TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohadrjo
Sarwono, 2008: 89).
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum (Varney, H, 2008: 492) .
2. Tanda Gejala
Kehamilan di bagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama(0 sampai
12 minggu), triwulan kedua(13 sampai 28 minggu), dan tri wulan ketiga (29
sampai sampai 42 minggu). Untuk dapat menegakan kehamilan di tetapkan
dengan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan :
a
Amenore
Mengidam
Obstetri
Fisiologi
fakultas
kedokteran
Universitas
Terjadi pada kehamilan > 12 minggu pada pipi, hidung, dahi yang
disebut Closma Gravidrum. Linea alba digaris tengah abdomen
makin hitam.
Tanda
broxston
hicks:
bila
uterus
dirangsang
mudah
berkontraksi
f
5
Teraba balotement
10
2) Tumor kandungan atau mioma uteri. Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak
disertai tanda hamil. Bentuk pembesaran tidak merata. Perdarahan banyak saat
menstruasi.
3) Kista ovarium. Pembesaran perut, tetapi tidak disertain tanda hamil dan
menstruasi terus berlangsung. Lamanya pembesaran perut dapat melampaui
usia kehamilan. Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negative.
4) Hematomera. Terlambat datang bulan yang dapat melampaui usia kehamilan.
Perut terasa nyeri setiap bulan. Terjadi tumpukan darah dalam rahim. Tanda
dan pemeriksaan kehamilan tidak menunjukkan hasil yang positif, karena
hymen in perforate.
5) Kandung kemih penuh. Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran
perut akan menghilang. (Manuaba, 2010 :106-109).
3. Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2010: 175), perubahan anatomi
dan fisiologi
pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera sejak fertilisasi dan
terus berlanjut selama kehamilan meliputi :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, dan amnion) sampai persalinan.
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot , sementara
produksi miosit yang baru sangat terbatas.pada awal kehamilan penebalan uterus
distimulasi terutama oleh hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron. Sejak
11
trimester pertama uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan
umumnya tidak disertai nyeri.
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya
edema pada seluruh serviks. Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa,
komposisinya berupa jaringan matriks ekstraseluler terutama mengandung
kolagen. Pada akhir trimester pertama kehamilan, berkas kolagen mejadi kurang
kuat terbungkus.hal ini terjadi akibat penurunan jumlah kolagen. Pada saat
kehamilan mendekati aterm , terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi
kolagen.
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga di tunda.hanya satu korpus luteum hanya satu di temukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi sebagai penghasil hormon progesteron dalam jumlah
yang relatif minimal.
4) Vagina
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot-otot di perinium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat
berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini
meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi
dari otot- otot polos. Dinding vagina banyak mengalami perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan
12
13
14
Sebagian wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.
15
Hampir 80%, wanita kecewa, menolak, gelisah, depresi, dan murung terutama
terjadi pada wanita yang belum menikah atau yang tidak merencanakan
kehamilan.
Perasaan yang tidak nyaman disebabkan oleh adanya rasa mual dan muntah, rasa
lelah, perubahan selera makan, emosional mungkin mencerminkan konflik dan
depresi dan pada waktu yang bersamaan akan teringat akan kehamilannya.
dari segala
16
Kebanyakan wanita akan merasa lebih erotis selama trimester II, kurang
lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual
mereka dibanding pada trimester I, hal ini banyak dipengaruhi oleh karena
hilangnya rasa kebingungan dan keraguan yang terjadi pada trimester I. (Varney,
2004)
1
17
Hamil
Menyusui
2300
65 g
1g
17 g
6000 IU
600 IU
1 mg
1,3 mg
15 mg
92 g
3000
80 g
1g
17 g
7000 IU
800 IU
1,2 mg
1,5 mg
18 mg
91 g
b. Obat Obatan
Pemberian obat obatan saat hamil harus memperhatikan apakah obat
tersebut berpengaruh atau tidak terhadap tumbuh kembang janin. Perlu
diperhatikan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap
janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan pemakaina obat-obatan tersebut.
c. Pekerjaan
Pekerjaan rutin dapat dilakukan tetapi harus sesuai dengan kemampuan
dan dengan semakin tua kehamilan pekerjaan semakin dibatasi dan dikurangi.
Jangan terlalu lama dan melelahkan, Duduk lama atau statis vena (vena stagnasi)
menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak.
d. Pakaian
18
1) Pakaian harus longgar, bersih, tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan
terbuat dari katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap terutama pakaian
dalam.
2) Pakailah bra yang menyokong payudara.
3) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
4) Pakaian dalam yang selalu bersih.
e. Istirahat
Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang melelahkan, tapi
tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari pekerjaan yang tidak
disukainya. Wanita hamil juga harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam
waktu yang sangat lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan
tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan
tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus dipertimbangkan dan
kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam + sekitar 8
jam/ istirahat/ tidur siang 1 jam.
f. Perawatan payudara
Payudara dipersiapkan untuk proses laktasi. Dengan pemakain bra yang
longgar maka perkembangan payudara tidak terhalangi kebersihan payudara juga
harus diperhatikan terutama kebersihan puting susu jika puting susu tenggelam
atau datar maka ibu harus berusaha mengeluarkan puting susu dengan cara
menariknya keluar.
g. Personal hygiene
Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri sendiri.
Kebersihan badan mengurangkan kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor
banyak mengandung kuman-kuman. Perawatan gigi perlu dalam kehamilan
karena hanya gigi yang baik menjamin pencernaan yang sempurna, Mandi
bermanfaat
merangsang
sirkulasi, menyegarkan,
menghilangkan kotoran.
Perawatan rambut harus dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu. Wanita yang hamil
19
jangan melakukan irrigasi vagina kecuali dengan nasihat dokter karena irrigasi
dalam kehamilan dapat menimbulkan emboli udara.
h. Koitus
Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila
terdapat keguguran berulang atau mengancam kehamilan dengan tanda infeksi,
pendarahan, mengeluarkan air. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang
persalinan perlu dihindari hubungan seksual karena dapat membahayakan. Bisa
terjadi bila kurang higienis, ketuban bisa pecah, dan persalinan bisa terangsang
karena, sperma mengandung prostaglandin.
i. Eliminasi
Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar,
untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu minum dan
menjaga kebersihan sekitar kelamin perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas
usus halus dan besar, sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit).
Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya
gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan
gerak, banyak makan makanan berserat (sayur dan buah-buahan). Sembelit dapat
menambah gangguan wasir menjadi lebih besar dan berdarah.
j. Senam Hamil
Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam hamil sebagai
berikut:
1) Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi hati untuk
dapat menahan berat badan yang semakin naik, nyeri kaki, varices, bengkak dan
lain-lain.
2) Melatih dan mengusai teknik pernafasan yang berperan penting dalam kehamilan
dan proses persalinan. Dengan demikian proses relaksasi dapat berlangsung lebih
cepat dan kebutuhan oksigen terpenuhi.
20
Lama
Perlindungan
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun /
seumur hidup
%
Perlindungan
80
95
99
99
21
l. Dukungan Psikologis
Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan
keyakinan dalam keberhasilan dalam menyusui. Persiapan psikologis ibu untuk
menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang
positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya.
Banyak ibu yang memiliki masalah. Oleh karenanya bidan harus dapat membuat
ibu tertarik dan simpati.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu secara
kejiwaan untuk menyusui yaitu :
1) Setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ibu akan sukses dalam menyusui
2)
3)
4)
5)
bayinya.
Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula.
Memecahkan masalah yang timbul dalam menyusui.
Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan.
Memberikan kesempatan ibu untuk bertanya.
22
23
24
25
26
27
28
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
kehamilan.
Kelas ANC untuk bumil, pasangan/keluarga
Skrining untuk Siphilis & IMS lainnya
Pemberian suplemen asam folat, Fe
Pemberian imunisasi TT 2x
Melaksanakan senam hamil
Penyuluhan gizi, manfaat ASI & rawat gabung, manajemen laktasi
Asuhan berkesinambungan
Menganjurkan bumil utk menghindari kerja fisik berat
Memeriksa TD, proteinuri secara teratur
Pengukuran tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan (>24mg dengan pita
q.
r.
s.
t.
u.
ukur)
Pemeriksaan HB pada awal & usia 30 mgg
Mendeteksi kehamilan ganda >usia 28mg
Mendeteksi kelainan letak >36 mg
Menghindari posisi terlentang pada pemeriksaan kehamilan lanjut
Catatan ANC disimpan oleh bumil
9. Pengkajian
a. Anamnesis
Tabel 2
Anamnesis Pada Antenatal Care
Riwayat kehamilan
ini
Riwayat penyakit
Riwayat sosial
ekonomi
29
Jumlah kehamilan
Jumlah persalinan
Jumlah persalinan
Jumlah persalinan
cukup bulan
Jumlah persalinan
premature
Jumlah anak hidup
Jumlah keguguran
Jumlah aborsi
Perdarahan pada
kehamilan,
persalinan, nifas
terdahulu
Adanya hipertensi
dalam kehamilan
terdahulu
Berat bayi< 2,5 kg
atau>4kg
Adanya masalahmasalah selama
kehamilan,
persalinan, nifas
terdahulu
Jantung
Tekanan Darah
Tinggi
Diabetes Mellitus
TBC
Pernah operasi
Alergi obat/makanan
Ginjal
Asma
Epilepsy
Penyakit hati
Pernah kecelakaan
Status perkawinan
Respon ibu dan
keluarga terhadap
kehamilan
Jumlah keluarga
dirumah yang
membantu
Siapa pembuat
keputusan dalam
keluarga
Kebiasaan makan dan
minum
Kebiasaan merokok,
menggunakan obatobat dan alcohol
Kehidupan seksual
Pekerjaan dan
aktivitas sehari-hari
Pilihan tempat untuk
melahirkan
Pendidikan
Penghasilan
Varises
Nadi
uteri
Kondiloma
Pernafasan
Palpasi
untuk
Edema
Berat badan
menentukana
Hemoroid
Tinggi badan
letak janin
Kelainan lain
Muka: Edema, pucat
(atau lebih 28
Mulut&gigi
:
minggu)
Pemeriksaan
dengan
kebersihan,karies,tonsil, paru Auskultasi
speculum untuk menilaii:
Tiroid/gondok
detak jantung Serviks
Tulang belakang/punggung:
janin
Tanda-tanda infeksi
Skoliosis
Cairan dari ostium uteri
Payudara : puting susu,
tumor
Pemeriksaan untuk menilai:
Abdomen: bekas operasi
Serviks
Ekstremitas: Edema, varises,
Fisik Umum
Laboratorium
Kunjungan
pertama:
Darah :
Hemoglobin
Glukosa
VDRL
Urin :
Warna,bau,
kejernihan
Protein
Glukosa
Nitrit/LEA
30
rflek patella
Costovertebral
angle
tenderness (CVAT)
Kulit: kebersihan/penyakit
kulit
Uterus
Adneksa
Bartholini
Skena
Uretra
Bila usia kehamilan <12
minggu
Kunjungan berikut :
Tekanan darah
Berat badan
Edema
Masalah dari kunjungan
pertama
Gambaran
Kehamilan normal.
31
Kategori
Kehamilan Normal
Gambaran
1.
2.
3.
4.
5.
32
Kategori
Kehamilan
dengan
khusus
Gambaran
normal
kebutuhan
1.
2.
Ibu
hamil
dengan
masalah
kesehatan/
komplikasi
yang
membutuhkan
Rujukan untuk
konsultasi atau kerja
sama penanganan.
1.
Kegawatdaruratan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
33
34
b. Tanda-Tanda Inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan perbukaan telah ada seperti telah
dikemukakan terdahulu, faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah:
a) Kekuatan mendorong keluar (power)
(1) His (kontraksi uterus)
(2) Kontraksi otot-otot dinding perut
(3) Kontraksi diafragma
(4) Dan ligmentous actiou terutama lig rotundum
b) Faktor janin
c) Faktor jalan lahir
Pada waktu partu akan terjadi perubahan-perubahan pada
uterus, serviks, vagina dan dasar panggul.
