I.
Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menggunakan alat spektrofotometri serapan atom.
2. Menganalisis Cu secara spektrofotometri serapan atom.
II.
III.
Bahan
Aquadest
Limbah A, B, C, D, E
Larutan standar Cu 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm
Dasar Teori
Konfigurasi dasar terdiri dari 5 (lima) system, yaitu system emisi, system
absorpsi, system seleksi, system deteksi, dan system pencatat hasil, yang masingmasing system mempunyai fungsi yang berbeda.
Antara sistem yang satu dengan yang lainnya terdapat hubungan, sehingga
kelima sistem itu merupakan satu kesatuan sebagai komponen peralatan.
2 Spektrophotometer Serapan Atom
Peralatan terdiri dari 5 (lima) komponen dasar :
a) Sumber cahaya
Berupa lampu yang memencarkan spektrum dari unsur yang akan dianalisis.
b) Atomizer Unit
Berfungsi sebagai penghasil atom-atom bebas dari unsur yang dianalisis (berasal dari
sampel)
c) Monokromator
b)
Burner
b.
Nyala (Flame), dihasilkan dari gas baker (fuel), gas oksidan dan penyulut api
(igniter)
c.
tereksitasi), dapatlah diringkas sebagai berikut. Bila suatu larutan yang mengandung
senyawa yang cocok dari logam yang akan diselidiki itu dihembus kedalam nyala,
terjadilah peristiwa berikut secara cepat :
1)
2)
Beberapa atom dapat tereksitasi oleh energi termal (dari) nyala ketingkatan-
tingkatan energi yang lebih tinggi, dan mencapai kondisi dalam mana mereka akan
memancarkan energi.
2.2.1 Burner
(a) Macam-macam burner
Ada 2 macam burner, yaitu :
1). Pre-mix type laminar flow burner
2) Total consumption burner
(1) Pre-mix Type laminar Flow Burner
Burner ini digunakan untuk flame dari udara-asetilene, Nitrous-asetilen, udarahidrogen, Burner ini dibedakan atas burner headnya yaitu panjang slot 5 cm
(digunakan untuk flame Nitrous-asetilen) dan slot 10 cm (digunakan untuk flame
udara-asetilene, Udara-Hidrogen dan argon-hidrogen) dengan lebar yang sama yaitu
0.5 mm.
Tinggi burner, posisi burner, serta rotation burner memberikan kontribusi
dalam membetuk kondisi optimum burner.
b)
Udara-Asetilen
Flame ini dapat digunakan untuk analisis sebanyak kira-kira 35 unsur, dengan
temperature 2300 0C
b)
Nitrous-Asetilen
Flame ini mempunyai temperature maksimum kira-kira 2900 0C dan digunakan
Udara-Hidrogen
Flame ini digunakan untuk analisis logam-logam alkali yaitu Cs, Rb, K dan Na
Argon-Hydrogen
Flame ini digunakan untuk penetapan As dan Se, karena temperature flamenya
sangat rendah, maka dapat meniadakn gangguan kimia dan gangguan matrik
2.2.2.3 Nebulizer Dan Spray Chamber
Gas bakar dan gas oksidan dialirkan menuju burner dan tempat masuk inlet
yang berbeda. Gas bakar masuk lewat spray chamber dan gas oksidan masuk lewat
nebulizer. Gas oksidan yang bertekanan mengalir melalui venture dengan kecepatan
alir tinggi (4,5 5,5 Liter/menit)
(a) Proses pengkabutan larutan sampel / standar
Yang dimaksud dengan proses pengkabutan adalah proses pengubahan dari
bentuk larutan menjadi bentuk aerosol (kabut). Karena kecepatan alir gas oksidan
tinggi, menyebabkan tekanan turun, sehingga larutan sampel/standar terhisap mengalir
melalui pipa kapiler dengan kecepatan 4 6 liter/menit. Karena bercampur dengan gas
oksidan yang bergerak sangat cepat, maka larutan ini berubah bentuknya menjadi
butiran-butiran cairan. Butiran-butiran cairan ini akan menumbuk disperser yang
dipasang pada ujung spray chamber, sehingga butiran-butiran itu pecah menghasilkan
butiran-butiran yang sangat halus yaitu berpua kabut, sedang butiran-butiran yang
besar akan mengendap dan dibuang melalui saluran pembuangan yang terdapat
dibagian bawah sparay chamber. Butiran-butiran halus sampel/standar yang homogen
masuk kedalam nyala dan diubah menjadi atom-atom bebas.
