Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN MENSTRUASI

Disusun Oleh:
Kelompok 7
1.
2.
3.
4.

Rizal Nugroho
Sumirat Agustina
Tien Restu Puspitasari
Tri Oktania

(P17420213061)
(P17420213068)
(P17420213069)
(P17420213070)

Kelas II B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat

menyelesaikan tugas

mata kuliah Maternitas tentang Asuhan Keperawatan

Gangguan Menstruasi.
Dalam menyusun tugas ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penyusun alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang
terdekat, sehingga penyusun mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penyusun
pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan
tugas ini.
2. Dosen pembimbing kami Ns. Siti Mulidah S.Pd., S.Kep, M.Kes. yang
telah memberikan tugas ini.
3. Teman-teman Kelas IIB yang telah memberikan semangat dan motivasi
bagi penyusun untuk menyelesaikan tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penyusun terima
dengan baik.Semoga tugas katarak ini bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan


pelepasan lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi
berulang setiap bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan
siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid
periode berikutnya.
Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya, bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada
perempuan yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar
siklus haidnya tidak terlalu sama.
Siklus normalnya berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah
waktu keluarnya darah haid yang berkisar 80 ml per hari. Penelitian
menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada
2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah
menarche dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak
teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini
melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon
yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan
implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari
siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus
berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan
salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh
sebagian besar perempuan tentang gangguan-gangguan haid dalam masa
reproduksi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah yang
sering dialami oleh setiap perempuan ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan menstruasi?
2. Bagaimana asuhan keperawatan tentang gangguan menstruasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan menstruasi
2. Untuk mengetahui askep gangguan menstruasi
D. Manfaat
3

1. Memberikan penjelasan pada masyarakat mengenai hal-hal yang terjadi


selama menstruasi
2. Memberikan penanganan yang tepat terhadap permasalahan yang
dihadapi oleh perempuan selama menstruasi

BAB II
PEMBAHASAN
A. GANGGUAN MENSTRUASI
1. PENGERTIAN
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005). Pendapat
lain menyatakan bahwa menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang
terjadi setiap bulan berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa
pubertas, ketika seorang perempuan mulai memproduksi cukup hormon

tertentu (kurir kimiawi yang dibawa didalam aliran darah) yang


menyebabkan mulainya aliran darah ini (Masland dan David, 2004).
Sedangkan menurut Winiastri (2002) menstruasi adalah puncak dari
serangkaian perubahan yang terjadi karena adanya serangkaian interaksi
antara beberapa kelenjer didalam tubuh.
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dengan volume normal
80 ml, lamanya tidak lebih dari 8 hari, dan siklusnya antara 21 sampai dengan
35 hari (Manuaba, 2004). Jadi, gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan
pada keadaan menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari
jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan kelainan siklus,
gangguan diluar menstruasi maupun gangguan yang ada hubungannya dengan
menstruasi yang terjadi secara periodik.

2. PENYEBAB GANGGUAN MENSTRUASI


Penyebab gangguan menstruasi menurut Gita Pratama (2014) dalam health
kompas adalah sebagai berikut:
a. Gangguan ovulasi dalam tubuh wanita
Gangguan ovulasi bisa berakibat menurunnya kesuburan wanita,
bahkan menyebabkan infertilitas atau kemandulan.
b. Stres
Stress merupakan salah satu penyebab gangguan hormon, termasuk
hormon reproduksi. Jika terjadi gangguan hormon tentu siklus
menstruasi tidak akan pernah berjalan normal. Pasalnya hormonhormon yang dibutuhkan untuk "memerintah" organ-organ reproduksi
tidak mampu bekerja dengan seharusnya.
c. Gangguan hormon reproduksi
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormon adalah
sindrom ovarium polikistik. Sindrom ini terjadi karena tubuh
memproduksi terlalu banyak hormon testosteron sehingga proses
ovulasi tidak teratur atau tidak terjadi sama sekali. Sindrom ini
dicirikan dengan tumbuhnya rambut-rambut halus lebih yang lebih
tebal di sekitar mulut atau puting, wajah mudah berjerawat, serta

