Talasemia
Bambang Permono, IDG Ugrasena
Talasemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang di turunkan
pertama kali ditemukan secara bersamaan di Amerika Serikat dan Italia antara
1925-1927. Kata talasemia dimaksudkan untuk mengaitkan penyakit tersebut
dengan penduduk Mediterania, dalam bahasa Yunani Thalasa berarti laut.
Talasemia ditemukan tersebar di seluruh ras di Mediterania, Timur Tengah,
India sampai Asia Tenggara. Dalam 30 tahun terakhir ini, daerah tersebut telah
mengalami perubahan pola penyakit yang bermakna. Peningkatan kebersihan dan
pelayanan dan pelayanan kesehatan menyebabkan infeksi dan malnutrisi
berkurang. Dulu, bayi yang lahir dengan kelainan darah, meninggal pada usia
kurang dari setahun. Tapi saat ini sebagian besar berhasil selamat dan memerlukan
diagnosis dan penatalaksanaan yang lanjut. Karena penatalaksanaan talasemia
cukup mahal, perubahan ini akan menghabiskan dana yang cukup besar di negara
frekuensi talasemia tinggi.
Genetik dan Klasifikasi
Talasemia adalah kelainan sintesis hemoglobin yang diturunkan. Diperlukan
pemahaman pengaturan sintesis hemoglobin secara genetik.
Kontrol Genetik Sintesis Hemoglobin
Kontrol genetik, struktur gen dalam sintesis hemoglobin sudah banyak
diketahui. Yang dibahas disini sebagian kecil untuk lebih memahami talasemia.
Ada beberapa jenis hemoglobin yang disesuaikan dengan kebutuhan
oksigen selama masa pertumbuhan, mulai embrio, fetus sampai dewasa. Hb
memiliki bentuk tetrametik yang sama, terdiri dari 2 pasang rantai globin yang
terikat dengan heme. Hemoglobin fetus dan dewasa memiliki rantai dan
(HbA, 22), rantai (HbA2, 22) dan rantai (HbF, 22). Pada embrio rantai
e menjadi Hb Gower 1 (22), sedangkan rantai a dan membentuk Hb Gower 2
(22). HbF sendiri ada bermacam-macam, ada 2 macam rantai yang berbeda
pada asam amino no. 136, glisin atau alanin. Disebut rantai G dan rantai A,
keduanya diproduksi oleh lokus gen yang berbeda.
Macam-macam rantai globin tersebut diatur oleh 2 gen globin. Gen globin
mirip , berada di kromosom 11, terdiri 60 kb. Mereka tersusun dari 5 ke 3
dengan urutan -G-A--- (symbol adalah pseudogen, bekas gen yang
dulunya aktif). Gen globin mirip , berada di kromosom 16 dengan urutan 5--1-2-1-3.
Tiap gen goblin terdiri dari rantai nukleotida basa yang terdiri coding secuen
atau ekson dan non coding atau intervening sekuen (IVS) atau intron. Pada 5 non
coding gen didapatkan deretan nukleotida yang sama, gambaran ini juga nampak
pada sepsis lain. Ada 3 bagian promotor yang mengatur transkripsi gen struktural.
Gen globin memiliki bagian yang mengatur ekspresi gen eritroid yang sesuai
dengan masa perkembangan. Termasuk enhancer, bagian yang meningkatkan
ekspresi gen meski tempatnya jauh dan bagian utama dari gen pengatur, atau locus
control region (LCR) pada bagian keluarga gen globin dan HS pada komplek
gen yang terletak di atas kelompok gen globin yang bertanggung jawab pada
aktifasi jaringan eritroid. Setiap sekuen pengatur ini memiliki struktur nukleotida
yang merupakan bagian reseptor untuk memulai transkripsi molekul aktifator dan
repressor. Molekul tersebut ikut mengatur ekspresi gen globin yang sesuai dengan
fase perkembangan. Tiap bagian pengatur ini terikat pada faktor eritroit khusus,
GATA-1 dan NF-E2 yang mengaktifkan LCR yang mengaktifkan seluruh keluarga
gen globin . Nampaknya LCR dan HS40 terletak berhadapan dengan promotor
gen globin, bersama faktor transkripsi serta protein lain, memulai transkripsi gen.
