Anda di halaman 1dari 15

ANOREKSIA NERVOSA

BAB 1
PENDAHULUAN

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai oleh gangguan citra tubuh
yang menonjol yang disertai rasa takut yang hebat akan kenaikan berat badan (ketakutan
besar akan kegemukan) sehingga membatasi jumlah makanan dengan amat ketat.(1,2,3 )
Gejala anoreksia nervosa termasuk orang yang mempunyai berat tubuh 15% dibawah
normal rata-rata dari umur dan tinggi tubuh, ketakutan yang luar biasa akan gemuk walau
berat tubuh sebenarnya sudah jauh di bawah tubuh ideal , terdapat juga gangguan persepsi
citra tubuhnya sehingga pasien melihat dirinya masih gemuk padahal sudah kurus sekali, dan
pada wanita terdapat amenorea sedikit untuk 3 bulan terakhir mungkin karena kelaparan
relatif itu. (3)
Gangguan ini yang potensial fatal mulai antara umur 13 20 tahun, dan 9 10 kali
lebuh banyak pada wanita dan pria. Anoreksia lebih sering ditemukan pada kelompok
sosioekonomik menengah keatas daripada kelompok sosioekonomik menengah kebawah. ( 3 )
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk
mempertahankan berat badan yang cukup (BMI < 17,5) , pandangan mengenai bentuk tubuh
yang terdistorsi, ketakutan besar akan kegemukan. (2)

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
ISI
1. DEFINISI
Anoreksia nervosa adalah suatu gangguan makan yang ditandai oleh gangguan
citra tubuh yang menonjol yang disertai rasa takut yang hebat akan kenaikan berat
badan (ketakutan besar akan kegemukan) sehingga

membatasi jumlah makanan

dengan amat ketat. (1,2,3 )


2. EPIDEMIOLOGI
Gangguan makan dalam berbagai bentuk telah dilaporkan hampir 4 persen
pelajar remaja dan dewasa muda. Usia yang tersering untuk onset gangguan adalah
pada awal 20 tahun. Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi kira kira 0,5 sampai 1
persen gadis remaja. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita muda
dibandingkan dengan laki laki. Biasanya gangguan ini terjadi pada wanita muda
yang prifesinya memerlukan kekurusan seperti model dan penari balet.( 1 )
3. ETIOLOGI
Beberapa faktor penyebab anoreksia nervosa yaitu :
a. Faktor biologis
Kelaparan menimbulkan banyak perubahan biokimia, beberapa di antaranya
juga terdapat pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh
deksametason. Fungsi tiroid juga ditekan. Kelainan ini diperbaiki dengan pemberian
asupan nutrisi kembali. Kelaparan menyebabkan amenore, yang mencerminkan
penurunan kadar hormone (luteinizing, follicle-stimulating, gonadotropin-releasing
hormone). Namun beberapa pasien anoreksia nervosa menjadi amenorik sebelum
menurunnya berat badan secara signifikan.(1)
b. Faktor sosial
Pasien anoreksia nervosa mendapat dukungan atas perbuatan mereka melalui
tekanan masyarakat akan olah raga dan kekurusan. Tidak ada kelompok keluarga yang
spesifik untuk anoreksia nervosa, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa pasien
ini memiliki hubungan dekat tetapi bermasalah dengan orang tuanya. Di dalam
SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
keluarga dengan anak yang memiliki gangguan makan, terutama makan berlebihan
atau subtipe mengeluarkan kembali, mungkin terdapat tingkat permusuhan,
kekacauan, dan isolasi yang tinggi serta tingkat empati dan pengasuhan yang rendah.
(1)

c. Faktor psikologis dan psikodinamik


Anoreksia

nervosa

tampak

sebagai

reaksi

terhadap

tuntutan

yang

mengharuskan remaja untuk berperilaku lebih mandiri dan meningkatkan fungsi


sosial serta seksualnya. Pasien dengan gangguan ini mengganti preokupasi mereka
yang menyerupai obsesi terhadap makanan dan kenaikan berat badan untuk mengejar
kesetaraan dengan remaja normal lainnya. (1)

