Anda di halaman 1dari 10

WRAP UP SKENARIO 2

BLOK CAIRAN

KELOMPOK A6
Ketua
Sekretaris
Anggota

:
:
:

Bethari Dira Paramita


Lusy Cristi
Anisa Rahmayanti
Annisa Eka Wulandari
Annisa Nur Fitri
Arni Saskya Widya
Astri Yuniarsih
Fatimah alia
Indah Ariyanti
Kekar Yogantoro

1102011061
1102011143
1102010025
1102011032
1102011035
1102011046
1102011048
1102011102
1102011124
1102011135

Fakultas Kedokteran Yarsi


2011-2012

BENGKAK
Seorang laki-laki, umur 55 tahun berobat kedokter dengan keluhan perut membesar dan
tungkai bawah bengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites dan
edema pada kedua tungkai bawah. Dokter menyatakan pasien mengalami kelebihan cairan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium : kadar protein (albumin) di dalam plasma darah yang rendah 2,0 g/l
(normal > 3,5 g/l). keadaan ini menunjukkan adanya gangguan tekanan koloid osmotic dan
tekanan hidrostatik di dalam kapiler darah.

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Sirkulasi Kapiler Darah


LO.1.1 Definisi Kapiler Darah
Kapiler darah adalah tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan,
bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau
oleh setiap sel.
LO.1.2 Struktur dan Fungsi Pembuluh Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah berukuran kecil sebagai perpanjangan arteri
dan vena. Dinding sel pembuluh ini bersifat permeabel sehingga cairan tubuh dan
zat-zat terlarut dapat keluar masuk melalui dinding selnya. Selain itu, juga terjadi
pertukaran oksigen, karbon dioksida, zat-zat makanan, serta hasil-hasil ekskresi
dengan jaringan yang ada di sekeliling kapiler.
Beberapa pembuluh kapiler mempunyai lubang berukuran sempit sehingga sel
darah merah dapat rusak jika melewatinya. Diameter pembuluh ini dapat
berubahubah. Kapiler dapat menyempit karena pengaruh temperatur lingkungan
yang rendah dan membesar bila ada pengaruh temperatur lingkungan yang tinggi
serta bahan kimia, seperti histamin.
Meskipun ukuran arteriole dan kapiler lebih kecil dibandingkan dengan arteri dan
vena, tetapi jumlah volume darah secara keseluruhan lebih besar di arteriole dan
kapiler. Volume darah di dalam kapiler 800 kali volume darah di dalam arteri dan
vena.
LO.1.3 Sirkulasi Kapiler darah
Setiap saat, hanya ada 5% dari darah yang beredar di dalam kapiler, namun 5%
bagian inilah yan terpenting dari volume darah karena O2 dan nutrient masuk ke
cairan interstisial dan CO2 dan produk sisa masuk ke aliran darah melalui dinding
kapiler sistemik. Pertkaran melewati dinding kapiler ini penting untuk
kepentingan jaringan.

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Aspek Kimia dan Fisiologis Kelebihan Cairan Tubuh
LO.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Metabolisme Air
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting,
yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran
garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion
hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang
turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan
mengekskresi ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam
cairan tubuh.
LO.2.2 Koreksi pemyebab Kelebihan Air
Kelebihan volume ECF dapat terjadi jika Na dan air tertahan dengan proporsi
yang lebih kurang sama seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik berlebihan
di ECF (hipervolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan
intersitial > Edema. Kelebihan cairan volume selalu terjadi sekunder akibat
peningkatan kadar Na tubuh total yang akan menyebabkan terjadinya retensi air.
Penyebab volume ECF berlebihan :
1. Mekanisme pengaturan yang berubah
2. Gagal jantung
3. Sirosis hati
4. Sindrom nefrotik
5. Gagal ginjal
Gejala :
1. Distensi vena jugularis
2. Peningkatan tekanan yang sentral
3. Peningkatan tekanan darah
4. Denyut nadi penuh / kuat
5. Edema perifer dan periobita
6. Asitesis
7. Efusi pleura
8. Edema paru akut
9. Penambahan berat badan secara cepat

