id
digilib.uns.ac.id
LAPORAN KHUSUS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
PENGARUH PAPARAN DEBU TOTAL DI TEMPAT KERJA TERHADAP
FUNGSI PARU KARYAWAN DI PT. MARUNDA GRAHAMINERAL JOB
SITE LAUNG TUHUP KALIMANTAN TENGAH
Denis Zulkan Pradika 1, Hardjanto2, dan Sarsono3
Tujuan: Tempat kerja yang prosesnya mengeluarkan debu, dapat menyebabkan
berkurangnya kenyamanan kerja, gangguan penglihatan, gangguan fungsi paruparu, bahkan dapat menimbulkan keracunan umum. Sehingga diperlukan upaya
pengendalian faktor bahaya tersebut dan penanganan terhadap orang yang
terpapar faktor bahaya tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh paparan debu total terhadap fungsi paru karyawan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross
sectional, jumlah sampel 40 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik
rancangan purposive sampling. Analisis data untuk mengetahui hubungan paparan
debu total dengan pengaruh yang dirasakan oleh karyawan di lapangan dan di
office secara subyektif mempertimbangkan umur dan masa kerja, menggunakan
uji chi square.
Hasil: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode analitik untuk
mengetahui hubungan paparan debu total dengan pengaruh yang dirasakan oleh
karyawan yang bekerja di lapangan dan di office. Pengambilan data mengenai
kadar debu total dari hasil pengukuran tahun 2010 dan data tentang pengaruh
paparan debu dilakukan melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara dan
dengan kuesioner kepada karyawan serta studi kepustakaan. Data yang diperoleh
kemudian diolah dengan program SPSS.17. Dari hasil uji statistik didapatkan hasil
yang sangat signifikan yaitu P = 0,000 (P < 0,05). Maka terbukti bahwa ada
hubungan paparan debu dengan pengaruh yang dirasakan
Simpulan: Kadar debu total masih di atas baku mutu Ambien PP 41 tahun 1999
dan gejala-gejala yang dirasakan karyawan, debu bepengaruh terhadap fungsi
paru. Saran yang diberikan adalah supaya perusahaan melakukan pengendalian
terhadap debu yang melebihi baku mutu dan menindaklanjuti hasil penelitian ini
untuk mengetahui adanya gangguan pernafasan terutama pada fungsi paru.
Kata kunci: Paparan Debu Total, Fungsi Paru
1.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta
penyusunan laporan Tugas Akhir GHQJDQMXGXO Pengaruh Paparan Debu Total
di Tempat Kerja Terhadap Fungsi Paru Karyawan di PT. Marunda
Grahamineral Job Site Laung Tuhup Kalimantan Tengah
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di
Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah
dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., S. PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku Ketua Program Diploma III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak Drs. Sarsono, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
5. Bapak dan Ibu Staff pengajar dan karyawan / karyawati Program D.III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
6. Bapak Ir. M. Samanhudi, selaku Mine Operator Manager atau Kepala Teknik
Tambang PT. Marunda Grahamineral, terima kasih telah memperkenankan
penulis melaksanakan magang di PT. Marunda Grahamineral.
7. Bapak Meldianto Sandi, selaku HRD & GA Dept Head PT. Marunda
Grahamineral yang telah menerima penulis untuk melaksanakan magang di
PT. Marunda Grahamineral
8. Bapak Ali Masruri selaku Safety Superintendent sekaligus pembimbing di
perusahaan, terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingannya.
9. Seluruh keluarga besar PT. Marunda Grahamineral yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan, bimbingan dan sambutan
hangat yang diberikan selama penulis melaksanakan program magang.
10. Untuk Teman magangku, yang selalu saling memberikan motivasi dan
dukungan.
11. Ayah, Ibunda dan adik-adikku yang selalu memberikan motivasi, dukungan
serta doa restunya.
12. Teman-teman Angkatan 2008 D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
motivasi, dukungan VHUWD'RD.