3. Fisiologi Persalinan Normal
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium
yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterine sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos
uterus mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoodinasi, diselingi
dengan suatu periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan,
serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi
yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan
kelahiran, sampai saat ni mash belum jelas benar.
Secara umum persalinan adalah serangkain kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan yaitu 37-42 minggu lahir spontan, tanpa
35
komplikasi baik pada janin maupun janin, disusul pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam tidak
lebih dari 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2010 : 297).
4. Tuanya kehamilan Menurut FK UNPAD (2010: 222)
a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi
dengan berat badan < 500 gr.
b. Partus Imaturus
Pengeluaran buah kehamilan pada umur kehamilan 22-28 minggu atau
bayi dengan berat badan 500-999 gr.
c. Partus Prematurus
Pengeluaran buah kehamilan pada usia kehamilan 28-37 minggu atau bayi
dengan berat badan 1000-2499 gr.
d. Partus Maturus atau Partus Aterm
Pengeluaran buah kehamilan pada usia kehamilan 37-42 minggu atau berat
badan bayi > 2500 gr.
e. Partus Post Maturus atau Partus Serotinus
Pengeluaran buah kehamilan > 42 minggu.
5. Cara persalinan
a.
Bila persalinan berlangsung dan kekuatan itu sendiri dan melalui jalan
lahir disebut Persalinan Spontan.
36
b.
c.
37
diagnosis
atau
menentukan
masalah
yang
terjadi/dihadapi
4) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk
mengatasi masalah.
38
3)
4)
5)
6)
7)
8)
bagaimana
mereka
dapat
memperhatikan
dan
10)
39
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
c. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang di
berikan kepada ibu dan bayi baru lahir serta harus di laksanakan secara rutin pada
saat menolong persalinan dan kelahiran. Saat memberikan asuhan dasar selama
kunjungan antenatal atau post partum, dan saat menatalaksana penyulit.
1) Tujuan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan
a. Meminimalkan infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme
40
41
diagnosis serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayi nya.
(Prawirohardjo, 2010: 340).
e. Rujukan
Rujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan
rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap di harapkan mampu
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu
menjalani persalinan normal, sekitar 10-15% diantaranya akan mengalami
masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan. Setiap tenaga penolong harus mengetahui lokasi fasilitas
rujukan terdekat yang mampu untuk melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi
baru lahir. (Prawirohardjo, 2010 :341)
Singkatan BAKSOKU dapat di gunakan dalam mempersiapkan rujukan
rujukan:
1) B : (Bidan) Pastikan bahwa ibu dan bayi di dampingi oleh penolong
persalinan saat di bawa ke fasilitas kesehatan rujukan
2) A : (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan ke
tempat rujukan, perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin di perlukan
dalam perjalanan
3) K : (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai ibu dan janin, suami atau
keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi ke tempat rujukan
4) S : (Surat) Berikan surat ke tempat rujukan, surat ini harus memberikan
identifikasi mengenai ibu dan bayi
5) O : (Obat) Bawa obat-obatan esensial pada mungkin di perlukan selama
perjalanan
42
43
atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka),
serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema serviks
(terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara kepala
dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan tumor pada
vagina.
b. Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi
otot-otot rahim. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi
adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar
kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik. Retraksi adalah
pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya kontraksi. His
yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama
bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian berangsurangsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin cepat dan teratur
jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak dilahirkan. His yang
normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim,
kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim,
kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak
kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen
bawah rahim, bersifat involunter yaitu tidak dapat diatur oleh parturient. Tenaga
meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam
persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu mendorong
44
bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran
memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot
dasar panggul. Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu
baik. Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia
uteri dan hypertonic/tetania uteri.
c. Passanger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala janin
mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan letak kepala.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus,
kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak
seperti kedudukan lintang atau pun letak sungsang.
d. Psyce (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab
lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang lancer.
Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang
menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi
rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi lama.
e. Penolong (Tenaga Kesehatan)
Meliputi pengalamannya dalam memimpin persalinan, kesabaran dan
pengertiannya dalam menghadapi pasien terutama terhadap primpara. (Mochtar,
2002).
9. Mekanisme Persalinan Normal
45
46
melewati hodge III (setinggi spina) atau setelah didasar panggul. Pada
pemeriksaan dalam ubun- ubun kecil mengarah ke jam 12.
e. Ekstensi
Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala menyesuaikan dengan cara
ekstensi agar dapat melaluinya. Pada saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi,
yaitu:
1) Gaya dorong dari fundus uteri kearah belakang
2) Tahanan dasar panggul dan simpisis kearah depan.
Hasil kerja dari dua gaya tersebut mendorong ke vulva dan terjadilah
ekstensi. Maka berangsurangsur lahirlah ubun-ubun kecil, ubun-ubun besar, dahi,
mata, hidung, mulut, dan dagu. Pada saat kepala sudah lahir seluruhnya, dagu bayi
berada di atas anus ibu.
f. Rotasi luar
Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh
faktor-faktor panggul,sama seperti pada rotasi dalam.
g. Ekspulsi
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul
lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan
kelahiran bahu depan, bahu belakang, badan seluruhnya.
47
48
c) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu diminta
untuk menarik nafas panjang, kemudian dilepaskan dengan meniup
sewaktu ada his.
d) Menjaga privasi ibu antara lain dengan menggunakan penutup atau tirai
dan tidak menghadirkan orang lain tanpa pengetahuan ibu dan seizin ibu.
e) Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh
ibu, prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.
f) Menjaga kebersihan diri dengan membolehkan ibu untuk mandi dan
menganjurkan ibu untuk membasuh kemaluannya seusai buang air besar
atau kecil.
g) Mengatasi rasa panas ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak
keringat. Bidan dapat mengatasinya dengan meggunakan kipas angin/AC.
h) Masase dengan melakukan pijatan pada punggung dan mengusap perut
dengan lembut.
i) Pemberian cukup minum untuk memenuhi kebutuhan energi dan
mencegah dehidrasi.
j)
49
tekanan pada rektum, ibu merasa seperti ingin BAB, dengan tanda anus terbuka,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan
his mengedan yang terpimpin dan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan
janin, kala II pada primi: 2 jam pada multi: 1 jam. (sumarah, 2008)
Asuhan Kala II
1) Memberikan dukungan pada ibu dalam menghadapi persalinan.
