Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan
Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein
berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namun demikian, penelitian terhadap
peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan
ditemukannya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua
molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis
berdasarkan teori tersebut.
Dua eksperimen pada dekade 40-an membuktikan fungsi DNA sebagai
materi genetik. Dalam penelitian oleh Avery dan rekan-rekannya, ekstrak dari
sel bakteri yang satu gagal men-transform sel bakteri lainnya kecuali jika DNA
dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen yang dilakukan Hershey dan Chase
membuktikan hal yang sama dengan menggunakan pencari jejak radioaktif
(bahasa Inggris: radioactive tracers).
Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: bagaimanakah struktur DNA
sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik? Persoalan ini dijawab
oleh Francis Crick dan koleganya James Watson berdasarkan hasil difraksi
sinar X pada DNA oleh Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin.
Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick mendefinisikan DNA
sebagai polimer yang terdiri dari 4 basa dari asam nukleat, dua dari kelompok
purina:adenina dan guanina; dan dua lainnya dari kelompok pirimidina:sitosina
dan timina. Keempat nukleobasa tersebut terhubung dengan glukosa fosfat.[5]
Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin menemukan bahwa molekul DNA
berbentuk heliks yang berputar setiap 3,4 nm, sedangkan jarak antar molekul
nukleobasa adalah 0,34 nm, hingga dapat ditentukan bahwa terdapat 10
molekul nukleobasa pada setiap putaran DNA. Setelah diketahui bahwa
diameter heliks DNA sekitar 2 nm, baru diketahui bahwa DNA terdiri bukan

dari 1 rantai, melainkan 2 rantai heliks. Crick, Watson, dan Wilkins


mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan ini. Franklin,
karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat dianugerahi hadiah ini.
Konfirmasi akhir mekanisme replikasi DNA dilakukan lewat percobaan
Meselson-Stahl yang dilakukan tahun 1958.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan tentang Analisis dan rekombinan DNA dan
reproduksi ( pembelahan sel gametogenesir dan sistem reproduksi pada
sistem reproduksi pada pria dan wanita
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. pengertian rekombinan DNA
2. yang dimaksud reproduksi
3. pengertian Gametogenesis

BAB II
PEMBAHASAN
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris:
deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul
utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya
terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum
bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa
jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human
Immunodeficiency Virus).

Karakteristik kimia

Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa (adenina dengan


timina dan guanina dengan sitosina) yang membentuk DNA beruntai ganda.
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama,

gugus fosfat

gula deoksiribosa

basa nitrogen, yang terdiri dari:[1]

Adenina (A)
Guanina (G)
Sitosina (C)
Timina (T)

Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut
dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida.
Rantai DNA memiliki lebar 22-24 , sementara panjang satu unit nukleotida 3,3
. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan
nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada
manusia terdiri atas 220 juta nukleotida
Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling.
Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua
gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom
karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya.
Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA
adalah ribosa.
DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda.
Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan
dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel.
Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa
nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai
pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang
terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah
adenina (dilambangkan A), sitosina (C, dari cytosine), guanina (G), dan timina
(T). Adenina berikatan hidrogen dengan timina, sedangkan guanina berikatan
dengan sitosina. Segmen polipeptida dari DNA disebut gen, biasanya merupakan
molekul RNA.

Penggunaan DNA dalam teknologi


DNA dalam forensik
Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah, sperma,
kulit, liur atau rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk
mengidentifikasi kemungkinan tersangka, sebuah proses yang disebut
fingerprinting genetika atau pemrofilan DNA (DNA profiling). Dalam pemrofilan

DNA panjang relatif dari bagian DNA yang berulang seperti short tandem repeats
dan minisatelit, dibandingkan. Pemrofilan DNA dikembangkan pada 1984 oleh
genetikawan Inggris Alec Jeffreys dari Universitas Leicester, dan pertama kali
digunakan untuk mendakwa Colin Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan
Enderby di Leicestershire, Inggris. Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari
kejahatan tertentu untuk menyediakan sebuah contoh DNA untuk dimasukkan ke
dalam database komputer. Hal ini telah membantu investigator menyelesaikan
kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui dan hanya contoh DNA yang
diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus perkosaan antar orang tak
dikenal). Metode ini adalah salah satu teknik paling tepercaya untuk
mengidentifikasi seorang pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu sempurna, misalnya
bila tidak ada DNA yang dapat diperoleh, atau bila tempat kejadian
terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang.
DNA dalam komputasi
DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset
dan sebagai sebuah cara komputasi.
Riset dalam algoritma pencarian string, yang menemukan kejadian dari urutan
huruf di dalam urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA,
dimana algoritma ini digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida
dalam sebuah urutan yang besar. Dalam aplikasi lainnya seperti editor text,
bahkan algoritma sederhana untuk masalah ini biasanya mencukupi, tetapi urutan
DNA menyebabkan algoritma-algoritma ini untuk menunjukkan sifat kasusmendekati-terburuk dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda.
Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah
khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang
dikhususkan untuk riset DNA disebut database genomik, dam harus menangani
sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan dengan operasi
pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan
pencarian homologi.
Pengertian Teknologi DNA Rekombinan