13. Kakak-kakak Alumni Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
PRWLYDVLGXNXQJDQVHUWD'RD
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
berperan dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan karena keterbatasan penulis.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
ii
C. Tujuan Penelitian..............................................................................
D. Manfaat Penelitian............................................................................
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Kuesioner Karyawan di Jamut yang berada di Lapangan
PT. Marunda Grahamineral Tahun 2011 .............................................. 27
Tabel 2. Data Kuesioner Karyawan di Jamut dan Menyango yang berada di
Office PT. Marunda Grahamineral Tahun 2011 ................................... 28
Tabel 3. Jumlah jawaban tiap item pertanyaan dari seluruh Responden
PT. Marunda Grahamineral Tahun 2011 .............................................. 29
Tabel 4. Tabel Perhitungan Standar Deviasi ....................................................... 31
Tabel 5. Tabel 5. Perhitungan Standar Deviasi dengan program SPSS.17 ......... 33
Tabel 6. Data Kriteria Efek Debu yang dirasakan Karyawan
PT. Marunda Grahamineral Tahun 2011 .............................................. 33
Tabel 7. Paparan Debu dengan Tingkat Efek Crosstabulation ........................... 35
Tabel 8. Chi-Square Tests ................................................................................... 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengaruh Partikel Debu Terhadap Manusia ...................................... 13
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran ............................................................... 17
DAFTAR SINGKATAN
CCP
MCC
NAB
PT
ROM
SD
SDM
SPM
TSP
WHO
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan Magang
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Magang
Lampiran 3. Dokumentasi Hasil Observasi
Lampiran 4. Data Pengukuran Kadar Debu Total Tahun 2010
Lampiran 5. Kuesioner
Lampiran 6. Hasil Uji Statistik
Lampiran 7. Istilah-Istilah dalam tambang batubara
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Visi Indonesia Sehat 2010 mengandung cita-cita bahwa pada tahun 2010
telah terwujud masyarakat pekerja yang bekerja dalam lingkungan kerja yang
sehat dan dengan perilaku kerja sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan dan produktivitas yang setinggi-tingginya. (Depkes, 2003:
MD-3)
PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup site, Kabupaten Murung Raya,
Kalimantan Tengah. merupakan salah satu tambang batubara yang daerah
operasinya berada di kawasan Barito Kalimanatan, Kalimantan Tengah, dalam
produksinya yang melibatkan tenaga manusia dan lingkungan tempat kerja.
Lingkungan tempat kerja di perusahaan tersebut memiliki faktor-faktor bahaya
yang dapat mengganggu kesehatan karyawannya. Salah satunya karena debu
total yang ada di udara lingkungan tempat bekerja. Sehingga perlu dilakukan
analisis mengenai paparan debu total apakah mempengaruhi fungsi paru. Oleh
NDUHQDLWXSHQXOLVPHQJDPELOMXGXOSHQHOLWLDQ3HQJDUXK3DSDUDQ'HEX7RWDOGL
Tempat Kerja Terhadap Fungsi Paru Karyawan di PT. Marunda Grahamineral,
-RE6LWH/DXQJ7XKXS.DOLPDQWDQ7HQJDK
B. Rumusan masalah
$SDNDK DGD pengaruh paparan debu total di tempat kerja terhadap fungsi
paru karyawan di PT. Marunda Grahamineral, Job Site Laung Tuhup Kalimantan
7HQJDK"
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Debu
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel
yang melayang di udara (Suspended Particulate Matter / SPM) dengan
ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara
baik dalam maupun di ruang gedung (Indoor and Out Door Pollution) debu
sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
Debu industri yang terdapat di udara dibagi menjadi 2, yaitu :
a.
b.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Sifat Pengendapan
Yaitu debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya gravitasi bumi.
Debu yang mengendap dapat mengandung proporsi partikel yang lebih
besar dari debu yang terdapat di udara.
b. Permukaan cenderung selalu basah
Permukaan debu yang cenderung selalu basah disebabkan karena
permukaannya selalu dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis. Sifat ini
menjadi penting sebagai upaya pengendalian debu di tempat kerja.
c. Sifat Penggumpalan
Debu bersifat menggumpal karena permukaan debu yang selalu basah
maka debu satu dengan yang lainnya cenderung menempel membentuk
gumpalan. Tingkat kelembaban di atas titik saturasi dan adanya turbelensi
di udara mempermudah debu membentuk gumpalan.
d. Debu Listrik Statik
Debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang
berlawanan dengan demikian partikel dalam larutan debu mempercepat
terjadinya penggumpalan.
e. Sifat Opsis
Opsis adalah partikel yang basah/lembab lainnya dapat memancarkan sinar
yang dapat terlihat dalam kamar gelap.
