Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang
digunakan
dalam
fungsi
selanjutnya,
yaitu
proses
pengontrolan
dan
Sasaran
Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang
dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang
dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat
di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan
publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan
dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan
stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benarbenar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari
tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk
mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional.
Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum,
yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang
lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak
buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya
karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama
terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali,
atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan
kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan
belaka,
pada
akhirnya
yang
menentukan
sasaran
hanyalah
Rencana
Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema
untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya,
jadwa, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan
cakupan,
jangka
waktu,
kekhususan,
dan
frekuensi
penggunaannya.
masyarakat
yaitu
fungsi
perencanaan
(planning),
fungsi
unsur
penting
dalam
menganalisis
sumber
daya
yang
dimiliki
organisasi,
bagaimana
mengaplikasikannya dalam rangka mencapai sasaran tersebut. Dalam hal ini diperlukan
sikap fleksibilitas di dalam menghadapi perubahan.
yang
dikehendaki
dan
diramalkan
selama
tahap-tahap
perencanaan.
Jenis Perencanaan
Dalam setiap organisasi rencana disusun secara hierarki sejalan dengan
struktur
organisasinya.Pada setiap jenjang, rencana mempunyai fungsi ganda: sebagai
sasaran yang harus dicapai oleh jenjang dibawahnya dan merupakan langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan oleh jenjang
diatasnya. Ada dua jenis rencana , yaitu : (1) rencana strategik,yang disusun
untuk mencapai
tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi, (2) rencana
operasional ,
yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan.
Rencana Operasional
Rencana Operasional terdiri atas bentuk , yaitu : (1) rencana sekali pakai
(single use plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu
dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen
(standing plans) , yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi
untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
Rencana Sekali pakai
PERENCANAAN STRATEGIK.
Sering juga disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range planning)
adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang
organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan , serta strategi yang harus dijalankan
untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula
disusun program kerja yang terinci , mencakup kegiatan yang harus dilakukan , kapan
harus dimulai , kapan harus selesai , dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta
sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah
proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan , yang digunakan untuk
merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
Konsep Strategi
Ada beberapa konsep strategi , pertama, strategi adalah program umum
untuk mencapai sasaran organisasi dan melaksanakan misinya. Kedua, strategi
adalah pedoman umum organisasi untuk menghadapi perubahan lingkungan
sepanjang waktu. Karakteristik Perencanaan Strategik.
Ada lima ciri pokok perencanaan strategik , yaitu :
1.Perencanaan strategik memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan,
seperti,apakah jenis usaha yang kita masuki dan seharusnya kita masuki ?
2. Perencanaan strategik merupakan kerangka dasar yang dapat dipakai
sebagai pedoman untuk penyusunan rencana yang lebih rinci dan pengambilan
keputusan harian. Jika seorang manajer harus mengambil keputusan
semacam itu, ia dapat mengajukan pertanyaan dari alternatif yang ada ,
manakah yang paling konsisten dengan strategi kita ?
3.Perencanaan strategik memiliki kurun waktu yang lebih panjang daripada jenis
perencanaan lain
4. Perencanaan strategik membantu organisasi untuk mengarahkan sumber
dayanya pada kegiatan yang mempunyai prioritas tinggi
5. Perencanaan strategik merupakan kegiatan tingkat atas, artinya ,pucuk
pimpinan harus terlibat secara aktif. Karena hanya pucuk pimpinan yang
memiliki pandangan yang dibutuhkan untuk mempertimbangkan semua aspek
organisasi dan karena commitment dari pucuk pimpinan sangat diperlukan
untuk menumbuhkan dan mendukung commitment dari bawah.
Keuntungan dan kerugian perencanaan
Keuntungan perencanaan
Kerugian perencanaan
Mempunyai
Kesimpulan
PENGENDALIAN PERSEDIAAN
(INVENTORY CONTROL)
PENDAHULUAN
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional
suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena
kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva
lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan disisi lain. Pengaturan
persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing,
dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan
diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang
rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan
yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi diatas, maka perlu ada pengaturan terhadap
jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan
proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama
dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai
persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam
spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat
terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip
ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik
persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan
membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan
timbul biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi
karena
tertundanya
kesempatan
memperoleh
keuntungan.
