A. Tujuan Praktikum
A.1 Tujuan kegiatan:
a) Mengetahui kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit
pada berbagai konsentrasi larutan.
b) Mengetahui persentase hemolisis
eritrosit
pada
dan
krenasi
eritrosit
konsentrasi larutan.
b) Mahasiswa dapat menerangkan
mempengaruhi
pada
berbagai
faktor-faktor
persentase hemolisis
eritrosit
yang
pada
47%
persentase
dan
perempuan
45%.
Pada
darah
mengalami
penurunan
pada laki-laki
kondisi
atau
tertentu
sebaliknya
peningkatan.
Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 10
Bernard
(bangsa
Perancis)
menamakan
lingkungan
diperlukan
ekstraseluler
oleh
(CES)
sel.
yang
Cairan
dapat
tersebut
dibedakan
berupa
cairan
menjadi
cairan
eritrosit
keluar
sehingga
eritrosit
akan
mengalami
1. Oksigen
untuk
pembakaran
dan
menghasilkan
energi
ensimatis.
2. Makanan dalam bentuk sari-sari makanan (glukosa, asam
lemak, dan asam amino) untuk membentuk energi, dinding
sel, dan sintesa protein.
3. Vitamin
4. Mineral sebagai katalisator proses ensimatis.
5. Air untuk pelarut dan media proses kimiawi dalam sel.
Zat-zat yang dihasilkan oleh sel anatara lain:
1. Karbon dioksida dari proses pembakaran.
2. Protein dari sintesis di ribosoma.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi cairan interseluler
antara lain:
1. Suhu,
2. Derajat keasaman (pH), dan
3. Kekentalan (viskositas) cairan.
Cairan yang memiliki kekentalan atau konsentarasi sama
dengan cairan dalam sel disebut isotonis (osmotic equilibrium),
lebih tinggi daripada dalam sel disebut hipertonis, dan lebih
rendah
Ibaratnya
berperan
sebagai
pintu
gerbang
sel dan keluarnya zat-zat dari luar sel (ekstrasel) ke dalam sel
(intrasel) melewati membran sel. Zat-zat
adalah
suatu
proses
yang
secara
riil
bisa
sungguh
dinamis
dengan
lingkungannya
jika
dalam suatu larutan yang bersifat hipotonik (lebih encer), air dari
larutan tersebut akan ditarik masuk kedalam sel darah sehingga
sel mengembang dan pecah.Proses ini disebut hemolisis. Orang
yang mengonsumsi terlalu banyak makanan berkadar garam
tinggi, jaringan sel dan jaringan antar selnya akan mengandung
banyak air.hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan
tubuh yang disebut OEDEMA.
bakteri.
Tekanan
osmotik
juga
merupakan
sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih banyak
akan menyebabkan terjadinya plasmolisis. Dampak plasmolisis
yang meneyebabkan tekanan terus berkurang sampai di suatu
titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya cytorrhysis runtuhnya seluruh dinding sel dapat
terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam sel tumbuhan untuk
mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan
air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel
diletakkan di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan
disebut krenasi.
gula
untuk
menyebabkan
ekosmosis,
seringkali
Bila
sel
tumbuhan
dimasukkan
kedalam
cairan
sel,maka
sebagian
sel
yang
ada
mengalami
yang
ditentukan
molaritas
larutan
atau
tekanan
konsentrasi
larutan
yang
menyebabkan
50%
sel
proses
osmosis
terdapat
tekanan
osmosis
yang
D. Hasil Percobaan:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengaruh Tekanan Osmotik Terhadap
Membran Eritrosit
Kelompo Kelompo Kelompo Kelompo Kelompo
Kepekat
k1
k2
k3
k4
k5
N
an
Hemolisi Hemolisi Hemolisi Hemolisi Hemolisi
o
larutan
s/
s/
s/
s/
s/
NaCl
krenasi
krenasi
krenasi
krenasi
krenasi
1.
0,5 %
2.
0,7 %
3.
0,9 %
4.
1,0 %
5.
3,0 %
E. Analisa Data
F. Pembahasan
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, Jane B.Reece & Lawrence G. Mitchell.
(2002). Biologi (ed 5-jilid 3 terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Djukri dan Heru Nurcahyo. (2011). Petunjuk Praktikum Biologi
Lanjut. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY.
Gabriel. (1996). Fisika Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
13. lampiran
Hemolisis (pada kosentrasi 0,5%)
Hemolisis
Krenasi
(pada
kosentrasi 3%)