3. Jenis debu
Menurut macamnya, debu diklasifikasikan atas 3 jenis yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Debu organik adalah debu yang berasal dari makhluk hidup (debu kapas,
debu daun-daunan, tembakau dan sebagainya).
b. Debu metal adalah debu yang di dalamnya terkandung unsur-unsur logam
(Pb, Hg, Cd, dan Arsen)
c. Debu mineral ialah debu yang di dalamnya terkandung senyawa kompleks
(SiO2, SiO3, dll).
Debu memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda, antara lain debu
fisik (debu tanah, batu, dan mineral), debu kimia (debu organik dan
anorganik), dan debu biologis (virus, bakteri, kista), debu eksplosif atau debu
yang mudah terbakar (batu bara, Pb), debu radioaktif (uranium, plutonium),
debu inert (debu yang tidak bereaksi kimia dengan zat lain).
Menurut sifatnya, debu diklasifikasikan menjadi :
a. Inert dust
Golongan debu inert tidak menyebabkan kerusakan atau reaksi fibrosis pada
paru efeknya sangat sedikit atau tidak sama sekali pada penghirupan normal.
Reaksi jaringan pada paru terhadap jenis debu ini adalah susunan nafas alat
tetap utuh, tidak terbentuk fibrosis di paru, reaksi jaringan potensi dapat pulih
kembali, dan tidak merupakan predisposing faktor penyakit TBC.
b. Proliferative dust
Golongan debu proliferatif di dalam paru akan membentuk fibrosis, fibrosis
ini akan membuat pengerasan pada jaringan alveoli sehinnga mengganggu
fungsi paru.
c. Debu lain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Debu yang tidak termasuk dalam debu inert maupun debu ganas, yaitu
keluhan debu yang tidak ditahan dalam paru, namun dapat menimbulkan efek
iritasi yaitu debu bersifat asam atau basa kuat. Efek keracunan secara umum
misalnya debu arsen, lead, sedangkan efek alergia khususnya debu golongan
organik.
4. Konsentrasi dan Ukuran Debu
Konsentrasi
debu
dalam
udara
semakin
tinggi
konsentrasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
3. Partikel diameter < 0,5 mikron terkumpul di alveoli dan dapat terabsorbsi
ke dalam darah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
8. Pengendalian Debu
Pengendalian debu di lingkungan kerja dapat dilakukan terhadap 3 hal
yaitu pencegahan terhadap sumbernya, media pengantar (transmisi) dan
terhadap manusia yang terkena dampak.
a. Substitusi yaitu mengganti bahan yang memiliki bahaya dengan bahan
yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali.
b. Ventilasi umum yaitu mengalirkan udara ke ruang kerja agar kadar debu
yang ada dalam ruangan kerja menjadi lebih rendah dari kadar nilai
ambang batas (NAB). Memakai metode basah yaitu, penyiraman lantai
dan pengeboran basah (Wet Drilling). Dengan alat berupa Scrubber,
Elektropresipitator, dan Ventilasi Umum.
c. Isolasi yaitu menutup proses, bahan atau alat kerja yang merupakan
sumber debu agar tidak tersebar ke ruangan lain.
d. Memodifikasi proses yaitu mengubah proses atau cara kerja sedemikian
rupa agar hamburan debu yang dihasilkan berkurang seperti melengkapi
water sprayer pada sumber.
e. Mengadakan pemantauan terhadap lingkungan kerja yaitu pemantauan
terhadap lingkungan kerja agar dapat diketahui apakah kadar debu yang
dihasilkan sudah melampaui nilai ambang batas atau baku mutu yang
diperkenankan.
f. Alat pelindung diri yaitu upaya perlindungan terhadap karyawan agar
terlindungi dari resiko bahaya yang dihadapi. Misalnya masker, sarung
tangan, kaca mata dan pakaian pelindung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
spesifik dan efektif pada penyakit paru yang disebabkan oleh debu industri.
Penyakit biasanya memberikan gejala bila kelainan telah lanjut. Pada silikosis
dan asbestosis bila diagnosis telah ditegakkan penyakit dapat terus berlanjut
menjadi fibrosis masif meskipun paparan dihilangkan ( Irga, 2009).
