Nama Anggota :
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia-Nya kami dapat menuntaskan pembuatan makalah agama untuk
kepentingan tugas yang diberikan guru pembimbing.
Makalah ini dibagi menjadi satu bagian utama. Yaitu terdiri dari
bahan materi BAB, yaitu isi kandungan Q.S. Ali-Imran ayat 159, Q.S.
Asy-Syuura ayat 38.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kelompok Agama
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………......... ii
Pendahuluan………………………………………………………………………………………………… iii
BAB I Semester II
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………
Pendahuluan
Rumusan Masalah :
BAB I
Artinya:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.” (QS Ali Imran : 159)
Isi Kandungan
Allah SWT menjelaskan bahwa setiap manusia hidup di dunia tidak
terlepas dari problem dan persoalan yang dihadapi. Untuk itu mereka
harus dapat memecahkan masalah tersebut. Adapun cara menyelesaikan
persoalan hidup dalam surat Ali Imran ayat 159 dijelaskan, harus
dengan mencontoh dan mengambil teladan dari nabi Muhammad SAW
yaitu dengan cara lemah lembut berdasarkan rahmat Allah SWT, setiap
persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah.
Orang yang selalu bersikap keras dalam menghadapi masalah maka ia
akan dijauhkan dalam pergaulan. Oleh karena itu, apabila kita terlanjur
berbuat salah dan berlaku kasar kepada orang lain maka segeralah
minta maaf atas segala kesalahan yang telah diperbuat. Baik dengan
tidak sengaja, apalagi disengaja.
Kalau kita mempunyai persoalan, sedang kita sudah memecahkannya
dengan cara bermusyawarah yang kita kehendaki maka kita serahkan
saja kepada Allah SWT apa hasil yang akan dicapai nanti. Karena
sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang bertakwa dan
berserah diri kepadanya.
Rasulullah telah memberikan contoh tentang musyawarah. Menjelang
perang Uhud terjadi perbedaan pendapat antara beliau dengan sejumlah
sahabat. Nabi SAW berpendapat sebaiknya orang Islam bertahan di
dalam kota, tetapi sebagian sahabat beliau agar musuh dihadapai di luar
kota. Nabi akhirnya menerima usul mereka walaupun dengan berat hati.
Setelah terbukti kalah dalam perang itu, Nabi tetap bersikap lemah
lembut kepada mereka.
Hal yang penting, selalu menyepakati sesuatu melalui musyawarah, yaitu
semua pihak harus teguh dengan pilihan kesepakatannya, bukan
menyesali hasil pilihan. Allah SWT pasti akan membela mereka yang
telah bersikap istiqamah dan bertawakal kepada Allah.
Artinya:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Asy Syura : 38)
Isi Kandungan
Dalam ayat tersebut Allah menyerukan agar umat Islam
mengesakan dan mnyembah Allah SWT. Menjalankan shalat
fardu lima waktu tepat pada waktunya. Apabila mereka
menghadapmasalah maka harus diselesaikan dengan cara
musyawarah. Rasulullah SAW sendiri mengajak para
sahabatnya agar mereka bermusyawarah dalam segala urusan,
selain masalah-masalah hukum yang telah ditentukan oleh Allah
SWT. Persoalan yang pertama kali dimusyawarahkan oleh para
sahabat adalah khalifah. Karena nabi Muhammad SAW sendiri
tidak menetukan siapa yang harus jadi khalifah setelah beliau
wafat. Akhirnya disepakati Abu Bakarlah yang menjadi
khalifah.
Graha Pustaka.