kegemukan. Jika tidak diatasi, sindrom ini bisa menyebabkan


permasalahan kesehatan yang serius, misalnya diabetes dan penyakit
jantung
d. Gangguan kelenjar tiroid
e. Olahraga terlalu berat
Olahraga terlalu berat dapat menyebabkan ketidakseimbangan
metabolisme. Sehingga energi yang seharusnya disalurkan pada organorgan reproduksi justru akan didistribusikan pada pembentukan otot di
bagian yang aktif dilatih.
f. Anoreksia nervosa
Wanita yang mengalami anoreksia nervosa atau gangguan makan juga
menyebabkan terganggunya metabolisme. Gangguan ini membuat
tubuh kekurangan gizi yang juga dibutuhkan bagi organ-organ
reproduksi untuk berfungsi dengan baik.

3. PATHOFISIOLOGI
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin
releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan
Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan
folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan
leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan
folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium
agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah.
Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus
luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron
menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan
stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal
dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar
esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.

Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama setelah


menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang.
Siklus anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya
stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak
terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada
progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat,
ketika folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan
mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung
dengan pendarahan yang normal, namun ketidakstabilan poliferasi
endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.

4. MACAM MACAM GANGGUAN MENSTRUASI


Macam-macam gangguan menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah
sebagai berikut:
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada
haid
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid
menurut Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
1) Hipermenorea/ Menoragia
a) Definisi
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari
normal (lebih dari 80 ml), atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari). Sedangkan menurut Siti dan Wahyu (2010)
Hipermenorea/ Menoragia adalah perdarahan lebih banyak/
lebih lama (<8 hari).
b) Etiologi
1. Polip endometrium
2. Gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid
3. Kelainan anatomis, memakai IUCD, gangguan darah.
Penyebab lain menurut Siti dan Wahyu (2010) adalah:
gangguan

uterus,

contohnya

mioma,

polip

uteri,

adenomiosis, hyperplasia endometrium, endometrosis, dan


unovulatory cycles.
c) Dasar Diagnosis:
1) Anamnesis yang cermat
2) Melakukan pemeriksaan

umun

dan

khusus

dengan

menggunakan bantuan:
a) USG
b) Histeroskopi
c) Mungkin Laparotomi
d) Terapi
Terapi ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnosis
yang dijumpai. Terapinya tergantung penyebabnya, diagnostic
gangguan pelepas endometrium dilakukan curetase (Siti dan
Wahyu, 2010)
2) Hipomenorea/ kriptomenorrhea
a) Definisi
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan
atau lebih kurang dari biasa.
b) Etiologi
Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada
uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan
endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang
nyata.
c) Terapi
Terapi

terdiri

atas

menenangkan

penderita.

Adanya

hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.


b. Kelainan siklus
Kelainan siklus dalam menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah
sebagai berikut:
1) Polimenorea/ Epimenoragia
a) Definisi
Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang
dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak
dari haid biasa.
b) Etiologi
1. Gangguan hormonal

yang

mengakibatkan

ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal


2. Kongesti ovarium karena peradangan
3. Endometriosis

gangguan

2) Oligomenorea
a) Definisi
oligomenorea adalah siklus haid lebih panjang, lebih dari 35
hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
Sedangkan menurut Siti dan Wahyu (2010) oligomenorea
adalah siklus lebih panjang >35 hari, jumlah darah ikut
berkurang, oligomenorrargia dan amenorea punya dasar sama
pada penyebabnya, beda dalam tingkatannya, kesehatan dan
fertilitas tidak terganggu.
b) Etiologi
1. Perpanjangan stadium folikuler (lamanya 8-9 hari dimulai
dari hari ke-5 menstruasi)
2. Perpanjangan stadium luteal (lamanya 15-18 hari setelah
ovulasi)
3. Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan
perpanjangan siklus haid.
3) Amenorea
a) Definisi
Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya
tiga bulan berturut-turut. Amenore dapat bersifat:
1. Fisiologis
i. Sebelum menarche
ii. Karena Kehamilan
iii. Masa Klimakterum
2. Patologis
a. Primer Amenorea
Apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak
pernah

dapat

haid, sedangkan

pada amenorea

sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi


kemudian

tidak

dapat

lagi.