10. Nilai Ambang Batas (NAB) Untuk Debu
6XPDPXU 6: 106) menyatakan Nilai Ambang Batas (NAB adalah
kadar yang pekerja sanggup menghadapinya dengan tidak menunjukkan
penyakit atau kelainan dalam pekerjaan mereka sehari-hari untuk waktu 8 jam
sehari dan 40 jam seminggunya. Debu-debu yang hanya mengganggu
kenikmatan kerja (nuisance dust) adalah debu-debu yang tidak berakibat
fibrosis kepada paru-paru, melainkan berefek sangat sedikit atau tidak sama
sekali pada penghirupan normal. Dahulu debu-debu demikian disebut debu
inert (lamban), tetapi ternyata tidak ada debu yang sama sekali tanpa reaksi
seluler, sehingga istilah inert tidak dipakai lagi. Reaksi jaringan paru-paru
terhadap penghirupan debu yang demikian adalah :
a. Susunan saluran udara tetap utuh.
b. Tidak berbentuk jaringan parut.
c. Reaksi jaringan potensil dapat pulih kembali.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara di lingkungan kerja perlu
dilakukan upaya pengendalian pencemaran udara dengan penetapan nilai
ambang batas yaitu menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Kimia di Lingkungan Kerja yaitu sebesar 3 mg/m 3,
dengan Surat Edaran No.SE.01/MEN/1997, bahwa NAB kadar debu di udara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
tidak boleh melebihi 3,0 mg/m. NAB dari debu-debu yang hanya
mengganggu kenikmatan kerja adalah 10 mg/m atau 30 dalam juta partikel
perkaki kubik / 30 jppkk.
Menurut PP 41-1996 tentang Baku Mutu Udara Ambien NAB debu
total untuk waktu pemaparan selama 24 jam adalah 230 g/m3. NAB batubara
menurut Menteri Tenaga Kerja No. 51/MEN/1999 tentang NAB Faktor Fisik
di Tempat Kerja adalah 2 mg/m3.
B. Kerangka Pemikiran
Tempat Kerja
Udara
lingkungan kerja
Gangguan pernafasan
dan kenikmatan kerja
Karyawan
- kadar debu di
udara.
- ukuran/
diameter debu.
- sifat debu.
- reaktifitas debu.
- cuaca kerja.
- lama waktu
pemaparan.
- kepekaan
individu.
Identifikasi dan
Pengendalian
Keuntungan bagi
perusahaan dan
karyawan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
C. Hipotesis
Ada pengaruh paparan debu total terhadap fungsi paru karyawan di PT.
Marunda Grahamineral, Job Site Laung Tuhup Kalimantan Tengah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan rancangan Cross
Sectional (potong lintang). Dalam penelitian ini variabel bebas (faktor risiko)
dan terikat (efek) dinilai secara simultan dengan pengukuran pada satu saat dan
akan diperoleh efek populasi pada suatu saat sehingga dapat dibandingkan antara
prevalensi kesehatan pada kelompok risiko dengan prevalensi kesehatan pada
kelompok tanpa risiko serta dapat menentukan hubungan antara faktor risiko dan
kesehatan.
Studi Cross Sectional adalah untuk menilai faktor risiko dalam kejadian
efek. Pengukuran variabel bebas (faktor risiko) dan terikat (efek) dilakukan pada
saat yang sama dan hanya satu kali.
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian bertempat perusahaan 37 0DUXQGD *UDKDPLQHUDO
Laung Tuhup site,Kalimanatan Tengah Pada 8 Februari sampai 8 April 2011.
C. Populasi Penelitian
Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
karyawan
37 0DUXQGD
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
perubahan
biologis
berlangsung
seiring
dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
dianggap sama karena tempat sama, sedangkan umur dan masa kerja
dikendalikan.
G. Definisi Operasional
1. Kadar debu total
Adalah jumlah kandungan debu yang terdapat di lingkungan kerja pada
semua ukuran. Diukur dengan alat High Volume Sampler untuk mengetahui
Total Partikel Debu (Total Suspended Particulate/TSP) dengan Satuan :
g/m3. Skala data rasio
2. Gangguan fungsi paru
Adalah gangguan terhadap fungsi paru yang dirasakan oleh karyawan selama
bekerja ditempat kerja yang berdebu. Untuk mengetahui secara subyektif
dengan menggunakan kuesioner. Untuk mengetahui kepastian adanya
gangguan pernafasan pada fungsi paru lebih lanjut dengan alat spirometri atau
medical check up. Skala data nominal.
