PENDAHULUAN
merasakan
kemudahan
pendidikan,
lainnya
seperti
transportasi,
pemukiman,
Misalnya
pembuatan
bom
yang
pada
awalnya
untuk
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Aksiologi
1. Aksiologi berasal dari perkataan Axios ( Yunani) yang berarti nilai
dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah Teori tentang
nilai.
2. Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya Jujun S.
Suryasumantri Filasafat Ilmu sebuah Pengantar Populer bahwa
aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
3. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga bagian. Pertama
moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin
khusus, yakni etika. Kedua esthetic expression, yaitu ekspresi
keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan. Ketiga sosio political
life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat
sosio politik.
4. Dalam Encliclopedya of Philosophy dijelaskan, aksiologi Value and
Valuation. Ada tiga bentuk value and Valuation.
a. Nilai, digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian
yang lebih sempit
adalah
bagian
fisafat
yang
mempersoalkan
merupakan
bagian
filsafat
yang
hakikat
nilai
banyak
dikemukakan
diantaranya
teori
kaum
pragmatis,
criteria
nilai
adalahkegunaannya
dalam
Yang dimaksud metafisik nilai adalah bagaimana hubungan nilainilai tersebut dengan realitas dan dibagi menjadi tiga bagian :
1. Subyektivisme : Value is entirely dependent on and relative to
human experience of it,
2. Logical objektivisme, value are logical essences for subsistences,
independent of their being known, yet not eksistesial status of
action in relity;
3. Metaphysical objektivise, values or norms or ideals are integral
objective an active constituents of the Metaphysical real.
Karakteristik nilai
Ada beberapa karakteristik nialai yang berkaitan dengan teori nilai yaitu :
1) Nilai Objektif atau Subjektif
Nilai itu objektif jika ia tergantung pada subjek atau kesadaran yang
menilai: sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan
validitasnya tergantung pada realisasi subjek yang melakukan penilaian,
tanpa merpertimbangkan apakah ini bersifat pisikis atau fisik. suatu nilai
dikatakan objektif apabila nilai tersebut memiliki kebenarannya tanpa
memperhatikan pemilihan dan penilaian manusia. Contohnya : nilai-nilai
baik, benar, cantik merupakan realitas alam, yang merupakan bagian dari
sifat-sifat yang dimiliki oleh benda atau tindakan tersebut.
Nilai itu subjektif apabila nilai tersebut memiliki preferensi pribadi,
dikatakan baik karena dinilai oleh seseorang.
2) Nilai dikatakan absolut atau abadi
Apabila nilai yang berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa
lampau dan akan berlaku secara absah sepanjang masa, serta akan
berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun kelas social.
Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa semua nilai relative
sesuai dengan harapan dan keinginan manusia yang selalu berubah,
maka nilai itupun mengungkapkan perubahan-perubahan tersebut. Nilai
berubah merespon dalam kondisi baru, ajaran baru, agama baru,
penemuan-penemuan baru dalam sains dan teknologi, kemajuan dalam
pendidikan dan lainnya.
10
bahwa
terdapat
tingkatan
nilai,
dimana
mereka
tujuan utamanya, dia tidak mau terikat dengan nilai-nilai subjektif, seperti
nilai-nilai dalam masyarakat, nilai agama, nilai adat dan sebagainya. Bagi
seorang ilmuwan kegiatan ilmiahnya dan kebenaran ilmiahnya adalah
sangat penting.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan telah menciptakan
berbagai bentuk kemudahan bagi manusia. Namun apakah hal itu selalu
demikian? Bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan berkah dan
penyelamat bagi manusia, manusia terbebas dari kutuk yang membawa
malapetaka dan kesengsaraan. Memang dengan jalan mempelajari
11
manusia tetapi di
pihak lain hal ini bisa juga berakibat sebaliknya, yakni membawa manusia
kepada
penciptaan
bom
atom
yang
menimbulkan
malapetaka.
12
terbatas
pada
metafisik
keilmuan,
sedangkan
dalam
13
bahwa
ilmu
dapat
mengubah
manusia
dan
14
persoalan
dalam
etika
keilmuan
selalu
mengacu
15
16
yang
dimilikinya
keberanian.
