Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT (CPO)


DI KALIMANTAN TIMUR

DYAH SETYANINGRUM
14/373196/PPA/4754

MAGISTER ILMU KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
Pendahuluan

Gambar 1. Proses Produksi CPO di Indonesia

Note: main waste streams in bold, all percentages on wet FFB basis

Gambar 2. Proses Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit

BAB I

PLAN
Aktivitas yang dibahas dalam tugas ini merupakan kegiatan yang dapat memberikan dampak
signifikan terhadap lingkungan, yaitu pada proses ekstraksi tandan buah segar kelapa sawit. Proses
ekstraksi minyak kelapa sawit ini memerlukan air dengan kuantitas besar, sehingga menghasilkan
limbah cair (POME) yang besar pula. POME mengandung komponen-komponen organik yang mudah
terdegradasi.Oleh karena itu, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sungai
atau untuk pemanfaatan lainnya.
RAW MATERIAL: Tandan Buah
Segar Kelapa
Sawit Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit di Palm Mill
PROSES
PRODUKSI:
PRODUK

LIMBAH: Limbah Cair yang Mengandung Komponen-komponen Organik Tinggi (P

1. 1.

Aspek dan Dampak Lingkungan


Aktivitas

Aspek Lingkungan

Dampak

Pengolahan tandan buah segar

Pencemaran limbah cair

Lingkungan
Penurunan kualitas

dengan proses ekstraksi untuk

yang dihasilkan dari

air permukaan.

menghasilkan miyak kelapa sawit.

proses ektraksi.

1. 2.
1.2. 1.

Peraturan-peraturan yang Terkait


Perda Prov. Kaltim No. 02 Tahun 2011 Bab IV lampiran I.4 tentang Pengelolaan Kualitas Air

1.2. 2.

Permen LH No.5 Tahun 2014, Lampiran III tentang Baku mutu Limbah Cair

1. 3.

Tujuan dan Sasaran


Tujuan
Tidak terjadinya penurunan kualitas
air permukaan.

1. 4.

Sasaran
Mengurangi konsentrasi limbah cair agar tidak
mencemari lingkungan sekitar industri.

Program Manajemen
Upaya Pengelolaan
Membuat kolam stabilisasi untuk pemantauan pengelolaan kualitas air agar sesuai dengan
baku mutu limbah cair serta pemanfaatannya ke lingkungan.

BAB II
DO
Aktivitas

Dampak

Manajemen

Monitoring

Kualitas Standar

Laporan Hasil

Pengolahan tandan

Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Penurunan
a. Mempertimbangkan a. Tersedia atau tidak

Lingkungan
Baku mutu yang

a. Tersedia IPAL

buah segar melalui

kualitas air

alat pengolah air

IPAL sebagai sistem

telah ditentukan *)

sebagai sistem

proses ekstraksi

permukaan.

limbah, perlu

pemantau limbah cair

untuk meghasilkan

diketahui debit air

serta untuk tempat

miyak kelapa sawit.

dan kualitas air

pengelolaan sebelum

sungai di sekitar

dibuang ke sungai

industri.
b. Merencanakan
pengolahan air

atau digunakan
kembali.
b. Pertimbangan alat

limbah, sehingga

pengolah limbah,

dapat mengurangi

harus mengetahui

volume air limbah

debit air dan kualitas

dan volume

airdi sekitar lokasi

polutan.

pembuangan serta alat


produksi tanpa
kebocoran di sekitar
sambungan ke pipa.
c. Pengurangan sekecil
mungkin volume
minyak di dalam air
limbah dengna

pemantau limbah
cair.
b. Pemantauan
terhadap air limbah
dilakukan setiap
hari.
c. Ada beberapa
parameter yang
belum memenuhi
baku mutu.
d. Pengecekan
keefektivan alat
dilakukan setiap 6
bulan sekali.

peningkatan efisiensi
minyak sawit dari
kelapa sawit.

Pengolahan POME

Keberhasilan dalam

Baku mutu yang

untuk digunakan

pengolahan dan

telah ditentukan *)

kembali sebagai

penggunaan kembali

a. Pemanfaatan limbah
cair sebagai sumber
air pada boiler

sumber air pada boiler POME sebagai sumber

belum terlaksana.

dengan metode

air pada boiler agar tidak

Ketidakstabilan dari

destilasi.

terjadi eksploitasi air di

beban pencemar di

sekitar industri melalui

dalam sistem serta

metode destilasi.

tngginya konsentrasi
polutan di dalam air
limbah yang diolah.
b. Konsentrasi TSS,
BOD dan COD
masih di atas baku
mutu. Hal ini
disebabkan
pengolahan air
limbah di dalam satu
kolam.