H. Sumber Data
Data merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap penelitian. Untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakan
teknik-teknik sebagai berikut:
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung melalui kuesioner yang dipandu
pengisiannya mengenai identitas responden, umur, masa kerja serta
pengamatan lingkungan kerja, perhitungan hasil kuesioner.
a. Hasil Kuesioner
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data dari suatu
penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
akan lebih baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis sehingga akan lebih mudah
untuk diolah (Suharsimi Arikunto, 2002: 126). Instrumen penelitian ini meliputi:
1. Alat tulis.
2. Kuesioner tentang karakteristik responden.
3. Kamera.
4. Komputer.
J.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
K. Analisis Data
Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis
data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data mentah yang telah
dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisa agar memberikan arti yang
berguna dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini (Moh. Nasir, 1995:
405)
Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing
Pengecekan data untuk kelengkapan data, kesinambungan data, keseragaman
data sehingga validitas data dapat terjamin.
2. Coding
Adalah memberikan kode pada jawaban yang ada untuk mempermudah
dalam proses pengelompokan dan pengolahan data serta menjadi kerahasiaan
identitas responden.
3. Scoring
Dilakukan untuk memberikan skor terhadap variabel yang akan dianalisis
berdasarkan skor, yaitu skor 1 untuk index catagory (kategori indeks) dan
skor 0 untuk reference catagory (kategori pembanding).
4. Cleaning
Data yang dikumpulkan kemudian dilaksanakan cleaning (pembersihan)
data, artinya sebelum dilakukan pengolahan, dilakukan pengecekan data agar
supaya tidak terdapat data yang tidak diperlukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua cara,
yaitu:
1. Analisis Univariat
Yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang
disajikan dalam bentuk mean (rata-rata), nilai terendah, nilai tertinggi dan
standar deviasi dari tiap variabel.
2. Analisis Bivariat
Yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang berhubungan atau
berkorelasi, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat dengan uji
statistik yang disesuaikan dengan skala data yaitu nominal.
Analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat, karena variabel penelitian ini terkait
dengan skala pengukuran data nominal/ordinal maka digunakan uji ChiSquare. Uji Chi-Square adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi/sampel terdiri atas dua atau lebih klas,
data berbentuk nominal dan sampelnya besar. Untuk menguji signifikansi
dilakukan dengan menguji harga Chi Square hitung yang didapat dengan
harga Chi Square tabel, pada taraf kesalahan dan dk tertentu. Ho ditolak bila
harga Chi Square hitung > Chi Square tabel atau bila p value < 0,05 pada
taraf kepercayaan 95%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Feb-15 Maret 2011 yang
pertama kali dilakukan adalah observasi ke lapangan untuk mengamati
kegiatan yang dilakukan dan mengamati sumber debu dan tempat-tempat
yang terkena debu. Sumber debu berasal dari proses dari jalan penimbangan,
peremukan batubara di mesin CCP dan proses hauling dari ROM ke Hopper.
Dari hasil pengamatan di mesin CCP debu dapat dilihat beterbangan dan
mengkilat. Debu itu beterbangan sampai ke area workshop yang jaraknya
hanya beberapa meter. Di area jalan hauling dari ROM ke Hopper juga
terdapat banyak debu karena proses hauling dan dumping oleh dump truck
ketika cuaca cerah. Ketika cuaca hujan atau setelah hujan debu tidak terlalu
banyak.
(Dokumentasi : Lampiran 3)
Kemudian melakukan studi kepustakaan ke enviro dept. tentang data
pengukuran debu yang telah dilakukan oleh Balai Riset dan Standarisasi
Industri Banjarbaru. Pada pengukuran bulan november 2010 di office
Menyango 115 g/m3, office jamut 187 g/m3 hasil ini masih dibawah nilai
baku mutu Ambient PP 41 tahun 1999 dan di workshop hasilnya adalah 337,5
g/m3, hasil ini melebihi baku mutu Ambient PP 41 tahun 1999 yaitu 230
g/m3.
