. Kandungan Fe dalam contoh tonic food drink ditentukan
dengan menggunakan metode graphite furnace atomic absorption spectrometry. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa kandungan Fe dalam contoh tonic food drink adalah 11.39
mg/100g dengan ketidakpastian pengukurannya adalah 3.56 mg/100g (11.39 ± 3.56
mg/100g). Hasil ini dikategorikan memuaskan dalam uji profisiensi FNRI-DOST untuk
penentuan kandungan Fe dalam contoh tonic food drink yang diikuti oleh 33 laboratorium
dari Asia Tenggara dan Australia, dimana nilai konsensus untuk kandungan Fe dalam
contoh adalah 12.64 mg/100g, dan rentang nilai memuaskan yaitu 10.12-15.16 mg/100g.
Kata kunci: besi, akreditasi, pengujian, uji profisiensi, atomic absorption spectrometry.

PENDAHULUAN penggunaan bahan acuan merupakan dua


Dalam pasar internasional dan era prosedur quality assurance yang menjadi syarat
globalisasi saat ini, laboratorium penguji dan lainnya dalam standar ISO/IEC 17025 bagi
laboratorium kalibrasi dituntut harus memberikan laboratorium terakreditasi. Dengan uji
hasil pengukuran dengan tingkat kepercayaan profisiensi, laboratorium penguji dapat
(validitas) yang tinggi dan dapat diterima secara membandingkan hasil analisa pengujiannya
internasional. Berdasarkan ISO/IEC 17025: dengan laboratorium penguji yang lain, dan
General Requirements for the Competence of menunjukkan validitas, reliabilitas dari uji yang
Calibration and Testing Laboratories, dilakukan. Sedangkan penggunaan bahan acuan
laboratorium dalam melakukan suatu pengukuran dalam pengujian menunjukkan bahwa
harus memenuhi syarat antara lain menggunakan laboratorium melakukan pengukuran/pengujian
metode yang tervalidasi, menggunakan prosedur yang tertelusur ke standar nasional ataupun
internal quality control, dan dapat menunjukkan internasional. Hasil dari uji profisiensi dapat
ketidakpastian dari pengukuran tersebut. digunakan untuk memeriksa kemampuan suatu
Disamping itu, partisipasi laboratorium penguji laboratorium dalam melakukan pengujian sesuai
secara berkala dalam uji profisensi dan dengan kompetensinya dan membantu
laboratorium dalam pengajuan akreditasi terkareditasi menurut ISO/IEC 17025 dengan
laboratorium berdasarkan ISO/IEC 17025 atau ruang lingkup akreditasi yaitu pengujian logam
1,2,3,4
proses perpanjangan akreditasi . berat kadmium (Cd), timbal (Pb), seng (Zn), besi
Secara definisi, uji profisiensi dapat (Fe) dan tembaga (Cu) dalam contoh makanan.
diartikan sebagai evaluasi kinerja laboratorium Oleh karena itu, Laboratorium Pusat Penelitian
dalam suatu pengukuran menurut uji banding Kimia-LIPI berpartisipasi dalam uji prosiensi
antar laboratorium. Sementara itu, uji banding untuk penentuan kandungan Fe dalam contoh
antar laboratorium yaitu evaluasi kinerja dua makanan khususnya contoh tonic food drink,
laboratorium atau lebih dalam melakukan suatu yang diselenggarakan oleh Food and Nutrition
uji atau pengukuran pada contoh yang sama Research Institute-Department of Science and
menurut kondisi-kondisi yang telah ditetapkan Technology (FNRI-DOST), Filipina. Uji
sebelumnya. Adapun manfaat yang diperoleh profisiensi FNRI-DOST ini diikuti oleh 31
oleh laboratorium yang berpartisipasi dalam uji laboratorium penguji dari empat Negara ASEAN
profisiensi yaitu (Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Thailand) dan
• Dapat mengevaluasi dan meninjau kinerja 2 laboratorium dari Australia1.
laboratorium dalam suatu uji atau
pengukuran. PERCOBAAN
• Dapat mengidentifikasi masalah dalam Bahan
pengujian misalnya kinerja personel, Bahan kimia yang digunakan adalah
kalibrasi instrumen dan indikasi dari suatu bahan dengan grade pro analysis dan diperoleh
tindakan perbaikan. dari MERCK. NANOpure deionized water (17.8
• Dapat menentukan efisiensi dan MΩcm, Barnstead) digunakan untuk membuat
komparabilitas metode pengukuran baru dan semua larutan yang dibutuhkan. Asam nitrat
meninjau kembali metode yang sudah baku. encer dengan konsentrasi 6 M; 0,1 M; dan 0,01%

• Dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan digunakan untuk mempreparasi contoh tonic food

pada laboratorium. drink. Larutan standar kalibrasi Fe dibuat dengan

• Dapat mengidentifikasi perbedaan dalam cara mengencerkan larutan titrisol Fe, 1000 ±

hasil uji antara laboratorium. 0.002 mg/L.

• Dapat melakukan validasi metode dengan


menggunakan studi reliabilitas dan Alat

keakuratan. Hotplate Cymarec 2 and muffle furnace


Sibata digunakan dalam preparasi contoh tonic
• Dapat menentukan besarnya nilai suatu analit
food drink dengan metode destruksi kering.
dalam material untuk menghasilkan bahan
Graphite furnace atomic absorption spectrometry
acuan (reference material)5.
(graphite furnace-AAS) SpectrAA-880 Zeeman
Laboratorium Pusat Penelitian Kimia-
Varian digunakan untuk menentukan dan
LIPI merupakan laboratorium pengujian yang
mengukur kandungan Fe di dalam contoh.
Adapun kondisi graphite furnace untuk proses dibiarkan mendingin. Abu contoh dibasahi
atomisasi contoh untuk pengukuran Fe adalah dengan 1-3 mL air dan diuapkan di atas hotplate.
Tabel 1. Kondisi graphite furnace pada Cawan dimasukkan kembali ke dalam furnace
pengukuran Fe. pada suhu yang diatur sama dengan kondisi
pengabuan pertama. Prosedur ini dilakukan
Tahap Suhu Waktu Kecepatan berulang-ulang hingga contoh seluruhnya
Furnace (detik) Alir membentuk abu, abu yang terbentuk harus
(○C) Gas Ar berwarna putih atau abu-abu.
(L/menit) Tahap pelarutan. Abu contoh dilarutkan dengan 5
1 85 5 3 mL larutan 6 M HCl, lalu diuapkan di atas
2 95 40 3 hotplate. Residu yang terbentuk dilarutkan
3 400 10 3 dengan 10-30 mL larutan 0.1 M HNO3.
4 800 5 3 Kemudian larutan dipindahkan ke dalam labu

5 800 5 3 ukur 50 mL dan diencerkan dengan larutan

6 800 2 0 0.01% HNO3 hingga tanda batas.

7 2300 1.1 0 Preparasi terhadap contoh di atas dilakukan

8 2300 2 0 replikasi sebanyak 2 kali.

