Anda di halaman 1dari 14

BAB I

LATAR BELAKANG
Sebentar lagi tahun 2014 akan berakhir dan memasuki tahun 2015. Di tahun
2015, tentunya kita sudah mengetahui Indonesia akan menghadapi ASEAN
Economy Community (AEC). Banyak ahli mengatakan bahwa AEC adalah
tantangan berat untuk Indonesia mengingat ketahanan nasional yang dimiliki
Indonesia sangat minim. Para ahli meyakini bahwa Indonesia memiliki 2 pilihan
dalam AEC, yaitu menjadi negara yang terjajah atau menjadi negara super power.
Kedua pilihan tersebut didasarkan pada kualitas ketahanan nasional Indonesia.
Jika ketahanan yang dimiliki Indonesia baik maka Indonesia akan menjadi negara
yang sangat maju. Ketahanan nasional di Indonesia tidak hanya sebatas Hankam.
Namun, komponen ketahanan nasional meliputi bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, kualitas sumber daya manusia, sumber daya alam, bidang pangan dan
pertahanan dan keamanan itu sendiri. Ketika semua komponen tersebut
bersinergi, maka Indonesia akan menjadi negara yang maju di ASEAN.
Dalam bidang pangan, bisa dibilang Indonesia masih terjajah oleh negara
negara ASEAN. Indonesia merupakan negara agraris dan banyak negara meyakini
bahwa dengan pengelolaan sumber daya alam yang baik, Indonesia akan menjadi
negara yang menguasai wilayah ASEAN bahkan dunia. Ironisnya, Indonesia
masih banyak mengimpor bahan pangan seperti beras, buah, sayur, jagung,

kedelai, gandum, tepung terigu, mentega, coklat dan lain lain. Padalah secara
kualitas dan kuantitas seharusnya Indonesia dapat memroduksi bahan bahan
tersebut dalam jumlah yang besar dan bisa mencukupi kebutuhan pangan di
Indonesia. Indonesia banyak mengimpor beras dari Vietnam, Malaysia,
Singapura, dan Thailand
Era globalisasi memang mensyaratkan terbukanya kesempatan tiap negara
untuk memasarkan produk maupun jasa masing-masing. Makanan berpotensi
untuk berperan dalam pasar global, seperti telah kita rasakan saat ini makanan
asing merebut pasar Indonesia dengan mempopulerkan makanan-makanan asing
sebagai makanan yang bergengsi. Apabila hal ini berlangsung secara terus
menerus maka akan sangat mengkhawatirkan bangsa kita, jati diri kita sebagai
bangsa dengan budaya yang luhur sedikut demi sedikit akan terkikis, dimana
kita tidak mengenal makanan kita sendiri, tetapi lebih bangga apabila menyantap
makanan-makanan asing.
Jika kemampuan produksi bahan pangan domistik tidak dapat mengikuti
peningkatan kebutuhan, maka pada waktu yang akan datang Indonesia akan
tergantung impor, yang berarti ketahanan pangan nasional akan semakin
rentan karena akan semakin tergantung pada kebijakan ekonomi negara lain.
Berdasarkan perkiraan tersebut tantangan utama dalam pemantapan ketahanan
pangan adalah optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pangan domistik dan
peningkatan

kapasitas

produksi

pangan

dalam

jumlah,

kualitas

dan
2

keragamannya.

Dalam sistem konsumsi terdapat aspek penting yaitu

diversifikasi. Diversifikasi pangan dimaksudkan untuk memperoleh keragaman


zat gizi sekaligus melepas ketergantungan masyarakat atas satu jenis pangan
pokok

tertentu yaitu beras. Ketergantungan yang tinggi dapat memicu

ketidakstabilan jika pasokan terganggu dan sebaliknya jika masyarakat


menyukai pangan alternative maka ketidakstabilan akan dapat dijaga.

BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Ketahanan nasional
Ketahanan nasional mempunyai makna yang sangat luas. Bagi Indonesia yang
terdiri atas berbagai suku, agama, ras, budaya, adat istiadat, dan pertahanan,
ketahanan nasional perlu dipahami secara komperehensif dan terpadu baik secara
personal maupun sosial untuk kemudian diwujudkan secara nyata di bumi nusantara.
Ketahanan nasional adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya tanggung jawab
Kementrian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia. Karena ketahanan nasional
bukan hanya persoalan ketentaraan, melaikan juga terkait dengan persoalan lain,
seperti persoalan ekonomi, politik dan sebagainya. Dengan begitu, semua komponen
bangsa, apakah itu agamawan, ekonom, cendekiawan, wiraswatawan, wartawan dan
lain lain dapat memberikan sumbangan maksimal bagi ketahanan nasional
(Pranowo, M. Bambang, 2010)
Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan
nasional yang berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar
maupun dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
4

Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan


kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.
Kesejahteraan adalah kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang
adil dan merata rohani dan jasmani. Keamanan adalah kemampuan bangsa Indonesia
melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam
(Anonim, 2001).
II.2 Ketahanan pangan
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan : Pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan
lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan
dan minuman. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang tantangan
kedaulatan pangan, Kedaulatan pangan adalah kondisi suatu negara untuk
menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Kemandirian pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memroduksi


pangan yang beraneka ragam.
II. 3 Hubungan ketahanan nasional dengan ketahanan pangan
Saat ini, keadaan pangan di Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Pemerintah Indonesia sudah mengupayakan untuk mencukupi kebutuhan pangan di
Indonesia dengan cara mengimpor beras, kentang, tepung terigu, gandum dan masih
banyak lagi. Namun kebutuhan pangan Indonesia masih juga belum terpenuhi. Masih
banyak masyarakat kita yang belum sejahtera, bahkan ada yang sampai mati
kelaparan. Hal ini menjadi pekerjaan besar dari pemerintah untuk menjamin
kesejahteraan masyarakatnya. Kesejahteraan rakyat merupakan tujuan dari negara
Indonesia, yang sudah tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, dan hal tersebut juga
merupakan hak sebagai rakyat. Sebagai warga negara, tentunya hak dan kewajiban
kita dijamin oleh negara. Oleh sebab itu, jika fenomena mati kelaparan masih banyak
terjadi, berarti negara kita masih gagal dalam menjamin hak asasi manusia di
Indonesia. Namun, pemerintah juga masih membutuhkan dukungan warganya dalam
pelaksanaan upaya mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia. Sebagai warga negara
kita memliki kewajiban untuk mempertahankan negara. Aksi yang dapat kita lakukan
sebagai generasi muda dalam bidang pangan ini adalah mendukung program
pemerintah untuk mengonsumsi pangan lokal. Promosi ini sangat gencar dilakukan.
Hal ini dikarenakan generasi muda saat ini kurang menyukai olahan makanan
makanan lokal, malahan lebih menyukai pasta, pizza, tortilla dan banyak makanan
lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan menjamurnya caf yang menjual produk
6

produk tersebut dibandingkan pangan lokal seperti apem, bika ambon, pukis, kue
cucur, gethuk dan lain lain. Oleh sebab itu, kita juga berkewajiban untuk mendukung
program pemerintah dengan menyukseskannya lewat mengonsumsi pangan lokal, dan
juga kita juga harus mengurangi konsumsi produk franchise dari luar negeri sehingga
makanan lokal juga mendapat tempat di hati warga negara Indonesia.
II. 4 Faktor penyebab
Faktor penyebabnya adalah lunturnya kegemaran sebagian masyarakat
terhadap makanan tradisional Indonesia antara lain disebabkan karena adanya
perubahan gaya hidup, perubahan sosial budaya, perkembangan ekonomi dalam
kehidupan masyarakat, di samping itu kebiasaan masyarakat terhadap makan di luar,
gencarnya promosi dan tersedianya makanan asing di berbagai kota besar juga
sebagai salah satu faktor mengapa masyarakat lebih menyukai makanan asing
dari pada makanan kita sendiri.
Perubahan gaya hidup suatu masyarakat dalam kaitannya dengan makanan
berdampak juga pada perubahan budaya. Makanan siap saji (fast food) menjadi
lebih diminati karena dianggap lebih cepat dan praktis sebab dapat menunjang
kebutuhan