Secara klasik analisis molekuler protein dan materi lainnya dari kebanyakan
organisme ternyata sangat tidak mudah untuk dilakukan karena adanya kesulitan
untuk memurnikannya dalam jumlah besar. Namun, sejak tahun 1970-an
berkembang suatu teknologi yang dapat diterapkan sebagai pendekatan dalam
mengatasi masalah tersebut melalui isolasi dan manipulasi terhadap gen yang
bertanggung jawab atas ekspresi protein tertentu atau pembentukan suatu produk.
Teknologi yang dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan, atau dengan istilah
yang lebih populer rekayasa genetika, ini melibatkan upaya perbanyakan gen
tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula
dikatakan sebagai kloning gen. Banyak definisi telah diberikan untuk
mendeskripsikan pengertian teknologi DNA rekombinan. Salah satu di antaranya,
yang mungkin paling representatif, menyebutkan bahwa teknologi DNA
rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi genetik yang baru dengan cara
penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga memungkinkannya
untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel organisme lain
yang berperan sebagai sel inang.
Seleksi Transforman dan Seleksi Rekombinan
Oleh karena DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA
rekombinan, maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel inang
transforman yang membawa DNA rekombinan. Selanjutnya, di antara sel-sel
transforman yang membawa DNA rekombinan masih harus dilakukan seleksi
untuk mendapatkan sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen sisipan
atau gen yang diinginkan.
Cara seleksi sel transforman akan diuraikan lebih rinci pada penjelasan tentang
plasmid. Pada dasarnya ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah
transformasi dilakukan, yaitu (1) sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau
berarti transformasi gagal, (2) sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi
gagal, dan (3) sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa fragmen
sisipan atau gen yang diinginkan. Untuk membedakan antara kemungkinan
pertama dan kedua dilihat perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel
inang memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa

kemungkinan kedualah yang terjadi. Selanjutnya, untuk membedakan antara


kemungkinan kedua dan ketiga dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel
inang. Jika sel inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua
marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan ketigalah yang terjadi.
Reproduksi
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru
diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari
suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi
menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi
dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,
reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan
tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan
sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari
siklus hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan
meiosis gametosit diploid menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis
sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis
pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora.
Gametogenesis meliputi spermatogenesis dan oogenesis. spermatogenesis
merupakan pembentukan sel kelamin jantan (inti sel sperma), oogenesis
merupakan pembentukan sel kelamin betina (inti sel telur/ovum). Gametogenesis
melibatkan proses pembelahan sel mitosis dan meiosis.
Definisi:
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel- sel gamet.
Sifat kelamin pria dan wanita ditentukan secara genetik oleh kombinasi
kromosom.
Pada pria : 46XY (sering disebut juga 44+XY)

Pada wanita : 46XX (sering disebut juga 44+XX)


Sel-sel gamet
Sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan
selanjutnya. Disebut juga sel benih.
Pada pria : sel sperma
Pada wanita : sel telur / ovum
Gametogenesis
Proses pembentukan, pembelahan dan pematangan sel-sel gamet sampai menjadi
sel gamet yang siap berperan dalam proses reproduksi
Pada pria : spermatogenesis - spermiogenesis
Pada wanita : oogenesis
Pembelahan Sel
Tujuan pembelahan sel-sel :
1. mitosis : proses regenerasi sel
2. miosis : proses pengurangan kromosom
Mitosis
Kromosom melakukan replikasi DNA (2n-4n)
Stadium : profase - prometafase - metafase - anafase - telofase, pembelahan
sentromer.
Jumlah akhir kromosom pada pembelahan mitosis : kromosom sel anak =
kromosom sel induk = 2n = 46.
Gambar pembelahan mitosis

Miosis
Pembelahan miosis pertama :
Replikasi DNA kromosom (2n-4n).
Membentuk pasangan homolog.
Kemudian mengadakan cross-over kromatid.
Pemisahan membentuk kiasma
Terjadi pertukaran gen interkromosom homolog.
Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis pertama : kromosom sel anak
= kromosom sel induk = 2n = 23 ganda.

Gambar Pembelahan miosis


Pembelahan miosis kedua :
Nonreplikasi.
Pembelahan pada sentromer.
Jumlah akhir kromosom pada pembelahan miosis kedua : kromosom sel anak =
kromosom sel induk = n = 23 tunggal
Sistem Reproduksi Wanita

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma
ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari
organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar,
sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan

infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan


seksual.
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri
dari:
> Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
> Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
> Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
> Vagina, merupakan jalan lahir.