2) Memberikan ibu makanan dan minuman jika tidak ada his.
3) Mendampingi ibu dengan keluarga atau suami saat melahirkan.
4) Memantau DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi (nadi 12x/menit). Selama mengedan yang lama akan
terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen ke janin.
5) Memimpin persalinan jika sudah ada tanda-tanda Kala II.
6) Memakai sarung tangan saat kepala bayi terlihat
7) Menjaga kebersihan ibu jika ada kotoran keluar dari rektum, bersihkan dengan
kain bersih.
8) Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his.
9) Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa bersih dan
biarkan kepala bayi memutar.
10) Begitu bahu sudah pada posisi anterior-posterior yang benar, bantulah
persalinan dengan cara tepat.
11) Segera setelah lahir, periksa keadaaan bayi, letakkan di perut ibu, dan segara
keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah bayi kering,
selimuti bayi dengan handuk baru yang bersih dan hangat.
50
12) Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua tempat, lalu potong
diantara dua klem dengan gunting steril.
13) Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusui. (JNPK,2008)
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Tanda-tanda pelepasan plasenta adalah uterus yang membundar dan keras,
uterus terdorong keatas, tali pusat bertambah panjang, ada semburan darah.
Setelah plasenta lahir harus diperiksa untuk melihat apakah ada bagian plasenta
yang tertinggal di dalam uterus, dan biasanya eksplorasi kavum secara manual.
(Prawirohardjo, 2006)
Manajemen aktif Kala III:
Penatalaksanaan aktif Kala III (Pengeluaran Aktif Plasenta) membantu
menghindarkan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Adapun penatalaksanaan
kala III meliputi:
1) Pemberian oksitosin dengan segera (2 menit setelah bayi lahir).
2) Pengendalian tarikan pada tali pusat.
3) Pemijatan uterus segera setelah pada tali pusat.
Asuhan Kala III
1) Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta 2 menit setelah kelahiran bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg IM.
51
52
puting susu. Selain itu suplementasi vitamin A akan meningkatkan daya tahan
tubuh ibu terhadap infeksi perlukaan atau laserasi akibat proses persalinan (JNPKKR 2008)
Asuhan Kala IV
1) Evaluasi fungsi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara melintang
antara pusat dan fundus uteri.
2) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
3) Periksa perenium perdarahan aktif (misalnya, apakah dari laserasi atau
episiotomi). Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan, yaitu:
a) Laserasi derajat 1: Robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura
posterior, dan kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika tidak ada
perdarahan dan aposisi luka baik.
b) Laserasi derajat 2: Robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, dan otot perineum. Diperlukan penjahitan.
c) Laserasi derajat 3: Robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani.
d) Laserasi derajat 4: Robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani, dan dinding
depan rektum. Penolong APN tidak dibekali keterampilan untuk reparasi
laserasi perineum derajat 3 atau 4. Segera rujuk ke fasilitas rujukan.
(APN,2007)
4) Evaluasi kondisi secara umum
5) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan.
53
54
12) Ibu untuk meneran saat ada His apabila ibu sudah merasa ingin
meneran.Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada His, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ia meneran nyaman).
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16) Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19) Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut.
20) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
21) Menunggu hingga kapala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
55
23) Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan, dan siku sebelah atas.
24) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan
jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25) Menilai penilaian selintas:
a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan.
b) Apakah bayi bergerak aktif.
26) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus.
28) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31) Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem.
56
32) Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
33) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala
bayi.
34) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
35) Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat..
36) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah seejajar,
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38) Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
39) Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari
tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
57
40) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir
lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan.
43) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
44) Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramaskuler di paha kiri
anterolateral.
45) Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B
di paha kanan anterolateral.
46) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47) Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
48) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49) Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
50) Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik.
51) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
58
11. Partograf
Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau
keadaan ibu dan janin tanpa menghiraukan apakah persalinan tersebut normal atau
dengan komplikasi (Saifuddin, 2006 ) Partograf adalah alat bantu yang di gunakan
selama fase aktif persalinan. Partograf di pakai untuk memantau kemajuan
persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam
penatalaksanaan. (Prawirohardjo, 2010: 315 )
Tujuan dari partograf menurut Saifuddin, (2006 ) adalah :
a. Meningkatkan mutu dan keteraturan pemantauan janin dan ibu selama persalinan
b. Untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
59
ketuban,
catat
air
ketuban
setiap
: Selaput utuh
: Selaput pecah
pemeriksaan
vagina
60
aseton
dan
volume
urine
catatlah
setiap
jam.
Jika temuan-temuan melintas kearah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan
61
harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari
rujukan. (Saifuddin, 2002)
12. KALA I
a. Pengkajian
Tabel 6
Pengkajian
LIHAT
1.
2.
3.
TANYA
1.
2.
PERIKSA
1.
2.
Sumber:
b. Diagnosis
Tabel 7
Diagnosis
Kategori
Keterangan
Kemajuan
persalinan
normal
Persalinan bermasalah
Kegawatdaruratan
persalinan
Seperti :
Eklamsi, perdarahan, gawat janin.
Sumber:
saat
c. Penanganan
Tabel 8
62
Penanganan
Tindakan
1.
2.
