Anda di halaman 1dari 12

TEKANAN OSMOTIK

A. Tujuan Praktikum
A.1 Tujuan kegiatan:
a) Mengetahui kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit
pada berbagai konsentrasi larutan.
b) Mengetahui persentase hemolisis

eritrosit

pada

berbagai konsentrasi larutan.


A.2 Kompetensi khusus:
a) Mahasiswa dapat melakukan cara penentuan kecepatan
hemolisis

dan

krenasi

eritrosit

konsentrasi larutan.
b) Mahasiswa dapat menerangkan
mempengaruhi

pada

berbagai

faktor-faktor

persentase hemolisis

eritrosit

yang
pada

berbagai konsentrasi larutan.


B. Landasan Teori
Darah merupakan cairan tidak tembus cahaya (opaque), agak
kental, berwarna merah terang (oxygenated) dan merah gelap
(deoxygenated), berat jenisnya berkisar antara 1,06, pH bersifat
sedikit alkalis (7,2). Apabila disentrifus (sentrifuge) dengan
kecepatan putaran tertentu, maka akan terpisah menjadi 2
bagian utama yaitu bagian yang berwarna merah gelap disebut
benda-benda darah yang terdiri dari: sel darah merah (SDM), sel
darah putih (SDP), dan keping darah (platelets, thrombocytes),
dan bagian kuning jernih yang disebut plasma. Komposisi darah
merupakan salah satu indikator parameter fungsi fisiologis
hewan dan manusia. Perbandingan antara plasma dan bendabenda darah pada kondisi normal bervariasi
sekitar

47%

persentase

dan

perempuan

45%.

Pada

darah

mengalami

penurunan

pada laki-laki
kondisi

atau

tertentu

sebaliknya

peningkatan.
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 10

Pada hewan multiseluler, sel-sel yang menyusun organisme


berada dalam suatu lingkungan yang disebut lingkungan interna.
Claude

Bernard

(bangsa

Perancis)

menamakan

lingkungan

tersebut sebagai melieu interieur. Lingkungan interna tersebut


tidak lain adalah ruang antarsel (intercelluler space). Ruang
antarsel bukan merupakan suatu ruangan kosong, melainkan
ruangan yang dipenuhi dengan cairan, demikian juga ruang
dalam sel (sitoplasma). Setiap sel penyusun suatu organisme
pasti berada dalam suatu cairan yang mengandung berbagai zat
yang

diperlukan

ekstraseluler

oleh

(CES)

sel.

yang

Cairan

dapat

tersebut

dibedakan

berupa

cairan

menjadi

cairan

interstitial dan/atau plasma darah. Sel pada umumnya berada


dalam cairan

interstitial, sedangkan eritrosit berada dalam

plasma darah. Membran sel eritrosit seperti halnya membran sel


lainnya tersusun atas lipid bilayer, dan bersifat semipermeabel.
Pada kondisi cairan
dalam

eritrosit

hipertonis, maka air akan berpindah dari

keluar

sehingga

eritrosit

akan

mengalami

penyusutan (krenasi). Sebaliknya pada kondisi larutan hipotonis,


maka air akan masuk ke dalam sitoplasma eritrosit sehingga
akan menggembung yang kemudian pecah (lisis). Kecepatan
hemolisis dan krenasi eritrosit dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan.
Cairan tubuh hakekatnya merupakan pelarut zat-zat yang
terdapat dalam tubuh, dengan demikian mengandung berbagai
macam zat yang diperlukan oleh sel dan sisa-sisa metabolisme
yang dibuang oleh sel. Selain itu, cairan tubuh juga pemberi
suasana pada sel, sebagai contoh kehangatan (suhu), kekentalan
(viskositas), dan keasaman (pH) yang dipengaruhi oleh faktorfaktor fisik maupun kimiawi dari dalam dan luar tubuh.
Zat-zat yang diperlukan sel antara lain:
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 11