4. GAMBARAN KLINIS
Anoreksia nervosa ini dianggap berkaitan dengan depresi, walau terapi
antidepresiva tidak selalu efektif. Pasien biasanya tidak kooperatif bila dibawa oleh
keluarganya untuk makan ditempat publik dan pasien biasanya menolak makan. ( 3 )
Pasien dengan gangguan ini menunjukkan perilaku yang aneh tentang
makanan. Mereka menyembunyikan makanan diseluruh tempat di dalam rumah dan
sering kali membawa sejumlah besar kembang gula didalam kantungnya dan
dompetnya. Saat makan, mereka mencoba

untuk membuang makanan didalam

serbetnya atau menyembunyikan di dalam kantungnya. ( 1 )


Pasien dengan anoretik biasanya lebih cemas, obsesif dan kaku. Gangguan itu
biasanya mulai dalam rangka satu konflik tentang kebebasan dan seksualitas. Kondisi
ini dapat berada bersama dengan bulimia nervosa dalam lingkaran kelaparan yang
kaku diikuti dengan hilangnya pengendalian, dengan episode makan lahap sehingga
membuat pasien merasa bersalah yang membuatnya melakukan muntah paksaan.
Pasien anoretik juga sering menyalahgunakan diuretika atau laksansia dalam usaha
untuk menurunkan berat tubuh. (3)
Perilaku obsesif-kompulsif, depresi dan ansietas adalah gejala psikiatrik
anoreksia nervosa lainnya yang paling sering dicantumkan dalam literatur. Pasien
SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
cenderung menjadi kaku dan perfeksionis , disertai keluhan somatik, terutama
ketidaknyamanan epigastrium, yang biasanya ditemukan. Mencuri kompulsif,
biasanya permen dan pencahar lazim pada pasien ini. (1)
Penyesuaian seksual yang buruk sering digambarkan pada pasien dengan
gangguan ini. Banyak pasien remaja dengan anoreksia nervosa mengalami
keterlambatan perkembangan seksual psikososial; pada orang dewasa penurunan
minat yang nyata terhadap seks sering menyertai awitan gangguan.(1)
Ada dua subtipe dari anoreksia nervosa, yaitu :
a. Tipe membatasi
Selama episode anoreksia nervosa saat ini, pasien tidak secara teratur terlibat
dalam prilaku pesta makan dan mencahar ( yaitu membuat diri sendiri muntah atau
penyalahgunaan laksasif dan diuretik). Dan pada orang anoreksia nervosa pembatas
ini selalu membatasi pemilihan makanannya, menggunakan kalori sesedikit mungkin
dan sering kali memiliki sifat obsesif kompulsif dalam hal makanan dan hal lain.
b. Tipe pesta makan/mencahar
selama episode anoreksia nervosa sekarang, pasien secara teratur terlibat
dalam perilaku pesta makan atau mencahar. Beberapa pasien tidak dapat tidak dapat
secara terus menerus mengendalikan pembatasan makanannya, sehingga mereka
melakukan pesta makan yang biasanya terjadi secara rahasia dan sering kali pada
malam hari. Muntah yang diinduksi oleh diri sendiri sering kali mengikuti pesta
makan dan pasien juga menyalahgunakan laksasif bahkan diuretik untuk menurunkan
berat badan. ( 1 )

modus tampilam pada anoreksia nervosa ini meliputi :

Remaja dibawa kepada ginekolog dengan amenore sebagai keluhan utama


(20% mengalami amenore mendahului penurunan berat badan)

Remaja dengan episode penurunan berat badan tersendiri yang berkaitan


dengan stress kehidupan atau depresi

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA

Remaja atau dewasa muda dengan anoreksia nervosa kronik progresif, sering
dengan penyakit afektif kambuhan dan penyulit kelaparan, dibawa keluarga
dengan pembatasan makanan, diet, dan perilaku di luar kendali