masyarakat urban yang sangat sibuk bekerja. Dengan demikian,

perkembangan dan peningkatan perekonomian sebagian masyarakat juga


membentuk kebiasaan makannya. Perubahan gaya hidup muncul ketika orang lebih
tertarik dengan fast food yang ditawarkan dan hal itu dianggapnya dapat
memberikan nilai tambah baginya (Meliono-Budianto, V. I. 2004).
7

II. 5 Cara yang bisa dilakukan


a. Mengonsumsi pangan lokal
Pemerintah terus berupaya untuk menyejahterakan rakyatnya dengan
menghimbau untuk mengonsumsi pangan lokal. Pangan lokal adalah produk
pangan yang bahan utamannya berasal dari Indonesia sendiri bukan dari hasil
impor. Misalnya thiwul, geplak, sagu dan berbagai makanan tradisional lain.
Berikut adalah contoh pangan lokal yang bisa dibudidayakan dan mengurangi
impor beras:
Singkong: Keberadaan singkong yang melimpah dan harga yang murah di
pedesaan dapat ditingkatkan menjadi bahan makanan yang bernilai tinggi.
Melalui pengeringan sederhana misalnya dengan diparut kasar, dicuci
dikeringkan dan kemudian digiling yang selanjutnya dapat dibuat beraneka
macam produk makanan basah maupun kering. Beberapa industri yang telah
berkembang antara lain; criping, lanthing, pathilo, gethuk dsb. Singkong
sebagai salah satu jenis bahan makanan sumber karbohidrat yang dapat
tumbuh

subur

menunjang

di

Indonesia

kebijakan

dan

pemerintah

relatif
bidang

murah

harganya.

pangan

yaitu

Guna
untuk

meningkatkan upaya penganekaragaman atau diversifikasi pola konsumsi


pangan guna mengurangi ketergantungan beras sebagai makanan pokok,
maka peran umbi-umbian termasuk singkong menjadi amat penting. Karena
potensi yang cukup banyak, maka usaha pemanfaatan singkong perlu
dilestarikan dan dikembangkan lebih lanjut menjadi produk-produk baru
8

yang lebih modern, eksklusif dan berkadar gizi tinggi, dengan sentuhan
teknologi pangan yang tepat.
Labu Kuning: Ditinjau dari aspek gizi, labu kuning memiliki kandungan
gizi yang cukup baik, disamping kadar karbohidrat yang tinggi juga kaya
akan provitamin A yang merupakan keistimewaan buah labu kuning yang
berguna bagi kesehatan kita. Labu kuning mempunyai peranan dalam
mencegah penyakit degeneratif seperti diabetis mellitus, asteroklerosis,
jantung koroner, tekanan darah tinggi dan bahkan dapat

mencegah

terjadinya penyakit kanker. Melalui pengukusan lebih dahulu dapat dibuat


aneka macam kudapan seperti: puding, kue lapis, cake, pie, nogosari
dsb. Dengan melalui diparut dulu kemudian diperas misalnya; arem-arem,
nasi kuning, sus. Selanjutnya dapat pula diawetkan dengan dibuat tepung
lebih dahulu. Dari hasil pengujian resep dan penilaian inderawi rasa dari
berbagai makanan olahan resep masakan labu kuning sangat bagus untuk
dikembangkan dan dibuat berbagai macam makanan seperti; kue, minuman,
makanan pembuka, makanan utama, lauk pauk maupun makanan penutup.
Jagung: Jagung merupakan palawija sumber karbohidrat yang memegang
peranan penting kedua setelah beras. Jagung juga mengandung unsur gizi lain
yang diperlukan manusia yaitu kalori, dan protein. Dengan mengkonsumsi
aneka macam produk olahan jagung, berarti telah melaksanakan program
diversifikasi pangan non beras. Pengolahan jagung menjadi berbagai macam
produk olahan, akan dapat meningkatkan nilai ekonomi dan nilai guna
9