2).
atau perakitan,
untuk suku cadang dari peralatan, maupun untuk dijual. Walaupun persediaan
hanya merupakan suatu sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat
dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan.
stock,
merupakan
persediaan
yang
diadakan
untuk
proses) akan tetapi masih harus mengalami pengolahan lebih lanjut untuk siap
menjadi produk jadi. Barang jadi adalah seluruh barang yang telah mengalami
pengolahan dan telah siap di jual kepada konsumen.
JENIS PERSEDIAAN
1.
2.
ALIRAN MATERIAL
Vendor
Customer
Pemasok
Bahan dalam
proses
Bahan
mentah
Barang dalam
proses
Barang
jadi
(Pelanggan)
Barang dalam
Proses
Fungsi Persediaan.
1. Menghilangkan/mengurangi risiko keterlambatan pengiriman bahan
2. Menyesuaikan dengan jadwal produksi
3. Menghilangkan/mengurangi resiko kenaikan harga
4. Menjaga persediaan bahan yang dihasilkan secara musiman
5. Mengantisipasi permintaan yang dapat diramalkan.
6. Mendapatkan keuntungan dari quantity discount
7. Komitmen terhadap pelanggan.
Biaya transportasi
Analisis ABC
Seringkali suatu organisasi/perusahaan dihadapkan kepada masalah
penyimpanan dan pemeliharaan persediaan yang berbeda-beda, baik itu bahan
baku, komponen, maupun barang jadi. Dalam kondisi seperti ini manajemen
harus memberikan prioritas pengendalian yang ketat kepada jenis persediaan
yang nilainya tinggi, sedangkan terhadap persediaan yang nilainya rendah
pengendalian dapat dilakukan dengan agak longgar, sebab terlalu ketat
pengendalian terhadap jenis ini bisa jadi biaya pengendalian menjadi lebih tinggi
dari nilai persediaannya.
Agar pengendalian
efisien,
maka
persediaan
tersebut
harus
tertentu yang merupakan item yang terpenting dari seluruh item yang ada
dibandingkan dengan item lainnya.
Nilai dalam klasifikasi ABC adalah
selama suatu periode dikalikan dengan harganya, dengan perkataan lain nilai di
sini adalah nilai investasi (volume rupiah
investasi yang lebih tinggi dari item lain dianggap item yang lebih penting,
sehingga akan mendapat perhatian yang lebih serius dalam pengendaliannya.
Item persediaan yang termasuk klasifikasi A adalah item yang memiliki
jumlah fisik yang relatif sedikit (sekitar 20 persen) akan tetapi memiliki nilai
rupiah tahunan yang tinggi (mencapai sekitar 70 persen) dari seluruh investasi
persediaan. Kelompok ini harus mendapat perhatian yang serius karena
berdampak biaya tinggi dalam persediaan.
Klasifikasi B, adalah kelompok persediaan yang memiliki volume fisik
sekitar 30 persen item dan sekitar 20 persen dari nilai investai tahunan.
Terhadap kelompok persediaan ini pengendalian dilakukan secara moderat.
Klasifikasi C, adalah barang-barang yang secara fisik mencapai sekitar 50
persen item dan sekitar 10 persen nilai investasi tahunan. Terhadap kelompok
persediaan ini hanya diperlukan teknik pengendalian yang sederhana, dan
pemeriksaan hanya perlu dilakukan sekali-kali. Nilai-nilai persentasi di atas
bukan merupakan nilai yang mutlak, akan tetapi sangat tergantung kepada
kebijakan perusahaan, dan begitu juga klasifikasinya tidak mutlak harus tiga
klasifikasi.