Membimbing ibu
sewaktu ada his
untuk
rileks
Penjelasan
persalinan
tentang
kemajuan
Masase
Sumber:
13. KALA II
a. Pengkajian
63
Sekarang ibu telah berada pada pembukaan lengkap dan siap untuk
melahirkan bayinya. Selama kala II petugas harus memantau:
1) Tenaga atau usaha untuk mengedan dan kontraksi uterus
2) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak jantung
bayi setelah kontraksi
3) Kondisi ibu
Tabel 9
Power, Passage dan Passanger
Kemajuan persalinan
TENAGA
Usaha mengedan
Kondidi ibu
PASIEN
Periksa nadi dan tekanan
darah setiap 30 menit
Sumbe:
Kondidi janin
PENUMPANG
Pereiksa DJJ tiap 15 menit atau
lebih sering dilakukan dengan
makin dekatnya kelahiran
Penurunan presentasi an perubahan
posisi
Warna cairan tertentu
b. Diagnosis
Tabel 10
Diagnosis
Kategori
Keterangan
64
Tindakan
1.
2.
Memberikan
mental
dukungan
Memimpi mengedan
Minta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir .
hal ini menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol
lahirnya kepala serta mencegah robekan
Melahirkan bayi
65
Tindakan
e.
Bayi
dikeringkan
dan
dihanagtkan sampai seluruh
tubuh
Merangsang bayi
1.
2.
Sumber:
b. Diagnosis
Tabel 12
Diagnosis
66
Kategori
Kehamilan
dengan
janin normal tunggal
Deskripsi
Persalinan sepontan melalui vagina pada bayi tunggal cukup bulan
Janin normal
1.
2.
3.
4.
Lihat bayi dengan penyulit seperti : berat badan kurang, asfiksia , afgar
rendah, cacat lahir pada kaki.
Sumber:
Langkah-langkah inti
Memberikan oksitosin
67
Langkah-langkah inti
Masase fundus
Sumber:
15. KALA IV
a. Pengkajian
Tabel 14
Pengkajian
Periksa
Deskripsi
Fundus
Plasenta
Selaput ketuban
Perinium
Memperkirakan
pengeluaran darah
Lokhea
Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa uterus.
Jika uetrus berkontraksi kuat, lokhea kemungkinan tidak lebih dari
68
menstruasi
Kandung kemih
Kondisi ibu
1.
2.
3.
Periksa setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil pantau ibu
lebih sering.
Apakah ibu membutuhkan minum?
Apakan ibu ingin memegang bayinya
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Deskripsi
Tonus uterus tetap berkontraksi
Posisi fundus uteri di atau bawah umbilikus
Perdarahan-tidak berlebihan
Cairan-tidak berbau
Sub-involusi-uterus tidak keras posisi sdiatas umbilikus
Perdarahan-atonia,
laserasi,
bagian
plasenta
tertinggal/membran/yang lain.
c. Penanganan
Tabel 16
Penanganan
69
Tindakan
Bersihkan ibu
Bersihkan perinium ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering
Istirahat
Peringatkan hubungan
dan bayi
Memulai menyusui
Menolong
mandi
ibu
ibu
kekamar
Jika ibu perlu kekamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu
dibantu dan selamat karna ibu masih dalam keadaan lemah atau
pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil
setelah 3 jam postpartum
70
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 mnggu
dan berat lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram. Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 mnggu dan berat lahirnya 2500 gram sampai
4000 gram. (Sastrawinata, Sulaiman, 2009).
2. Asuhan Bayi Baru Lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama
setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha
pernapasaan pembersihan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.
Penanganan dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan
melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada disekitar mulut dan
hidung dengan kapas dan kain kasa steril. Bayi sehat akan menangis dalam 30
detik, tidak perlu dilakukan apa-apa lagi karena bayi sudah bernafas spontan dan
kulitnya bewarna kemerah-merahan (Syaifuddin, Abdul Bari: 2008).
3. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal.
a. Berat badan
: 2500-4000 gr
b. Panjang badan
: 48-52 cm
c. Lingkar kepala
: 33-35 cm
d. Lingkar dada
: 30-38 cm
e. Bunyi jantung
: 120-160x/mnt
f. Pernafasan dada
: 40-60 x /mnt
g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan diikuti vernik caseosa
h. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.
i. Kuku telah agak panjang dan lemas
71
0
Biru pucat
Angka penilaian
1
Badan merah, anggota
tubuh biru
Bunyi jantung
Tidak ada
Diatas 100
Refleks
Menangis
Menangis kuat
2
Seluruh badan
kemerahan
72
Usaha bernapas
Tidak ada
Lambat,tidak teratur
Baik,menangis
Tonus otot
Lemah
Fleksi anggota
Pergerakan aktif
Appeaarance =
rupa(warna kulit)
P=
pulse
nadi
G=
grimace
refleks
A=
activity
R=
respiration
=
=
keaktifan
pernapasan
73
Suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari 200c dan sebaiknya
tidak berangi, tidak ada pintu dan jendela yang terbuka kipas angin dan AC yang
kuat harus cukup jauh dari area resusitasi troli resusitasi harus mempunyai sisi
untuk meminimalkan konveksi ke udara di sekitar bayi.
3) Evaporasi kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit bayi yang basah,
Bayi baru lahir yang dalam keadaan basah kehiangan panas dengan cepat melalui
cara ini. Karena itu bayi harus dikeringkan seluruhnya, termasuk kepala dan
rambut sesegera mungkin setelah dilahirkan lebih baik menggunakan handuk
hangat untuk mencegah hilangnya panas secara konduktif
4) Radiasi
Panas dapat hilang secara radiasi ke benda padat terdekat misalnya
jendela pada musim dingin.karena itu bayi harus di selimuti, termasuk kepalanya
idealnya dengan handuk hangat. Jika resusitasi aktif diperlukan, bayi sedapat
mungkin di selimuti karena bayi yang asfiksia tidak dapat menghasilkan panas
untuk dirinya sendiri dan dapat kehilangan panas secara cepat. Bayi pada saat
lahir mempunyai suhu 0,5-10 c lebih tinggi dibanding suhu ibunya.akan tetapi
sebagian besar bayi mengalami penurunan suhu tubuh menjadi 35,5- 350 c dalam
waktu 15 menit karena kecerobohan perawatan diruang bersalin. Ruang bersalin
seringkali tidak cukup hangat,dengan aliran udara yang dingin di dekat bayi
(yang berasal dari AC), atau petugas tidak mengeringkan bayi dan menyelimuti
bayi dengan baik setelah melahirkan. Sebagian besar penyulit neonatus,seperti
distress pernapasan, hipoglikemi, dan gangguan pembekuan darah lebih sering
terjadi dan lebih berat bila bayi mengalami hipotermia.Keadaan basah dan
telanjang pada bayi baru lahir menyebabkan bayi mudah kehilangan panas
74
75
76
yaitu 75 % dari jumlah tranfusi dan umumnya selesai dalam waktu 3 menit.