9 2300 2 3
Pengukuran kandungan Fe dengan graphite
furnace-AAS
Absorban dari larutan contoh diukur pada
Metode
panjang gelombang untuk Fe 372 nm dengan
Preparasi contoh
menggunakan graphite furnace-AAS. Pengukuran
Contoh tonic food drink dipreparasi
absorban dilakukan dengan replikasi sebanyak 3
dengan metode destruksi kering yang mengacu
kali. Rata-rata absorban dari larutan contoh
pada AOAC Official Method 999.11 6.
diplotkan terhadap kurva kalibrasi absorban
Tahap pengeringan. Sebanyak 5 g contoh
versus larutan standar Fe (0, 50, 60, 70, 90 µg/L)
ditimbang dalam cawan dan dipanaskan di atas
untuk mendapatkan nilai konsentrasi Fe dalam
hotplate pada suhu 100○C sampai contoh
contoh.
mengarang.
Tahap pengabuan. Cawan berisi contoh
dimasukkan ke dalam furnace, dengan suhu awal
HASIL DAN DISKUSI
tidak melebihi 100○C dan suhu furnace dinaikkan
Setiap laboratorium yang berpartisipasi
perlahan-lahan hingga mencapai suhu 450○C
dalam uji profisiensi akan mendapatkan kode
dengan kecepatan kenaikan suhu 50°C/jam.
laboratorium dan kode contoh masing-masing
Contoh diabukan selama 8 jam atau semalaman.
dari penyelenggara uji profisiensi, dalam hal ini
Kemudian cawan dikeluarkan dari furnace dan
yaitu Food and Nutrition Research Institute-
Department of Science and Technology (FNRI- dengan metode destruksi kering menurut AOAC
DOST). Kode laboratorium untuk laboratorium Official Method 999.11 lalu dianalisis dengan
Pusat Penelitian Kimia-LIPI dalam uji profisiensi metode AAS. Hasil pengukuran dengan graphite
ini adalah 38 dan kode contoh tonic food drink furnace-AAS menunjukkan kandungan Fe dalam
yang diterima adalah 183. Contoh tonic food contoh tonic food drink adalah 11.39 mg/100g
drink yang diterima sebelum mulai dianalisis dengan ketidakpastian pengukuran ± 3.56
disimpan dalam freezer untuk keperluan mg/100g pada tingkat kepercayaan 95% (k=2)
pengawetan. Contoh ini kemudian dipreparasi seperti yang terlihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Fe dalam contoh dengan graphite furnace-AAS

Ketidakpastian
Contoh
Pengukuran
ANALIT
Replikasi Replikasi Ketidakpastian Faktor
Rata-rata
1 2 Diperluas (+) Coverage (k)
Besi (Fe) (mg/100g) 11.53 11.24 11.39 3.56 2

Data hasil uji dari Laboratorium Pusat range (IQR), normalisasi interquartile range
Penelitian Kimia-LIPI ini digabungkan dengan (NIQR), nilai terkecil, nilai terbesar, robust
data hasil uji dari 32 laboratorium lainnya. koefisien varian, nilai konsensus beserta
Selanjutnya data-data ini diolah dengan ketidakpastian pengukurannya, dan standar
menggunakan metoda statistik sehingga deviasi untuk evaluasi profisiensi, dapat dilihat
diperoleh rata-rata, median, Q1, Q3, interquartile pada Tabel 3.

Tabel 3. Data statistik untuk Uji FNRI-DOST Fe dalam contoh tonic food drink
Parameter Statistik Nilai
Jumlah Lab (N) 33
Rata-rata 13.24 mg/100g
Median 12.78 mg/100g
Q1 11.27 mg/100g
Q3 14.08 mg/100g
IQR 2.81
NIQR 2.08
Nilai Terkecil 0.01 mg/100g
Nilai Terbesar 31.52 mg/100g
Robust CV 16.30 %
Nilai Konsensus (X) 12.64 mg/100g
Ketidakpastian nilai consensus (µX) 0.65 mg/100g
Standar Deviasi untuk evaluasi Profisiensi (σP) 1.26 mg/100g

Nilai konsensus Fe dalam contoh sebesar diterima di antara laboratorium dapat ditentukan
12.64 mg/100g pada tabel 3 menunjukkan nilai dimana laboratorium dikategorikan inlayer
perkiraan terbaik dari nilai konsentrasi Fe apabila nilai hasil ujinya berada pada rentang
sebenarnya di dalam contoh. Pada uji profisiensi X±2σP yaitu 10.12-15.16 mg/100g, seperti
ini, standar deviasi untuk evaluasi profisiensi (σP) terlihat pada Gambar 1. Sedangkan laboratorium
dihitung menggunakan robust CV pada uji dikategorikan outlayer apabila nilai hasil ujinya
profisiensi sebelumnya yaitu 10% dikalikan berada diluar nilai X±3σP yaitu < 8.86 mg/100g
dengan nilai konsensus Fe sehingga didapat nilai dan >16.42 mg/100g, seperti terlihat pada
1.26 mg/100g. Standar deviasi untuk evaluasi Gambar 1. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa
profisiensi (σP) merupakan parameter yang hasil uji Fe laboratorium 38 yaitu 11.39 mg/100g
digunakan untuk menggambarkan skala deviasi dikategorikan inlayer karena nilainya berada pada
hasil uji laboratorium dari nilai konsensus (X). rentang X± 2σp.
Dengan parameter σP, rentang nilai hasil uji yang