Pelatihan kepada

Ada atau tidak ada

a. Mengetahui cara

Sudah adanya pelatihan

teknisi tentang

pelatihan terhadap

pengoperasian alat untuk teknisi.

pengendalian

teknisi pengendalian

proses ektraksi

pencemaran

pencemaran

minyak kelapa

lingkungan.

lingkungan.

sawit serta proses


produksi yang
tepat guna.
b. Mendapatkan
pelatihan tentang
SNI baku mutu
kualitas limbah
cair.

*)

Peraturan: Permen LH No.5 Tahun 2014


Parameter

Nilai Baku Mutu

pH
Total N
TSS
Kadar minyak
COD
BOD

6-9
50 mg/L
250 mg/L
25 mg/L
350 mg/L
100 mg/L

Ket:

9 Januari 2015
8.9
43.3
280
25
448.03
112.4

M = memenuhi standar baku mutu


TM= tidak memenuhi standar baku mutu

Pengukuran terhadap Parameter


10 Januari 2015
11 Januari 2015
8.5
8.6
50
51
265
273
23
24.5
389.97
351
100.79
121

12 Januari 2015
8.8
46
275
23.7
399.99
150.8

Ket
M
M
TM
M
TM
TM

500
450
400
350
300

TSS

250

COD

200

BOD

150
100
50
0
1

Grafik 1. Hasil Monitoring Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Tidak Memenuhi Baku Mutu Standar

BAB III
CHECK
Aktivitas
Pengolahan tandan
buah segar melalui

Evaluasi
a. Penetapan target pengendalian
lingkungan yang mengacu pada

Hasil Audit
a. Konsentrasi parameter TSS, BOD
dan COD terlalu tinggi untuk

Kesimpulan
Pengolahan tandan buah segar
melalui proses ekstraksi masih

proses ekstraksi
untuk meghasilkan
miyak kelapa sawit

baku mutu telah dilakukan


dengan tingkat keberhasilan 81%
b. Hasil analisis berbagai kondisi
air limbah, adanya kontrol
terhadap angka data ukur,

dilepas ke lingkungan. Hal ini

menghasilkan limbah cair dengan

disebabkan karena minyak sawit

beberapa parameter yang masih

berasal dari tumbuhan sehingga

belum memenuhi standar baku

sulit terurai.
b. Proses ekstraksi minyak kelapa

operasional yang tepat dan

sawit digunakan sistem batch tak

pembenahan alat sudah mencapai

kontinyu, sehingga air limbah

keberhasilan sebesar 85%


c. Fluktuasi volume alir dari limbah
cair besar

mutu sehingga perlu peningkatan


efektivitas pengolahan air limbah
di IPAL

dihasilkan tiap 1 batch juga.


Sehingga semakin banyak
penampung, semakin banyak air
limbah yang dibuang.
c. Pengecekan alat secara berkala
agar keakuratan tetap terjaga dan
tidak menghasilkan limbah yang
berlebihan dilakukan setiap 6 bulan

sekali.
Pengolahan POME untuk digunakan a. Konsentrasi beberapa parameter

Pemanfaatan air limbah sebagai

kembali sebagai sumber air pada

masih tinggi karena belum

sumber ekstraksi belum tercapai

boiler

sempurnanya pengolahan air

karena tingginya TSS, BOD dan

limbah di IPAL.
b. Pengolahan air limbah belum
menyelesaikan masalah

COD serta masih belum


ditemukannya cara pengolahan
limbah yang tepat dan efektif

lingkungan, masih dalam tahap


Penentuan konsentrasi parameter-

memindahkan limbah
a. Para teknisi telah diberikan

Teknisi pengolah limbah cair

parameter telah ditentukan para

pelatihan penggunaan alat

telah diberikan pelatihan

teknisi setiap hari

ekstraksi serta prosedur yang tepat

sehingga sudah kompeten dalam

guna.
b. Pengolahan limbah sesuai SNI,
sehingga dapat mengolah limbah
dan mencegah pencemaran
lingkungan.

pengolahan air limbah. Akan


tetapi, perlu diberikan pelatihan
secara berkala, agar pengetahuan
dan kemampuannya meningkat.