Datang ke dokter dengan banyak keluhan, contohnya kelelahan, tidak enak


perut, konstipasi, poliuria, intoleransi dingin, dan gangguan tidur

Sebagian besar tampilan berkaitan dengan tingkat penyangkalan dan


perlawanan yang tinggi terhadap pengobatan (4)

5. PEDOMAN DIAGNOSTIK
a. Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu
dan atau dipertahankan oleh penderita
b. Untuk suatu diagnostik yang pasti, dibutuhkan semua hal-hal seperti dibawah
ini:

Berat badan tetap dipertahankan 15% dibawah yang seharusnya (baik


yang berkurang maupun yang tidak pernah dicapai) atau Quetelets
body-mass index adalah 17,5 atau kurang (Quetelets body-mass index
= berat (kg)/ tinggi (m2)). Pada penderita pra-pubertas bisa saja gagal
mencapai berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan.

Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan


makanan yang mengandung lemak dan salah satu atau lebih dari halhal yang berikut ini :

Merangsang muntah oleh diri sendiri


Menggunakan pencahar
Olahraga berlebihan
Memakai obat penekan nafsu makan dan / atau diuretika

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA

Terdapat distorsi body image dalam bentuk psikopatologi yang spesifik


dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita,
penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang rendah

Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamicpituitary-gonadal axis, dengan manifestasi pada wanita sebagai
amenorea dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi seksual.
Juga terdapat kenaikan hormon pertumbuhan , naiknya kadar kortisol,
perubahan metabolisme peripheral dari hormon tiroid , dan sekresi
insulin abnormal

Jika onset terjadinya pada masa pra-pubertas, perkembangan pubertas


tertunda, atau dapat juga tertahan (pertumbuhan terhenti, pada anak
perempuan buah dadanya tidak berkembang dan terdapat amenore
primer ; pada anak laki-laki genitalnya tetap kecil). Pada penyembuhan
, pubertas kembali normal tetapi menarche terlambat. ( 5 )

6. EVALUASI KLINIK
a. Lakukan evaluasi medik lengkap untuk menemukan defisiensi gizi dan
penyakit metabolik. Sebagai tambahan terhadap akibat kekurangan gizi karena
kelaparan, beberapa gangguan akibat kelaparan, beberapa gangguan kesehatan
seperti kanker, dan gagguan gastrointestinal dapat menampilkan gejala
berkurangnya berat tubuh yang hebat, dan kemungkinan itu harus secara
lengkap diperiksa. Gangguan keseimbangan elektrolit dapat disebabkan
muntah, diuretika, atau laksansia. ( 3 )
b. Pemeriksaan skrining untuk penyalahgunaan obat/zat. Penyalahgunaan
stimulansia dapat menyebabkan kurangnya berat tubuh, walau turunnya tidak
sebanyak seperti pada anoreksia nervosa. Periksalah feses pasien untuk
fenolftalein sebagai bukti penyalahgunaan laksansia. ( 3 )
c. Riwayat keluarga yaitu riwayat penyakit afektif, psikosis, gangguan makan,
obesitas, dan penyalahgunaan zat. ( 4 )

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
d. Uji laboratorium : hitung sel darah lengkap dengan hitung jenis darah, hitung
trombosit, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, kalsium fosfat, ,magnesium,
protein total, albumin serum, kolesterol, alanin, dan aspartat aminotransferase,
fosfatase alkali, bilirubin , amylase, triyodotironin tiroksin, dan kadar hormon
perangsang tiroid (TSH), urinalisis ( 4 )
e. . Evaluasi pasien untuk adanya depresi karena pasien anorekti sering
mengalami depresi.
f. Bila terdapat komlikasi penyakit, pengobatan paksa mungkin akan dibutuhkan
contoh pemberian makanan melalui pipa atau caira IV. Bila ada krisis
keluaraga atau resiko bunuh diri perawatan inap mungkin dibutuhkan.
g. pendekatan secara kognitif untuk mengubah persepsi pasien tentang citra
tubuhnya mungkin berguna. Tetapi keluarga amat dianjurkan. ( 3 )
7. KOMPLIKASI PADA ANOREKSIA NERVOSA
a. Berhubungan dengan penurunan berat badan
1. Dermatologik : Kulit kering, pucat dan lanugo ( rambut halus seperti bayi
di seluruh tubuh )
2. Jantung : Lebih sering ditemukan bradikardi dan hipertensi.
3. Pencernaan gastrointestinal : Kembung, konstipasi dan nyeri abdomen.
4. Reproduktif : Amenore, kadar luteinzing hormon ( LH ) dan FSH yang
rendah.
5. Skelet : Osteoporosis ( kadar estrogen serum rendah dan asupan protein dan
kalsium yang rendah )
b. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan penyalahgunaan laksasif )
1. Metabolik : Kelainan elektrolit

