Anda di halaman 1dari 5

1.

Konsep Dasar III


A. Etiologi
Dahulu, penyakit jantung pada ibu dengan kehamilan merupakan penyebab
morbiditas dan morbilitas. Dengan kemajuan diagnostik, pengobatan medik dan
pembedahan dalam penatalaksanaan penyakit jantung, sejarah nyata telah
menurunkan morbiditas dan mortalias penderita penyakit jantung. Tindakan
pembedahan pada penderita penyakit jantung semasa kanak-kanak menyebabkan
sebgaian besar ibu berpenyaik jantung dapat mengalami kehamilan dan melahirkan.
Meskipun demikian, beberapa hal yang dihadapi ibu berpenyakit jantung yang
mengalami kehamilan masih menjadi masalah, karena dapat mengancam jiwa ibu
dan mempengaruhi keadaan janin.
Berikut ini adalah beberapa bentuk kelainan penyakit jantung yang
mempengaruhi kehamilan. Kelainan jantung pada kehamilan yang sering terjadi di
indonesia, adalah:
a. Penyakit jantung rematik
b. Kelainan jantung bawaan
c. Kardiomiopati
Sementara itu, penyakit jantung koroner dan hipertensi primer dalam
kehamilan jarang dijumpai.
1. Penyakit Jantung Rematik
Penyakit jantung rematik adalah kerusakan permanen pada katup jantung
(biasanya katup mitral) dan kordis tendinae korda yang disebabkan karena adanya
episode demam rematik yang menimbulkan reaksi autoimun pada jaringan
jantung.
Demam rematik merupakan penyakit peradangan akut yang dapat menyertai
faringitis yang disebabkan oleh sterpcococcus betahemolti. kus grup A. Namanya
juga rematik, memberi kesan penyakit sendi, akan tetapi pengaruhnya pada
jantunglah yang membuatnya lebih penting.
Demam rematik biasanya terjadi secara mendadak, yaitu bila infeksi
sterptococcos betahemolitikus grup A. Tidak diobati sampai tuntas, yang
kemudian diikuti oleh beberapa minggu bebas gejala.
Penyakit jantung rematik yang muncul selama kehamilan telah meningkat
dalam dekade terakhir. Namun, kematian maternal akibat penyakit jantung rematik
juga menurun dengan tajam. Faktor-faktor yang menentukan penurunan kematian
maternal ini antara lain:
a. Perbaikan pada teknik medis diagnostik
b. Penatalaksanaan jantung, operasi jantung

c. Profillaksis antibiotik jangka lama pada individu-individu, sehingga


mengurangi kerusakan jantung yang berat akibat penyakit jantung rematik
(Wijaya,19..)
Penyakit jantung rematik merupakan penyebab terbanyak kelainan katup

a.

jantung yang dapat.


Kerusakan atau kelainan pada katup jantung yang sering dijumpai adalah:
Stenosis mitral (MS/penyempitan katup mitral)
Stenosis mitral adalah penyempitan muara katup mitral akibat daun katup
yang kaku, yang mengopstruksi aliran darah dari atrium ke ventrikel. Stenosis
katup mitral merupakan penyebab 90% penyakit jantung rematik yang terjadi
pada masa hamil (Scott, dkk, 1990). Jadi stenosis mitral merupakan kelainan
terbanyak pada kehamilan dengan penyakit jantung rematik.
Stenosis mitral, terjadi karena adanya selisih tekanan (Pressure
Gradient) pada katup mitral yang menyebabkan bertambah besar dengan
meningkatkan denyut jantung dan volume darah pada kehamilan. Peningkatan
tekanan atrium kiri dapat menyebabkan atrial fibriasi, yang mempercepat

b.

denyut ventrikel sehingga lebih meningkatkan tekanan atrium kiri.