Contoh :
Item
volume
Harga/unit
volume
Persentase
Kelas
(unit)
G-103
1,000
A
G-204
500
(nilai uang)
$ 90.00
(nilai uang)
$ 90,000
38.8%
154.00
77,000
33.2%
17.00
26,350
11,3%
A
G-109
B
1,550
G-524
350
42.86
15,001
6,4%
B
G-702
1,000
12.50
12,500
5,4%
G-693
600
14.17
8,502
3,7%
C
G-906
2,000
.60
C
G-507
100
8,50
850
.4%
C
G-592
1,200
.42
504
.2%
C
G-345
250
.60
150
.1%
1,200
.5%
POLA UMUM
ROP
SS
0
lt
t
Keterangan :
Q
= Quantity, menunjukkan kuantitas persediaan
t
= time, menunjukkan waktu
LT
SS
yang
dicadangkan
untuk
kebutuhan
selama
ROP = Reorder Point adalah titik dimana harus dilakukan pemesanan ulang. Besarnya ROP dihitung dengan menambahkan
persediaan
jumlah
POLA IDEAL
0
Ciri-ciri :
1. Pembeelian dapat dilakukan setiap saat dalam jumlah yang dikehendaki
2. Persediaan dapat diadakan sekaligus
3. Penggunaan persediaan tidak berfluktuasi
Contoh : penjual makanan
FIXED ORDER SIZE
I
max
Q
ROP
SS
0
Ciri-ciri :
1. Pemesanan/pembelian selalu dilakukan apabila jumlah persediaan
telah mencapai re order point
2. Jumlah pembelian selalu sebanyak Economic Order Quantity atau
Economic Lot Size
3. Jarak waktu antara dua pemesanan tidak sama.
Contoh : pompa bensin.
FIXED ORDER INTERVAL
Q
I
mak
t
Ciri-ciri :
1. Jumlah yang dipesan/dibeli setiap kali tidak selalu sama
2. waktu pembelian telah ditentukan jadwalnya, sehingga jumlah yang
dipesan harus dihitung terlebih dahulu.
3. Jarak waktu antara dua pesanan sama.
Contoh : Toko kelontong.
Model ini
Biaya
Biaya Total
Biaya penyimpanan
Biaya
Minimum
Biaya pemesanan
Kuantitas
0
dipesan
Biaya total ( carrying cost + ordering cost) akan membentuk kurva
parabola. Dimana biaya terendah terjadi ditengah, yang disebut
Optimal Order, atau Jumlah optimal pemesanan sehingga total biaya
seminimal mungkin. Disarankan memesan barang pada titik Optimal
Order (Qopt) dengan menggunakan Economic Order Quantity Models.
TC =
Q
S +
H
2
2 DS
Q = EOQ =
H
Keterangan :
D
F = --Q
Jangka waktu antar setiap pesanan adalah jumlah hari kerja dalam satu tahun
dibagi dengan frekuensi pemesanan, atau ditulis :
Q
k
K
t
K-k
Biaya persediaan total per tahun (TC), kuantitas paling ekonomis (EOQ), dan
surplus persediaan (I) dihitung dengan formulasi :
I2
(Q I)2
2Q
H + B
2 DS
EOQ =
I =
2 DS
H
H + B
Lead time tetap dan diketahui (Lead time is constant and know)
4. Harga per unit tergantung kepada kuantitas (Unit cost depent on quantity)
5. Biaya
D
QH
TC = --- S + ----- + PD
Q
C. Administrasi Persediaan
Administrasi persediaan menyangkut administrasi gudang dan cara-cara
penyimpanan persediaan. Supaya penerimaan dan pengeluaran persediaan
dapat diawasi, perlu diadakan sistem administrasi pemesanan, penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran persediaan di gudang. Pada umumnya
administrasi persediaan secara sederhana dapat diatur melalui antara lain :
1. Surat permintaan Pembelian.
2. Surat Penerimaan
3.Administrasi di dalam gudang
posnya setara dengan uang tunai. Banyak metode yang biasa digunakan dalam
menilai persediaan,antara lain : First in first out (FIFO), Last in first out (LIFO),
Weighted Average Method.
Sesuai dengan namanya first in first out (FIFO), metode ini
mengasumsikan bahwa bahan/barang yang pertama dibeli akan pertama
dikeluarkan (digunakan atau dijual). Jadi persediaan akhir akan dinilai
berdasarkan harga bahan/barang yang terakhir diterima.
Kebalikan dari FIFO, metode Last in first out (LIFO) mengasumsikan
bahwa bahan/barang yang terakhir masuk pertama dikeluarkan, jadi persediaan
akhir akan dinilai berdasarkan harga bahan/barang yang pertama dibeli/diterima
Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Method) menentukan
nilai persediaan berdasarkan pada harga rata-rata bahan/barang yang dibeli
pada satu periode. Harga rata-rata dihitung dengan cara membagi total nilai
persediaan (rupiah) dalan satu periode dengan total persediaan (unit) periode
yang bersangkutan.