Amenorea

primer

umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat


dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainankelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic.
b. Sekunder Amenorea
Lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul
kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan

gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit


infeksi, dan lain-lain
b) Terapi
1. Jika penyebanya adalah penurunan berat badan yang drastis
atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet
yang tepat.
2. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan,
penderita dianjurkan untuk menguranginya.
3. Jika seorang anak perempuan yang belum pernah
mengalami menstruasi (amenore primer) dan selama hasil
pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 36 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya.
c. Perdarahan diluar haid
Perdarahan diluar haid menurut Manuaba (2004) adalah sebagai
berikut:
1) Metroragia
a) Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid.
b) Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus,
kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
c) Etiologi
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka
yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri, carcinoma
cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.

2. Perdarahan fungsional :
a. Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis,
neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium
yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit
akut maupun kronis.

10

b. Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten,


kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan
darah dan penyakit akut ataupun kronis.
c) Terapi
Kuretase dan hormonal.
d. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid menurut Manuaba
(2004) adalah sebagai berikut:
1) Premenstrual Tension/ Tegangan Prahaid/ PMS
1. Definisi
premenstrual tension merupakan keluhan yang menyertai
menstruasi dan sering dijumpai pada masa reproduksi aktif.
Menurut Bobak (2004) premenstrual tension dimulai pada
fase luteal, yakni pada sekitar hari ke-7 dan ke-10 sebelum
menstruasi dan berakhir dengan awitan menstruasi. Wanita
dapat merasakan peningkatan kreativitas dan energi fisik
serta mental.
2. Tanda dan Gejala
1. Kelainan hubungan di lingkungan keluarga dan terlalu
peka terhadap perubahan hormonal
2. Gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomia,
nyeri kepala, mudah tersinggung, sukar tidur, perut
kembung, mual.
3. Retensi natrium dan air, payudara terasa bengkak dan
sakit
4. Berat badan bertambah
5. Edema tungkai
Sedangkan menurut Bobak (2004) tanda dan gejala
pramenstrual tension adalah sebagai berikut:
1. Abdomen kembung, pelvis penuh,

edema

pada

ektremitas bawah, nyeri tekan pada payudara, dan


peningkatan berat badan.

11

2. Ketidakstabilan emosi (depresi tiba-tiba menangis,


iritabilitas,

sering

panik

dan

tidak

mampu

berkonsentrasi).
3. Keluhan umum seperti nyeri kepala, keletihan, dan nyeri
punggung.
3. Etiologi
Penyebab premenstrual tension bisa karena kejiwaan yang
labil dan gangguan keseimbangan estrogen-progerteron.
Sedangakan menurut Bobak (2004) Penyebab PMS tidak
diketahui. Teori yang ada meliputi defisiensi progesterone,
kelebihan prolaktin dan prostaglandin, dan defisiensi diet.
PMS memiliki komponen psikososial yang signifikan.
4. Terapi
1. Tanpa pengobatan hilang setelah menstruasi
2. Dapat diberikan obat penenang
3. Mengurangi gejala klinis:
a. Diuretic ringan
b. Testosterone sebagai anti estrogen sebanyak 5 mgr
selama 7 hari.
Sedangkan menurut (Bobak, 2004) terapi yang dapat
dilakukan untuk premenstrual sindrom adalah sebagai
berikut:
1. Konseling, dalam bentuk kelompok pendukung atau
konseling pasangan/ individu.
2. Obat-obatan seperti inhibitor prostaglandin dan diuretic
untuk meredakan edema, bromokriptin (parnodel) untuk
mengatasi nyeri tekan pada payudara, dan diet yang
seimbang, rendah alami, dapat meredakan gejala.
3. Latihan fisik dan suplemen vitamin (b6 dan E)
2) Mastalgia atau Mastodinia
a) Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
b) Etiologi
Sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan relative
dari kadar estrogen. Pada pemeriksaan harus diperhatikan
adanya radang atau neoplasma.
c) Terapi

