Anda di halaman 1dari 5

Karies botol atau Nursing Mouth Caries merupakan suatu keadaan yang

menggambarkan karies pada anak yang dihubungkan dengan kebiasaan minum


susu menggunakan botol susu yang berisi cairan (karbohidrat) yang dapat diragikan
maupun cairan manis lainnya seperti susu dan jus buah sepanjang hari dan saat
tidur siang maupun malam hari.
Pendapat lain NMC adalah suatu bentuk karies rampan yang bersifat agresif yang
biasanya dihubungkan dengan pemberian susu yang tidak tepat bukan hanya
melalui botol yang mengandung cairan manis tapi juga melalui pemberian air susu
ibu (ASI) dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini dikenal sebagai karies gigi
sulung yang umumnya terjadi setelah beberapa bulan erupsi yang mengenai gigi
anterior rahang atas dan molar sulung khususnya pada anak-anak usia 0-3 tahun.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari NMC mempunyai pola dan tipe yang khusus. Gambaran pola
kariesnya terlihat jelas, dengan lesi terutama pada bagian labial gigi insisif atas, dan
atau pada palatal molar atas. Tipe kariesnya sejalan dengan lengkung gusi gigi
insisif rahang atas. Proses kariesnya cenderung aktif, gigi lainnya akan terpengaruh
sejalan dengan erupsinya yaitu akan mengenai molar kesatu rahang atas, kaninus
rahang bawah dan molar kedua, namun jarang mengenai insisif rahang bawah, hal
ini mungkin terjadi karena posisinya yang terlindung oleh lidah.

Lesi pada Permukaan Labial Gigi Insisif Rahang Atas dan Gigi Anterior Rahang
Penyebab dan Faktor risiko
Menurut teori terdahulu telah diketahui faktor penyebab terjadinya karies ini adalah
kebiasaan minum susu atau cairan manis lainnya dari botol, oleh karena itu karies ini
dikenal dengan nama Nursing Bottle Caries. Saat ini selain faktor tersebut di atas

diyakini bahwa kebiasaan pemberian air susu ibu (ASI) yang tidak benar pun dapat
menyebabkan terjadinya NMC. NMC tidak hanya disebabkan oleh pemberian susu
melalui botol tetapi dapat juga disebabkan oleh cara pemberian ASI yang kurang
tepat. Bayi yang dibiarkan tertidur sambil menyusu pada ibunya sepanjang malam
diyakini mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena NMC, bahkan NMC ditemukan
pada bayi yang mendapat ASI secara eksklusif tanpa pernah diberi susu melalui
botol.
Kondisi ini terjadi karena gigi bayi berkontak langsung dengan larutan yang
mengandung gula seperti susu formula dan sari buah dan berlangsung dalam waktu
lama.
Gula ini akan diam dalam permukaan enamel gigi, kemudian akan bergabung
dengan bakteri dalam mulut yang bersifat oportunistik. Bakteri ini akan memproduksi
asam yang merusak permukaan enamel gigi. Proses terjadinya karies pada maksila
dan mandibula di atas selain berhubungan dengan 4 etiologi utama karies (host,
agent, substrat, waktu) tergantung dari tiga faktor yaitu urutan erupsi, lamanya
melakukan kebiasaan, dan pola otot saat bayi menghisap. Gigi-gigi atas pada
permukaan labial lebih rentan terserang karies botol / nursing mouth caries.
Perawatan Nursing Mouth Caries
Perawatan terhadap NMC tergantung pada tingkat keparahan karies. Penentuan
teknik perawatan NMC sangat ditentukan oleh diagnosa yang tepat. Pada gigi
dengan karies yang telah mengenai saluran akar hendaknya dilakukan perawatan
endodontik terlebih dahulu sebelum dilakukan penambalan, sedangkan pada gigi
dengan karies yang belum mengenai pulpa dapat langsung dilakukan penambalan.
Perawatan endodontik yang dapat dilakukan antara lain pulp capping (direct atau
indirect), pulpotomi (vital atau nonvital), pulpektomi (vital atau nonvital), pembuatan
restorasi. Pembuatan restorasi dengan menggunakan bahan semen glass ionomer
dan resin komposit, dengan pembuatan mahkota buatan seperti Compomer Strip
Crowns, mahkota stainless steel.
Pencegahan

