GANGGUAN MENSTRUASI
Disusun Oleh:
Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
Rizal Nugroho
Sumirat Agustina
Tien Restu Puspitasari
Tri Oktania
(P17420213061)
(P17420213068)
(P17420213069)
(P17420213070)
Kelas II B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas
Gangguan Menstruasi.
Dalam menyusun tugas ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penyusun alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang
terdekat, sehingga penyusun mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penyusun
pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan
tugas ini.
2. Dosen pembimbing kami Ns. Siti Mulidah S.Pd., S.Kep, M.Kes. yang
telah memberikan tugas ini.
3. Teman-teman Kelas IIB yang telah memberikan semangat dan motivasi
bagi penyusun untuk menyelesaikan tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penyusun terima
dengan baik.Semoga tugas katarak ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
A. GANGGUAN MENSTRUASI
1. PENGERTIAN
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2005). Pendapat
lain menyatakan bahwa menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang
terjadi setiap bulan berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa
pubertas, ketika seorang perempuan mulai memproduksi cukup hormon
3. PATHOFISIOLOGI
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin
releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan
Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan
folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan
leteinzing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan
folikel menghasilkan esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium
agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah.
Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus
luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron. Progesteron
menyebabkan poliferasi endometrium untuk berdeferemnsiasi dan
stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal
dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar
esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
uterus,
contohnya
mioma,
polip
uteri,
umun
dan
khusus
dengan
menggunakan bantuan:
a) USG
b) Histeroskopi
c) Mungkin Laparotomi
d) Terapi
Terapi ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan dan diagnosis
yang dijumpai. Terapinya tergantung penyebabnya, diagnostic
gangguan pelepas endometrium dilakukan curetase (Siti dan
Wahyu, 2010)
2) Hipomenorea/ kriptomenorrhea
a) Definisi
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan
atau lebih kurang dari biasa.
b) Etiologi
Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada
uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan
endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang
nyata.
c) Terapi
Terapi
terdiri
atas
menenangkan
penderita.
Adanya
yang
mengakibatkan
gangguan
2) Oligomenorea
a) Definisi
oligomenorea adalah siklus haid lebih panjang, lebih dari 35
hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
Sedangkan menurut Siti dan Wahyu (2010) oligomenorea
adalah siklus lebih panjang >35 hari, jumlah darah ikut
berkurang, oligomenorrargia dan amenorea punya dasar sama
pada penyebabnya, beda dalam tingkatannya, kesehatan dan
fertilitas tidak terganggu.
b) Etiologi
1. Perpanjangan stadium folikuler (lamanya 8-9 hari dimulai
dari hari ke-5 menstruasi)
2. Perpanjangan stadium luteal (lamanya 15-18 hari setelah
ovulasi)
3. Kedua stadium diatas panjang yang mengakibatkan
perpanjangan siklus haid.
3) Amenorea
a) Definisi
Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya
tiga bulan berturut-turut. Amenore dapat bersifat:
1. Fisiologis
i. Sebelum menarche
ii. Karena Kehamilan
iii. Masa Klimakterum
2. Patologis
a. Primer Amenorea
Apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak
pernah
dapat
haid, sedangkan
pada amenorea
tidak
dapat
lagi.
Amenorea
primer
2. Perdarahan fungsional :
a. Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis,
neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau ovarium
yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit
akut maupun kronis.
10
edema
pada
11
sering
panik
dan
tidak
mampu
berkonsentrasi).
3. Keluhan umum seperti nyeri kepala, keletihan, dan nyeri
punggung.
3. Etiologi
Penyebab premenstrual tension bisa karena kejiwaan yang
labil dan gangguan keseimbangan estrogen-progerteron.
Sedangakan menurut Bobak (2004) Penyebab PMS tidak
diketahui. Teori yang ada meliputi defisiensi progesterone,
kelebihan prolaktin dan prostaglandin, dan defisiensi diet.
PMS memiliki komponen psikososial yang signifikan.
4. Terapi
1. Tanpa pengobatan hilang setelah menstruasi
2. Dapat diberikan obat penenang
3. Mengurangi gejala klinis:
a. Diuretic ringan
b. Testosterone sebagai anti estrogen sebanyak 5 mgr
selama 7 hari.