1. Oksigen

untuk

pembakaran

dan

menghasilkan

energi

ensimatis.
2. Makanan dalam bentuk sari-sari makanan (glukosa, asam
lemak, dan asam amino) untuk membentuk energi, dinding
sel, dan sintesa protein.
3. Vitamin
4. Mineral sebagai katalisator proses ensimatis.
5. Air untuk pelarut dan media proses kimiawi dalam sel.
Zat-zat yang dihasilkan oleh sel anatara lain:
1. Karbon dioksida dari proses pembakaran.
2. Protein dari sintesis di ribosoma.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi cairan interseluler
antara lain:
1. Suhu,
2. Derajat keasaman (pH), dan
3. Kekentalan (viskositas) cairan.
Cairan yang memiliki kekentalan atau konsentarasi sama
dengan cairan dalam sel disebut isotonis (osmotic equilibrium),
lebih tinggi daripada dalam sel disebut hipertonis, dan lebih
rendah

daripada sel disebut hiipotonis. Cairan hipertonis akan

menarik air secara osmosis dari sitoplasma eritrosit ke luar


sehingga eritrosit akan mengalami penyusutan dan membran
selnya tampak berkerut-kerut atau yang disebut krenasi atau
plasmolysis. Sebaliknya, cairan hipotonis akan menyebabkan air
berpindah ke dalam sitoplasma eritrosit sehingga eritrosit akan
menggembung (plasmoptysis) yang kemudian pecah (hemolisis).
Membran sel merupakan selaput yang luar biasa istimewanya.
Sesuai dengan teori

mosaik, membran sel tersusun atas lipid

bilayer, dan terdapat protein integral, saluran-saluran. Bersifat


semipermiabel.

Ibaratnya

berperan

sebagai

pintu

gerbang

seluler. Membran sel yaitu selaput yang membatasi sel dengan


lingkungan disekelilingnya dan berfungsi sebagai pelindung,
penyaring, dan pengatur masuknya zat-zat dari luar sel ke dalam
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 12

sel dan keluarnya zat-zat dari luar sel (ekstrasel) ke dalam sel
(intrasel) melewati membran sel. Zat-zat

yang didapat dari

pernafasan, makan dan minum, diangkut melalui sirkulasi darah


kemudian melalui kapiler pindah ke cairan interseluler (ruang
antarsel) selanjutnya pindah ke sitoplasma melalui membran sel.
Plasmolisis
Plasmolisis

adalah

suatu

proses

yang

secara

riil

bisa

menunjukkan bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata


terjadi sirkulasi keluar masuk suatu zat , artinya suatu zat /materi
bisa keluar dari sel , dan bisa masuk melalui membrannya.
Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam ,
ternyata

sungguh

dinamis

dengan

lingkungannya

jika

memerlukan materi dari luar maka ia harus ambil materi itu


dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi
perbedaan tekanan sehingga materi dari luar itu bisa masuk.
Kondisi sel tidak selalu berada pada keadaan yang normal yang
dengan mudah ia mengaturnya ia bisa mencapai homeostatis /
seimbang. Terkadang sel juga bisa berada di lingkungan yang
ekstrem menyebabkan semua isi sel dapaksakan keluar karena
diluar tekanan lebih besar , jika terjadi demikian maka terjadilah
lisis / plasmolisis yang membawa sel itu mati. Plasmolisis adalah
contoh kasus transportasi sel secara osmosis dimana terjadi
perpindahan larutan dari kepekatan yang rendah ke larutan yang
pekat melalui membran semi permeable , yang akan dibahas
drngan contoh pada darah .
Osmosis
Osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh
makhluk hidup, misalnya, pada membrane sel darah merah. Jika
meletakan sel darah merah dalam suatu larutan hipertonik (lebih
pekat), air yang terdapat dalam sel darah akan ditarik keluar dari
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 13

sel sehingga sel mengerut dan rusak. Peristiwa ini disebut


krenasi.