Biaya biaya yang terkait dalam persediaan dapat berupa: (Managing Drug
Supply, WHO, 2nd edition,page 229, Kumarian Press)
1. Carrying cost/ Inventory holding cost. Biaya ini dapat berupa
tujuan lain
Biaya penyimpanan (storage cost) : Biaya yg diperlukan untuk
menyimpan stok barang termasuk: biaya gudang, gaji karyawan
juga bertambah
Biaya karena kadaluarsa (expiry cost)
Cost of Obsolence. Biaya yang muncul seiring berjalannya waktu,
muncul nya produk2 baru, menyebabkan stok menjadi ketinggalan
jaman.
Wastage Cost ; biaya yg timbul karena kecurian, kehilangan.
stok barang
Kehilangan nama baik suatu usaha, dan hilangnya kepercayaan
pelanggan
5. persediaan besi/minimum
6. biaya standar
7. biaya rata-rata sederhana
8. harga beli terakhir
9. metode nilai penjualan relative
10. metode biaya variable.
METODA EOQ
ASUMSI:
1. Kecepatan permintaan tetap dan terus menerus.
2. Waktu antara pemesanan sampai dengan pesanan dating (lead time)
harus tetap.
3. Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stock out.
4. Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan dating pada waktu
yang bersamaan dan tetap dalam bentuk paket.
5. Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan harga walaupun
pembelian dalam jumlah volume yang besar.
6. Besar carrying cost tergantung secara garis lurus dengan rata-rata jumlah
persediaan.
7. Besar ordering cost atau set up cost tetap untuk setiap lot yang dipesan
dan tidak tergantung pada jumlah item pada setiap lot.
8. Item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan dengan produk
lain.
Ukuran
Lot = Q
Ratarata
PersediaPersediaan
an = Q/2
Waktu
Biaya
Tahunan
TC=biaya total
Biaya
Pengelolaan
Biaya
Minimum
iCQ/2
Biaya
pemesanan
SxD/Q
EOQ
Terjadi keseimbangan antara carrying cost dan ordering cost, maka Q dihitung
dari:
= (2SD)/ic
persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui
sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan
akhir sudah dihitung.
2). Metode Buku (Perpetual)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri
yang merupakan buku pembantu persediaan.
Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang
lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan
penyusunan neraca dan laporan rugi-laba, juga dapat digunakan untuk
mengawasi barang-barang dalam gudang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN
A. Anggaran
Penganggaran
adalah
proses
penyusunan
anggaran
yang
dimulai
jawab,
suatu
penggunaan
prinsip
pengecualian
yang
kegiatan
operasional
yang
saling
berkaitan
dan
saling
mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan
sasran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis
B. Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran
pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion /
produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari
produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan
karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang
maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan
menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan
yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
2. Tujuan Penetapan Harga
a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan
mendulang untung yang optimal.
b. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk
biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk
bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku,
biaya transportasi, dan lain sebagainya.
c. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam
pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan
mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
d. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat
mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di
pasaran.
e. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya
dengan
atau
B. Menentukan Permintaan
akan
permintaan, makin
C. Memperkirakan Biaya
produksi. Sedangkan biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk tingkat
produksi atau total biaya dibagi produksi.
Perusahaan harus mengetahui bagaimana biaya bervariasi dengan
berbagai tingkat produksi agar dapat menetapkan harga yang tepat.
Perusahaan Jepang sering menggunakan metode yang disebut penetapan
biaya sasaran (target costing) yaitu biaya ditentukan dari hasil riset pasar
untuk menentukan fungsi-fungsi yang diinginkan dari produk, kemudian
menentukan harga jual produk tersebut sesuai dengan daya tariknya dan
harga pesaingnya. Selanjutnya mengurangi margin laba dari harga ini,
sehingga diperoleh biaya sasaran yang harus dicapai dan menelitia biaya
setiap unsur, misalnya desain, rekayasa, produksi, penjualan dan lainnya
serta memecahkan dalam unsur yang lebih kecil, merekayasa ulang
komponen, menghilangkan beberapa fungsi, menurunkan biaya pemasok
agar proyeksi biaya akhir sesuai dengan kisaran biaya sasaran.
