Anda di halaman 1dari 14

Tinjauan Pustaka

Proses Menelan dan Organ-Organ yang


Berperan
Maria Alvina Cahya .S
102011228
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no.6, Jakarta Barat 11510
email: marialvinaa@yahoo.com

Pendahuluan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ manusia yang
menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses
tersebut. Pada dasarnya, sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3
bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.
Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus.
Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Dengan mempelajari sistem
pencernaan, kita dapat memahami keterkaitan yang terjadi pada sistem pencernaan makanan,
sehingga dapat mengetahui sistem pencernaan pada manusia. Selain itu kita juga diharapkan
dapat berusaha menjaga kesehatan pada organ pencernaan serta dapat mencegah gangguan
atau penyakit yang mungkin timbul pada organ itu.
Pembahasan
Struktur Makroskopik
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus.1,2
Gambar 1. Sistem Pencernaan Manusia8

Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau.1,2
Di dalam mulut dijumpai geligi, palatum, lidah dan kelenjar saliva.1,2
1. Gigi1,2
Geligi ada 2 macam :
- Gigi sulung
Tumbuh pada anak usia 6 8 bulan dan lengkap pada usia 20 24 bulan,
-

jumlahnya sekitar 20 buah (8 incicivus, 4 caninus, dan 8 premolar).1,2


Gigi tetap / permanen
Tumbuh pd usia 6 18 tahun, berjumlah 32 buah (8 incicivus, 4 caninus,
8 premolar, 12 molar).1,2

Fungsi gigi: incisivus untuk memotong makanan, caninus untuk memutuskan


makanan yang keras, dan molar untuk mengunyah makanan.1,2

2. Palatum
Palatum ada 2, palatum durum (keras) dan palatum molle (lunak). Ditengah palatum
molle menggantung sebuah prosesus berbentuk kerucut yang disebut uvula.1,2
3. Lidah
Lidah terletak didasar mulut dan merupakan organ yang berotot yang dapat bergerak.
Fungsi utamanya adalah mendorong makanan ke pharynx sewaktu menelan dan
mengucapkan kata kata sewaktu berbicara. Fungsi lainnya adalah mengaduk
makanan dan sebagai alat pengecap.1,2
Lidah dibagi menjadi 3 bagian :1,2
- Radix lingua (pangkal lidah)
- Dorsum lingua (punggung lidah)
- Apeks lingua (ujung lidah)
4. Kelenjar saliva1,2
- Kelenjar parotis
Terbesar diantara kedua kelenjar lainnya, terletak didepan bawah telinga kanan
dan kiri, duktus perotideus menembus M.Buccinator dan bermuara di pipi sebelah
-

dalam, berhadapan dengan molar kedua atas.1,2


Kelenjar Submandibularis
Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, duktus submandibularis melintas
di sebelah dalam nervus lingualis dan bermuara di lubang yang terdapat pada satu
papil kecil disamping frenulum linguae. Muara ini mudah dilihat bahkan sering

terlihat liur yang keluar.1,2


Kelenjar Sublingualis
Merupakan kelenjar yang terkecil diantara kelenjar yang lain. letaknya
dibawah lidah, tepatnya di kanan dan kiri frenulum linguae.1,2

Fungsi kelenjar saliva adalah mengeluarkan saliva, dimana berfungsi untuk membantu
dalam proses pencernaan.1,2

Gambar 2. Kelenjar Saliva9


Gambar 3. Rongga Mulut Manusia10
Makanan pertama kali akan dipotong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham) menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzimenzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim
(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses
menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.1,2

Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk. Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar
limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.1,2
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior, bagian yang sama tinggi
dengan hidung, bagian media, bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior,
4

bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media
disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian inferior disebut
laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.1,2
Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada
ruas ke-6 tulang belakang.1,2
Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan
(curvatura major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung
terdiri dari lima bagian yaitu cardia, fundus, corpus, pars pylorica dan pylorus. Cardia
merupakan daerah tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang
berbentuk kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium cardiacum.
Pada fundus ini biasanya berkumpul gas yang sering tampak pada foto sinar X.1,2
Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut yang tajam, disebut
incisura cardiaca. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih
vertikal (sedikit ke arah depan kanan) antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi
pars pylorica.1,2
Curvatura minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari incisura cardiaca
terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvatura minor di batas
antara corpus dengan pars pylorica terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Pars
pylorica terdiri dari antrum pyloricum yang lebar di sebelah proximalis dan canalis pyloricus
yang lebih sempit di sebelah distalis yang berakhir pada pylorus.1,2
Pada batas antara kedua bagian ini kadang-kadang terdapat suatu sulcus dangkal. Pylorus
merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam
keadaan kontraksi tonik. Sphincter pylori mempunyai otot circularis tebal (musculus
sphincter pylori) yang mengatur/mengontrol aliran isi lambung ke duodenum.1,2
5

Gambar 4. Struktur Anatomi Lambung11

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.1,2
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3
zat penting :1,2
-

Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada

terbentuknya tukak lambung.1,2


Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai

penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.


Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).1,2

Perdarahan lambung :
Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteri coliaca, yaitu arteriae gastrica
sinistra et dextra, gastro-omentalis (epiploica) dextra et sinistra, dan gastricae breves.
A.gastrica sinistra yang merupakan cabang langsung dari a. coliaca berjalan ke esophagus
dan turun kembali ke curvatura minor. A. Gastrica dextra, cabang dari a. Hepatica communis
atau propria berjalan pada pinggir atas pylorus dan curvatura minor.1,2
A. gastro-omentalis dextra merupakan cabang dari a. Gastroduodenalis (yang merupakan
cabang dari a. Hepatica communis). A. Gastro-omentalis sinistra dan a. Gastricae breves
merupakan cabang dari a. Lienalis.1,2
6

Vena gastrica dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta
hepatis, sedang v. Gastro-omentalis kiri dan venae gastricae breves masuk ke vena lienalis,
sedang v. Gastro-omentalis kanan masuk ke v. Mesenterica superior terus ke v. Porta hepatis.3
Struktur Mikroskopik
Lidah
Lidah terdiri atas bagian yang mudah bergerak di rongga mulut. Pada permukaan atas
atau dorsal lidah terdapat alur berbentuk V yaitu sulcus terminalis, yang membagi lidah
menjadi anterior dan posterior.4 Terdiri dari serat-serat otot rangka. Di sepertiga belakang
lidah sifatnya tidak rata karena terdapat nodulus limfatisi yaitu tonsilla lingual, yang
merupakan susunan dari nodule-noduli. Lalu pada anterior lidah terlihat banyak tonjolantonjolan kecil yang disebut papil lidah, terdapat empat jenis papil :4
1. Papilla filiformis terdapat diatas seluruh permukaan lidah. Bagian tengah terdiri dari
jaringan ikat lamina propria.4
2. Papilla fungiformis letaknya tersebar di antara deretan papilla filiformis dan
jumlahnya makin banyak ke ujung lidah. Bentuknya seperti jamur dengan tungkai
pendek dan bagian atas yang lebih lebar.4
3. Papilla sirkumvalata pada manusia jumlahnya hanya 10 sampai 14 dan terdapat pada
sulcus terminalis. Pada sisi lateral papilla terdapat taste buds atau kuncup kecap.
4. Papilla foliata terletak pada bagian samping dan belakang lidah.4
Gigi
Gigi tertanam di dalam tulang rahang bawah dan rahang atas, dimana lengkung rahang
atas lebih besar daripada lengkung rahang bawah sehingga kedudukan gigi atas agak
melampaui yang bawah. Susunan inti setiap gigi sama, yaitu sebagai berikut :4
1. Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang mengalami
kalsifikasi sama seperti tulang namun sifatnya lebih keras karena kadar kalsiumnya
lebih besar dalam bentuk hidroksi apatit. Lalu terdapat pula predentin yang
merupakan denting yang belum mengalami mineralisasi.4
2. Email hanya meliputi mahkota gigi, asalnya dari epitel dan merupakan bahan terkeras
dari tubuh.4
3. Sementum menutupi dentin akar gigi mulai dari leher sampai ujung bawahnya dan
berfungsi mengikat gigi pada membran periodontal, dan mempunyai susunan
histologis yang serupa dengan tulang.4
7