Regurgitasi Mitral (MR/Kebocoran Katup Mitral)
Regurgitasi mitral disebabkan karena kegagalan katup untuk membuka
sepenuhnya. Pada stadium awal, pasien dengan MR hampir tidak nampak
gejala atau pada dasarnya, kelainan ini biasanya dapat diatasi pada kehamilan.
Karena kemungkinan adanya pengosongan ventrikel kiri secara sekunder oleh

c.

penurunan tahan vaskuler sistemik secara fisiologis.


Stenosis Aorta (AS/Penyempitan Katup Aorta)
Penyempitan katup aorta pada wanita yang berusia kurang dari 30
tahun biasanya merupakan kelainan bawaan dimana terdapat fusi pada bagian
komisurannya. Pada wanita usia lebih dari 30 tahun, biasanya disebabkan
karena proses aterosklerotik dan klsifikasi. Penyempitan katup aorta karena
demam rematik biasanya disertai dengan penyempitan katup mitral atau
regugitasi mitral. Gejala pada kelainan ini antara lain: angina, sinkop dan gagal

d.

jantung kongestif.
Regurgitasi Aorta (AR)
Penyebab yang paling umum dari regurgitas aorta adalah adanya lesi
pada katup yang disebabkan karena penyakit jantung rematik. AR dapat diatasi
pada kehamilan kemungkinan disebabkan berkurangnya tahanan vaskuler
sistemik dan peningkatan denyut jantung, sehingga terjadi pemendekan fase
diastolik.

e.

Prolaps Katup Mitral ( MVP; Mitral Valve Prolapse)


Prolaps katup mitral adalah protusi abnormal dari satu atau dua daun
katup mitral dapat dengan atau tanpa disertai regurgitasi. Kebanyakan
ditemukan pada wanita usia muda dengan prevalensi 17%. MVP tidak

f.

mengganggu kehamilan.
Sindrom Marfan
Sinrom marfan adalah gangguan dominan autosom yang ditandai
dengan kelemahan jaringan penyambung. Prolaps katup mitral dialami sekitar
90% penderita dan insufisiansi aorta dialami sekitar 25% penderita.
Peningkatan resiko diseksi aorta dan ruptur terjadi selama kehamilan dan
angka mortalisnya dilaporkan sebanyak 25-50% (Scott, dkk, 1990, Dalam

Bobak, 2000, Keperawatan Maternitas).


2. Kelainan jantung bawaan
Kelainan jantung bawaan merupakan kelainan jantung ke dua terbanyak pada
ibu hamil setelah penyakit jantung rematik. Biasanya kelainan jantung bawaan
diketahui oleh penderita sebelum kehamilan, namun kadang-kadang baru dikenal
oleh dokter pada pemeriksaan fisik waktu hamil. Pada umumnya penderita
kelainan jantung bawaan tidak mengalami kesulitan dalam kehamilan, asalkan
penderita tidak sianosis dan tidak menunjukkan gejala-gejala lain diluar kehamilan
( Hudono, Dalam ilmu kebidanan, Sarwono, 19..)
Kelainan jantung bawaan secara umum dikelompokan dalam kelainan jantung
bawaan asianotik dan sianotk.
a. Kelainan Jantung Bawaan Asianotik
Pada kelainan ini, jika ditemukan dalam keadaan kehamilan, biasanya
dapat diatasi dengan baik.
Kelompok Resiko Rendah
1.

Defek Septum Atrium (atrial septal defek/ASD)


Kelainan jantung dimana terdapat lubang pada septum diantara dua atrium.
Kebanyakan pasien ASD mempunyai sedikit keluhan sampai usia 30-40 tahun.
Kelaianan ini baru diketahui sewaktu hamil. Pada waktu persalinan,
perdarahan postartum dan hipotensi sistemik dapat mengakibatkan shunt yang

2.

terbalik. Keadaan ini harus dihindari.