Perusahaan
biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi pesaing sebagai dasar
penetapan harga. Perusahaan juga perlu untuk membandingkan biayanya
dengan biaya pesaing, apakah biaya produksinya lebih rendah atau lebih
tinggi dan juga harga dan kualitas penawaran pesaing. Dengan mengetahui
biaya, harga dan kualitas pesaing, perusahaan dapat menggunakan sebagai
titik orientasi untuk menetapkan harga.
Perusahaan harus menetapkan harga dekat dengan harga pesaing, jika
pesaing itu merupakan pesaing utama. Jika kualitas kualitas penawaran lebih
tinggi dari pesaing, maka perusahaan dapat menetapkan harga lebih tinggi
dari harga pesaing, tetapi jika kualitas penawaran lebih rendah dari pesaing,
maka perusahaan hendaknya menetapkan harga lebih rendah dari pesaing.
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan pesaing mengubah harganya
sebagai tanggapan terhadap harga yang ditetapkan perusahaan.
Langkah terakhir
paling
efektif, harus
timbul
dari
G. Menyesuaikan Harga
barang lama ketika membeli barang baru, Modifikasi ketiga berupa harga
promosi yang meliputi harga "tumbal", harga kejadian khusus, rabat tunai,
pembiayaan berbunga rendah, bentuk pembayaran lebih lama, garansi dan
kontrak jasa serta potongan psikologis.
Modifikasi keempat adalah harga diskriminatif, yaitu penetapan harga
yang berbeda bagi pelanggan yang bermacam-macam bentuk produk yang
berbeda, tempat yang berbeda dan waktu yang berbeda.
Modifikasi kelima berupa menetapkan harga pada pembaruan produk
asli yang dilindungi oleh hak paten untuk "market skimming" atau untuk
penerobosan pasar; penetapan harga jual terhadap produk tiruan dengan
mengambil salah satu dari sembilan strategi harga mutu.
Modifikasi terakhir terjadi pada bauran produk yang mencakup
penetapan harga lini produk, produk oposional dan produk yang saling
menarik, serta produk sampingan.
Bila perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memprakarsai
suatu perubahan harga, maka ia sebaiknya dengan hati-hati
mem-
ARUS KAS
1.
Arus kas merupakan arus masuk dan keluar dari suatu perusahaan. Arus kas
disajikan dalam suatu laporan arus kas. Arus Kas adalah arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat
likuid,berjangka pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan
Akuntan Indonesia 2004 : 22). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan
pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa
mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47).
Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Arus Kas adalah arus
kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas dalam periode tertentu yang
berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang dimiliki perusahaan
2.
Laporan arus kas atau cash flow statement atau statement of cash flows adalah
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas)
perusahaan (http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_arus_kas)
Belkaoui, (2000:129), menyatakan laporan arus kas sebagai komponen penyusun
laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang juga dapat menjadi
perhatian investor. Laporan arus kas ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan. Dalam
disebutkan bahwa dasar kepentingan investor dan kreditor dalam laporan keuangan
adalah aliran kas perusahaan tanpa menyebutkan income bersih. Kepentingan
investor dan kreditor atas informasi aliran kas meliputi jumlah, waktu, dan tingkat
ketidakpastiannya.
Sedangka menurut Bowen et al. (1986), menyatakan bahwa manfaat dari laporan
arus kas adalah untuk memprediksi kegagalan, menaksir risiko, memprediksi
dengan
kegiatan
investasi
dan
pembiayaan
seperti
b) Bayar kas pada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selainproduksi
barang dan jasa.
c) Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya,
denda dan lain-lain.
d) Pembayaran kepada pemberi pinjaman dan kreditur lainnya berupa
bunga.
e) Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau
pembiayaan seperti pembayaran tuntutan dari pengadilan, pengembalian
dana kepada langganan dan sumbangan.
b. Arus kas dari kegiatan pembiayaan atau pendanaan (financing)
Kegiatan yang termasuk pembiayaan atau pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan
pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan
sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari
sumber dana tersebut, meminjam dan membayar utang kembali atau
melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu.