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Banyak jawaban ya
(Tahun)
pada item
40
26
38
31
28
10
25
21
27
28
10
10
29
11
29
12
21
13
25
14
40
15
37
16
27
17
40
18
25
19
35
No
Sampel
Usia (Tahun)
commit to user
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Sambungan
20
40
Banyak jawaban ya
(Tahun)
pada item
25
B1
27
C1
30
D1
29
E1
38
F1
27
G1
28
H1
40
I1
24
10
J1
40
11
K1
31
12
L1
34
13
M1
25
14
N1
27
15
O1
27
16
P1
25
17
Q1
40
18
R1
26
19
S1
22
20
T1
20
No
Sampel
Usia (Tahun)
A1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
No
Item
pertanyaan
16
80%
18
90%
17
85%
14
70%
16
80%
17
85%
0%
13
65%
10
10
11
55%
No
Item
pertanyaan
Persentase
30%
5%
25%
10%
5%
10%
5%
0%
5%
10
10
5%
Persentase
95%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
1. Wawancara
Hasil wawancara dengan karyawan debu memang sangat menggangu
pekerjaan maupun fungsi pernafasan mereka. Hal ini disebabkan karena
penyiraman kurang dan ketika setelah hujan dilakukan penyiraman, tetapi
ketika cuaca cerah jarang disiram pada jalan hauling dan ROM.
2. Mengetahui kriteria efek debu
Dari data kuesioner dengan 10 item pertanyaan tersebut, jawaban WLGDN
SHUQDK EHUDUWL WHUPDVXN NDWHJRUL WLGDN GDQ GDUL VDODK VDWX MDZDEDQ
SHUQDKNDGDQJGDQVHULQJWHUPDVXNGDODPNDWHJRUL\D
-DZDEDQ \D PHPLOLNL QLODL GDQ MDZDEDQ WLGDN PHPLOLNL QLODL
ELOD MDZDEDQ \D EHUDUWL PHPLOLNL SHQJDUXK GDUL GHEX GDQ ELOD WLGDN
berarti tidak ada pengaruh dari debu terhadap fungsi pernafasan karyawan.
5HNDSLWXODVLQLODL\DQJGLSHUROHKGDULUHVSRQGHQPHQJDFXSDGDVNRU<D
Dari data yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam tabulasi data dan
mencari standar deviasi (simpangan baku) dari populasi dengan rumus :
Keterangan :
SD
= standar deviasi.
x2
(x)2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
(x)
x2
81
64
49
49
64
36
64
64
64
10
25
11
81
12
81
13
81
14
36
15
49
16
49
17
16
18
25
19
20
25
21
22
23
24
0
Bersambungcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Sambungan
25
26
36
27
28
29
16
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
158
1082
)2
24964
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Valid
40
Missing
Mean
3.95
Std. Deviation
3.427
2. Ada Efek
3. Tidak Ada Efek = bila nilai responden yang diperoleh x < mean 1SD
Tabel 6. Kriteria efek debu yang dirasakan
No
Sampel
Efek tinggi
Efek tinggi
Ada efek
Ada efek
Efek tinggi
Ada efek
Efek tinggi
Efek tinggi
commit to user
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Sambungan
9
Efek tinggi
10
Ada efek
11
Efek tinggi
12
Efek tinggi
13
Efek tinggi
14
Ada efek
15
Ada efek
16
Ada efek
17
Ada efek
18
Ada efek
19
Ada efek
20
Ada efek
21
A1
Ada efek
22
B1
Ada efek
23
C1
Ada efek
24
D1
25
E1
26
F1
Ada efek
27
G1
28
H1
Ada efek
29
I1
Ada efek
30
J1
31
K1
32
L1
Ada efek
33
M1
Ada efek
34
N1
35
O1
36
P1
Ada efek
commit to user
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Sambungan
37
Q1
38
R1
39
S1
40
T1
paparan
Ada efek
Total
11
20
4.5
10.0
5.5
20.0
45.0%
55.0%
.0%
100.0%
% of Total
22.5%
27.5%
.0%
50.0%
11
20
Expected Count
4.5
10.0
5.5
20.0
.0%
45.0%
55.0%
100.0%
% of Total
.0%
22.5%
27.5%
50.0%
20
11
40
9.0
20.0
11.0
40.0
22.5%
50.0%
27.5%
100.0%
% of Total
22.5%
50.0%
27.5%
100.0%
dilapangan Count
debu
Expected Count
dioffice
Total
Efek tinggi
Count
Count
Expected Count
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
df
Pearson Chi-Square
20.200
.000
Likelihood Ratio
27.926
.000
Linear-by-Linear Association
19.598
.000
N of Valid Cases
40
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 4,50.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
spray dan penyiraman dilakukan secara rutin setiap harinya secara merata di
area jamut site terutama di ROM dan di sepanjang jalan sekitar ROM. Karena
unit water tank milik kontraktor fokus di jalan hauling dari tambang. Pada
saat dumping batubara ke Hopper debu juga terlihat beterbangan karena tidak
ada waterspray hanya disemprot oleh checker dengan selang. Di mulut
hopper juga perlu di buat water sprayer agar pada saat dumping debu dapat
dikurangi dan dikendalikan.