12

Terapi biasanya terdiri atas pemberian diuretikum, sedang


pada

mastalgia

keras

metiltestosteron

Bromokriptine

dalam

kadang-kadang

mg

sehair

dosis

kecil

perlu

secara

diberikan
sublingual.

dapat

membantu

pengurangan penderitaan.
3) Mittelschmerz
a) Definisi
Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar
pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang
terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya
mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus
sampai 2-3 hari.
b) Tanda dan Gejala
Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan
perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit berupa getah
berwarna coklat, sedang pada kasus lain dapat merupakan
perdarahan seperti haid biasa.
c) Terapi
Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita
yang bersangkutan. Diagnosis dibuat berdasarkan saat
terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak mengejang,
tidak menjalar, dan tidak disertai mual dan muntah.
4) Dismenorea
a) Definisi
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid,
sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan
harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit
kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya
disminore primer dan sekunder. Sedangkan menurut ( Siti dan
Wahyu, 2010) dismenorea adalah nyeri haid merupakan suatu
gejala yang sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi
ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan
ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai.
b) Klasifikasi

13

1. Dismenorea primer
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon
tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan.
2. Dismenorea sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit
atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista
atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan
rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
c) Etiologi
1. Dismenorea primer
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga
faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri.
Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita dengan
siklus haid berovulasi.
2. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi
(endometrosis, adenomiosis, dan lain-lain) IUD juga dapat
merupakan penyebab dismenorea ini. Penyebab tersering
disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi
kronik genitalia interna.
d) Terapi
1. Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah
gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan.
2. Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein
3. Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin
Memegang

peranan

yang

makin

penting

terhadap

disminore primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen,


dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat
disembuhkan

atau

mengalami

banyak

perbaikan.

Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1-3


hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.

14

4. Dilatasi kanalis servikalis


Dapat

memberi

kekeringan

karena

memudahkan

pengeluaran darah haid prostaglandin didalamnya.


5. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tujuan ini
dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil
kombinasi kontrasepsi
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid menurut Bobak
(2004) adalah sebagai berikut:
1) Amenorea Hipogonadotropi
Amenore hipogonadotropi mencerminkan suatu masalah pada
kasus hipotalamus-hipofisin pusat. Pada kasus yang jarang, lesi
hipofisi atau ketidakmampuan genetik untuk memproduksi
follicle stimulating hormonon (FSH) dan luteinizing hormone
(LH) mengalami gangguan.
a) Tanda dan Gejala
1. stress (dirumah, sekolah atau tempat kerja)
2. Rasio lemak tubuh kritis terhadap tubuh tanpa lemak
(berat rendah untuk tinggi badan, penurunan berat yang
cepat, dan gangguan makan, seperti anorexia nervosa atau
bulimia, atau latihan fisik yang melelahkan, seperti
olahraga atletik atau menarik kompetitif, khususnya balet).
Keteraturan

menstruasi

dapat

dicapai

dengan

mempertahankan berat dan lemak tubuh diatas kadar


kritis.
b) Terapi
Terapi
biasanya

dilakukan

dengan

memberikan

medroksiprogesteron asetat (Provera) pada hari ke-10 sampai


hari ke-24 dan esterogen terkonjugasi pada hari pertama
sampai hari ke-24 setiap bulan (dimulai dengan hari pertama
penanggalan kalneder bulanan). Perdarahan biasanya berhenti
pada hari ke27.
4. PENCEGAHAN
15

Pencegahan yang dapat dilakukan pada wanita dengan gangguan


menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
a. Mencegah stress
b. Pola makan teratur
c. Jangan makan yang asem-asem dan pedes
d. Jangan kecapean/ istirahat teratur