terutama alkalosis hipokalemik,dan

hipoglikemik

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
2. Gigi : Erosi enamel gigi terutama gigi depan dengan kerusakan gigi yang
bersangkutan.
3. Neuropsikiatrik : Kejang ( berhubungan dengan gangguan elektrolit ),
kelelahan dan kelemahan.( 1, 4 )
8. DIAGNOSIS BANDING
Anoreksia nervosa dapat di diagnosis banding dengan bulimia-nervosa,
depresi dan kelaparan. (1)
Pada pasien depresif mengalami kekurangan nafsu makan, dan tidak memiliki
ketakutan yang kuat akan kegemukan / gangguan citra sedangkan pasien anoreksia
nervosa mengatakan memiliki nafsu makan normal dan merasa lapar, hanya pada
anoreksia nervosa yang berat saja pasien benar-benar mengalami penurunan nafsu
makan. ( 1 )
Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan bulimia nervosa, yaitu suatu
gangguan dengan perilaku makan berlebihan yang episodik, disertai mood depresif,
pikiran mencela diri dan sering muntah yang dibuat sendiri, berat badan pasien
dipertahankan dalam bartas normal. ( 1 )
9. TERAPI
a. Rawat inap
Indikasi hospitalisasi pasien dengan anoreksia nervosa adalah :
Perilaku bunuh diri, depresi berat, psikosis
Gangguan metabolik berat (nadi < 40 denyut /menit, suhu < 36 C,
tekanan darah sistolik < 70mmHg, kalium serum < 2,5 nmol/L )
Gangguan elektrolit
Kehilangan berat badan >30 % dalam 3 bulan
Diabetes mellitus yang tidak terkontrol

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
Penyalahgunaan laksantif
Makan pencahar tidak terkendali
Kegagalan pengobatan pada pasien rawat jalan(3)
b. Pemberian kembali makanan
Kontrak untuk suatu berat badan yang dapat diterima ; tujuan adalah
pertambahan berat badan 1 hingga 2 pound selama minggu pertama dan 3
hingga 5 pound/minggu sesudahnya
Mulai dengan 800 hingga 1200 kkal/hari dalam makanan kecil yang sering
untuk menghindarkan rasa kembung
Secara berangsur-angsur tingkatkan asupan menjadi 1800 hingga 3000
kkal/hari.
Sesuaikan komposisi makanan untuk memberikan keseimbangan nutrisi
sementara menyesuaikan diri dengan pilihan makanan pasien
Suplemen cairan untuk membantu mencapai sasaran kalorik
Suplemen vitamin dan mineral , khususnya kalsium (1000 hingga 1200
mg/hari)
Serat larut dari sumber padi-padian mengurangi konstipasi dan
meningkatkan eliminasi
Produk susu sesuai toleransi (kemungkinan intoleransi lactose akibat
kelaparan)(3)
c. Psikoterapi

Terapi perilaku-kognitif
Prinsip terapi perilaku dan kognitif dapat diterapkan di lingkungan
rawat inap maupun rawat jalan. Terapi perilaku ternyata efektif untuk
mencetuskan peningkatan berat badan. Pasien diajarkan mengawasi asupan