Duplikasi 2

Rata-rata

Duplikasi 1

PP Kimia-LIPI

Gambar 1. Boxplot hasil duplikasi untuk uji profisiensi FNRI-DOST Fe dalam contoh tonic food drink

Grafik boxplot pada Gambar 1 menggambarkan kotak dan garis horisontal di tengah-tengah kotak
juga hasil duplikasi dan rata-rata uji dari setiap menunjukkan nilai rata-rata uji. Pengujian Fe
laboratorium. Hasil duplikasi uji ditunjukkan dalam contoh yang dilakukan oleh laboratorium
dengan garis dasar (nilai duplikasi lebih kecil) 38 mempunyai kesalahan sistematik dan
dan garis atas (nilai duplikasi lebih tinggi) pada
kesalahan acak relatif kecil. Hal ini diindikasikan • Kategori kinerja memuaskan, Iz-scoreI ≤2.
dengan • Kategori kinerja meragukan, 2<Iz-scoreI<3.
1. garis tengah pada kotak untuk laboratorium • Kategori kinerja tidak memuaskan, Iz-
38 berada di rentang X±2σP pada Gambar 1, scoreI≥3.
artinya nilai rata-rata uji berada pada rentang z-score antara laboratorium dihitung
nilai yang diterima (inlayer). Kesalahan menggunakan rumus dibawah ini
sistematik berhubungan dengan keakuratan
dari suatu pengujian, ditimbulkan oleh
metode yang salah atau kesalahan personil. Dimana
2. tinggi kotak untuk laboratorium 38 yang x: hasil uji dari laboratorium
kecil pada Gambar 1, artinya keterdekatan X: nilai konsensus
nilai duplikasinya sangat dekat sekali. σP: standar deviasi untuk evaluasi profisiensi
Kesalahan acak berhubungan dengan presisi Dengan memasukkan nilai parameter-parameter
pada suatu pengujian biasanya ditimbulkan yang terdapat di Tabel 2 dan Tabel 3 pada
oleh keterbatasan instrumen atau persamaan di atas, z-score antar laboratorium
ketidakmampuan dari operator untuk untuk laboratorium 38 dapat dihitung. Hasil Iz-
melakukan pengukuran pada kondisi yang scoreI untuk laboratorium 38 adalah 0.99 dimana
sama. Iz-scoreI ≤2, seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Evaluasi kinerja laboratorium dalam uji Nilai ini menunjukkan bahwa kinerja
profisiensi FNRI-DOST Fe dalam tonic food laboratorium Pusat peneltian Kimia-LIPI dalam
drink dilakukan pula melalui penilaian z-score uji profisiensi FNRI-DOST Fe dalam tonic food
antar laboratorium (between-laboratory z-score). drink dikategorikan memuaskan.
Ada 3 kategori penilaian z-score yaitu