Sedangkan menurut (Bobak, 2004) terapi yang dapat
dilakukan untuk premenstrual sindrom adalah sebagai
berikut:
1. Konseling, dalam bentuk kelompok pendukung atau
konseling pasangan/ individu.
2. Obat-obatan seperti inhibitor prostaglandin dan diuretic
untuk meredakan edema, bromokriptin (parnodel) untuk
mengatasi nyeri tekan pada payudara, dan diet yang
seimbang, rendah alami, dapat meredakan gejala.
3. Latihan fisik dan suplemen vitamin (b6 dan E)
2) Mastalgia atau Mastodinia
a) Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
b) Etiologi
Sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan relative
dari kadar estrogen. Pada pemeriksaan harus diperhatikan
adanya radang atau neoplasma.
c) Terapi
12
mastalgia
keras
metiltestosteron
Bromokriptine
dalam
kadang-kadang
mg
sehair
dosis
kecil
perlu
secara
diberikan
sublingual.
dapat
membantu
pengurangan penderitaan.
3) Mittelschmerz
a) Definisi
Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar
pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang
terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya
mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus
sampai 2-3 hari.
b) Tanda dan Gejala
Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan
perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit berupa getah
berwarna coklat, sedang pada kasus lain dapat merupakan
perdarahan seperti haid biasa.
c) Terapi
Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita
yang bersangkutan. Diagnosis dibuat berdasarkan saat
terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak mengejang,
tidak menjalar, dan tidak disertai mual dan muntah.
4) Dismenorea
a) Definisi
Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid,
sampai membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan
harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit
kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya
disminore primer dan sekunder. Sedangkan menurut ( Siti dan
Wahyu, 2010) dismenorea adalah nyeri haid merupakan suatu
gejala yang sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi
ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan
ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai.
b) Klasifikasi
13
1. Dismenorea primer
Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon
tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan.
2. Dismenorea sekunder
Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit
atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista
atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan
rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.
c) Etiologi
1. Dismenorea primer
Penyebab pasti disminore primer belum diketahui. Diduga
faktor psikis sangat berperan terhadap timbulnya nyeri.
Disminore primer umumnya dijumpai pada wanita dengan
siklus haid berovulasi.
2. Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan ginekologi
(endometrosis, adenomiosis, dan lain-lain) IUD juga dapat
merupakan penyebab dismenorea ini. Penyebab tersering
disminore sekunder adalah endometriosis dan infeksi
kronik genitalia interna.
d) Terapi
1. Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa disminore adalah
gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan.
2. Pemberian obat analgesik
Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat
kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein
3. Terapi dengan obat nonstreoid antiprostaglandin
Memegang
peranan
yang
makin
penting
terhadap
atau
mengalami
banyak
perbaikan.
14
memberi
kekeringan
karena
memudahkan
menstruasi
dapat
dicapai
dengan
dilakukan
dengan
memberikan
5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi pada wanita dengan gangguan
menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah sebagai berikut:
a. Infertilitas
b. Tidak percaya
dirinya
penderita
sehingga
dapat
menggangu
kompartemen IV
c. Akibat insufisiensi hormon dapat menyebabkan osteoporosis.
d. Stress emosional pada penderita
e. Keganasan pada sistem reproduksi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Kaji apakah klien menggunakan alat kontrasepsi IUD karena IUD
atau Intrauterine Device, dulu dikenal sebagai spiral, adalah alat
kontrasepsi hormonal yang dipasang di dalam rahim, dan berfungsi untuk
mempengaruhi kerja sperma dalam membuahi sel telur. Hampir tidak ada
efek medik pada IUD, hanya haid lebih lama 2 hingga 3 hari dari biasanya,
dan menstruation bleeding atau haid lebih banyak. Selain itu, 12% efek
samping pemasangan IUD adalah ibu mengalami perdarahan berupa
bercak atau spotting, akibat pemasangan yang menimbulkan luka jika
tenaga medis tidak kompeten (Djajadilaga, 2012)
Selain mengkaji riwayat penggunaan kontrasepsi, seksual, obsteri,
menstruasi secara terinci, perawat harus menggali persepsi wanita tentang
kondisinya, pengaruh etnik dan budaya, pengalaman dengan tenaga
kesehatan lain, gaya hidup, dan pola koping (lihat pertimbangan budaya).
Jumlah nyeri yang dialami dan efeknya pada aktivitas sehari-hari, obatobatan dirumah, dan resep untuk meredakan rasa tidak nyaman, dicatat.