2. Hasil Studi Kepustakaan
Pada pengukuran kadar debu total (Total Suspended Particulate) bulan
November 2010 di office Menyango 115 g/m3 karena jaraknya jauh dari area
CCP, di office jamut 187 g/m3 hasil ini masih dibawah nilai baku mutu
Ambient PP 41 tahun 1999 karena jaraknya yang tidak terlalu dekat dengan
CCP dan tertutup, dan di workshop jamut hasilnya adalah 337,5 g/m3, hasil
ini melebihi baku mutu Ambient PP 41 tahun 1999 yaitu 230 g/m3 karena
jaraknya dekat dengan area CCP dan ROM 1 yang Pengukuran kadar debu ini
dilakukan di area workshop karena di ditempat itu terdapat banyak karyawan
yang bekerja dan mewakili semua lingkungan kerja yang dilapangan area
jamut site.
3. Hasil Kuesioner
Pada hasil pengolahan data menunjukkan hasil yang signifikan antara
Uji statistik terhadap hubungan paparan debu dengan pengaruh yang
dirasakan menggunakan Pearson Chi- Square diolah menggunakan SPSS
17.00. Dari hasil uji statistik didapatkan hasil yang sangat signifikan yaitu p =
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
0,000 (P < 0,05). Maka terbukti bahwa ada hubungan paparan debu dengan
pengaruh yang dirasakan.
Dari item pertanyaan nomor 1, apakah debu menggangu kenyamanan
anda saat bekerja? Yang di lapangan 90% dan di office PHQMDZDE<D
Hal ini sebabkan karena debu dapat menempel pada anggota tubuh, pakaian,
alat-alat kerja ataupun ditempat kerja sehingga mengganggu. Perbedaan
jumlah jawaban dari karyawan di lapangan dan di office karena di lapangan
terpapar debu langsung dan di office walaupun di dalam ruang tertutup masih
dapat terkena debu saat jendela atau pintu terbuka, dan atau saat karyawan
berada diluar ruangan. Agar tidak terkena efek debu lebih lanjut dilakukan
perawatan dan membersihkan tempat kerja, pakaian kerja, alat-alat kerja dan
biasakan mencuci tangan setelah kerja.
Dari item pertanyaan nomor 2 apakah debu menggangu pandangan/
penglihatan? Yang di lapangan 80% dan di office 5PHQMDZDE<D Debu
yang tebal dapat mengganggu jarak pandang dan debu tersebut juga dapat
menempel
pada
kaca
unit
kendaraan
atau
pada
kacamata.
Cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
menyebabkan mata perih. Ketika mata terkena debu jangan langsung dikucek,
karena dapat merusak mata. Untuk penanganannya cucilah mata dengan air
bersih atau gunakan obat tetes mata.
Dari item pertanyaan nomor 4 apakah debu membuat hidung anda
iritasi? Yang di lapangan 85% dan di office 10PHQMDZDE<D Jalan nafas
yang pertama adalah hidung, Debu yang berukuran antara 5 10 mikron bila
terhisap akan tertahan dan tertimbun pada saluran nafas bagian atas (WHO,
1990). Kesadaran untuk memakai masker perlu ditingkatkan. Bila hidung
terasa perih karena timbunan debu, lakukan pemeriksaan kesehatan hidung
agar mendapatkan perawatan. Hal ini dapat terjadi karena kepekaan individu,
reaktifitas debu, lama pemaparan dan sifat debu.