Alat reproduksi wanita


ORGAN KELAMIN LUAR
Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan
skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut.
Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi
lubang vagina dan uretra. Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah
berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan,
dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan
oleh kelenjar Bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang
tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Labium minora kiri dan kanan
bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang
sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan
kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria).
Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.
Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum,
yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.
Kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian
tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan

selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya
memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab
karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih
dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina
tampak berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara).
Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali
melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

ORGAN KELAMIN DALAM


Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling
bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka
(misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga
bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua
pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan
lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan
sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.
Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di
puncak vagina.Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum,
dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan
korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke
arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif,
panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan jaringan
kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan,
dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan
vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam
rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang

baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi
(pelepasan sel telur).
Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama
kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran
ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh
kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma
kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir
berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan
(fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga
mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian
dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi
sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari
sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan. Lapisan dalam dari korpus disebut
endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal.
Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah
perdarahan. Ini yang disebut dengan siklus menstruasi. Tuba falopii membentang
sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.Ujung dari tuba kiri dan
kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel
telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel
pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar)
dan otot pada dinding tuba.Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma
dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari,
embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba
dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses
ini disebut implantasi. Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu
memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan
memiliki 2 juta oosit. Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit
yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel
telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus

menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses


pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan
hilang pada masa menopause. Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam
folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler
seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan
kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang
hamil pada usianya yang telah lanjut.
Sistem Reproduksi Pria
DEFINISI
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).
Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula
seminalis.Anatomi sistem reproduksi pria. Sperma (pembawa gen pria) dibuat di
testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis. Ketika melakukan hubungan
seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan
melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.
STRUKTUR
Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada didnding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung
glans penis.
Dasar glans penis disebut korona.
Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang
mulai dari korona menutupi glans penis.
Sirkumsisi
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:

- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak


bersebelahan
- Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi
testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena
agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum
akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat).
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di
dalam skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron
(hormon seks pria yang utama).
Anatomi sistem reproduksi pria.
Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.
Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta
lingkungan untuk proses pematangan sperma. Vas deferens merupakan saluran
yang membawa sperma dari epididimis. Saluran ini berjalan ke bagian belakang
prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas
deferens dan membentuk korda spermatika.
Jalur sperma:
Uretra berfungsi 2 fungsi:
> Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
> Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan


mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan
akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir
di dalam kepala penis.
FUNGSI
Selama melakukan hubungan seksual, penis menjadi kaku dan tegak sehingga
memungkinkan terjadinya penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina)
Ereksi terjadi akibat interaksi yang rumit dari sitem saraf, pembuluh darah,
hormon dan psikis. Rangsang yang menyenangkan menyebabkan suatu reaksi di
otak, yang kemudian mengirimkan sinyalnya melalui korda spinalis ke penis.
Arteri yang membawa darah ke korpus kavernosus dan korpus spongiosum
memberikan respon, yaitu berdilatasi (melebar). Arteri yang melebar
menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah erektil ini, sehingga daerah
erektil terisi darah dan melebar. Otot-otot di sekitar vena yang dalam keadaan
normal mengalirkan darah dari penis, akan memperlambat aliran darahnya.
Tekanan darah yang meningkat di dalam penis menyebabkan panjang dan
diameter penis bertambah. Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu
ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke
otak dan korda spinalis. Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran
epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan prostat. Kontraksi ini
mendorong semen ke dalam uretra. Selanjutnya kontraksi otot di sekeliling urretra
akan mendorong semen keluar dari penis. Leher kandung kemih juga
berkonstriksi agar semen tidak mengalir kembali ke dalam kandung kemih.Setelah
terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena
mengendur. Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran
darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjad

BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN
a. Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris:
deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul
utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya
terletak di dalam inti sel.
Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik;
artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum
bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa
jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
b. Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru
diproduksi [1]. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari
suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi
menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.
Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa
keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi
dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,
reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan
tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.
c.Gametogenesis adalah proses diploid dan haploid yang mengalami pembelahan
sel dan diferensiasi untuk membentuk gamet haploid dewasa. Tergantung dari
siklus hidup biologis organisme, gametogenesis dapat terjadi pada pembelahan
meiosis gametosit diploid menjadi berbagai gamet atau pada pembelahan mitosis
sel gametogen haploid. Contohnya, tanaman menghasilkan gamet melalui mitosis
pada gametofit. Gametofit tumbuh dari spora haploid setelah meiosis spora.

DAFTAR PUSTAKA
1.

(en) All Cells Replicate Their Hereditary Information by Templated


Polymerization. Bruce Alberts, et al.. Diakses pada 19 Maret 2010

2.

Mandelkern M, Elias J, Eden D, Crothers D (1981). "The dimensions of


DNA in solution". J Mol Biol 152 (1): 153-61. PMID 7338906.

3.

Gregory S, et. al. (2006). "The DNA sequence and biological annotation of
human chromosome 1". Nature 441 (7091): 315-21. PMID 16710414.

4.

(en)Geoffrey M. Cooper (2000). The Cell - A Molecular Approach (edisi


ke-2). Sunderland (MA): Sinauer Associates. hlm. Gene. ISBN 0-87893-106-6.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?
book=cooper&part=A2886&rendertype=def-item&id=A3080. Diakses pada
2010-08-12.

5.

(en)Geoffrey M. Cooper (2000). The Cell - A Molecular Approach (edisi


ke-2). Sunderland (MA): Sinauer Associates. hlm. Heredity, Genes, and DNA.
ISBN 0-87893-106-6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?
book=cooper&part=A417. Diakses pada 2010-08-12.

6.

sumber : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s


tore.com

Anda mungkin juga menyukai