Contoh arus kas masuk dari kegiatan pembiayaan atau pendanaan :
a) Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk equity
b) Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel dan pinjaman
jangka pendek lainnya.
Contoh arus kas keluar dari kegiatan pembiayaan atau pendanaan adalah
sebagai berikut:
a) Pembayaran dividen dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat
adanya surat berharga saham (equity) tadi.
b) Pembayaran kembali utang yang di pinjam.
c) Pembagian utang kepada kreditor termasuk utang yang sudah di
perpanjang.
c. Arus kas dari kegiatan investasi
Kegiatan yang termasuk dalam arus kas adalah kegiatan investasi adalah
perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun
yang tidak berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas
antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat berharga atau
modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam
proses produksi.
Contoh arus kas dari kegiatan investasi:
a) Penerimaan pinjaman luar baik yang baru maupun yang sudah lama.
b) Penjualan saham baik, saham sendiri maupun saham dalam bentuk
investasi
c) Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan tidak
berwujud lainnya.
Contoh arus kas keluar dari kegiatan baru :
a) Pembayaran utang perusahaan dan pembelian kembali surat utang
perusahaan.
b) Pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri
c) Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya.
d. Isi dalam bentuk laporan arus kas
Ada 2 bentuk dalam penyajian laporan arus kas yaitu sebagai berikut :
1. Direct method
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan
operasi secara lengkap (gross) dan baru dilanjutkan dengan kegiatan
investasi dan pembiayaan. Keunggulan utama dari metode langsung ini
adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunaan kas dalam
laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang
dibutuhkan seringkali tidak mudah di dapat dan biaya pengumpulannya
umumnya mahal.
2. Indirect method
Dalam metode ini
net
income
disesuaikan
(reconcicle)
dengan
menghilangkan:
a) Pengaruh transaksi yang masih belum di realisasi (defferal) dari arus
kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah
persediaan defferal income, arus kas masuk dan keluar dari transaksi
yang accured seperti piutang dan utang.
b) Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan
pembiayaan yang tidak mempengaruhi kas seperti : penyusutan,
amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang
dihentikan (yang berkaitan dengan kegiatan investasi), laba rugi
pembatalan utang (transaksi pembagian)
Keunggulan dalam metode ini adalah memusatkan pada perbedaan antara
laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini, metode
tersebut menunjukan hubungan antara laporan laba rugi, neraca dan laporan
arus kas. Karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode ini
lebih murah dibandingkan dengan metode langsung.
3.
Laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut ini (Hongren
dkk 1989 : 845) :
a. Untuk memperkirakan arus kas masa datang.
Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah
berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, penerimaan
dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk
memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa datang.
b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen.
Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan, sehingga
memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk
mengevaluasi keputusan manajer.
c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada
pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor.
d. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk mengetahui apakah
perusahaan bisa melakukan pembayaranpembayaran ini.
e. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas
f.
perusahaan.
Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba
bersih yang cukup tetapi kas yang rendah menyebabkan diperlukannya
yang
menggunakan kas dan yang tidak (non kas) terhadap posisi keuangan
perusahaan
4.
KATEGORI ARUS KAS
Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah satu
dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas ini
penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan
memprediksi arus kas masa depan.
a. Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow).
ini
penting
untuk
mengidentifikasi
rencana
pertumbuhan
- Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak
pada periode manfaat yang di antisipasi.
- Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta transaksi
yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan dngan arus kas
investasi.
c. Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow).
Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari pemilik
dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan
pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas masuk dan
arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar) bersih dari
kegiatan pendanaan
5.
Ada beberapa pendekatan untuk menyusun laporan arus kas yang digunakan
dalam praktek, yang masing-masing bertujuan mengidentifikasi melalui analisis
transaksi hal-hal berikut ini :
a. Arus kas operasi, investasi, dan pendanaan.
b. Transaksi investasi dan pendanaan non kas yang signifikan.
c. Pos-pos yang merekonsiliasi laba dan arus kas operasi bersih.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 yang dapat dipergunakan
perusahaan terdapat dua metode untuk menyajikan laoran arus kas, yaitu :
1. Metode Langsung
Metode langsung menggolongkan berbagai kategori utama dari kegiatan
operasi. Metode langsung lebih mudah untuk dimengerti, dan memberikan
informasi yang lebih banyak untuk mengambil keputusan.