Sebaliknya, jika kamu meletakan sel darah merah

dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer), air dari
larutan tersebut akan ditarik masuk kedalam sel darah sehingga
sel mengembang dan pecah.Proses ini disebut hemolisis. Orang
yang mengonsumsi terlalu banyak makanan berkadar garam
tinggi, jaringan sel dan jaringan antar selnya akan mengandung
banyak air.hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan
tubuh yang disebut OEDEMA.

Pemahaman mengenai proses osmosis ini sangat diperlukan


dalam bidang biologi. Misalnya, dalam pemberian nutrisi bagi
pasien melalui infus. Pada infus, larutan nutrisi dimasukan
langsung kedalam pembuluh darah. Larutan ini harus memilik
tekanan osmotik yang sama dengan tekanan osmotik darah agar
sel darah tidak mengalami krenasi atau hemolisis karena sangat
membahayakan jiwa pasien. Tekanan osmotik darah pada suhu
25 C adalah 7,7atm oleh karena itu, jika pasien akan diberi
larutan glukosa melalui infus,konsentrasi glukosa yang digunakan
harus memiliki persen masa 5,3% . Osmosis yang terjadi juga
bisa kita amati pada peristiwa alam lainnya ,dalam banyak
contoh yang menarik. misalnya pada pengawetan selai dan jeli
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 14

yang dilakukan di rumah merupakan contoh lain dari penerapan


tekanan osmotik.
Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam
proses pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri
yang bisa mengakibatkan botulisme. Bila sel bakteri berada
dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel
cenderung untuk bergerak keluar dari sel bakteri ke larutan yang
lebih pekat lewat osmosis. Proses ini yang disebut krenasi
(crenation), menyebabkan sel mengerut dan akhirnya tidak
berfungsi lagi. Keasaman alami buah-buahan juga menghambat
pertumbuhan

bakteri.

Tekanan

osmotik

juga

merupakan

mekanisme utama dalam pengangkutan air ke bagian atas


tumbuhan. Karena daun terus-menerus kehilangan air ke udara,
dalam proses yang disebut transpirasi, konsentrasi zat terlarut
dalam cairan daun meningkat.

Air didorong ke atas lewat

batang, cabang dan ranting-ranting pohon oleh tekanan osmotik.


Diperlukan tekanan sebesar 10-15 atm untuk mengangkut air ke
daun di pucuk pohon redwood di California, yang tingginya
mencapai sekitar 120 m. Teknik mengeluarkan bisul pada tubuh
dengan mekanisme osmosis dengan menerapkan gelli berupa
balsam/salep yang hipertonik juga memudahkan bisul segera
kempes, Pembuatan telur asin , ikan asin dan tentu contoh yang
lain yang prinsipnya disitu ada perbedaan tekanan dipastikan
proses osmosis akan berlangsung. Proses ini juga bisa terlihat
pada tanaman yang dipupuk urea sangat pekat tanaman bisa
diharapkan tumbuh dengan baik tetapi malah mati.
Jadi, Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis.
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi
(hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan
turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 15

sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis. Dampak plasmolisis
yang meneyebabkan tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya cytorrhysis runtuhnya seluruh dinding sel dapat
terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk
mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan
air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel
diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan
disebut krenasi.

Sel hewan (darah) dalam kondisi lingkungan berbeda

Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 16

Sel tumbuhan sebelum plasmolisis Sesudah plasmolisis


Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang
terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium
dengan meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau
larutan

gula

untuk

menyebabkan

ekosmosis,

seringkali

menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang


memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan
jelas.

Bila

sel

tumbuhan

dimasukkan

kedalam

cairan

hipotonik,turgor sel akan meningkat. Bila berada dalam keadaan


isotonik (larutan yang konsentrasinya sama dengan konsentrasi
isi

sel,maka

sebagian

sel

yang

ada

mengalami

plasmolisis,sebagian sel tidak. Keadaan ini dapat dipakai untuk


menentukan tekanan osmosis sel dengan meletakkan pada
larutan

yang

ditentukan

molaritas

larutan

atau

tekanan

osmotiknya dan melihat berapa banyak sel yang terplasmolisis.