Pada saat satu gen globin di transkripsi, mRNA disintesis dari salah satu
rantainya dengan RNA polimerase. Awalnya menghasilkan mRNA perkusor
termasuk intron dan ekson. Di dalam nukleus mRNA awal ini mengalami
modifikasi lagi, bagian intron dan ekson dipisahkan. Proses ini dipengaruhi oleh
susunan mRNA perkusor, misalnya nukleotida GT pada 5 dan AG pada akhir 3
diperbatasan intrin ekson. Mutasi pada bagian ini menyebabkan berbagai tipe
talasemia, mRNA yang sudah dimofikasi ini pindah ke sitoplasma perkusor
eritrosit dan menjadi template pembuatan rantau globin.
Distribusi
Talasemia o ditemukan terutama di Asia Tenggara dan kelpulauan Mediterania,
tahalasemia + tersebar di Afrika, Mediterania, Timur Tengah, India dan Asia
Tenggara. Angka kariernya mencapai 40-80%.
Talasemia memiliki distribusi sama dengan talsemia . Dengan
kekecualian di beberapa Negara, frekuensinya rendah di Afrika, tinggi di
mediterania dan bervariasi di Timur Tengah, India dan Asia Tenggara. HbE yang
merupakan varian talasemia sangat banyak talasemia menyebabkan talasemia
HbE sangat tinggi di wilayah ini. Tingginya frekuensi talasemia juga
mempengaruhi kekebalan HbE ini terdapat malaria plasmodium falsiparum yang
berat. Hal ini membuktikan penyakit ini disebabkan oleh mutasi baru dan
penyebarannya dipengaruhi oleh seleksi lokal oleh malaria. Kenyataan bahwa
mutasi tersebut berbeda di setiap populasi, menunjukkan seleksi ini baru terjadi
dalam beberapa ribu tahun.
Patofisiologi
Patalogi molekular, bagaimana ketidakseimbangan rantai globin mempengaruhi
kegagalan eritropoiesis dan kecepatan pengrusakan eritrosit, diperlukan untuk
memahami patofisiologi talasemia.
Patologi molekular
Meskipun prinsipnya sama mutasi talasemia dan berbeda.
Talasemia Beta
Lebih dari 150 mutasi telah diketahui tentang talasemia , sebagian besar
disebabkan perubahan pada suatu basa, delesi atau insersi 1-2 basa pada bagian
yang sangat berpengaruh. Hal ini bisa terjadi pada intron, ekson ataupun diluar
gen pengkode.
Satu subtitusi diseput mutasi non sense menyebabkan perubahan satu basa
pada ekson yang mengkode kodon stop pada mRNA. Hal ini menyebabkan
terminasi sintesis rantai globin menjadi lebih pendek dan tidak
tahan
lama.
Satu
mutasi
lain
yang
disebut
frameshift
panjang
yang
juga
mengenai
LCR
gen
globin,
molekular
dan
genetika
pada
talasemia
gen
globin.
Atau
pemutusan
lengan
pendek
kromosom 16.
Pada beberapa kasus terjadi delesi pada 1 bagian dari
pasangun gen a globulin, sedangkan yang lain utuh, /.
Lainnya memiliki 2 gen globin tapi salah satu mengalami mutasi
sehingga menyebabkan inaktivasi sebagian atau seluruhnya
T/.
Delesi pada talasemia + diklasifikasikan lebih lanjut dengan
2 variasi umum yang menyebabkan hilangnya 3,7 atau 4,2 kb
dari DNA, disebut sebagai 3,7 dan 4,2. Diketahui kemudian
bahwa bentuk
tergantung dari
mutasi
pada
sekuen
gen
globin,
yang
sering
dasarnya
ketidakseimbangan
produksi
rantai
atau
proses
oksidasi
pada
membran
set
set,
akibat
pelepasan
heme
dari
denaturasi
di
semua
jaringan,
tapi
sebagian
besar
di
sel
ikatan
besi
pada
transferin
mencegah
besi
di
jantung,
hati
dan
kelenjar
endokrin.