4. Pulpa gigi berasal dari jaringan mesenkim dan mengisi rongga pulpa dan saluran akar
gigi.4
5. Membran periodontal yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa padat, yang
menyokong gusi pada leher gigi. Membran ini membantu pengikatan gigi pada
gingiva atau gusi.4
6. Gingiva atau gusi mengelilingi tiap gigi dan merupakan membran mukosa yang
terdapat diantara dan berhubung dengan periosteum tulang alveolar pada tonjolan dan
bagian atas leher gigi.4
Kelenjar Saliva
Kelenjar liur utama berfungsi untuk membasahi rongga mulut agar dapat membantu
dalam proses mengunyah atau mastikasi. Berikut kelenjar-kelenjar air liur yang utama:4
1. Kelenjar parotis terletak dibawah dan di depan telinga. Dalam bentuk berupa lobuslobus, dan merupakan kelenjar serosa murni.4
2. Kelenjar submandibularis terletak di bawah mandibula dan meluas ke sisi leher, dan
bermuara di bawah ujung lidah. Merupakan kelenjar campur yaitu kelenjar serosa dan
kelenjar mukosa.4
3. Kelenjar sublingual sebenarnya kumpulan dari kelenjar-kelenajr dan bermuara pada
masing-masing tempat terutama dibawah lidah. Merupakan kelenjar campur, namun
lebih banyak mukosa di dalam kelenjar ini.4
Organ selanjutnya terdiri dari oesophagus, lambung, usus halus dan juga usus besar secara
garis besar. Dinding pada saluran pencernaan dibagi menjadi empat bagian yaitu :4
1. Tunika mukosa yang terdiri atas:4
- Suatu membran epitel permukaan yang basah, dilapisi mukus dan terdapat diatas
-

suatu lamina basal.4


Dibawahnya terdapat lapisan penyokong terdiri dari jaringan ikat areolar longgar

yaitu lamina propria.4


Suatu lapisan tipis otot polos diluarnya yaitu muscularis mucosa yang tersusun

secara longitudinal maupun sirkuler.4


2. Tunika submukosa terdapat diantara jaringan mukosa dan muskularis dan terdiri atas
jaringan ikat areolar kasar, dengan serat elastin yang cukup mencolok. Terdapat pula
pleksus meissner pada tunika ini.4
3. Tunika muskularis merupakan otot-otot yang melapisi dinding saluran cerna, terdapat
otot yang lebih dalam yang menyusun sirkuler dan yang lebih luar yang tersusun
longitudinal. Pada tunika ini, antara muskularis interna dan eksterna terdapat pleksus
mienterikus.4
8

4. Tunika serosa atau tunika adventisia merupakan lapisan terluar dibentuk oleh jaringan
areolar elastic yang relatif padat. Dan sering bersatu dengan jaringan ikat
disekitarnya, maka disebut sebagai adventisia.4

Gambar 5. Gambaran Dinding Saluran Pencernaan12

Saluran cerna yang pertama adalah oesophagus, dimana bolus makanan yang sudah dikunyah
dan dihaluskan di dalam rongga mulut akan dilanjutkan menuju gaster dan melewati
oesophagus ini. Berikut masing-masing lapisan pada oesophagus :4
1. Tunika mukosa dari oesophagus adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Lalu tunika muskularis mukosa hanya selapis, tebal dan tersusun longitudinal.4
2. Tunika submukosa dari oesophagus ini terdapat kelenjar khusus yang merupakan
kelenjar tubulosa kompleks yaitu kelenjar oesophagei.4
3. Tunika muskularisnya tersusun atas: sepertiga bagian proksimal merupakan otot lurik,
sepertiga tengah terdiri dari campuran otot polos dan otot lurik dan bagian distal
sisanya murni otot polos.
Gaster atau ventriculus atau lambung merupakan saluran berikutnya setelah bolus
melewati oesophagus. Merupakan tempat penyimpanan sementara, pencampuran dan sudah
terjadi pencernaan pada gaster. Berikut lapisan pada gaster :4
1. Tunika mukosa yang menjadi ciri khas pada gaster adalah adanya sumur lambung
atau foveola gastrika, dengan epitelnya yang selapis torak tanpa sel goblet.pada setiap
bagian lambung baik cardia, fundus maupun pylorus mempunyai kedalaman foveola
gastrika yang berbeda dimana yang paling dalam pada daerah pylorus. Lalu pada
lamina propria terdapat pula kelenjar-kelenjar gaster, yaitu: kelenjar fundus, kelenjar
cardia dan kelenjar pylorus. Pada gaster dihasilkan pula HCl maupun enzim lain yang
diproduksi dari sel-sel yang terdapat pada kelenjar gaster terutama kelenjar fundus.
Berikut sel-sel yang mensekresikan enzim pada gaster yaitu :4
9

Chief cell (sel utama) merupakan sel terbanyak. Berbentuk pyramid, inti di basal
oval dan kromatin agak padat. Sel ini akan menghasilkan terutama pepsinogen

untuk pencernaan protein di lambung pertama.4


Parietal cell (sel parietal) yang menghasilkan HCl pada gaster dan juga faktor

intrinsic.4
Mucous neck cell (sel mukosa leher) mempunyai bentuk sel kubus atau torak
rendah, dan mensekresikan cairan mukus untuk melindungi dinding mukosa

lambung dari zat asam sendiri.4


Enteroendocrine cell (sel enteroendokrin) merupakan sel yang mensekresi
serotonin, histamin, gastrin dan enteroglikagon.4

