DYAH SETYANINGRUM
14/373196/PPA/4754
Note: main waste streams in bold, all percentages on wet FFB basis
BAB I
PLAN
Aktivitas yang dibahas dalam tugas ini merupakan kegiatan yang dapat memberikan dampak
signifikan terhadap lingkungan, yaitu pada proses ekstraksi tandan buah segar kelapa sawit. Proses
ekstraksi minyak kelapa sawit ini memerlukan air dengan kuantitas besar, sehingga menghasilkan
limbah cair (POME) yang besar pula. POME mengandung komponen-komponen organik yang mudah
terdegradasi.Oleh karena itu, harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sungai
atau untuk pemanfaatan lainnya.
RAW MATERIAL: Tandan Buah
Segar Kelapa
Sawit Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit di Palm Mill
PROSES
PRODUKSI:
PRODUK
1. 1.
Aspek Lingkungan
Dampak
Lingkungan
Penurunan kualitas
air permukaan.
proses ektraksi.
1. 2.
1.2. 1.
1.2. 2.
Permen LH No.5 Tahun 2014, Lampiran III tentang Baku mutu Limbah Cair
1. 3.
1. 4.
Sasaran
Mengurangi konsentrasi limbah cair agar tidak
mencemari lingkungan sekitar industri.
Program Manajemen
Upaya Pengelolaan
Membuat kolam stabilisasi untuk pemantauan pengelolaan kualitas air agar sesuai dengan
baku mutu limbah cair serta pemanfaatannya ke lingkungan.
BAB II
DO
Aktivitas
Dampak
Manajemen
Monitoring
Kualitas Standar
Laporan Hasil
Pengolahan tandan
Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Penurunan
a. Mempertimbangkan a. Tersedia atau tidak
Lingkungan
Baku mutu yang
a. Tersedia IPAL
kualitas air
telah ditentukan *)
sebagai sistem
proses ekstraksi
permukaan.
limbah, perlu
untuk meghasilkan
pengelolaan sebelum
sungai di sekitar
dibuang ke sungai
industri.
b. Merencanakan
pengolahan air
atau digunakan
kembali.
b. Pertimbangan alat
limbah, sehingga
pengolah limbah,
dapat mengurangi
harus mengetahui
dan volume
polutan.
pemantau limbah
cair.
b. Pemantauan
terhadap air limbah
dilakukan setiap
hari.
c. Ada beberapa
parameter yang
belum memenuhi
baku mutu.
d. Pengecekan
keefektivan alat
dilakukan setiap 6
bulan sekali.
peningkatan efisiensi
minyak sawit dari
kelapa sawit.
Pengolahan POME
Keberhasilan dalam
untuk digunakan
pengolahan dan
telah ditentukan *)
kembali sebagai
penggunaan kembali
a. Pemanfaatan limbah
cair sebagai sumber
air pada boiler
belum terlaksana.
dengan metode
Ketidakstabilan dari
destilasi.
beban pencemar di
metode destilasi.
tngginya konsentrasi
polutan di dalam air
limbah yang diolah.
b. Konsentrasi TSS,
BOD dan COD
masih di atas baku
mutu. Hal ini
disebabkan
pengolahan air
limbah di dalam satu
kolam.
Pelatihan kepada
a. Mengetahui cara
teknisi tentang
pelatihan terhadap
pengendalian
teknisi pengendalian
proses ektraksi
pencemaran
pencemaran
minyak kelapa
lingkungan.
lingkungan.