Jika

konsentrasi

larutan

yang

menyebabkan

50%

sel

Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 17

terplasmolisis diketahui ,maka nilai tekanan osmosis sel dapat


ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
= M x R x T di mana
= tekanan osmotik (atm)=Tekanan Osmotik sel
M = Molaritas , Konsentrasi larutan yang menyebabkan
50% sel terplasmolisis
R = tetapan gas (0.082 )
T = suhu (Kelvin ) =Temperatur mutlak (273+t 0C)
Dalam

proses

osmosis

terdapat

tekanan

osmosis

yang

merupakan tekanan hidrostatik yang terdapat suatu larutan pada


keseimbangan osmosis. Tekanan yang diberikan pada suatu
larutan akan meningkatkan energi bebas ,sehingga PA meningkat
dan juga meningkatkan kemampuan difusi dalam larutan.
Tekanan yang diberikan atau sering disebut PT yang disebut juga
tekanan turgor.Dari ketiga potensial tersebut dapat dilihat
adanya hubungan yang dapat dituliskan rumus sebagai berikut :
PA = PO + PT
Dari rumus tersebut terlihat,apabila tidak ada tekanan maka
rumusnya menjadi :
PA = PO
Keterangan :
PA = Potensial air
PO = Potensial osmotik
PT = Potensial tekanan
C. Metode Praktikum
C.1 Jenis kegiatan : Observasi
C.2 Objek pengamatan : sel darah merah manusia
C.3 Bahan dan Alat
:
a) Mikroskop cahaya
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 18

b) Kaca benda dengan cekungan dan gelas penutup


(Cover Glass),
c) Pipet pasteur
d) Garam fisiologis 3%, 1%, 0,9 %, 0,7 %, 0,5 %
e) Vaselin album,
f) Antikoagulan (Heparin atau Kalium Oksalat)
g) Darah perifer (probandus)
C.4 Prosedur Percobaan:
a) Mengambil darah perifer dari ujung jari manis sesuai SOP
(standar operasional prosedur)
b) Meneteskan 1 tetes darah di atas cekungan kaca objek,
kemudian menambahkan 1 tetes NaCl 0,7 %, mengamati
di bawah mikroskop dengan hati-hati dan mengamati
kapan eritrosit tampak mulai hemolisis.
c) Melakukan seperti cara1 untuk larutan NaCl 0,5% dan
aquades, mencatat hasilnya, dan membahas
d) Umtuk mengetahui kecepatan terjadinya reaksi melakukan
seperti di atas dengan menggunakan larutan NaCl lebih
pekat daripada 0,7%. Mencatat hasilnya dan membuat
pembahasan.

Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 19

D. Hasil Percobaan:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengaruh Tekanan Osmotik Terhadap
Membran Eritrosit
Kelompo Kelompo Kelompo Kelompo Kelompo
Kepekat
k1
k2
k3
k4
k5
N
an
Hemolisi Hemolisi Hemolisi Hemolisi Hemolisi
o
larutan
s/
s/
s/
s/
s/
NaCl
krenasi
krenasi
krenasi
krenasi
krenasi
1.
0,5 %
2.
0,7 %
3.
0,9 %
4.
1,0 %
5.
3,0 %
E. Analisa Data
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, Jane B.Reece & Lawrence G. Mitchell.
(2002). Biologi (ed 5-jilid 3 terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Djukri dan Heru Nurcahyo. (2011). Petunjuk Praktikum Biologi
Lanjut. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY.
Gabriel. (1996). Fisika Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
13. lampiran
Hemolisis (pada kosentrasi 0,5%)

Hemolisis

(pada kosentrasi 0,7%)

Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 20

Krenasi (pada kosentrasi 1%)

Krenasi

(pada

kosentrasi 3%)

Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 21

Anda mungkin juga menyukai