Terdapat empat proses pencernaan dasar: motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan.
Kata motilitas merujuk pada kontraksi otot yang mencampurkan dan mendorong maju isi
saluran cerna. Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran cerna oleh
kelenjar eksokrin di sepanjang perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spesifik.
Kata pencernaan merujuk kepada penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan
menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
didalam sistem pencernaan. Melalui proses penyerapan, unit-unit kecil makanan yang dapat
diserap yang dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit,
dipindahkan dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau limfe.5
Proses Menelan
Menelan merupakan aksi fisiologis kompleks ketika makanan atau cairan berjalan dari mulut
ke lambung. Proses menelan dipersarafi oleh saraf V, IX, X dan XII. Proses ini berpusat di
daerah medulla dan pons bagian bawah. Proses menelan dimulai secara volunteer, selanjutnya
proses ini menjadi tidak dapat dihentikan. Saat pertama makanan masuk ke rongga mulut,
akan terjadi refleks mengunyah (mastikasi) yaitu adanya bolus makanan yang menghambat
refleks otot pengunyah, yang menyebabkan mandibula akan turun ke bawah. Dikarenakan
mandibula terjadi peregangan maka terjadi refleks regang dan menimbulkan kontraksi
rebound dan menyebabkan mandibula menutup kembali lagi, dan proses ini terus berulang
sampai masuk ke proses menelan. Lalu saat menelan ini, dapat dibagi menjadi tiga proses
yaitu tahap volunteer, tahap faringeal dan tahap esophageal. Berikut penjelasan dari masingmasing tahap :6

10

1. Tahap volunteer terjadi saat makanan sudah siap ditelan secara sadar, maka
makanan akan ditekan ke arah posterior ke dalam pharynx oleh tekanan lidah keatas
dan ke belakang terhadap palatum.6
2. Tahap pharyngeal dimana bolus makanan yang masuk akan merangsang kerja otototot di pharynx yaitu sebagai berikut :6
- Palatum molle tertarik ke atas untuk menutupi nares posterior, agar makanan tidak
-

reflux ke rongga hidung.6


Pita suara larynx menjadi sangat berdekatan dan larynx tertarik ke atas dan anterior
oleh otot leher. Hal ini untuk mencegah agar makanan yang melewati tidak sampai

masuk ke trakea atau saluran pernapasan.6


Gerakan larynx ke atas juga menarik oesophagus menjadi lebih lebar. Spinchter
yang terdapat pada bagian ini akan berelaksasi maka makanan dapat masuk dengan

mudah.6
Setelah spinchter berelaksasi, maka dinding otot pada pharynx mengalami
kontraksi untuk mendorong sisa makanan masuk ke dalam oesophagus melalui

proses peristaltic.6
3. Tahap esophageal dimulai saat makanan dari pharynx sudah masuk ke dalam
oesophagus. Pada tahap ini makanan nantinya akan disalurkan ke dalam gaster. Ada
dua tipe gerakan peristaltik pada oesophagus yaitu gerakan peristaltic primer dan
gerakan peristaltik sekunder. Peristaltik primer hanyalah lanjutan dari gerakan yang
terjadi di pharynx pada tahap pharyngeal. Dan kisaran waktu sampai ke gaster adalah
sekitar 8-10 detik, sedangkan saat berdiri bisa mencapai 5-8 detik akibat adanya gaya
gravitasi. Lalu untuk gerakan peristaltik sekunder terjadi bila yang primer gagal, yang
merupakan hasil rangsang regang dari oesophagus membuat oesophagus melakukan
peristaltik dan diteruskan sampai menuju lambung.6

11

Gambar 6. Proses Menelan13


Setelah proses menelan, mekanisme pencernaan akan dilanjutkan dengan proses
pencampuran makanan dengan enzim pencernaan yang bersifat kimiawi (proses hidrolisis
enzimatik) dimana makanan dalam struktur kompleks, seperti karbohidrat, protein dan lemak
akan dikatalisis menjadi satuan yang lebih kecil. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
penyerapan di usus halus.7
Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat, yaitu pati dan glikogen, dimulai oleh amilase ludah dalam
rongga mulut yang terus berlanjut dalam usus halus. Amilase pankreas menghidrolisis pati,
glikogen, dan polisakarida yang lebih kecil menjadi disakarida, termasuk maltosa. Enzim
maltase menyempurnakan dan menyelesaikan pencernaan maltosa dan memecahnya menjadi
dua molekul glukosa. Maltase merupakan salah satu anggota keluarga disakaridase, dan
masing-masing enzim adalah spesifik untuk menghidrolisis disakarida yang berbeda.
Disakaridase itu dibuat dan berada dalam membran dan matriks ekstraseluler yang menutupi
epitelium usus halus, yang juga merupakan tempat penyerapan gula. Dengan demikian,
tahapan akhir dalam pencernaan karbohidrat- tahapan yang menghasilkan monomer kaya
energi- terjadi di mana monomer-monomer ini sesunguhnya diserap ke dalam darah.7
Pencernaan Protein
Pencernaan protein dalam usus halus melibatkan penyelesaian pekerjaan yang dimulai
oleh pepsin dalam lambung. Enzim dalam duodenum membongkar polipeptida menjadi
12