LO.2.3 Pergerakan Cairan


Pergerakan cairan tubuh (hidrodinamika) mencakup penyerapan air dalam usus,
masuk ke pembuluh darah, dan beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh darah
kapilar, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium dan selanjutnya masuk ke
dalam sel melalui proses disfusi, sebaliknya air dari dalam sel keluar kembali ke
ruang interstisium dan masuk ke pembuluh darah.
Pergerakan air juga meliputi filtrasi di ginjal (sebagian kecil dibuang sebagai
urin), eksresi air ke saluran serna sebagai liur pencernaan (umumnya diserap
kembali) serta pergerakan air ke kulit dan saluran napas yang keluar sebagai
keringat dan uap air. Pergerakan cairan tersebut bergantung kepada tekanan
hidrostatik dan tekanan osmotic.
Tekanan hidrostatik :
Tekanan hidrostatik adalah tekanan di dalam pembuluh darah yang sangat
ditentukan oleh tekanan darah. Tekanan ini semakin menurun kea arah perifer.
Tekanan osmotic :
Tekanan osmotic terbagi menjadi dua, osmotic kristaloid dan osmotic koloid. Tekanan
osmotic kristaloid adalah tekanan yang dipengaruhi oleh ion dan mineral. Tekanan
osmotic koloid (tekanan onkotik) adalah tekanan osmotic yang dihasilkan oleh molekul
koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang bersifat menarik air ke dalam
kapilar dan melawan tekanan filtrasi.
Perpindahan cairan dari ruang intravascular ke interstisium atau sebaliknya sangat oleh
kadar albumin dalam plasma. Pada keadaan normal, albumin tidak dapat keluar dari
pembuluh darah. Albumin adalah protein utama dalam plasma (80% protein plasma),
memberikan 85% tekanan onkotik plasma. Protein plasma menghasilkan tekanan onkotik
sekitar 25mmHg. Efek osmotic packed red blood cells adalah nol karena sel darah berada
dalam suspense bukan di dalam solution, sehingga tidak bereaksi dengan air.

LO.2.4 Edema Secara Fisiologis Pada Kapiler, Venula, dan Limfe.


1. Permeabilitas kapiler yang bertambah
Endotel kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui
oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat
melaluinya sedikit atau terbatas. Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada
limfe.
Daya permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel
5

endotel tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang
bekerja terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah. Akibatnya
ialah protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah
menurun dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah. Hal
ini mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan
menimbulkan edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada
kondisi infeksi berat dan reaksi anafilaktik
2. Meningkatnya tekanan vena, seperti ketika darah terbendung di vena,
menyebabkan peningkatan tekanan darah kapiler mengalirkan isinya ke dalam
vena. Peningkatan tekanan keluar kapiler ini bereperan besar menyebabkan
edema pada gagal jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi akibat
restriski local aliran balik vena. Contohnya adalah pembengkakan yang
sering terjadi di tungkai dan kaki selama kehamilan. Uterus yang membesar
menekan vena-vena besar yang menyalurkan darah dari ekstremitas bawah
sewaktu pembuluh-pembuluh tersebut masuk ke rongga abdomen. Bendungan
darah di vena ini meningkatkan tekanan darah di kapiler tungkaidna kaki,
mendorong edema regional ekstremitas bawah.

3.