jagung sebagai bahan pangan non beras, disamping dapat meningkatkan


pendapatan keluarga. Teknik pengolahannya dapat berasal dari jagung yang
masih segar maupun yang telah kering ataupun dibuat jagung. Adapun
produknya diantaranya : emping jagung, aneka cake, talam, muffin dsb.
b. Meningkatkan hasil panen dengan menggunakan pupuk organik
Selain membudayakan mengonsumsi pangan lokal, cara lain yang bisa
dilakukan adalah meningkatkan hasil panen dengan memberikan pupuk yang
cocok untuk tanaman. Menurut petani Jombang, Hadi, pupuk yang efektif
digunakan adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan atau batang
jagung hasil panenan nya. Hal in terbukti dari hasil panen Hadi yang justru
meningkat dengan menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk kimia.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik yang dapat
meningkatkan unsur hara dan mineral dalam tanah.
Selain

itu,

dengan

menambahkan

beberapa

jenis

mikroba,

seperti Azatobacter chroococcum, Aspergillus niger serta beberapa mikroba


lainnya, kandungan unsur hara dan pengikat nitrogen dalam tanah menjadi
lebih cepat. Dengan mencampukan mikroba, pembuatan pupuk organik bisa
lebih cepat, yaitu hanya memerlukan waktu kurang dari dua pekan.
Kandungan zat organik dalam pupuk juga meningkat tajam. Pakar kesuburan
tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Syahrul Kurniawan,
menjelaskan penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan membuat
kandungan unsur hara dalam bahan organik dalam tanah tanah terus menyusut
10

dan akhirnya habis. Ditegaskan oleh Syahrul, jika kandungan organik dalam
tanah sudah habis, maka berapapun jumlah pupuk kimia yang ditaburkan tak
akan mampu menjadikan tanaman subur. Bahan-bahan kandungan pupuk
kimia sesungguhnya hanya bisa merangsang pertumbuhan tanaman, tapi tidak
mampu menciptakan unsur organik yang sejatinya dibutuhkan oleh tanah

(Taufiq, Fatkhurrohman, 2011).


c. Menumbuhakan pemikiran untuk mencintai produk pangan dalam negeri
Mencintai produk dalam negeri merupakan program yang sejak dulu
dicanangkan oleh pemerintah. Namun program tersebut belum berjalan
dengan baik. Program ini ditujukan agar warga negara lebih mencintai produk
dalam negeri dibanding produk asing yang sudah mulai menjamur di
Indonesia. Begitu pula dengan restoran franchise ayam goreng yang sudah
banyak membuka cabang di Indonesia dan omsetnya melebihi omset pangan
lokal Indonesia. Selain menyebabkan warga Indonesia tidak mencintai pangan
lokal, perusahaan franchise seperti ayam goreng tersebut mengambil sumber
daya alam negara untuk keuntungan perusahaan asing tersebut bukan untuk
Indonesia. Keuntungan yang didapati Indonesia sangat tidak sebanding
dengan munculnya budaya untuk mengonsumsi fast food ayam goreng
tersebut dengan makanan lokal seperti nasi liwet, rendang, soto Madura coto
Makasar dan berbagai macam makanan tradisional lain yang mulai lenyap
karena budaya baru konsumen.
11