Dari item pertanyaan pertanyaan nomor 5 apakah debu membuat
tenggorokan anda sakit? Yang di lapangan 70% dan di office 5% menjawab
<D Yang menyebabkan tenggorokan sakit adalah debu yang berukuran
antara 3 5 mikron tertahan dan tertimbun di saluran nafas bagian tengah.
Bila debu telah tertimbun disitu maka dapat menyebabkan radang
tenggorokan. Selain mengendalikan debu terhadap sumbernya, masker juga
perlu dipakai sebagai langkah pencegahan.
Dari item pertanyaan pertanyaan nomor 6 apakah debu membuat
pernafasan anda sesak? Yang di lapangan 80% dan di office 10% menjawab
<D Akibat Partikel debu dengan ukuran 1 3 mikron disebut debu
respirabel merupakan yang paling berbahaya karena tertahan dan tertimbun
mulai dari bronkhiolus terminalis sampai alveoli. Hal ini sebagai diagnosa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
masuk dalam tubuh. Dahak orang dewasa normal membentuk sputum sekitar
100 ml per hari dalam saluran nafas, sedangkan dalam keadaan gangguan
pernafasan sputum dihasilkan melebihi 100 ml per hari. Bila sering dahak
berarti paparan debu sangat tinggi. Dahak akibat debu batubara berwarna
hitam (melanophtys).
Dari item pertanyaan pertanyaan nomor 10 apakah debu membuat dada
nyeri saat bernafas? Yang di lapangan 55% dan di office 5PHQMDZDE<D
Nyeri dada terjadi dari berbagai penyebab, tetapi yang paling khas dari
penyakit paru-paru adalah akibat radang pleura.
Hasil uji statistik menunjukkan hasil yang signifikan, hal ini berarti ada
pengaruh dari debu terhadap fungsi pernafasan terutama pada fungsi paru
karyawan dan karyawan yang dilapangan memiliki efek yang lebih besar
dibanding karyawan yang berada di office.
Untuk itu perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian debu agar
penyakit akibat kerja seperti Pneumoconioses (segolongan penyakit yang
disebabkan penimbunan debu-debu di dalam paru) dan gangguan pernafasan
lainnya dapat dihindarkan. Penyakit akibat penimbunan debu batubara di
dalam paru disebut Anthracoses. Penyakit akibat penimbunan debu silica
bebas disebut Silicoses.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pada pengukuran kadar debu total (Total Suspended Particulate) bulan
November 2010 oleh Balai Riset dan Standarisasi Industri Banjarbaru di
office Menyango 115 g/m3, di office jamut 187 g/m3 hasil ini masih
dibawah nilai baku mutu Ambient PP 41 tahun 1999, dan di workshop jamut
hasilnya adalah 337,5 g/m3, hasil ini melebihi baku mutu Ambien PP 41
tahun 1999 yaitu 230 g/m3.
2. Sumber debu terdapat pada Mesin CCP pada proses crushing dan jalan ROM
juga terdapat banyak debu akibat proses pengangkutan ke Hopper.
3. Penyiraman pada sumber-sumber berdebu jarang dilakukan.
4. Dari hasil penelitian dan analisa, teridentifikasi bahwa debu mengakibatkan
gangguan fungsi pernafasan terutama pada fungsi paru.
5. Dari hasil analisa pengaruh gangguan debu terhadap fungsi pernafasan
terutama pada fungsi paru karyawan di lapangan lebih besar dibanding
karyawan yang di office.
6. Kesadaran pemakaian APD yang kurang, menjadi salah satu penyebab
gangguan pernafasan.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
B. Saran
1. Supaya PT. Marunda Grahamineral menambahkan water sprayer di mesin
CCP dan di Hopper saat Dumping ke Hopper.
2. Supaya melakukan penyiraman rutin setiap harinya di area Jamut site
terutama di jalan sekitar ROM dan di ROM.
3. Untuk menindaklanjuti adanya gangguan pernafasan pada karyawan perlu
dilakukan Medical Check Up seperti tes fungsi paru dengan spirometri dan
Rontgen.
4. Supaya melakukan penambahan alat penghisap debu pada lab jamut agar
debu terhisap keluar, setelah pekerjaan selesai lakukan penyiraman pada
lantai yang digunakan untuk menghampar batu bara pada pengambilan
sampel.
5. Pemberian APD dan Meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya
memakai APD sesuai dengan jenis pekerjaannya.
commit to user