Sumbatan pembuluh limfe menyebabkan edema karena kelebihan cairan


filtrasi tertahan di interstitium dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui
pembuluh limfe. Akumulasi protein di cairan interstitium memperparah
masalah melalui efek osmotiknya. Sumbatan pembuluh limfe local dapat
terjadi, sebagai contoh di lengan wanita yang saluran-saluran drainase limfe
utamanya dari lengan telah tersumbat akibat pengangkatan kelenjar limfe pada
pembedahan karena kanker payudara. Penyumbatan pembuluh limfe yang
lebih luas terjadi pada filariasis, suatu penyakit parasit yang ditularkan melalui
nyamuk yang terutama ditemukan di daerah pantai tropis. Pada penyakit ini,
cacing filarial yang halus mirip benang menginfeksi pembuluh limfe dan
menyumbat drainase limfe. Bagian tubuh yang terkena, terutama skrotum dan
ekstremitas, mengalami edema berat. Penyakit ini sering dinamai elephantiasis
karena kaki yang membengkak seperti kaki gajah.

LI.3 Memahami dan Menjelaskan Edema Dan Asites


LO.3.1 Definisi Edema dan Asites
Edema

Edema adalah suatu keadaan dengan akumulasi cairan dijaringan interstisium


secara berlebihan akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan
pembuluh limfe.
Pembagian edema menurut lokasi :
a. Edema umum (generalisata) : disebabkan oleh penurunan tekanan osmotic
koloid pada hipoproteinemia
b. Edema lokal : disebabkan oleh kerusakan kapilar, konstriksi sirkulasi
(venaregional) atau sumbatan drainase limfatik.
Asites

Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal dirongga perut sering dikatakan
penimbunan asites merupakan tanda prognosis yang kurang baik
LO.3.2 Gejala Asites
Terdapat gejala yang khas yang dapat ditemukan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisis yang bisa membedakan dengan pasti antara penyakit hati
stadium lanjut dengan keganasan. Sekalipun demikian, tiap riwayat yang
menunjukan adanya penyakit hati tetap penting. Asites masih bisa Nampak jelas
pada inspeksi dengan adanya distensi abdomen, sering disertai umbilicus
menonjol ke luar. Derajat asites yang lebih ringan secara klinis Nampak dengan
ditemukannya pekak berpindah.
LO.3.3 Factor Penentu Terjadinya Edema :
1. Perubahhan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya
cairan intravaskuler kedalam jaringan interstisium.
Hemodinamik dalam kapiler dipengaruhi :
Permeabilitas kapiler
Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik dalam
interstisium
Selisih tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onkotik dalam
intersisium
2. Retensi natrium dalam ginjal
7

Dipengaruhi oleh :
Aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron
Aktivitas ANP (atrial natriuretic peptide)
Aktivitas saraf simpatis
Osmoreseptor dihipotalamus
LO.3.4 Penyebab Edema dan Asites
Edema
Edema terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan factor-faktor yang mengontrol
perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang
menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal, serta berpindahnya air dari
intervaskular ke interstitium.
Asites

Penyebab asites antara lain, infeksi (peritonitis bacterial/ TBC/ fungal, peritonitis
terkait HIV. Dll) Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh
infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
LO.3.5 Pengobatan Edema Dan Asites
Pengobatan kelebihan cairan tubuh (edema) :

Tirah baring
Diet rendah natrium (<500mg / hari)
Stocking suportif dan elevasi kaki
Retreksi cairan (<1500ml / hari
Diuretic

Pengobatan asites :

Tirah baring : tirah baring dapat memperbaiki efektivitas diuretika, pada


pasien asites transudate yang berhubungan dengan hipertensi porta, kaki
sedikit diangkat, selama beberapa jan setelah minum obat diuretika
Diet : diet rendah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis
konsumsi garam (NaCl) perhari sebaiknya dibatasi 40-60mEq/ hari
Diuretika : yang dianjurkan adalah yang bekerja sebagai antialdosteron
misalnya spironolakton. Diuretika ini merupakan diuretika hemat kalium.
Bekerja ditubulus distal dan menahann reabsorpsi Na.
Terapi parasentesis : merupakan cara pengobatan asites yang tergolong
kuno
Pengobatan terhadap penyakit yang medasari.
8