*)
pH
Total N
TSS
Kadar minyak
COD
BOD
6-9
50 mg/L
250 mg/L
25 mg/L
350 mg/L
100 mg/L
Ket:
9 Januari 2015
8.9
43.3
280
25
448.03
112.4
12 Januari 2015
8.8
46
275
23.7
399.99
150.8
Ket
M
M
TM
M
TM
TM
500
450
400
350
300
TSS
250
COD
200
BOD
150
100
50
0
1
Grafik 1. Hasil Monitoring Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Tidak Memenuhi Baku Mutu Standar
BAB III
CHECK
Aktivitas
Pengolahan tandan
buah segar melalui
Evaluasi
a. Penetapan target pengendalian
lingkungan yang mengacu pada
Hasil Audit
a. Konsentrasi parameter TSS, BOD
dan COD terlalu tinggi untuk
Kesimpulan
Pengolahan tandan buah segar
melalui proses ekstraksi masih
proses ekstraksi
untuk meghasilkan
miyak kelapa sawit
sulit terurai.
b. Proses ekstraksi minyak kelapa
sekali.
Pengolahan POME untuk digunakan a. Konsentrasi beberapa parameter
boiler
limbah di IPAL.
b. Pengolahan air limbah belum
menyelesaikan masalah
memindahkan limbah
a. Para teknisi telah diberikan
guna.
b. Pengolahan limbah sesuai SNI,
sehingga dapat mengolah limbah
dan mencegah pencemaran
lingkungan.
BAB IV
REVIEW AND IMPROVE PLAN
Audit
a. Konsentrasi parameter TSS, BOD dan COD terlalu tinggi untuk
dilepas ke lingkungan. Hal ini disebabkan karena minyak sawit
berasal dari tumbuhan sehingga sulit terurai.
b. Proses ekstraksi minyak kelapa sawit digunakan sistem batch tak
kontinyu, sehingga air limbah dihasilkan tiap 1 batch juga.
Sehingga semakin banyak penampung, semakin banyak air
limbah yang dibuang.
c. Pengecekan alat secara berkala agar keakuratan tetap terjaga dan
Rekomendasi
a. Pengukuran parameter limbah cair bukan hanya dilakukan
pada buangan akhir saja, tetapi juga kontrol fasilitas
pengolahan air tercemar dan pengelolaan air buangan dalam
industri
b. Penggunaan alat sederhana untuk pengukuran dengan
pengoperasian yang mudah serta instrumen dengan akurasi
tinggi, sehingga pengukuran dapat dilakukan selama 24 jam
mengurangi pencemaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ardi N & Sahrial. 2010. Kajian Efektivitas Teknologi IPAL Industri CPO Provinsi Jambi. Laporan
Akhir. BALITBANGDA Pemprov Jambi.
2. Hayashi, K. 2007. Environmental Impact of Palm Oil Industry in Indonesia. Proceedings of
International Symposium on EcoTopia Science 2007, ISETS07. EcoTopia Science Institute, Nagoya
University, Nagoya, Japan.
3. Ibrahim Rosnani, et al. 1999. Department of Environment, Ministry of Science, Technology and
Environment, Malaysia. Industrial Processes and The Environment, Handbook No. 3, Crude Palm
Oil Industry. Swigravis Advertising: Malaysia, pg: 20.
4. kLH Jepang/ KLH Indonesia. 2013. Panduan Penanganan Air Limbah di Pabrik PKS, sebagai hasil
studi kebijakan bersama Indonesia-Jepang (2011-2013). Guideline-in. Indonesia-Jepang
5. Mahlia TMI, Abdulmuin MZ, Alamsyah TMI, Mukhlishien D. An Alternative Energi Source from
Palm Waste Industry For Malaysia and Indonesia, Energi Conversion and Management 2001; 42,
2109 18.
6. May, C., et al. 2013. Biogas from palm oil mill effluent (POME): Opportunities and challenges from
Malaysia's perspective. Renewable and Sustainable Energy Reviews. ELSEVIER pg: 717-726.
7. Ngah, M. A. 1994. Environmental Management for the Palm Oil Industry. Palm Oil Development
30 pg: 1-10. Malaysia.
8. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun 2011 Bab IV lampiran I.4 tentang
Pengelolaan Kualitas Air
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014, lampiran III tentang Baku Mutu Air
Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Industri Minyak Sawit.