dengan
talasemia
Pembentukan
tetramer
ini
mengendap
seiring
dengan
penuaan
sel,
Barts
adalah
homotetramer,
yang
tidak
mengalami
talasemia
dan
menghasilkan
ketidak
mirip
ditemukan
talasemia
eritrosit
dengan
Meskipun
inklusi,
pada
talasemia
gambaran
ini
tidak
Gambaran Minis
Talasemia Beta
Hampir semua anak dengan talasemia (3 homozigot dan
heterozigot, memperlihatkan gejala klinis sejak lahir, gagal
tumbuh, kesulitan makan, infeksi berulang dan kelemahan
umum. Bayi nampak pucat dan didapatkan splenomegali. Pada
stadium ini tidak ada tanda klinis lain dan diagnosis dibuat
berdasarkan
adanya
kelainan
hematologi.
Bila
menerima
klinis
talasemia
dapat
dibagi
menjadi 2 :
terlambat.
memperburuk
Pembesaran
anemianya
trombositopenia.
Terjadi
dan
lien
yang
progresif
kadang-kadang
perluasan
diikuti
sumsum
tulang
sering
oleh
yang
Anak-anak
ini
mudah
terinfeksi,
yang
bisa
perdarahan,
yang
bisa
disebabkan
oleh
Bila
berhasil
mencapai
pubertas
mereka
akan
hipokromik
dengan
berbagai
bentuk
dan
ukuran,
basophilic
stippling
dan
eritrosit
berinti
selalu
memperlihatkan
endapan a globin.
Kadar HbF selalu meningkat dan terbagi diantar eritrosit.
Pada talasemia o tidak didapatkan HbA, hanya HbF dan HbA2.
Pada talasemia - kadar HbF berkisar 20-> 90%. Kadar HbA2
biasanya normal dan tidak memiliki arti diagnosis. Penelitian in
vitro sintesis globin, memperhhatkan kelebihan rantai diatas
rantai non .
Karier Talasemia Beta
Hampir tanpa gejala, dengan anemia ringan dan jarang
didapatkan splenomegali. Didapatkan penurunan ringan kadar
Hb, dengan penurunan MCH dan MCV yang bermakna. Hapusan
darah memperlihatkan hipokromik, mikrositik dan basophilic
stippling dalam berbagai tingkatan. Pada 4-6 % kasus, HbA2
meningkat
kali
normal,
50%
kasus
memperlihatkan
semua
talasemia
homozigot
dan
heterozigot
yang
tergantung
transfusi.
Pada
kasus
lain
progresif,
dan
efek
penimbunan
zat
besi
karena
di
Afrika
Barat
dan
Mediterania,
dengan
variasi
molekuler
talasemia
o.
Bentuk
klinis,
beberapa
tergantung
transfusi,
sedangkan
dengan
analisis
DNA.
Pada
masa
neonatus
Memiliki
memperlihatkan
penyakit
HbH
ringan
atau
karier
bila
MCV
dan
MCH
sesuai
gambaran
talasemia,
memiliki
homozigot.
Pada
risiko
kasus
mendapat
jarang
keturunan
di
mana
talasemia
gambaran
darah
Diagnosis Prenatal
Diagnosis prenatal dari berbagai bentuk talasemia, dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Dapat dibuat dengan penelitian
sintesis
rantai
globin
pada
sampel
darah
janin
dengan
DNA
janin
menggunakan
restriction
fragment
length
deteksi
langsung
dari
mutasi.
Yang
lebih
baru,
secara
Perkembangan
langsung
PCR
dengan
analisis
DNA
janin.
dikotnbinasikan
dengan
kemampuan
32
P spesifik untuk
sekuensi dari gen globin dapat diperbesar lebih dari 108 kali,
waktu hibridisasi dapat dibatasi sampai 1 jam dan seluruh
prosedur diselesaikan dalam waktu 2 jam.
Terdapat berbagai macam variasi pendekatan PCR pada
diagnosis
prenatal.
