BLOK CAIRAN
KELOMPOK A6
Ketua
Sekretaris
Anggota
:
:
:
1102011061
1102011143
1102010025
1102011032
1102011035
1102011046
1102011048
1102011102
1102011124
1102011135
BENGKAK
Seorang laki-laki, umur 55 tahun berobat kedokter dengan keluhan perut membesar dan
tungkai bawah bengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites dan
edema pada kedua tungkai bawah. Dokter menyatakan pasien mengalami kelebihan cairan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium : kadar protein (albumin) di dalam plasma darah yang rendah 2,0 g/l
(normal > 3,5 g/l). keadaan ini menunjukkan adanya gangguan tekanan koloid osmotic dan
tekanan hidrostatik di dalam kapiler darah.
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Aspek Kimia dan Fisiologis Kelebihan Cairan Tubuh
LO.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Metabolisme Air
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter penting,
yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol
volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan
mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran
garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion
hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang
turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan
mengekskresi ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam
cairan tubuh.
LO.2.2 Koreksi pemyebab Kelebihan Air
Kelebihan volume ECF dapat terjadi jika Na dan air tertahan dengan proporsi
yang lebih kurang sama seiring dengan terkumpulnya cairan isotonik berlebihan
di ECF (hipervolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartemen cairan
intersitial > Edema. Kelebihan cairan volume selalu terjadi sekunder akibat
peningkatan kadar Na tubuh total yang akan menyebabkan terjadinya retensi air.
Penyebab volume ECF berlebihan :
1. Mekanisme pengaturan yang berubah
2. Gagal jantung
3. Sirosis hati
4. Sindrom nefrotik
5. Gagal ginjal
Gejala :
1. Distensi vena jugularis
2. Peningkatan tekanan yang sentral
3. Peningkatan tekanan darah
4. Denyut nadi penuh / kuat
5. Edema perifer dan periobita
6. Asitesis
7. Efusi pleura
8. Edema paru akut
9. Penambahan berat badan secara cepat
endotel tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang
bekerja terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah. Akibatnya
ialah protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah
menurun dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah. Hal
ini mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan
menimbulkan edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada
kondisi infeksi berat dan reaksi anafilaktik
2. Meningkatnya tekanan vena, seperti ketika darah terbendung di vena,
menyebabkan peningkatan tekanan darah kapiler mengalirkan isinya ke dalam
vena. Peningkatan tekanan keluar kapiler ini bereperan besar menyebabkan
edema pada gagal jantung kongestif. Edema regional juga dapat terjadi akibat
restriski local aliran balik vena. Contohnya adalah pembengkakan yang
sering terjadi di tungkai dan kaki selama kehamilan. Uterus yang membesar
menekan vena-vena besar yang menyalurkan darah dari ekstremitas bawah
sewaktu pembuluh-pembuluh tersebut masuk ke rongga abdomen. Bendungan
darah di vena ini meningkatkan tekanan darah di kapiler tungkaidna kaki,
mendorong edema regional ekstremitas bawah.
3.
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal dirongga perut sering dikatakan
penimbunan asites merupakan tanda prognosis yang kurang baik
LO.3.2 Gejala Asites
Terdapat gejala yang khas yang dapat ditemukan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisis yang bisa membedakan dengan pasti antara penyakit hati
stadium lanjut dengan keganasan. Sekalipun demikian, tiap riwayat yang
menunjukan adanya penyakit hati tetap penting. Asites masih bisa Nampak jelas
pada inspeksi dengan adanya distensi abdomen, sering disertai umbilicus
menonjol ke luar. Derajat asites yang lebih ringan secara klinis Nampak dengan
ditemukannya pekak berpindah.
LO.3.3 Factor Penentu Terjadinya Edema :
1. Perubahhan hemodinamik dalam kapiler yang memungkinkan keluarnya
cairan intravaskuler kedalam jaringan interstisium.
Hemodinamik dalam kapiler dipengaruhi :
Permeabilitas kapiler
Selisih tekanan hidrolik dalam kapiler dengan tekanan hidrolik dalam
interstisium
Selisih tekanan onkotik dalam plasma dengan tekanan onkotik dalam
intersisium
2. Retensi natrium dalam ginjal
7
Dipengaruhi oleh :
Aktivitas sistem renin angiotensin aldosteron
Aktivitas ANP (atrial natriuretic peptide)
Aktivitas saraf simpatis
Osmoreseptor dihipotalamus
LO.3.4 Penyebab Edema dan Asites
Edema
Edema terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan factor-faktor yang mengontrol
perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang
menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal, serta berpindahnya air dari
intervaskular ke interstitium.
Asites
Penyebab asites antara lain, infeksi (peritonitis bacterial/ TBC/ fungal, peritonitis
terkait HIV. Dll) Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh
infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
LO.3.5 Pengobatan Edema Dan Asites
Pengobatan kelebihan cairan tubuh (edema) :
Tirah baring
Diet rendah natrium (<500mg / hari)
Stocking suportif dan elevasi kaki
Retreksi cairan (<1500ml / hari
Diuretic
Pengobatan asites :
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/76541627/Penyebab-Edema-Dapat-DikelompokanMenjadi-Empat-Kategori-Umum
9
10