Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI SOSIAL

Pentingnya Komunikasi dalam Manajemen Sekolah sebagai Upaya


Tercapainya Tujuan Sekolah.

Komunikasi
Pengertian :
Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan
dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi
antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi. (Oteng
Sutisna,1989)
Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada
orang lain sehingga orang tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan.
Komunikasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penyampaian makna (meaning)
dari pengirim kepada penerima, dengan menggunakan media tertentu. (Fandy Tjiptono &
Anastasia Diana, 2001)

Prinsip-prinsip :
Prinsip dasar komunikasi menurut Seiler (1988) dalam Arni Muhammad (2002) antara
lain :
1.Komunikasi adalah suatu proses :
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus
menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah.
Komunikasi juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak
pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu saling berhubungan di antara
orang, lingkungan, keterampilan, sikap, status, pengalaman, dan perasaan. Suatu
perubahan dapat terjadi karena adanya proses komunikasi.
2.Komunikasi adalah suatu sistemik :
Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut
mempunyai tugasnya masing-masing. Tugas dari masing-masing komponen itu
berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi. Sehingga sebuah
komunikasi adalah suatu sistemik.
3.Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi :
Yang dimaksud dengan interaksi adalah bertukar komunikasi secara bergantian.
Sedangkan transaksi adalah proses menyandi pesan yang dilakukan bersamaan dengan
menginterpretasikan pesan yang diterima.
4.Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu
dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Sedangkan komunikasi tidak sengaja
adalah apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan ata tidak dimaksudkan untuk orang
tertentu diterima oleh orang tersebut.

Unsur-unsur :
Unsur-unsur proses komunikasi menurut Oteng Sutisna (1989) antara lain :
1.Sumber : seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide, atau
informasi untuk diberitahukan
2.Tujuan : yang umumnya dinyatakan dalam kata-kata perbuatan yang oleh komunikasi
diharapkan akan dicapai
3.Berita : diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, ide, yang dimaksudkan untuk
membangkitkan respon di pihak yang ditujukan
4.Saluran : sebagai penghubung antara sumber berita dengan penerima berita
5.Penerima berita : seseorang yang menerima berita dari komunikator

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya tercapainya tujuan :
Komunikasi memegang peranan penting dalam menunjang kelancaran aktifitas. Tanpa
komunikasi maka maksud bersama tidak dapat dipahami dan diterima oleh semua
anggota organisasi. Selain itu tanpa komunikasi maka tidak terjadi koordinasi yang
menyebabkan tercapainya tujuan organisasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat
pokok bagi eksistensi suatu organisasi.
Komunikasi adalah sangat penting dalam menangani semua masalah yang muncul dalam
setiap organisasi. Komunikasi sangat penting bagi pembuatan putusan. Agar bisa
membuat putusan yang rasional diperlukan tersedianya semua keterangan yang mungkin
tentang alternatif-alternatif serta konsekuensi-konsekuensinya. Keterngan serupa hanya
dapat dibuat melalui komunikasi. Demikian juga kekuatan merancang, mengorganisasi,
dan menilai selalu bergantung kepada kualitas komunikasi. (Oteng Sutisna, 1989)

Agar komunikasi menjadi efektif maka komunikasi harus dilakukan dengan proses tiga
arah, yaitu :
Komunikasi ke bawah :
Komunikasi kebawah biasanya mengenai soal-soal kebijaksanaan, prosedur, instruksi
atau keterangan yang bersifat umum. Komunikasi tersebut dapat melalui tatap muka,
telepon, surat edaran, papan pengumuman, maupun alat lain. Praktek yang baik yaitu
apabila administrator menyampaikan informasi dan instruksi itu hanya kepada orang-
orang yang berada langsung dibawahnya, dan mengijinkan mereka untuk meneruskan
informasi dan instruksi itu kepada orang-orang yang langsung dibawah mereka. (Oteng
Sutisna, 1989)
Komunikasi ke atas :
Dalam sistem sekolah komunikasi ke atas berjalan dari guru ke kepala sekolah ke kepala
kantor pendidikan ke enteri pendidikan. Komunikasi keatas membantu administrator
untuk mengetahui apkah pikiran-pikiran yang disalurkan ke bawah dapat diterima,
menggalakkan para anggota untuk menyumbangkan ide-ide berharga, dan memugkinkan
administrator untuk menghindarkan administrator dari situasi sulit yang mungkin timbul.
Selain itu komunikasi ke atas memungkinkan paraanggota untuk dapat lebih
menyesuaikan diri dengan tujuan sekolah dan program-programnya. (Oteng Sutisna,
1989)
Komunikasi ke samping atau mendatar :
Komunikasi mendatar adalah bentuk lain dari komunikasi organisasional. Komunikasi
mendatar penting karena memungkinkan penyebaran keterangan dan pikiran di kalangan
para anggota staf sendiri dan membantu menjalin mereka menjadi kelompok profesional
dan sosial yang terpadu. (Oteng Sutisna, 1989)
Komunikasi ini memungkinkan guru-guru untuk dapat berkomunikasi dengan sesama
guru, kepala sekolah dengan kepala sekolah lain, pengawas dengan pengawas lain.

Cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara lain :


Menurut Oteng Sutisna (1989) cara untuk mengembangkan proses komunikasi yang baik,
administrator perlu memahami orang dan kelompok yang membentuk sebuah organisasi.
Tidak ada komunikasi yang efektif kecuali sistem sekolah menggalakkan para anggota
organisasi untuk bebas menyatakan perasaan dan pikiran mereka.
Komunikasi dalam sebuah organisasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi formal
dan komunikasi informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjalin secara
formal antara personil organisasi, sedangkan komunikasi informal yaitu komunikasi yang
terjalin karena unsur keterdekatan antara personil organisasi yang biasanya berbentuk
pertemanan atau persahabatan. Kedua sistem komunikasi tersebut sangat berpengaruh
dalam efektifitas organisasi. Oleh kerena itu kedua sistem komunikasi tersebut harus
berjalan dengan baik. Menurut Oteng Sutisna (1989) sistem komunikasi formal
hendaknya dirancang dengan pemahaman penuh tentang maksud dan kondisi yang
menandai sistem pendidikan, dan hendaknya menggunakan prosedur yang sesuai dengan
maksud dan kondisi tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi
informal, administrator hendaknya melakukan setiap usaha yang mungkin untuk
memajukan suasana ramah, rukun, dan kooperatif dalam hubungan-hubungan langsung
yang formal di kalangan personil, supaya sistem komunikasi informal cenderung untuk
memperkuat, dan bukan merintangi efisiensi organisasi.

Komunikasi Intern Sekolah


Pengertian :
Komunikasi intern adalah komunikasi yang terjalin antara komponen sekolah yang terdiri
dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. (Sutomo dkk, 2006)

Tujuan :
Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah dapat bekerja dengan
tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi dengan baik dan
mengerjakan tugas dengan penuh kesadaran. (Sutomo dkk, 2006)

Manfaat :
Manfaat yang dapat dirasakan dari komunikasi intern adalah akan memberikan
kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah.
Sehingga semua personil sekolah dapat menyamakan langkah alam mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. (Sutomo dkk, 2006)

Prinsip-prisip :
Dalam komunikasi intern hendaknya dapat diikat dengan ikatan profesional yakni “tata
krama” dan sesuai dengan kode etik. Kepala sekolah hendaknya menggunakan prinsip
demokrasi dan harus menganggap guru sebagai partner dalam kelompok. Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan kepala sekolah antara lain :
1.Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang
mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan
2.Mendorong guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam
memecahkan suatu masalah, dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktifitas
dan berkreatifitas
3.Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan
pendapat orang lain
4.Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan
menaati keputusan itu
5.Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan
secara redaksional.(Sutomo dkk, 2006)

Komunikasi Ekstern
Pengertian :
Komunikasi ekstern merupakan komunikasi sekolah dengan masyarakat dan orang tua
siswa baik secara individual maupun lembaga. (Sutomo dkk, 2006). Menurut Mulyasa
(2002) komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan
eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.

Hubungan sekolah dengan orang tua siswa :


Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara yaitu
adanya kesamaan tanggung jawab dan adanya kesamaan tujuan. (Sutomo dkk,2006)
1.Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua siswa :
a.Saling membantu dan saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan
kelemahan anak, guru, dan orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya
b.Bantuan uang dan barang, baik secara perorangan maupun melalui lembaga yang
disebut BP3
c.Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik
d.Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya
mengembangkan bakat olah raga, musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya. (Sutomo
dkk,2006)

2.Cara menjalin hubungan sekolah dengan orang tua


a.Melalui dewan sekolah (Komite Sekolah)
Dewan sekolah adalah suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan
MBS. Anggota dewan sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, beberapa tokoh
masyarakat serta orang tua siswa yang memiliki potensi dan perhatian terhadap
pendidikan. Pada hakikatnya dewan sekolah ini dibentuk untuk membantu menyukseskan
kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanaan,
pelaksanaan, maupun penilaian. Dibentuknya dewan sekolah terutama dalam kaitannya
dengan masalah relevansi pendidikan yang akan diwujudkan melalui MBS agar apa yang
dilaksanakan sekolah sejalan dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat
b.Melalui BP3, BP3 adalah organisasi orang tua siswa yang bertugas dan berfungsi untuk
memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bantuan ini terutama
dalam kaitannya dengan masalah sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar-
mengajar.
c.Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan
d.Melalui ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan
prestasi siswa. (Mulyasa, 2002)

Hubungan sekolah dengan masyarakat :


Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan dari masyarakat
lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dengan sekolah.
Sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih serta
membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat
merupakan pengguna jasa pendidikan.
1.Tujuan Hubungan antara sekolah dengan masyarakat
a.Berdasarkan kepentingan sekolah
memelihara kelangsungan hidup sekolah
meningkatkan mutu pendidikan sekolah
memperlancar kegiatan belajar mengajar
memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat
b.Berdasarkan kepentingan masyarakat
memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
memperoleh masukan dari sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masyarakat
menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
memperoleh kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat
kemampuannya. (Sutomo dkk,2006)

2.Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat


Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain lewat bidang pendidikan, kesenian,
olah raga dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara


Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi, dan Implementasi.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional. Bandung : Angkasa
Sutomo,dkk. 2006. Manajemen Sekolah. Semarang : Unnes Press
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta :
Andi
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI

Komunikasi organisasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam
konteks dan jarngan organisasi.

Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan


komunikasi kelompok.

Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi


organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta
budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu
jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan horisontal [1].

Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar [2] yang dijadikan pedoman:

1. Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan


jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
2. Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi
terbentuk melalui interaksi antar individu.

Anda mungkin juga menyukai