5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi pada wanita dengan gangguan
menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
a. Infertilitas
b. Tidak percaya

dirinya

penderita

sehingga

dapat

menggangu

kompartemen IV
c. Akibat insufisiensi hormon dapat menyebabkan osteoporosis.
d. Stress emosional pada penderita
e. Keganasan pada sistem reproduksi

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Kaji apakah klien menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD
atau Intrauterine Device, dulu dikenal sebagai spiral, adalah alat
kontrasepsi hormonal yang dipasang di dalam rahim, dan berfungsi untuk
mempengaruhi kerja sperma dalam membuahi sel telur. Hampir tidak ada
efek medik pada IUD, hanya haid lebih lama 2 hingga 3 hari dari biasanya,
dan menstruation bleeding atau haid lebih banyak. Selain itu, 12% efek
samping pemasangan IUD adalah ibu mengalami perdarahan berupa
bercak atau spotting, akibat pemasangan yang menimbulkan luka jika
tenaga medis tidak kompeten (Djajadilaga, 2012)
Selain mengkaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual, obsteri,
menstruasi secara terinci, perawat harus menggali persepsi wanita tentang
kondisinya, pengaruh etnik dan budaya, pengalaman dengan tenaga
kesehatan lain, gaya hidup, dan pola koping (lihat pertimbangan budaya).
Jumlah nyeri yang dialami dan efeknya pada aktivitas sehari-hari, obatobatan dirumah, dan resep untuk meredakan rasa tidak nyaman, dicatat.

16

Suatu cacatan gejala, yang memuat rincian catatan gejala emosi, perilaku,
fisik, diet, pola latiham dan pola istirahat, merupakan alat diagnostik yang
bermanfaat (Bobak, 2004)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang
mengalami gangguan menstruasi meliputi :
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang
penyebab gangguan yang tidak memadai/ efek psikologis dan
emosional gagguan
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri/ terapi yang
tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi
d. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan menstruasi
3. Intervensi
Intervensi keperawatan menurut NIC-NOC edisi 9 (2012) untuk wanita
yang mengalami gangguan menstruasi meliputi
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang
penyebab gangguan yang tidak memadai / efek psikologis dan
emosional gagguan
NOC

: Penerimaan status kesehatan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24
jam, diharapkan ktidakefektifan koping dapat teratasi,
dengan indikator:
a. Mengidentifikasi pola koping yang efektif
b. Mencari informasi terkait dengan penyakit

dan

pengobatan
c. Melaporkan penurunan perasaan negative
NIC

: Peningkatan koping
a. Berikan

informasi

faktual

yang

terkait

dengan

diagnosis, terapi, dan prognosis


b. Anjurkan strategi penyelesaian masalah
c. Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri / terapi yang
tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut
17

NOC

: Pengethuan: Perilaku sehat


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24
jam, diharapkan kurang pengetahuan dapat teratasi,
dengan indikator:
a.Mengidentifikasi

kebutuhan

terhadap

informasi

tambahan
b. Memperlihatkan keampuan untuk perawatan diri
NIC

: Edukasi kesehatan
a. Bantu pasien menetapkan tujuan pembelajaran yang
realistis
b. Gunakan berbagai strategi penyuluhan
c. Hubungkan muatan yang baru dengan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya

c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi


NOC

: Citra tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24
jam, diharapkan harga diri rendah dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tuh, dan
perwujudan tubuh
b. Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
c. Keinginan untuk menyentuh bagian tubh yang
mengalami gangguan

NIC

: Peningkatan citra tubuh


a. Identiifkasi mekanisme koping yang biasa digunakan
pasien
b. Tentukan

harapan

pasien

tentang

citra

tubuh

berdasarkan tahap perkembangan


c. Fasilitasi kontak dengan individu yang mengalami
perubahan citra tubuh yang mirip dengan pasien
d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan persepsi orang lain
tentang rasa tidak nyamannya / ketidakmampuan untuk mengandung
NOC