Tindakan pencegahan terhadap NMC harus dilakukan karena semakin parah karies
maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan sehingga
memerlukan biaya yang tidak
sedikit untuk dikeluarkan.
Beberapa saran untuk mencegah karies botol, meliputi :
1. Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang dan
nyaman saat tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan gula
(susu formula atau sari buah), biasakan berikan anak air putih dalam dot botol
atau dot karet.
2. Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung larutan
gula ke dalam dot botol.
3. Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur, karena
ASI juga dapat menyebabkan kerusakan gigi. Biasakan anak menghisap dot
botol yang berisi air.
4. Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak
5. Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan gigi
dan gusi anak setelah makan atau minum yang mengandung gula atau
karbohidrat. Ini akan membantu menghilangkan plak bakteri dan gula yang
tumbuh dalam gigi dan gusi.
6. Jika air minum yang diminum setiap harinya tidak mengandung fluoride, maka
suplemen fluoride atau perawatn fluoride seperti topikal aplikasi dan fissure
sealant dapat diberikan.
7. Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas atau
cangkir menjelang umurnya 1 tahun. Anak sebaiknya berhenti minum
menggunakan dot botol setelah umurnya 1 tahun.

8. Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter gigi,
apabila tampak tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau
bercak/spot hitam pada gigi anak.
Demineralisasi
Secara defenisi, demineralisasi merupakan proses hilangnya atau terbuangnya garam
mineral yaitu hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) pada enamel gigi. Faktor yang terbesar
penyebabnya adalah makanan dan minuman yang asam. Suasana yang asam dapat
melarutkan enamel sehingga merusak mineral-mineral pendukung gigi. Tidak hanya
asam, karbohidrat (gula) juga menyebabkan hal ini karena bakteri (streptococcus
mutans) memfermentasikan gula menjadi asam laktat dalam mulut. Proses
demineralisasi terjadi bahwa enamel bereaksi dengan ion asam asam (H+) akan
melarutkan hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2 menjadi ion kalsium (Ca2+), air (H2O) dan
ion phospat (PO4)3+. Proses ini terjadi jika pH saliva dibawah 5,5. Proses ini
berlangsung hanya dalam waktu setengah jam.
Remineralisasi
Remineralisasi merupakan kebalikan dari demineralisasi dimana penempatan garamgaram mineral kembali ke enamel gigi. Remineralisasi dapat terjadi dengan jika pH
saliva kembali normal dan terdapat ion kalsium (Ca2+) dan ion phospat (PO4)3+ dalam
rongga mulut. Saliva menaikkan kembali pH asam rongga mulut secara perlahan
sehingga (PO4)3+ dan (Ca2+) dapat membentuk kristal hidroksiapatit dan menutupi
daerah yang terdemineralisasi. Untuk remineralisasi penuh ini dibutuhkan waktu
beberapa jam.
Hubungan demineralisasi-remineralisasi

Pencegahan Demineralisasi
Dalam semboyan kesehatan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan sampai
demineralisasi yang berlebihan menyebabkan rusaknya enamel gigi. Bila itu terjadi
tentu kita akan rugi baik dalam segala aspek biaya, waktu, dan kesehatan. Pencegahan
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
Penggunaan fluorida. Fluorida berasal dari buatan ataupun alami. Contoh florida
dari buatan yaitu pasta gigi berfluorida. Contoh fluorida alami yaitu daging, buah,
sayur, biji-bijian, dan daun teh.
Makanan yang mengandung kalsium tinggi. Kalsium berfungsi untuk membantu
mineralisasi gigi terutama pada bagian enamel dan dentin, dan pencegahan
pendarahan pada akar.
Tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang terlalu asam.
Setelah makan, terutama yang mengandung karbohidrat, membersihkan gigi dari
sisa makanan yang menyelip. Seminimal mungkin berkumur-kumur. Fungsinya untuk
menghindari proses fermentasi oleh bakteri rongga mulut yang menimbulkan sifat
asam.

Anda mungkin juga menyukai