Contohnya,
tehnik
ARMS
(Amplification
transfusi
sel
darah
merah
yang
teratur,
yang
digunakan
untuk
mempertahankan
kebutuhan
mempertahankan
masa
konsentrasi
sel
darah
hemoglobin.
merah
Analisis
untuk
terbaru
menyatakan,
penggunaan
neosit
hanya
memberi
terapi
antivirus
pada
pasien
talasemia.
Hasil
individu
normal
karena
mikroorganisme
ini
tidak
pemberian
jangka
pendek
deferoksamin
secara
panjang
intramuskular
dilaporkan
menimbulkan
pasien
yang
mendapat
transfusi,
bila
deferoksamin
dengan
studi
subkutan
ini
selama
diijinkan
satu
pemberian
malam
infus
menggunakan
Talasemia Mayor
Manfaat terapi deferoksamin pada ketahanan hidup pasien
talasemia pertama kali dilaporkan pada tahun 1980. Penelitian
pada 4 pusat studi di Amerika Selatan pada tahun 1990
menunjukkan
efektifitas
penggunaan
deferoksamin
pada
fibrosis
hati
mendukung
manfaat
pemberian
deferoksamin
pada
pencegahan
gangguan
deferoksamiri
pada
awal
umur
sepuluh
tahun.
karena
besarnya
beban
besi
tubuh
merupakan
pemberian
terapi
pengikat
besi
pada
pasien
keterangan
diatas,
sebagai
tambahan
untuk
yang
tidak
terikat
transferin
(non-transferin-bound
antara
konsentrasi
feritin
serum
atau
plasma
Interpetasi
dari
kadar
feritin
dapat
dipengaruhi
Komentar
Banyak digunakan secara luas
serum / Non invasif
Kurang sensitif dan spesifik
Kurang berhubungan dengan
konsentrasi besi hati pada
pasien
Saturasi transferin serum Test
Sensitifitas rendah
deferoksamin 24 jam
Kurang dari separuh pasien
poliklinik
yang
dapat
mengumpulkan secara tepat
Tehnik pencitraan termasuk computed tomography (CT) dan
magnetic resonance imaging (MRI) telah digunakan untuk
evaluasi simpanan besi jaringan baik secara in vitro maupun in
vivo. MRI dapat mengidentifikasikan keberadaan besi jaringan,
dan metode ini juga potensial digunakan untuk mengetahui
simpanan besi ualam jantung. Metode ini juga telah uinyatakan
shahih sebagai pemeriksaan besi jaringan yang secara kuantitatif
setara dengan biopsi jaringan.
Pengukuran konsentrasi besi hati merupakan metode yang
paling kuantitatif, spesifik dan sensitif untuk mengukur beban
besi tubuh pada pasien talasemia mayor. Biopsi hati memberikan
hasil terbaik untuk evaluasi akumulasi besi pada hepatosit dan
set Kupfer, aktifitas inflamasi dan gambaran histologi dari hati.
Prosedur dibawah arahan ultrasonografi ini aman pada anakanak,
tanpa
komplikasi
pada
pasien
<5
tahun
walaupun
ditentukan
kapan
memulai
pemberian
terapi
arahan
ultrasonografi,
pada
semua
anak
dengan
Antara
Efektifitas
Dan
Toksisitas
Deferoksamin
Kebanyakan toksisitas yang ditimbulkan oleh deferoksamin
timbul pada anak yang mendapat dosis melebihi 50 mg/kg atau
mendapat dosis yang lebih kecil pada anak dengan beban besi
tubuh
yang
rendah.
Toksisitas
yang
berhubungan
dengan
deferoksamin dan penatalaksanaan digambarkan dalam tabel L32. Efek samping yang penting bagi anak adalah penurunan tinggi
badan baik dalam keadaan duduk maupun berdiri, berhubungan
walaupun
dilakukan
penurunan
dosis
deferoksamin,
Mahal
dan
tidak
nyamannya
pemberian
deferoksamin
yang
agranulositosis
dan
berkait
dengan
neutropenia
lebih
defcriprone
dari
80%.
berupa
Karena
dkk
di
Italia.
Mereka
mengidentifikasikan
tiga
pasien
dari
transfusi
kronis
namun
tidak
setelah
transplantasi.
Baik
flebotomi
maupun
pemberian