: Harga diri
18

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24


jam, diharapkan harga diri rendah dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Mengenali kekuatan diri
b. Berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tetang
rencana asuhan
c. Melatih perilaku yang dapat meningkatkan rasa percaya
diri
NIC

: Peningktan harga diri


a. Beri penguatan atas kekuatan diri yang diidentifikasi
oleh pasien
b. Bantu pasien mengidentifikasi respons positif dari
orang lain
c. Ajarkan ketrampilan untuk bersikap positif melalui
bermain peran model peran, diskusi dan lain sebagainya

e. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan menstruasi


NOC

: Pengendalian nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24
jam, diharapkan nyeri dapat teratasi, dengan indikator:
a. Mengenali awitan nyeri
b. Menggunakan tindakan pencegahan
c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan

NIC

: Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi
lokasi karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, daan factor
presipitasnya
b. Observasi isyarat
khususnya

pada

nonverbal
mereka

yang

ketidaknyamanan,
tidak

berkomunikasi efektif
c. Ajarkan pengunaan teknik non farmakologis

4. Evaluasi

19

mampu

Gangguan yang dikaitkan dengan menstruasi merusak kualitas hidup


wanita yang terkena dan keluarga mereka. Pengkajian bulanan akan
memungkinkan suatu evaluasi dasar dan revisi lebih jauh rencana asuhan
keperawatan. Apabila wanita melaporkan suatu kemajuan dalam kualitas
hidupnya, keterampilan perawatan diri, konsep diri yang positif serta citra
tubuh, makan dapat dikatakan bahwa perawatan yang diberikan efektif
(Bobak, 2004).

BAB III
PENUTUP

1.

KESIMPULAN
Gangguan

menstruasi

adalah

kelainan-kelainan

pada

keadaan

menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang
dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
Macam-macam gangguan menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid
(Hipermenorea/ Menoragia dan Hipomenorea/ kriptomenorrhea), Kelainan

20

siklus

(Polimenorea/

Epimenoragia,

Oligomenorea

dan

Amenorea),

Perdarahan diluar haid (Metroragia), dan Gangguan lain yang ada hubungan
dengan haid (Prem Mastalgia atau Mastodinia, Menstrual Tension/ Tegangan
Prahaid/ PMS, Mittelschmerz dan Dismenorea).
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang
mengalami gangguan menstruasi yaitu Ketidakefektifan koping berhubungan
dengan pengetahuan tentang penyebab gangguan yang tidak memadai/ efek
psikologis dan emosional gagguan, Kurang pengetahuan berhubungan dengan
perawatan diri/ terapi yang tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut,
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi, Harga diri
rendah situasional berhubungan dengan persepsi orang lain tentang rasa tidak
nyamannya/

ketidakmampuan

untuk

mengandung

dan

Nyeri

akut

berhubungan dengan gangguan menstruasi

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, L.J. 2004. Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta: EGC
Siti, F. Wahyu. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba, Ida Bagus Gde.2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : EGC
Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang Seks.
Bumi Aksara: Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo: Jakarta.

21

Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
Winiastri, Virnye, dkk. 2002. Pengalaman Materi Membantu Remaja Mengatasi
Dirinya. Jakarta : Deputi Bidang KB dan Kespro BKKBN
Djajadilaga.

2012.

IUD

Membuat

Siklus

Haid

Lebih

Lama

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/prakonsepsi/tanya.jawab/iud.membu
at.siklus.haid.lebih.lama/ (Diakses tanggal 13 Maret 2015 pukul 17.05)
Kartika , Unoviana. 2014. Cari Tahu Penyebab Haid Tidak Teratur.
PT. Kompas Cyber Media
http://health.kompas.com/read/2014/06/03/1027359/Cari.T
ahu.Penyebab.Haid.Tak.Teratur/ (Diakses tanggal 16 Maret
2015 pukul 12.33)

22

Anda mungkin juga menyukai