2. Metode Tidak Langsung
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode ini diawali
dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut sehingga
diperoleh arus kas dari aktivitas operasi.
Kedua metode tersebut mendatangkan jumlah sub-total yang sama untuk
kegiatan operasi, kegiatan investasi, kegiatan pendanaan dan arus kas bersih
estimasi
penerimaan
dan
pengeluaran
menurut
rencana
dari
transaksi
operasional
dan
transaksi
finansiil
yang
BAB V
INVESTASI
5.1 Pengertian
Investasi
merupakan
Tindakan
atau
pilihan
bagi
seseorang
yang
merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan dimasa mendatang.
Menurut Pernyataan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 13 tahun 2004, investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil
investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai
investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti
manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
2.
Financial investment
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis,
seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
Adapun tipe-tipe investasi yang dapat dipilih diantaranya:
1. Direct Investment
Direct investment (investasi langsung) adalah tipe investasi dengan
membeli
secara
langsung
suatu
aktiva
keuangan
dari
suatu
Tabungan
Deposito
b.
T-bond
Municipal bond
Corporate bond
Convertible bond
Opsi
o Waran (warrant)
o Opsi cut (put option)
o Opsi cal (call option)
Future contract
2. Indirect investment
Indirect investment (investasi tidak langsung) adalah investasi yang
tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan yang
cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi
saja. Contohnya membeli saham dan obligasi yang dijual dipasar
Keuntungan Investasi
1.
Capital Gain
Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual yang terjadi akibat
aktivitas perdagangan dipasar sekunder.
2.
Dividen
Merupakan keuntungan yang diberikan diperusahaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya Dividen dibagikan
setelah adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan sekali
setahun melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dividen yang diberikan perusahaan, dapat berupa:
a.
b.
Kerugian Investasi
1.
Capital loss
Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana nilai
saham yang dijual dibawah atau lebih rendah dari harga belinya.
2.
Risiko Likuiditas
Yaitu suatu kondisi dimana perusahaan yang saham dimilikinya
dinyatakan bangkrut atau perusahaan tersebut dilikuidasi. Biasanya hak
klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahan dapat dilunasi. Risiko ini merupakan risiko terberat
dari seorang pemegang saham.
Deposito adalah Menyimpan uang untuk periode tertentu, bila belum jatuh
tempo uang tidak dapat diambil sebelum waktunya
Keuntungan : Risiko sangat rendah. Bunga yang dapat diterima
lebih besar dibandingkan tabungan biasa
Kekurangan : Keuntungan atau bunga yang diterima lebih sedikit
bila dibandingkan dengan jenis investasi lain yang berhadapan
langsung dengan risiko pasar.
Saham,
memiliki
saham
berarti
Anda
memiliki
PENGONTROLAN
I.
PENDAHULUAN
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan
pengukuran dan koreksi semua kegiatan dalam rangka memastikan bahwa
tujuan-tujuan dari rencana organisasi dapat terlaksana dengan baik. Fungsi
pengendalian adalah fungsi terakhir dari proses manajemen. Pengendalian
ini berkaitan erat dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini
merupakan hal yang saling mengisi, karena:
Fungsi pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan
Pengendalian hanya dapat dilakukan jika ada perencanaan/rencana
Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan secara baik
Tujuan baru dapat diketahui dicapai dengan baik atau tidak setelah
pengendalian atau pengukuran dilakukan.
Tanpa tujuan dan rencana-rencana, pengendalian adalah tak
mungkin dilaksanakan, karena harus membandingkan antara rencanarencana yang dibuat dengan pelaksanaannya. Dengan demikian peranan
pengendalian sangat menentukan baik/buruknya suatu rencana.
Kasus-kasus yang seringkali terjadi dalam banyak organisasi adalah
tidak
diselesaikan
banyak
penugasan,
tidak
ditepatinya
waktu
II.
tetapi
berusaha
untuk
menghindari
terjadinya
telah
ditentukan
sebelumnya.
Sedangkan
Efisien
adalah
III.