16
Suatu cacatan gejala, yang memuat rincian catatan gejala emosi, perilaku,
fisik, diet, pola latiham dan pola istirahat, merupakan alat diagnostik yang
bermanfaat (Bobak, 2004)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang
mengalami gangguan menstruasi meliputi :
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang
penyebab gangguan yang tidak memadai/ efek psikologis dan
emosional gagguan
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan diri/ terapi yang
tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi
d. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan menstruasi
3. Intervensi
Intervensi keperawatan menurut NIC-NOC edisi 9 (2012) untuk wanita
yang mengalami gangguan menstruasi meliputi
a. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan pengetahuan tentang
penyebab gangguan yang tidak memadai / efek psikologis dan
emosional gagguan
NOC
dan
pengobatan
c. Melaporkan penurunan perasaan negative
NIC
: Peningkatan koping
a. Berikan
informasi
faktual
yang
terkait
dengan
NOC
kebutuhan
terhadap
informasi
tambahan
b. Memperlihatkan keampuan untuk perawatan diri
NIC
: Edukasi kesehatan
a. Bantu pasien menetapkan tujuan pembelajaran yang
realistis
b. Gunakan berbagai strategi penyuluhan
c. Hubungkan muatan yang baru dengan pengetahuan dan
pengalaman sebelumnya
: Citra tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24
jam, diharapkan harga diri rendah dapat teratasi, dengan
indikator:
a. Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tuh, dan
perwujudan tubuh
b. Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
c. Keinginan untuk menyentuh bagian tubh yang
mengalami gangguan
NIC
harapan
pasien
tentang
citra
tubuh
: Harga diri
18
: Pengendalian nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24
jam, diharapkan nyeri dapat teratasi, dengan indikator:
a. Mengenali awitan nyeri
b. Menggunakan tindakan pencegahan
c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
NIC
: Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi
lokasi karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, daan factor
presipitasnya
b. Observasi isyarat
khususnya
pada
nonverbal
mereka
yang
ketidaknyamanan,
tidak
berkomunikasi efektif
c. Ajarkan pengunaan teknik non farmakologis
4. Evaluasi
19
mampu
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Gangguan
menstruasi
adalah
kelainan-kelainan
pada
keadaan
menstruasi yang dapat berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang
dikeluarkan dan lamanya perdarahan.
Macam-macam gangguan menstruasi menurut Manuaba (2004) adalah
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid
(Hipermenorea/ Menoragia dan Hipomenorea/ kriptomenorrhea), Kelainan
20
siklus
(Polimenorea/
Epimenoragia,
Oligomenorea
dan
Amenorea),
Perdarahan diluar haid (Metroragia), dan Gangguan lain yang ada hubungan
dengan haid (Prem Mastalgia atau Mastodinia, Menstrual Tension/ Tegangan
Prahaid/ PMS, Mittelschmerz dan Dismenorea).
Diagnosa keperawatan menurut Bobak (2004) untuk wanita yang
mengalami gangguan menstruasi yaitu Ketidakefektifan koping berhubungan
dengan pengetahuan tentang penyebab gangguan yang tidak memadai/ efek
psikologis dan emosional gagguan, Kurang pengetahuan berhubungan dengan
perawatan diri/ terapi yang tersedia untuk mengatasi gangguan tersebut,
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan menstruasi, Harga diri
rendah situasional berhubungan dengan persepsi orang lain tentang rasa tidak
nyamannya/
ketidakmampuan
untuk
mengandung
dan
Nyeri
akut
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, L.J. 2004. Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta: EGC
Siti, F. Wahyu. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba, Ida Bagus Gde.2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : EGC
Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang Seks.
Bumi Aksara: Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo: Jakarta.
21
2012.
IUD
Membuat
Siklus
Haid
Lebih
Lama
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/prakonsepsi/tanya.jawab/iud.membu
at.siklus.haid.lebih.lama/ (Diakses tanggal 13 Maret 2015 pukul 17.05)
Kartika , Unoviana. 2014. Cari Tahu Penyebab Haid Tidak Teratur.
PT. Kompas Cyber Media
http://health.kompas.com/read/2014/06/03/1027359/Cari.T
ahu.Penyebab.Haid.Tak.Teratur/ (Diakses tanggal 16 Maret
2015 pukul 12.33)
22