komponen asam aminonya atau menjadi polipeptida kecil. Tripsin dan kimotripsin bersifat
spesifik untuk ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino tertentu, dan dengan
demikian, seperti pepsin, memutuskan polipeptida besar menjadi rantai-rantai yang lebih
pendek. Karboksipeptidase akan memecah asam amino satu per satu, yang dimulai pada
ujung polipeptida yang memiliki gugus karboksil yang dimulai pada ujung polipeptida yang
memiliki gugus karboksil yang bebas. Aminopeptidase bekerja dalam arah sebaliknya , naik
aminopeptidase atau karboksipeptidase sendiri dapat menyempurnakan pencernaan protein.
Akan tetapi, kerjasama di antara enzim-enzim tersebut, serta tripsin dan kimotripsin yang
menyerang bagian dalam protein akan sangat mempercepat hidrolisis protein. Enzim lainnya
yang disebut dipeptidase, yang melekat pada dinding usus, selanjutnya akan mempercepat
pencernaan dengan memecah peptida-peptida kecil.7
Pencernaan Lemak
Hampir semua lemak dalam suatu hidangan mencapai usus halus dalam kondisi
sepenuhnya belum tercerna. Hidrolisis lemak adalah permasalahan khusus, karena molekul
lemak tidak larut dalam air. Garam empedu dari kantung empedu yang disekresikan ke dalam
lapisan duodenum akan melapisi droplet-droplet lemak yang sangat kecil dan mencegahnya
agar tidak menyatu, sustu proses yang disebut emulsifikasi. Karena droplet itu kecil, maka
luas permukaan lemak yang besar menjadi terpapar ke lipase, enzim yang menghidrolisis
molekul lemak.7
Penutup
Disfagia dapat mempengaruhi fase oral, faringeal, atau esofageal dari fase menelan,
dimana fase menelan berkaitan dengan saraf kranial V, IX, X dan XII yang terhubung dengan
otak. Maka, secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa kesulitan menelan dapat
disebabkan karena adanya kerusakan pada otak akibat stroke sehingga koordinasi antara saraf
dan otak terganggu.
Daftar Pustaka
1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologis. Jakarta: Gramedia; 2005.h.175-8.
2. Gibson J.Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC; 2002.h.196-9.
3. Widjaja H. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2010. h. 53.
4. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Buku ajar histologi. Edisi ke-5. Jakarta: EGC;
2000.h.327-59.

13

5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.
173.
6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2008.h.821-859.
7. Campbell, Reece, Mitchell. Biologi. Edisi ke-5, Jilid 3. Jakarta: Erlangga; 2004.h. 32-4.
8. Gambar 1. Sistem pencernaan manusia. Diunduh dari:
http://florafauna.blogspot.com/2012/04/proses-pencernaan-merupakan-suatu.html, 23
Feb 2013; 10.00 pm.
9. Gambar 2. Kelenjar saliva. Diunduh dari :
http://pencernaanbiologi.blogspot.com/2010/04/rongga-mulut-di-dalam-ronggaterjadi.html, 23 Feb 2013; 10.05 pm.
10. Gambar 3. Rongga mulut manusia. Diunduh dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Rongga_mulut-palatum.jpg, 23 Feb 2013; 10.08 pm.
11. Gambar 4. Struktur anatomi lambung. Diunduh dari:
http://sarahrosie14.blogspot.com/2012/05/unit-4-compilation.html, 23 Feb 2013; 10.23
pm.
12. Gambar 5. Gambaran dinding saluran pencernaan. Diunduh dari:
http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/Digestive_System_files/image004.jpg, 23
Februari 2013; 10.30 pm.
13. Gambar 6. Proses menelan. Diunduh dari:
http://americandysphagianetwork.org/physician_education_course, 23 Februari 2013;
11.01 pm.

14

Anda mungkin juga menyukai