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/76541627/Penyebab-Edema-Dapat-DikelompokanMenjadi-Empat-Kategori-Umum
9

10

Anda mungkin juga menyukai

  • Bronkiektasis
    Bronkiektasis
    Dokumen7 halaman
    Bronkiektasis
    metaadriani
    Belum ada peringkat
  • CRS Appendisitis
    CRS Appendisitis
    Dokumen17 halaman
    CRS Appendisitis
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • BRONKHTS
    BRONKHTS
    Dokumen6 halaman
    BRONKHTS
    handysaputraa
    Belum ada peringkat
  • Atelektasis
    Atelektasis
    Dokumen38 halaman
    Atelektasis
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • CHD Na
    CHD Na
    Dokumen21 halaman
    CHD Na
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Edema Paru RADIO
    Edema Paru RADIO
    Dokumen5 halaman
    Edema Paru RADIO
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Antibodi 1 & 2
    Antibodi 1 & 2
    Dokumen2 halaman
    Antibodi 1 & 2
    Annisa Nur Fitri
    Belum ada peringkat
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen6 halaman
    Malaria
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Keputih
    Keputih
    Dokumen17 halaman
    Keputih
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Wrapup
    Wrapup
    Dokumen9 halaman
    Wrapup
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Sasbel Hipoksia
    Sasbel Hipoksia
    Dokumen6 halaman
    Sasbel Hipoksia
    Annisa Nur Fitri
    Belum ada peringkat
  • PBL BM 2 Promosi Jabatan
    PBL BM 2 Promosi Jabatan
    Dokumen23 halaman
    PBL BM 2 Promosi Jabatan
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • EBM Annisa
    EBM Annisa
    Dokumen6 halaman
    EBM Annisa
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Wrapup
    Wrapup
    Dokumen9 halaman
    Wrapup
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • TM Ipt Campak
    TM Ipt Campak
    Dokumen9 halaman
    TM Ipt Campak
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Referat Menopause Annisa Edit
    Referat Menopause Annisa Edit
    Dokumen20 halaman
    Referat Menopause Annisa Edit
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • PANKREAS
    PANKREAS
    Dokumen23 halaman
    PANKREAS
    Suryo Pratomo
    Belum ada peringkat
  • Obat Anestesi
    Obat Anestesi
    Dokumen23 halaman
    Obat Anestesi
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • TM Hemofili
    TM Hemofili
    Dokumen9 halaman
    TM Hemofili
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Wrap Up SK3 Hemato
    Wrap Up SK3 Hemato
    Dokumen18 halaman
    Wrap Up SK3 Hemato
    annisanurf
    100% (1)
  • Pencegahan Hiponatremia
    Pencegahan Hiponatremia
    Dokumen2 halaman
    Pencegahan Hiponatremia
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Sasbel Hipoksia
    Sasbel Hipoksia
    Dokumen6 halaman
    Sasbel Hipoksia
    Annisa Nur Fitri
    Belum ada peringkat
  • Edit Case Stroke
    Edit Case Stroke
    Dokumen17 halaman
    Edit Case Stroke
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Obat Anastesi
    Obat Anastesi
    Dokumen29 halaman
    Obat Anastesi
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Gout Arthritis
    Gout Arthritis
    Dokumen14 halaman
    Gout Arthritis
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Wrap Up Skenario 3 - Annisa
    Wrap Up Skenario 3 - Annisa
    Dokumen16 halaman
    Wrap Up Skenario 3 - Annisa
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Skenario II
    Skenario II
    Dokumen14 halaman
    Skenario II
    Wisuda Arafat
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Myasthenia Gravis
    Diagnosis Myasthenia Gravis
    Dokumen7 halaman
    Diagnosis Myasthenia Gravis
    annisanurf
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3 Repro
    Skenario 3 Repro
    Dokumen26 halaman
    Skenario 3 Repro
    Dahlia Ardhyagarini P
    Belum ada peringkat