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
makanan, emosi, perasaan , perilaku makan berlebihan dan mengeluarkan
kembali, serta masalah mereka di dalam hubungan interpersonal. Pada
metode ini pasien belajar berpikir dan membuat strategi untuk menghadapi
masalah yang berkaitan dengan makanan. (4)

Psikoterapi dinamik
Fase pembukaan proses psikoterapi harus diarahkan untuk membangun
hubungan terapeutik. Pasien mungkin akan merasakan interpretasi awal
seolah-olah seseorang mengatakan pada mereka apa yang benar-benar
mereka rasakan sehingga yang sebenarnya dirasakan sendiri menjadi
minimal dan tidak berlaku lagi. Di atas semua itu, psikoterapi harus
fleksibel, persisten, dan tahan lama dalam menghadapi kecendrungan
pasien mengalahkan semua upaya untuk membantu mereka. (4)

Terapi keluarga
Beberapa terapi keluarga telah digunakan dalam pengobatan anoreksia
nervosa. Terdapat sedikit penelitian formal mengenai efektivitas
pengobatan ini. Pasien dengan awitan penyakit sebelum umur 18 tahun
dan lama penyakit kurang dari 3 tahun tampaknya paling responsif
terhadap terapi keluarga.(4)

d. Terapi psikotropik

Anti depresi

Beberapa

pasien

telah

memperlihatkan

respons

bermakna

terhadap

desipramin, imipramin, atau amitriptilin dalam hubungannya dengan perbaikan dalam


pertambahan berat badan dan gejala depresif. Inhibitor monoamine oksidase dan
litium telah dilaporkan bermanfaat dalam pengobatan pasien dengan anoreksia
nervosa. Antidepresi harus diberikan berhati-hati setelah memperbaiki hipotensi dan
kelainan elektrolit serta EKG. Mulai dengan dosis rendah yaitu Desipramin 25mg dan
secara berangsur-angsur tingkatkan dosis menjadi 150-200mg/hari. (1,4)

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
Mekanisme kerja dari obat anti-depresi adalah menghambat re-uptake
aminergic neurotransmitter, menghambat penghancuran oleh enzim monoamine
oksidase , sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada
sinpas neuron di SSP.(6)
Efek samping obat anti-depresi dapat berupa sedasi (rasa mengantuk,
kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun), efek antikolinergik (mulut kering, retensi urine, penglihatan kabur ,
konstipasi, sinus takikardia), efek anti adrenergic alfa (perubahan EKG, hipotensi),
efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia). (6)
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita)
biasanya berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.(6)
Pada keadaan overdosis / intoksikasi trisiklik dapat timbul atropine toxic
syndrome dengan gejala eksitasi SSP, hipertensi, hoperpireksia, konvulsi, toxic
confusional state (confusion, delirium, disorientasi). Tindakan untuk keadaan tersebut
adalah gastic lavage, diazepam 10mg (im) untuk mengatasi konvulsi, prostigmine 0,51,0 mg (im) untuk mengatasi efek anti kolinergik, dan monitoring EKG untuk
kelainan jantung. (6)

Siproheptadin (Periactin)
Antagonis serotonin dan histamine meningkatkan berat badan secara ringan
dan mengurangi gejala depresif pada pasien dengan anoreksia nervosa jika
diberikan dalam dosis tinggi yaitu 32 mg/hari.( 3,4 )

Obat anti depresi SSRI ( Selective Serotonin Reuptake Inhibitor ) yaitu :


Sertraline ( zoloft ) = Dosis : 50 100 mg/hr, Sediaan : 50 mg
Paroxetine ( seroxat )= Dosis : 24 40 mg/hr, Sediaan : 20 mg
Fluvoxamine ( luvox )= Dosis : 50 100 mg/hr, Sediaan : 50 mg
Fluoxetine ( prozac ) = Dosis : 20 40 mg/hr, Sediaan : cap 20 mg ( 6 )