Defek Septum Ventrikel (Ventrikuler Septal Defek/VSD)
Kelainan pada jantung dimanan terdapat lubang pada septum diantara dua
ventrikel. Besarnya lubang yang terjadi diantara dua ventrikel menentukan

3.

prognosis pasien.
Duktus Arteriosus Paten (Patent Ductus Arteriosus/PDA)

Suatu kondisi dimana struktur jantung pada saat janin tidak menutup sempura
setelah lahir. Sebagian besar pasien PDA tidak mengalami ksulitan selama
4.

kehamilan berlangsung asalkan mendapat pengawasan yang baik.


Stenosisi Pulmonal
Penyemptan pada katup pulmonal ringan sampai sedang meskipun pasien
stenosis pulmonal dapat hamil tanpa gejala kelainan jantung, tetapi mudah
mengalami gagal jantung, karena kekurangan oksigen. Sebaiknya stenosis
pulmonal dikoreksi terlebih dahulu sebelum hamil.

Kelompok Resiko Sedang :


1. Wanita dengan koartasio aorta yangg terkoreksi dapat mengalami kehamilan
biasa namun bila kuartasio aorta tidak dikoreksi dapat bersiko terhadap
pertumbuhan janin.
2. Stenosis pulmonal dengan shunt kanan ke kiri
kelompok resiko berat :
1. Stenosis aorta berat, beresiko tinggi tehadap janin.
2. Hipertensi pulmonal.
b. Kelainan jantung bawaan sianotik
Jika sianosis menyeertai kelainan jantung bawaan, biasanya merupakan
kelainan jantung yang kompleks. Beberapa kelainan jantung bawaan sianotik
yang dapat ditemukan pada kehamilan diantaranya:
1. Tetralogi of fallot (TF)
Wanita denga TF ringan dapat mencapai usia dewasa tanpa ada keluhan
berarti. namun pada saat hamil, gejala tf biasanya mengalami pemburukan,
karena adanya penurunan tekanan vaskuler perifer terjadi peningkatan shunt
kanan kekiri ehingga gejala sianosis bertambah. Persalinan makin
memperparah perburukan dan dapat membahayakan ibu, karena terjadinya
perdarahan akan memperberat shunt kanan ke kiri pada tf yang sudah
dikoreksi sebelmunya prognosisnya lebih baik.
2. Syndrom eisenmenger
Wanita dengan sindrom eisenmenger ini dapat hidup sampai usia
reproduktif, namun biasanya keluhan betambah pada usia 30 tahun.
Biasanya terdapat tahanan vaskuler pulmonal serta shunt yang terbalik atau
dua arah pada daerah atrium, ventrik atau aorta pulmonal. Pada saat hamil,
keadaan ini memburik karena adanya hambatan pada output ventrikel
kanan. Angka kematian pada sindrom, eisenmenger karena kehamilan

mencapai 52% sebaiknya pasien sindorm aisenmenger ini tidak dianjurkan


hamil (jahja, kisjanto, dalam kuliah kelainan jantung pada kehamilan, PIT
penyakit dalam, 1997)
3. Kardiomiopati peripartum
Kardiomiopati peripartum merupakan disfungsi pada ventrikel kiri yang terjadi
pada akhir kehamilan atau 5 bulan post partum pada ibu yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung sebelumnya. penyebabnya belum diketahui, tapi
angka mortalitas mencapai 25% -50% ( sheffield & cunningham, 1999).
Gejalanya mirip dengan yang terjadi pada gagal jantung kongestif : dispnea,
orthopea, mudah lelah, batuk, nyeri dada, palpitasi, dan edema. Ibu bisa
mengalami pembesae b jantung takikardia rales dan bising jantung tiga.
Prepelensi kardiomiopati peripartum dilaporkan 1 kasus per 6000 kelahiran
hidpu dijepang 1 kasus per seribu kelahiran hidup di arfika selatan dan 1
kasus per 350-4000 kelahiran di haitit (carson, MP,2008). Pada KOPAPZ-DIIV dikemukakan terdapat 50 kasus di RSCM dan 36k kasus kardiomiopati
diRS sutomo, surabaya antara tahun 1976-1980.

Anda mungkin juga menyukai