Penelitian pada bayi dengan penundaan pengikatan tali pusat sampai pulsasi tali
pusat berhenti, dan diletakkan pada perut ibunya
menunujukkan bayi-bayi
tersebut memeiliki 32 % volume darah lebih banyak dibandingkan dengan bayibayi dengan pengikatan tali pusat dini ( Prawirohardjo, 2010 ; 370).
7. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu
pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada neonatus. Jelly
wharton yang membentuk jaringan nekrotik dapat berkolonisasi dengan
organisme patogen, kemudian menyebar dan menyebabkan infeksi kulit dan
infeksi sistemik, Merawat tali pusat :
a. Mengikat tali pusat
1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
2) Bilas tangan dengan air matang/disinfeksi tingkat tinggi
3) Keringkan tangan tersebut dengan handuk/kain bersih dan kering.
4) Ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang diinfeksi tinggi /klem plastik tali pusat.
5) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang di
sekeliling puntung tali pusat dan lakukan pengikatan ke 2 dengan
simpul kunci dibagian tali pusat pada hasil yang berlawanan.
6) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan
klorin 0,5%.
7) Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering. Pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
b. Perawatan tali pusat
77
betadin
masih
diperkenankan
78
dipayudaranya.
Dagu menyentuh payudara ibu
Mulut terbuka lebar
Mulut bayi menutupi sampai ke areola
Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar
Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang
berhenti.
79
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K 1 injeksi img IM setelah 1
jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan
BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.
80
81
menyatakan bahwa masa nifas adalah masa seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali.
Masa nifas adalah post partum disebut juga puerperium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous berarti
melahirkan. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih
dalam waktu 3 bulan.( yetti , 2010: 1).
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik fisik maupun psikologi.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif mendekati masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun pada bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga, berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayan keluarga berencana.(prawirahardjo Sarwono, 2006 :122)
uterus
meliputi
reorganisasi
dan
pengeluran
desisdua/
82
penurunan ukuran berat serta perubahan pada lokasi uterus juga di tandai dengan
warna dan jumlah lokia.
Uterus, segera setelah pelahiran bayi, plasenta dan selaput janin, bertanya
sekitar 1000 gram. Berat uterus menurun sekitar 500 gram pada akhir minggu
pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada saat tidak hamil,
yaitu 70 gram pada minggu kedelapan pasca partum.
b. Lokia
Lokia adalah istilah utnuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina
selama peurperium, karena perubahan warnanya, nama deskriptif lokia berupa
1) Lochea Rubra/Merah (Kruenta)
Lochea Rubra berwarna merah karena mengandung darah, ini adalah lokia
pertama yang mulai keluar segera setelah pelahiran dan terus berlanjut selama dua
atau tiga hari hari pertama pasca partum.lokia rubra terutama mengandung darah
dan jaringan desidua.
2) Lochea Sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung
dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
3) Lochea Serosa
Lochea serosa mulai terjadi sebagai bentuk yng lebih pucat dari lokia
rubra, serosa, dam merah muda. Lokia ini Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke
14 postpartum.lokia serosa terutama mengandung cairan serosa, jaringan desidua,
leukosit dan, eritrosit.
83
4) Lochea Alba/Putih
Lokia alba muali terjadi sekitar hari kesepuluh pascapartum dan hilang
sekitar periode dua hingga empat minggu. Pada beberapa wanita, lokia ini tetap
ada pada saat pemeriksaan pasca partum. Warna lokia alba putih krem dan
terutama mengandung leukosit dan sel desidua
c. Vagina Dan Perineum
Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar,mungkin mengalami
beberapa derajat edema dan memar. Dan celah pada introitus. Setelah satu hinga
dua hari pertama pasca partum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak
lebar dan vagina tidak lagi edema, sekarang vagina menjadi berdindind lunak,
lebih besar dari biasanya.
d. Payudara
Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormon saat
melahirkan. Apakah wanita memilih menyusui atau tidak, ia dapat mengalami
kongesti payudara selama beberapa hari pertama pascapartum karena tubuhnya
mempersiapakan untuk memnerikan nutrisi kepada bayinay. Wanita menyusi
berespon terhadap menstimulasi bayi yang di susui akan terus melepaskan hormon
dan stimulasi alveoli yang memproduksi susu.
e. Perubahan Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan darah
Segerah setelah melahirkan, banyak wanita mengalami peningkatan
sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara spontan ke
tekanan darah sebelum hamil selama beberapa hari.
84
2) Suhu
Susu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama
periode intrapratum dan stabil dalam 24 jam pertama pascapartum.
3) Nadi
Denyut nadi, yang meningkat selama persalinan akhir, kembali normal
setelah beberapa jam pertama pascapartum. Hemoragi, demam selama persalinan,
dan nyeri akut atau persisten dapat memengaruhi proses ini. Apa bila denyut nadi
di atas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukan
adanya infeksi atau hemoragi pascapartum lambat.
f. Pernapasan
Fungsi pernpasan kembali normal wanita selama jam pertama pasca
partum. Napas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya
kondisi-kondisi seperti berlebihan cairan, eksaserbasi asma atau embolus paru
g. Perubahan Sistem Renal
Pelvis renalis dan ureter, yang memegang dan di latasi selama kehamilan,
kembali normal pada akhir minggu keempat pasca partum. Segera segerah setelah
pascapartum kandung kemih, edema, mengalami kongesti, dan hipotonikyang
dapat menyebabkan overdistensi, pengosongan yang tidak lengkap dan residu
urine yang berlebihan kecuali perawatan di berikan untuk memastikan berkemih
secara periodik.
h. Penurunan Berat Badan
Wanita mengalami penurunan berat badan rata-rata12 pon(4,5) pada waktu
melahirkan. Penurunan ini mewakili gabungan berat bayi, plasenta dan cairan
amnion.wanita dapat kembali penurunan berat badan sebanyak 5 pon selama
minggu petma pascapartum karena kehilangan cairan.