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
10. PROGNOSIS
Indikator prognosis yang baik pada anoreksia nervosa adalah :
a. Umur awitan yang dini
b. Kembali pada haid normal
c. Riwayat kerja dan sekolah premorbid yang baik
d. Pekerjaan professional
Indikator prognosis negatif pada anoreksia nervosa adalah :
a. Awitan lanjut atau stadium kronik penyakit pada temuan pertama
b. Sejumlah besar kegagalan rawat inap dan pengobatan
c. Prognosis pria sering kali lebih buruk dibanding dengan wanita, pada

pria lebih lazim psikopatoplogik primer yang lebih serius


d. Status sosioekonomi yang lebih rendah
e. Adanya bulimia disamping anoreksia nervosa
f. Riwayat obesitas premorbid
g. Adanya psikopatologi serius pada orang tua
h. Emosi terekspresif negatif tinggi dalam keluarga ( 4 )

Perjalanan gangguan anoreksia nervosa sangat beragam. Pasien anorektik


subtipe membatasi makanan tampak lebih kecil kemungkinannya untuk pulih
daripada mereka yang memiliki tipe makan berlebihan/ mengeluarkan makanan
kembali. ( 1 )
Studi hasil 10 tahun di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kira-kira
seperempat dari pasien pulih sempurna dan setengah lainnya sangat membaik.
Seperempat lainnya mencakup angka mortalitas keseluruhan 7 persen dan mereka
yang berfungsi buruk dengan keadaan kronis berat badan kurang. ( 1 )

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA

BAB III
KESIMPULAN

Anoreksia nervosa merupakan suatu gangguan makan yang ditandai oleh


gangguan citra tubuh dan membatasi jumlah makanan dengan amat ketat. Umur
awitan terutama pada rentang umur 13 hingga 25 tahun, puncak pada umur 14 dan 18
tahun. Anoreksia nervosa umumnya 95% ditemukan pada wanita.
Kriteria

diagnostik

untuk

anoreksia

nervosa

yaitu

menolak

untuk

mempertahankan berat tubuh pada taraf berat normal dipandang dari segi umur dan
tinggi, ketakutan yang sangat terhadap pertambahan berat tubuhnya atau menjadi
gemuk walau sebetulnya masih kurang beratnya, gangguan pada daya untuk
merasakan perubahan berat, ukuran, bentuk tubuh orang, pada wanita, terjadinya
paling sedikit amenore 3 kali berturut-turut yang biasanya semestinya datang teratur.
SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
Ada dua subtipe dari anoreksia nervosa yaitu tipe membatasi (restricting type)
dan tipe pesta makan/mencahar.
Penggunaan Cyproheptadin suatu obat dengan sifat antihistamin dan
antiserotonin ,dan Amitriptyline (Elavil) dilaporkan dapat memberikan manfaat. Pada
pasien anoreksia nervosa dengan gangguan depresif yang juga ada, keadaan depresif
harus diterapi.

DAFTAR RUJUKAN

1. Gangguan Makan in Sadock,James Benjamin , Sadock, Alcott Virginia , Buku Ajar


Psikiatri Klinis (Kaplan & Sadocks Concise Textbook of Clinical Psychiatry) ; EGC :
Hal 329-333
2. Anoreksia nervosa in Sam, H Amir : Rujukan Cepat Psikiatri (Rapid psychiatry) ;
EGC : Hal 44-45
3. Anoreksia nervosa in Kaplan, I Harold, Sadock, J Benjamin : Ilmu Kedokteraan Jiwa
Darurat ; EGC, Jakarta , 2010: Hal 138-141
4. Sadow, Todd, Gangguan Makan, in Guze, Barry : Buku Saku Psikiatri (Hand Book of
Psychiatry) ; EGC : Hal 187-219

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

ANOREKSIA NERVOSA
5. Anoreksia nervosa in Maslim Rusdi : Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III
6. Obat Anti Depresi in Maslim Rusdi : Penggunaan Klinis Obat Psikotropik ; Bagian
Ilmu Kedokteraan Jiwa FK-Unika Atma Jaya, Jakarta , 2007 : Hal 23-30

SMF Psikiatri RSUPM 2011

Page

Anda mungkin juga menyukai