PP Kimia-LIPI

Gambar 2. Grafik z-score antar laboratorium pada uji profisiensi FNRI-DOST Fe dalam contoh tonic
food drink
Laboratorium dengan kinerja yang tidak menunjukkan nilai ketidakpastian pengukuran
memuaskan dapat dengan mudah diidentifikasi laboratorium 38 untuk penentuan Fe dalam tonic
melalui Gambar plot z-score antar laboratorium food drink memotong daerah X±2µX, artinya
pada Gambar 2. Dari 33 laboratorium yang laboratorium Pusat Penelitian Kimia-LIPI telah
berpartisipasi dalam uji profisiensi Fe dalam melakukan perhitungan ketidakpastian
tonic food drink, sebanyak 23 laboratorium pengukuran dari penentuan Fe secara valid
(69.7%) dikategorikan kinerja memuaskan, 3 dimana telah memperhitungkan seluruh sumber
laboratorium (9.0%) yaitu 2, 10, 35 dikategorikan ketidakpastian dengan benar terutama sumber
kinerja meragukan, dan 7 laboratorium (21.2%) ketidakpastian yang berkontribusi besar dalam
yaitu 3, 6, 14, 21, 44, 46, 47 dikategorikan pengujian (major). Laboratorium dengan nilai
kinerja tidak memuaskan. ketidakpastian pengukurannya yang tidak
Apabila nilai ketidakpastian pengukuran menyinggung daerah X±2µX seperti laboratorium
dari tiap laboratorium diikutsertakan ke dalam 14 mengindikasikan bahwa laboratorium tersebut
pertimbangan evaluasi uji profisiensi ini maka belum dengan valid menghitung ketidakpastian
grafik hasil uji tiap laboratorium beserta dengan pengukurannya karena belum teridentifikasinya
ketidakpastian pengukurannya dapat dilihat pada sumber ketidakpastian major ataupun salah dalam
Gambar 3. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa mengestimasi sumber-sumber ketidakpastian.
hasil uji laboratorium 38 (11.39 ± 3.56 mg/100g) Sebagai konsekuensinya, laboratorium ini harus
berada pada rentang nilai konsensus ± ketidak mengevaluasi kembali prosedur pengujian yang
pastian pengukuran diperluas dari nilai konsensus dilakukan dalam upaya menjabarkan sumber-
(X±2µX) yaitu rentang nilai 11.34-13.94 sumber ketidakpastian yang berkontribusi besar
mg/100g. Selain itu, garis vertikalnya yang dalam pengujian.

Gambar 3. Grafik hasil uji beserta nilai ketidakpastian pengukuran pada uji profisiensi FNRI-DOST
Fe dalam contoh tonic food drink.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Pusat Penelitian Kimia- 1. Portugal, T.R., Urdabe, M.A., Rosales, J. DC.,
LIPI telah menunjukkan kinerja memuaskan Bisonaya, M.V., and Soliven, J.O., FNRI-
dalam uji profisiensi FNRI-DOST untuk DOST Proficiency Test Report No. 02 Round
penentuan Fe dalam contoh tonic food drink 2 Powdered Tonic Food Drink: Proxmates
dimana hasil uji Fe dalam contoh dengan (Moisture, Fat, Protein, and Ash) and
menggunakan metode graphite furnace-AAS Minerals (Iron, Calcium, and Sodium), 2008,
yaitu 11.39 mg/100g dengan ketidakpastian Food and Nutrition Research Institute
pengukurannya adalah 3.56 mg/100g (11.39 ± Department of Science and technology,
3.56 mg/100g). Nilai konsensus uji profisiensi Philippines.
FNRI-DOST untuk kandungan Fe dalam contoh 2. Singh,S., Arora, M., and Ramkishore,
tonic food drink adalah 12.64 mg/100g, dan MAPAN-J. Metrology. Soc. of India, 2007,
rentang nilai memuaskan yaitu 10.12-15.16 22 (4), 263-268.
mg/100g. Dari 33 laboratorium yang 3. Chandrasekaran, K., Mokhtar, N., and
berpartisipasi dalam uji profisiensi FNRI-DOST Arunachalam, J., MAPAN-J. Metrology. Soc.
untuk penentuan Fe dalam contoh tonic food of India, 2007, 22 (1), 45-50.
drink, sebanyak 23 laboratorium dikategorikan 4. Anonymous, KAN Proficiency Testing
kinerja memuaskan, 3 laboratorium dikategorikan Policies, 2004, Komite Akreditasi Nasional
kinerja meragukan, dan 7 laboratorium (KAN), Jakarta.
dikategorikan kinerja tidak memuaskan. 5. Ferrand, D., and Reiff, J.M., Proficiency
Testing by Inter-Laboratory Comparisons,
UCAPAN TERIMA KASIH 2008, Offices Luxembourgeois
Penulis mengucapkan terimakasih atas D’accreditation Et De Survailance,
bantuan, waktu dan dukungannya dari Eli Luxemburg.
Susilawati dan Yenni Apriliany Devy. 6. Horwitz, W., Official Methods of Analysis of
AOAC International: Food Composition,
Additives, Natural Contaminants, 17th edition,
2000, vol 2, AOAC International, Maryland-
USA.

Anda mungkin juga menyukai