PROSES PENGENDALIAN
Pengendalian/kontrol dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menentukan standar-standar atau dasar untuk kontrol
Tahap ini dapat mencakup penetapan standar penjualan dan
produksi sampai kepada dasar presesi dan keamanan. Agar dapat
berfungsi secara efektif, standar tersebut harus dapat dirinci dalam
istilah-istilah yang mudah dipahami dan diterima oleh individu yang
bersangkutan.
Tiga bentuk standar yang umum adalah:
a. Standar-standar fisik, meliputi kuantitas barang, jumlah pelanggan
dan lain-lain
b. Standar-standar moneter, yang ditunjukan dalam rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor,
pendapat penjualan dan sejenisnya.
perubahan
standar
prestasi
yang
telah
ditetapkan.
Mengukur prestasi
Tidak
Ya
Apakah
prestasi sesuai
dengan
Tidak
ada perubahan
standar?
IV.
JENIS-JENIS PENGENDALIAN
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis pengendalian:
1. Pengendalian Pendahuluan
Pengendalian ini di desain untuk mengendalikan penyimpangan
dari standar tertentu dan memungkinkan perbaikan dilakukan sebelum
seluruh
tahap kegiatan
tertentu
diselesaikan.
Pengendalian ini
pengendalian
ini
dilakukan
selama
kegiatan
masih
V.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Repressive Control,
Pengendalian
penyimpangan/kesalahan
yang
dalam
dilakukan
setelah
pelaksanaan
kegiatan,
terjadi
dengan
yang direncanakan dapat dicapai. Hal ini dapat dilakukan dengan caracara berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Mendadak,
ialah
pengendalian
dilakukan
secara
mendadak
VI.
CARA-CARA PENGENDALIAN
Cara-cara pengendalian dapat dibedakan atas:
1. Pengawasan Langsung,
Yaitu pengawasan yang dilakukan secara langsung oleh seorang
manajer secara pribadi. Dia memeriksa pekerjaan yang sedang
dilakukan untuk mengetahui apakah hasil-hasilnya seperti yang
dikehendakinya.
Keuntungannya:
a.
b.
c.
Kerugiannya:
a. waktu seorang manajer banyak tersita, akibatnya waktu untuk
pekerjaan lainnya berkurang, misalnya perencanaan, pengambilan
keputusan dan lain-lain.
b. Mengurangi
inisiatif
bawahan,
karena
bawahannya
merasa
yang
berisi
gambaran
atas
kemajuan
yang
dicapai.
manajer.
Laporan
biasanya
kurang
dapat
Budget/anggaran
adalah
suatu
ikhtisar
hasil
yang
akan
Step
budget,
berhubungan
dengan
production
budget
dan
Labor
budget/budget
personal
adalah
suatu
budget
yang
b.
c.
Bagaimanakah
rehabilitas
perusahaan,
apakah
kurva-kurva
sehingga
dapat
memudahkan
pimpinan
dijadikan
informasi
sebagai
bahan
dalam
mengambil
keputusan.
e.
Break Event Point, yaitu suatu titik atau keadaan ketika jumlah
penjualan tertentu tidak mendapatkan laba atau rugi. Jadi jumlah
biaya sama dengan jumlah penjualan.
f.
IX.
PENGAWASAN KEFARMASIAN
Tujuan pengawasan sediaan farmasi adalah :
1. Melindungi masyarakat dari sediaan farmasi yang tidak memenuhi
syarat
2. Melindungi masyarakat dari penyalahgunaan dan salah penggunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan
3. Mencegah persaingan tidak sehat antar perusahaan farmasi
Sediaan farmasi yang tidak memenuhi syarat mungkin banyak
terdapat pada obat tradisional, obat atau makanan baik yang terdaftar
atau tidak terdaftar. Begitu juga apakah produk sediaan farmasi yang
kebanyakan untuk konsumsi dokter praktek itu tersentuh pengawasan
mutu, karena produk pabrik ini kebijaksanaan marketingnya jarang
ditemukan di apotik yang biasa disampling petugas pengawasan.
Sediaan
farmasi
yang
disalahgunakan
mungkin
saja
tentu ini diambil dari harga obat yang biaya promosinya bisa sekitar
sepuluh
kali
lipat
harga
obat
dan
hal
ini
ditanggung
oleh