Anda di halaman 1dari 4

KONSEP HUKUM RESPONSIF

Nonet dan Selznick memberikan perhatian


khusus pada variabel-variabel yang berkaitan
dengan hukum, yaitu : peranan paksaan dalam
hukum, hubungan antara hukum dengan politik,
hubungan antara hukum dengan negara,
hubungan antara hukum dengan tatanan moral,
tempat aturan-aturan diskresi dan tujuan dalam
keputusan-keputusan hukum, partisipasi warga
negara, legitimasi dan kondisi-kondisi kepatuhan
terhadap hukum. Tiap-tiap variabel ini berbeda
jika konteksnya berubah. Dalam hubungan ini
Nonet dan Selznick mengajukan suatu teori yang
bertujuan untuk menjelaskan hubunganhubungan sistematik dalam hukum dan
konfigurasi-konfigurasi khusus di mana
hubungan-hubungan dalam hukum itu terjadi.
Mereka membedakan tiga keadaan dasar
mengenai hukum dalam masyarakat, yaitu :
1.Hukum Represif, yaitu hukum sebagai alat
kekuasaan represif.

2.Hukum Otonom, yaitu hukum sebagai suatu


pranata yang mampu menetralisir represi
dan melindungi integritas hukum itu sendiri.
3.Hukum Responsif, yaitu hukum sebagai
suatu sarana respons terhadap ketentuanketentuan sosial dan aspirasi-aspirasi
masyarakat.
Hukum Represif.

Hukum ini secara khusus bertujuan untuk mempertahankan status-quo penguasa


yang kerapkali dikemukakan dengan dalih untuk menjamin ketertiban. Aturanaturan hukum represif bersifat keras dan terperinci, akan tetapi lunak dalam
mengikat para pembuatnya sendiri. Hukum tunduk pada politik kekuasaan, tuntutan
untuk mematuhi hukum bersifat mutlak dan ketidakpatuhan dianggap sebagai suatu
penyimpangan, sedangkan kritik terhadap penguasa dianggap sebagai suatu
ketidaksetiaan.

Hukum Otonom.

Sebagai reaksi dari hukum represif dan untuk membatasi kesewenangwenangan penguasa, timbulah hukum otonom. Hukum otonom tidak
mempermasalahkan dominasi kekuasaan dalam orde yang ada maupun orde
yang hendak dicapai. Hukum otonom merupakan model hukum the rule of

law. Legitimasi hukum otonom terletak pada kebenaran prosedural hukum,


bebas dari pengaruh politik sehingga terdapat pemisahan kekuasaan,
kesempatan untuk berpartisipasi dibatasi oleh tata cara yang sudah mapan.
Pada waktu ini terlihat dalam berbagai lapangan hidup, timbulnya reaksireaksi terhadap hukum yang otonom ini, yaitu dalam bentuk kritik terhadap
rasa puas yang bersifat dogmatis terhadap kekakuan legislatif dan terhadap
kecenderungan-kecenderungan yuridis yang asing terhadap dunia kehidupan
umum yang nyata.

Hukum Responsif
Dalam berbagai lapangan hidup timbul keinginan untuk mencapai
hukum responsif yang bersifat
terbuka terhadap perubahan-perubahan masyarakat dengan maksud
untuk mengabdi pada usaha meringankan beban kehidupan sosial dan
mencapai sasaran-sasaran kebijakan sosial seperti keadilan sosial,
emansipasi kelompok-kelompok sosial yang dikesampingkan dan
ditelantarkan serta perlindungan terhadap lingkungan hidup.
Dalam konsep hukum responsif ditekankan pentingnya makna sasaran
kebijakan dan penjabaran yuridis dan reaksi kebijakan serta pentingnya

partisipasi kelompok-kelompok dan pribadipribadi yang terlibat dalam penentuan


kebijakan. Nonet dan Selznick tidak

bermaksud bahwa penggunaan hukum


merupakan alat untuk mencapai sasaransasaran yang ditetapkan secara sewenangwenang, tetapi hukum yang mengarahkan
pada perwujudan nilai-nilai yang terkandung
dalam cita-cita dan kehendak yuridis dari
seluruh masyarakat. Nilai-nilai ini bukan hal
yang telah menjadi kebijakan pemerintah,
tetapi nilai-nilai ini harus tercemin secara
jelas di dalam praktik penggunaan dan
pelaksanaan hukum, sehingga dalam
penghayatannya nilai-nilai ini mampu untuk
memberikan arah pada kehidupan politik
dan hukum.

Anda mungkin juga menyukai