Oleh sebab itu, kita harus mencintai pangan lokal. Hal pertama yang
dapat kita lakukan adalah mengurangi konsumsi roti, karena roti berbahan
dasar gandum dan gandum didapatkan dengan cara mengimpor. Kita dapat
beralih ke camilan lokal lain seperti bengawan solo, thiwul, kue cucur, kue
cenil, sengkolon, kue lapis dan masih banyak jajanan pasar lain yang ada
dipasaran. Kedua, melihat kandungan gizi yang tedapat dalam bahan roti
sehingga kita dapat mengerti bahaya kesehatan dari mengonsumsi roti terlalu
banyak. Terigu mengandung gluten, yang dapat menyebabkan kolestrol dan
gula darah meningkat. Sedangkan ketela dan singkong, tidak mengandung
gluten sehingga menyehatkan dan mengeyangkan. Ketiga, mengajak teman
atau kerabat untuk mengonsumsi makanan lokal. Dengan demikian pangan
lokal dapat bersaing dari makanan asing dan masyarakat lebih memilih
makanan lokal tersebut.
d. Pengemasan dan sifat fisik yang unik
Pengemasan harus dibuat unik supaya memiliki ciri khas dan daya
tarik sendiri bagi konsumen. Selain itu, ukuran yang pas dari produk tersebut
menjadi faktor lebih dari makanan tersebut. Jika ukurannya terlalu besar dan
sulit untuk dikonsumsi, konsumen akan kapok untuk membeli. Sebaliknya,
jika ukuran, bentuk, rasa dan kemasana yang dimiliki produk tersebut unik
maka peminatnya lebih banyak. Sehingga produk lokal pun meskipun
tradisional namun harus dikemas dengan unik dan baik sehingga masyarakat
tertarik.
12

BAB III
KESIMPULAN
Permasalahan pangan di Indonesia memang sangat krusial. Namun
sebenarnya dapat diatasi dengan mengonsumsi pangan lokal dan meningkatkan
produksi bahan olahan pangan agar impor berkurang. Pangan yang dikembangakan
adalah singkong, labu kuning dan jagung. Selain itu penggunaan pupuk organik dapat
meningkatkan hasil panen karena mengandung dapat unsur hara dan mineral yang
banyak. Hasil panen yang melimpah dan membudayakan pangan lokal dapat menjadi
solusi untuk mengatasi masalah kebutuhan pangan Indonesia. Penanaman nilai
nasionalisme untuk pangan lokal adalah kunci utama agar masyarakat Indonesia lebih
memilih pangan lokal dibanding asing. Pengemasan pun menjadi faktor penting
untuk menarik minat konsumen akan pangan lokal.

13

DAFTAR PUSTAKA
Napitupulu, Tom Edward Marasi, 2000, Pembangunan Pertanian dan pengembangan
Agroindustri, Pertanian dan pangan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Anonymous, 2001, Program Kerja Pengembangan Kewaspadaan Pangan, Pusat
Kewaspadaan Pangan 2001-2004. Pusat Kewaspadaan Pangan. Badan Bimas
Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta
Pranowo, M. Bambang, 2010, Multidimensi Ketahanan Nasional, Pustaka Alvabet,
Jakarta
Tri Susanto, 2001, Proyek dan Potensi Makanan Tradisional Dalam
Pengembangan Industri Pangan. Makalah Seminar, PKMT, Lemlit UNESA
Titiek F Djaafar dkk, 2001, Aneka Macam Produk Olahan Jagung, Penerbit Kanisius
Meliono-Budianto, V. I. 2004. Dimensi Etis Terhadap Budaya Makan dan
Dampaknya Pada Masyarakat. Makara, Sosial Humaniora 8(2):65-70.
Marwanti, Diversifikasi Pengolahan Bahan Pangan Lokal.
Fatkhurrohman Taufiq, 2011, Begini Cara Petani Jombang Akali Sawah Agar Panen
Melimpah, http://www.tempo.co/read/news/2011/09/28/061358711/begini-carapetani-jombang-akali-sawah-agar-panen-melimpah Diakses 15 Desember 2014
19:20

14

Anda mungkin juga menyukai