2.2.3
Monokhromator
Monokhromator adalah suatu alat optic, digunakan untuk memisahkan panjang
gelombang yang diinginkan yang berasal dari sumber cahaya. Dengan monokromator
akan dihasilkan satu spectrum cahaya lampu HCL.
Monokromator terdiri dari :
a.
Celah (Slit)
b.
Lensa / Cermin
c.
2.2.4
Detektor
Detektor adalah suatu sistem yang fungsinya untuk mengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan oleh atom-atom sampel Detektor mengubah sinyal cahaya yang
ditransmisikan menjadi sinyal listrik, yang selanjutnya diperbesar oleh amplifier dan
kemudian dikirim ke rekorder untuk dicatat hasilnya
2.2.5
Rekorder
Rekorder adalah alat pencatat hasil. Alat ini dapat berupa manual atau digital.
Umumnya AAS sekarang yang banyak digunakan dilengkapi dengan integrator yaitu
alat penghitung dan juga printer yaitu alat perekam hasil.
IV.
Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
VI.
Data Perhitungan
6.1 Membuat Larutan Standar
1. M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 5 ppm x 50 ml
V1 = 2,5 ml
2. M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 10 ppm x 50 ml
V1 = 5 ml
3. M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 15 ppm x 50 ml
V1 = 7,5 ml
4. M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 20 ppm x 50 ml
V1 = 10 ml
5. M1 x V1 = M2 x V2
100 ppm x V1 = 25 ppm x 50 ml
V1 = 12,5 ml
6.2 Perhitungan Grafik Manual
No.
1.
2.
3.
4.
5.
*Sampel 1
Konsentrasi (ppm)
5
10
15
20
25
75
Absorbansi
0,0293
0,0727
0,1161
0,1709
0,2088
0,5978
X2
25
100
225
400
625
1375
XY
0,1465
0,727
1,7415
3,418
5,22
11,253
*Sampel 2
*Sampel 3
*Sampel 4
*Sampel 5
*Sampel 2
*Sampel 3
*Sampel 4
*Sampel 5
VII.
Analisis Percobaan
Pada percobaan yang dilakukan, konsentrasi larutan tidak tepat dengan yang
diinginkan. Hal ini dikarenakan oleh proses pengenceran yang kurang baik. Pada
sampel itu sendiri mengandung Cu dengan konsentrasi-konsentrasi yang berbedabeda.
Berdasarkan grafik yang didapat, didapatkan sebesar 0,999. Hal ini
mengindikasikan bahwasanya larutan standar yang digunakan hampir mendekati
benar, namun konsentrasi dan absorbansi, larutan yang digunakan merupakan larutan
yang cukup baik. Dapat dilihat dari letak titik larutan standar yang mendekati linier.
Dari data pengamatan ini juga terdapat perbedaan konsentrasi antara alat dan
Excel. Hal ini dapat disimpulkan sebagai perbedaan dalam cara menganalisanya. Pada
AAS nilai konsentrasi ditentukan berdasarkan sampel sedangkan Excel menggunakan
rumus fungsi.
VIII. Kesimpulan
Fungsi
kurva
kalibrasi,
Konsentrasi Cu pada
1. Limbah A = 8,5192
2. Limbah B = 7,8959
3. Limbah C = 6,9116
4. Limbah D = 11,8766
5. Limbah E = 5,1947
Pada
Excel
IX.
Kimia
Daftar Pustaka
Bloggers.
(2015,
Januari).
Diambil
kembali
dari
http://laboratoriumkimia.blogspot.com/2015/01/teori-tentang-aas.html
Rusdianasari. (2015). Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Palembang: Politeknik Negeri
Sriwijaya.