85
i. Perubahan gastrointestinal
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada peurperium awal karena
kurangnya makanan padat selama persalianan dan karena wanita menhan
defekasi. Wanita mungkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami
perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau
merusak jahitan jika melakukan defekasi.
j.
Dinding abdomen
86
partusnya dan bersikap sebagai penerima menunggu apa yang disarankan dan apa
yang diberikan.
b. Fase taking hold
Terlihat sebagai suatu usaha terhadap pelepasan diri dengan ciri-ciri
bertindak sebagai pengatur bergerak untuk bekerja, kecemasan makin kuat,
perubahan mood mulai terjadi dan sudah mengerjakan tugas keibuan.
c. Fase letting go
Periode terjadi biasanya setelah pulang kerumah dan sangat dipengaruhi
oleh waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Pada masa ini ibu
mengambil tugas atau tanggung jawab terhadap perawatan bayi sehingga ia harus
beradaptasi terhadap kebutuhan bayi yang menyebabkan berkurangnya hak ibu,
kebebasan dan hubungan sosial. Pada umumnya depresi post partum terjadi pada
periode ini.
5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Menurut Sarwano Prawirohardjo Paling sedikit 4 kali kunjungan masa
nifas di lakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,
dan untuk
87
88
Early
ambulation
adalah
kebijaksanaan
untuk
selekas
mungkin
89
6) Puting susu
Puting susu harus di perhatikan kebersihanya dan harus segera di obati,
karena kerusakan puting susu merupakan porte dentree dan dapat menimbulkan
mastitis.
7) Datangnya haid kembali
Ibu yang tidak menyusukan anaknya, haidnya datang lebih cepatdari ibu
yang menyusukan anaknya. Pada ibu golongan pertama biasanya haid datang 8
minggu setelah persalinan; pada ibu golongan kedua haid seringkali tidak datang
selama ia menyusukan anaknya, tetapai kebanyakan haid lagi pada bulan ke-4.
(Obstetri fisiologi UNPAD, 1983: 322-326).
7. Asuhan Sayang Ibu
a. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung)
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kemaluan dengan sabun dan
air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva
terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Nasihatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buan gair
kecil atau besar.
c. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kemaluannya.
d. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan dibawah matahari
atau disetrika.
e. Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
dan sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan,
serta tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
f. Bantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan anjurkan
g. pemberian ASI sesuai dengan permintaan.
90
h. Anjurkan ibu dan keluarganya tentang nutrisi dan istirahat yang cukup setelah
melahirkan. Dan minum sedikitnya 3 liter air putih setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
i. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI
j. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi
k.
dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali
l. Anjurkan ibu menjaga payudara tetap bersih dan kering, menggunakan
m. BH yang menyokong payudara
n. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari
puting susu yang tidak lecet.
o. Ajarkan ibu dan anggota keluarganya tentang gejala dan tanda bahaya yang
mungkin terjadi dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika timbul
masalah atau rasa khawatir.
E. Keluarga Berencana
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi dengan
pemakaian alat atau obat-obatan. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
91
kehamilan, upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent.
Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Anggraini,
2011).
2. Rencana Kelengkapan Keluarga
Bagi pasangan yang berencana membatasi kehamilan dapat menggunakan
metode KB yang meliputi metode sederhana (kondom, spermisida, koitus
interuptus, pantang berkala) dan metode efektif dengan hormonal (pil KB:
progesterone only pill, pil KB kombinasi, pil KB sekuensial, after morning pill;
suntikan KB: depoprovera setiap 3 bulan, Norigest setiap 10 minggu, Cyclofem
setiap bulan; susuk KB setiap lima tahun), mekanis dengan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) (Copper T, Medusa, Seven Copper), atau metode KB darurat.
3. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
a. KB Metode Sederhana
Metode KB sederhana adalah metode KB yang digunakkan tanpa bantuan
orang lain. Yang termasuk metode KB sederhana adalah kondom, pantang berkala,
senggama terputus, dan spermisid. Metode sederhana akan lebih efektif bila
penggunaannya diperhitungkan dengan masa subur.
1) Kondom
Cara kerja kondom adalah menampung spermatozoa sehingga tidak masuk
ke dalam kanalis servikalis. Di seluruh dunia, dengan makin meningkatnya
perkembangan penyakit hubungan seksual, pemakaian kondom makin meningkat.
Konsep kerja kondom adalah menghalangi tertumpahnya sperma kedalam vagina
sehingga spermatozoa tidak mungkin masuk ke dalam rahim dan seterusnya.
92
Kegagalan kondom terjadi bila karet kondom bocor atau robek, dan menarik penis
setelah lemah sehingga sebagian sperma tidak dapat masuk vagina.
Keuntungan kontrasepsi kondom adalah murah, mudah didapatkan
(gratis), tidak memerlukan pengawasan medis, berfungsi ganda, dan dipakai oleh
kalangan yang berpendidikan. Sedangkan kerugiannya adalah kenikmatan
terganggu, mungkin alergi terhadap karet atau jelinya yang mengandung
spermisid, dan sulit dipasarkan kepada masyarakat dngan pendidikan rendah.
Kondom yang dipakai bersamaan dengan pantang berkala mempunyai efektivitas
yang makin meningkat.
2) Pantang Berkala
Syarat utama metode pantang berkala adalah siklus menstruasi teratur dan
kerjasama dengan suami harus baik. Dengan siklus menstruasi yang terartur dapat
memberikan petunjuk masa subur. Metode pantang berkala dikenal 2 sistem, yaitu
menggunakan sistem kalender dan menggunakan penilaian suhu basal.
a) Pantang Berkala dengan Sistem Kalender
Metode ini memerlukan system menstruasi yang teratur sehingga dapat
memperhitungkan masa subur untuk menghindari kehamian dengan tidak
melakukan hubungan seks. Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan
perhitungan minggu subur sebagai berikut:
1) Menstruasi wanita teratur antara 26 sampai 30 hari.
2) Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu menstruasi hari pertama ditambah 12
yang merupakan hari pertama minggu subur akhir minggu subur adalah hari
pertama menstruasi ditambah 19.
3) Puncak minggu subur adalah hari pertama menstruasi ditambah 14
93
c) Senggama Terputus
Konsep metode senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan
menjelang terjadinya ejakulasi. Kekurangan metode ini adalah mengganggu
kepuasan kedua belah pihak, kegagalan hamil sekitar 30 sampai 35% karena
semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan, terlambat mengeluarkan
kemaluan, semen yang tertumpah diluar sebagian dapat masuk ke genetalia, dan
dapat menimbulkan ketegangan jiwa kedua belah pihak.
d) Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan
spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan 5
sampai 10 menit, hubungan seksual dapat dilakukan agar spermasid
dapat
94
seperti foam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan jeli. Kekurangan
spermisida :
1) Merepotkan menjelang hubungan senggama
2) Nilai kepuasan berkurang
3) Dapat menimbulkan iritasi dan alergi
4) Kejadian hamil tinggi sekitar 30 sampai 35% karena pemasangan tidak
sempurna atau terlalu cepat melakukan senggama.
b. KB Metode Efektif
1) Kontrasepsi Hormonal
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
hormonal
telah
95
96
pada
endometrium
(atrofi)
sehingga
implantasi terganggu
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
(b) Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan.
(2) Suntikan Kombinasi
Jenisnya: 28 mg Depo Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estradiol
Sipionat diberikan IM Subkutan Sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron Entat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan secara IM sebulan sekali.
(a) Yang Boleh Menggunakannya : Usia reproduksi, Telah memiliki anak atau belum,
Ingin mendapatkan kontrasepsi yang efektifitas tinggi, Mempunyai ASI pasca
persalinan > 6 bulan, Pasca persalinan dan tidak menyusui, Anemia, Nyeri haid
97
hebat, Haid teratur, Riwayat kehamilan ektopik, Sering lupa menggunakan pil
kontrasepsi.
(b) Yang Tidak Boleh Menggunakannya: Hamil / diduga hamil, Menyusui < 6 mg
post partum, Usia > 36 tahun merokok, Hepatitis, Keganasan payudara, Kelainan
pembuluh darah sebabkan migrain, Riwayat tromboemboli dan diabetes, Riwayat
sakit jantung, stroke, TD tinggi (> 180 / 110 mmHg), Pendarahan pervaginam
belum jelas sebabnya.
(c) Efektivitas
Sangat efektif (0,1 0,4 kehamilan per 100 perempuan ) selama tahun
pertama penggunaan.
(d) Keuntungan Kontrasepsi
Risiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami
istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, Efeksamping sangat
kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik
(e) Keuntungan Nonkontrasepsi
Mengurangi jumlah pendarahan, mengurangi nyeri saat haid, mencegah
anemia, khasiat pencegahan pada kanker ovarium dan kanker endometrium,
mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium, mencegah kehamilan
ektopik, melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul, pada
keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause.
(f) Kerugian : Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, pendarahan
bercak/spotting, atau pendarahan sela sampai 10 hari,
payudara ringan, keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikkan ke dua atau
ketiga, Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Pasien harus kembali
setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikkan, Efektivitasnya berkurang bila
98
diginakan bersamaan obat epilepsy atau obat tuberculosis, Dapat terjadi efek
samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru dan
otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati, Penambahan berat badan, Tidak
menjamin penularan terhadap penyakit menular seksual, hepatitits B virus, atau
infeksi virus HIV, Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
pemberhentian pemakaian (Kemenkes RI, 2011 : MK-36).
1
Kontrasepsi Progestin
a) Jenis :
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin,
yaitu:
1) Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA,
yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler (didaerah
bokong)
2) Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg
Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskuler.
b) Cara Kerja :
(1) Menekan ovulasi
(2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu
99
(3) Perubahan
pada
endometrium
(atrofi)
sehingga
implantasi
terganggu
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c) Efektivitas :
Kedua kontrasepsi tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyulitnya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
d) Keuntungan :
Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh
pada hubungan suami-istri. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak
berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah,
tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, klien tidak perlu
menyimpan obat suntik, dapat digunakan oeleh perenpuan usia > 35 tahun sampai
primenopause, membantu mencegah primenpause, membantu mencegah kanker
endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian penykit jinak
payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul, menurunkan
krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
e) Keterbatasan:
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang memendek dan
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau
perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali.
2) Klien sangat bergantung dengan sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
suntikan
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4) Permasalah berat badan merupakan efek samping tersering
100
efektivitas tinggi
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
Setelah abortus atau keguguran
Telah banyak anak tapi belum mennghendaki tubektomi
Perokok
Tekanan darah < 180/110 mmhg, dengan masalah gangguan
101
102
103
a. Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondidi klien.
b. Kriteria pengkajian.
1) Data tepat, akurat dan lengkap
2) Terdiri dari data subyektif (hasil anamnesa; biodata,keluhan utama,
riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang social
budaya).
3) Data obyektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi dan pemeriksaan
penunjang).
Standar II: Perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan.
a. Pernyataan standar.
Bidan
menganalisa
data
yang
diperoleh
pada
pengkajian,
dan asuhan
104
sesuai.
9) Melakukan tindakan sesuai standar.
10) Mencatat semua tindakan yang sudah dilakukan.
Standar V: Evaluasi
a. Pernyataan Standar
105
dengan
kondisi
klien/pasien.
Standar VI: Pencatatn asuhan kebidanan.
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat singkat dan jelas
mengenai keadaa/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan
asuhan kebidanan.
b. Kriteria pencatatan asuhan kebidanan..
1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formuilir yang
2)
3)
4)
5)
6)
106