BAB IV
REVIEW AND IMPROVE PLAN
Audit
a. Konsentrasi parameter TSS, BOD dan COD terlalu tinggi untuk
dilepas ke lingkungan. Hal ini disebabkan karena minyak sawit
berasal dari tumbuhan sehingga sulit terurai.
b. Proses ekstraksi minyak kelapa sawit digunakan sistem batch tak
kontinyu, sehingga air limbah dihasilkan tiap 1 batch juga.
Sehingga semakin banyak penampung, semakin banyak air
limbah yang dibuang.
c. Pengecekan alat secara berkala agar keakuratan tetap terjaga dan

Rekomendasi
a. Pengukuran parameter limbah cair bukan hanya dilakukan
pada buangan akhir saja, tetapi juga kontrol fasilitas
pengolahan air tercemar dan pengelolaan air buangan dalam
industri
b. Penggunaan alat sederhana untuk pengukuran dengan
pengoperasian yang mudah serta instrumen dengan akurasi
tinggi, sehingga pengukuran dapat dilakukan selama 24 jam

tidak menghasilkan limbah yang berlebihan dilakukan setiap 6


bulan sekali.
a. Konsentrasi beberapa parameter masih tinggi karena belum
sempurnanya pengolahan air limbah di IPAL.
b. Pengolahan air limbah belum menyelesaikan masalah lingkungan,
masih dalam tahap memindahkan limbah

a. Pengolahan air limbah secara fisika-kimia dan atau metode


biologi dengan tujuan mendegradasi senyawa organik dan
anorganik seperti pada kolam konvensional perlu dilakukan
karena polutan di dalam limbah air ada yang berbentuk
suspensi dan larutan, serta ada yang organik dan anorganik.
b. Hasil pengolahan dan penggunaan kembali POME sebagai
sumber air pada boiler dengan proses evaporasi. Sekitar 85%

air dari POME dapat diolah kembali dengan metode destilasi.


Sehingga dapat mengurangi biaya pengolahan air. Lebih
lanjut lagi, dapat menghilangkan sisa cairan dari mill seperti
di dalam sistem tertutup. Selain itu, juga dapat mengurangi
konsumsi energi mill produksi pada kondisi standar.
c. Limbah yang dihasilkan dari proses ekstraksi minyak sawit
dapat termanfaatkan kembali melalui land application. Misal
untuk limbah padat dapat dijadikan sebagai pupuk pada
perkebunan kelapa sawit.
d. Limbah cair dari penguapan air panas pada proses ektraksi,
tingginya kandungan TSS, BOD, dan COD memberikan
potensi untuk konversi listrik dengan mengangkap gas metana
yang dilakukan melalui tahapan pemurnian. Sumber energi
terbarukan ini dapat mengurangi konsumsi energi listrik serta
mengurangi emisi gas rumah kaca. Proses ini ada di dalam
ruang tertutup, hal ini dianggap lebih efektif dibandingkan
Para teknisi telah diberikan pelatihan pengolahan limbah sehingga
dapat mengolah limbah dan mencegah pencemaran lingkungan

dengan metode anaerobik lainnya.


a. Pelatihan pengelolaan limbah cair diberikan secara berkala
kepada para teknisi agar kemampuan dan pengetahuannya
dapat menigkat serta memberikan inovasi dalam mengurangi
pencemaran lingkungan akkibat limbah cair dari industri
kelapa sawit.
b. Memberikan kesempatan untuk kunjungan industri ke luar
negeri atau dalam negeri untuk industri yang telah mampu
menerapkan pengolahan limbah cair lebih baik dalam

mengurangi pencemaran.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ardi N & Sahrial. 2010. Kajian Efektivitas Teknologi IPAL Industri CPO Provinsi Jambi. Laporan
Akhir. BALITBANGDA Pemprov Jambi.
2. Hayashi, K. 2007. Environmental Impact of Palm Oil Industry in Indonesia. Proceedings of
International Symposium on EcoTopia Science 2007, ISETS07. EcoTopia Science Institute, Nagoya
University, Nagoya, Japan.
3. Ibrahim Rosnani, et al. 1999. Department of Environment, Ministry of Science, Technology and
Environment, Malaysia. Industrial Processes and The Environment, Handbook No. 3, Crude Palm
Oil Industry. Swigravis Advertising: Malaysia, pg: 20.
4. kLH Jepang/ KLH Indonesia. 2013. Panduan Penanganan Air Limbah di Pabrik PKS, sebagai hasil
studi kebijakan bersama Indonesia-Jepang (2011-2013). Guideline-in. Indonesia-Jepang
5. Mahlia TMI, Abdulmuin MZ, Alamsyah TMI, Mukhlishien D. An Alternative Energi Source from
Palm Waste Industry For Malaysia and Indonesia, Energi Conversion and Management 2001; 42,
2109 18.
6. May, C., et al. 2013. Biogas from palm oil mill effluent (POME): Opportunities and challenges from
Malaysia's perspective. Renewable and Sustainable Energy Reviews. ELSEVIER pg: 717-726.
7. Ngah, M. A. 1994. Environmental Management for the Palm Oil Industry. Palm Oil Development
30 pg: 1-10. Malaysia.
8. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011 Bab IV lampiran I.4 tentang
Pengelolaan Kualitas Air
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014, lampiran III tentang Baku Mutu Air
Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Industri Minyak Sawit.

Anda mungkin juga menyukai