Hal
merupakan
yang
sama
kekuatan
harus
yang
akan
dilakukan
pada
17
sendiri
merupakan
tujuan
pokok
bagi
orang
yang
yang
lain
cenderung
berpendapat
bahwa
tujuan
ilmu
pendapat
yang
lainnya
cenderung
menjadikan
ilmu
18
BAB III
KESIMPULAN
19
dua
hal
tentang
menilai,
ia
bisa
berarti
20
mempersoalkan
21
b. tipe nilai dapat dibedakan anatara nilai instinsik dan nilai instrumental.
Nilai instrinsik merupakan nilai akhir yang menjadi tujuan sedangkan
nilai instrumental merupakan alat untuk mencapai nilai instinsik.
c.
objektivisme,
value
are
logical
essences
for
e. Karakteristik nilai
Ada beberapa karakteristik nialai yang berkaitan dengan teori nilai
yaitu :
1) Nilai Objektif atau Subjektif
2) Nilai Absolut atau berubah,
22
Golongan kedua
yakni:
1. Ilmu secara factual telah dipergunakan secara deduktif oleh
manusia yang dibuktikan oleh adanya dua
bahwa
ilmu
dapat
mengubah
manusia
dan
23
tanpa
merendahkan
martabat
atau
mengubah
hakikat
kemanusiaan.
5. Dari dua pendapat golongan di atas, kelihatannya netralitas ilmu
terletak pada efistemologisnya saja, artinya tanpa berpihak pada
siapapun, selain kepada kebenaran yang nyata.
Sedangkan secara ontologis dan aksiologis, ilmuwan harus mampu
menilai mana yang baik dan mana yang buruk, yang pada hakikatnya
mengharuskan seorang ilmuwan mempunyai landasan moral yang kuat.
Tanpa ini seorang ilmuwan akan lebih merupakan seorang momok yang
menakutkan.
Etika keilmuan merupakan etika yang normative yang merumuskan
prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional
dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Tujuan etika keilmuan
adalah agar seorang ilmuwan dapat menerapkan prinsip-prinsip moral,
yaitu yang baik dan menghindarkan dari yang buruk ke dalam prilaku
keilmuannya.
Pokok
persoalan
dalam
etika
keilmuan
selalu
mengacu
24
norma moral itu ? Nilai moral tidak berdiri sendiri, tetapi ketika ia berada
pada atau menjadi seseorang, ia akan bergabung dengan nilai yang ada
seperti nilai agama, hukum budaya dan sebagainya. Yang paling utama
dalam nilai moral adalah yang terkait dengan tanggungjawab seseorang.
Norma moral menentukan apakah seseorang berlaku baik ataukah buruk
dari sudut etis.
Dibidang etika, tanggungjawab seorang ilmuwan, bukan lagi
memberi informasi namun harus memberi contoh. Dia harus bersifat
objektif, terbuka menerima kritik, dan menerima pendapat orang lain,
kukuh dalam pendirian yang dianggap benar, dan kalau berani mengakui
kesalahan.
Berdasarkan sejarah tradisi islam ilmu tidaklah berkembang pada
arah yang tak terkendali, tapi ia harus bergerak pada arah maknawi dan
umat berkuasa untuk mengendalikannya. Kekuasaan manusia atas ilmu
pengetahuan harus mendapat tempat yang utuh, eksistensi ilmu
pengetahuan bukan melulu untuk medesak kemanusiaan, tetapi
kemanusiaan yang menggenggam ilmu pengetahuan untuk kepentingan
dirinya dalam rangka penghambaan diri kepada sang pencipta.
Tentang tujuan ilmu pengetahuan, ada beberapa perbedaan
pendapat antara filosof dengan para ulama. Sebagian berpendapat bahwa
pengetahuan
sendiri
merupakan
tujuan
pokok
bagi
orang
yang
25
kebudayaan
dan
kemajuan
umat
manusia
secara
DAFTAR PUSTAKA
26
DOSEN
Prof. Dr. H. ENDANG KOMARA, M.Si
DISUSUN OLEH :
27
1 NURSALIM IRSAD
2 PURMASIH
3 HARTINI
4 AGUS SAEPULLOH
5 ABDUL GANI WIJAYA
6 SUPARMO
7 DADANG MULYADI
/34
/35
/37
/30
/31
/33
/46
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang mana kami
dari kelompok 3 dengan bahasan
28
i
Daftar Isi
Kata Pengantar
............................................................................. i
Daftar Isi
............................................................................. ii
BAB I
Pendahuluan
............................................................................. 1
BAB II
Pembahasan
............................................................................. 3
BAB III
Kesimpulan
............................................................................. 19
Daftar Pustaka
............................................................................. 25
29
ii
30