Bawahan
perlu
untuk
diaktifkan
rasa
kemendariannya
dengan
Pada dasar sistem kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini didasari oleh
homeostatis dimana keadan cairan tubuh, fungsi, status konstan; konstan ini
dipertahankan secara automatis oleh interaksi proses konteraktif yang sama. Harus
diperhatikan bahwa manusia tidak hanya makan saja, mereka makan harus selektif untuk
memelihara homeostatis. hal yang sama mungkin benar untuk kebutuhan fisiologis itu
adalah homeostatis (mengatur keadaan tubuh agar stabil), keadaan itu relatif tidak
tergantung dengan yang lainnya, tapi kadang-kadang juga saling tergantung, misalnya,
merokok mungkin dapat memuaskan kebutuhan rasa lapar seseorang. sebagian orang lain
mungkin sebaliknya, seperti misalnya ada kecenderungan untuk bermalas-malasan,
sementara dalam waktu yang sama ada orang berkeinginan untuk rajin.
kebutuhan fisiologis adalah yang terkuat dari kebutuhan manusia apabila tidak terpenuhi.
seseorang yang lapar akan mencuri makanan dan akan memperlihatkan tindakan tertentu
apabila keamanannya terancam. pengaruh dari kebutuhan fisiologi mengubah falsafah
individu untuk masa depan.
kebutuhan manusia diatur menurut hirarki kekuatan: yang lebih tinggi muncul sebagai
yang lebih rendah. akan puas apabila kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, manusia tidak
perlu lagi di motivasi. tetapi apabila kebutuhan rasa puas telah berkepanjangan itu di
hilangkan, orang tersebut akan toleransi dengan baik, dari pada orang yang sudah lama
atau sebelum kehilangan.
Kebutuhan rasa aman adalah kelompok kedua dalam hirarki. Diantaranya adalah
keamanan, perlindungan, ketergantungan, stabilitas; bebas dari kecemasan, kekacauan
dan ketakutan, perlu diatur, dibatasi, terstruktur, hukum; kekuatan dari seseorang
pelindung dan lain-lainnya. Kekuasaan ini mempengaruhi palsafah hidup seseorang dari
sistem nilai. Apa yang mengencam keamanan dari perawatan? Apakah perawat terancam
dengan meingkatnya perhatian konsumen pada kelemahan-kelemahan mereka yang
mungkin akan mengakibatkan kontrol konsumen secara praktis? Apa yang memotivasi
orang. Apakah merupakan ketakutan terhadap biaya yang tinggi karna sakit yang
berkepanjangan dan hasil perawatan yang kurang baik ? Orang rata-rata menyukai
hukum, peraturan, ramalan-ramalan dan tatalaksana dan mungkin ini merupakan alasan
manusia menolak perubahan. Program asuransi, masa kerja dan menanbung adalah
realisasi dari kebutuhan rasa aman. Orang lebih menyukai sesuatu yang sudah dikenal
dari pada. Pada menejer sekarang sering merasa terancam oleh pegawai yang merupakan
generasi muda yang bertanya tentang peraturan dan pemakaian hukum untuk mencapai
tujuan mereka.
Apabila kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman telah terpenuhi, kebutuhan untuk
cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki akan muncul. Kebanyakan pribadi-pribadi dari
keperawatn sekarang telah dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman tersebut,
walaupun ada kekecualin yang harus diperhatikan, bahwa masih ada yang belum
dipromosikan diantara mereka. Sekarang merekan ingin merupakan bagian dari suatu
kelompok atau keluarga dengan rasa cinta, rasa diterima, keramahan, dan rasa memiliki.
Apakah kebutuhan ini dihalangi oleh seringnya berpindah-pindah? Bagaimana kebutuhan
individu dan kebutuhan organisasi dipenuhi? Masyarakat yang ingin bertahan hidup dan
sehat akan bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Sebaliknya orang tidak akan
diikutsertakn akan memperlihatkan emosi yang hebat dan kelainan tingkah laku.
Akhirnya pada puncak dari Hirarki kebutuhan adalah emas emosional-kebutuhan untu
aktualisasi diri, upaya orang untuk menjadi seseorang yang seharusnya. Perawat ingin
enjadi segala macam yang mereka dapat untuk mencapai potensi, untuk jadi perawat
yang berguna, menjadi kreatif, dan memenuhi standar penampilan seseorang.
Misalnya seseorang perawat dengan gelar pengawas bekerja pada suatu fasilitas
kesehatan masyarakat. Setelah enam bulan, pengawa ini berkeinginan untuk meringkas
sistem pencatatan, dan menghapus semua sistem pencatatan yang biasanya di lakukan
oleh perawat. Kebutuhan ini didasarkan pada umpan balik dari para staf. Sistem terdiri
dari seluruh staf sepuluh perawat ahli. Setelah mendiagnosa satu persatu setiap perawatn
dalam kemampuannya untuk menyelesaikan tugas, ditetapkan bahwa tingkat kematangan
kelompok berada pada tingkat harga diri pada urutan kebutuhan dari maslow (1970).
Data menunjukan bahwa perawat aman rajin, mandiri, termotivasi untuk mencapai dan
senang mendapat perhatian akan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
bahwastandar yang ditetapkannya sebagai pegangan lebih rendah dari standar yang
ditetapkan secara ekstrinsik. Mungkin pula standar yang ditetapkan secara instrinsik itu
sama dengan standar yang ditetapkan secara ekstrinsik. Hal ini biasanya terjadi dalam
diri seseorang yang konformis.
Itu berarti seseorang dengan nAch.yang besar adalah orang yang berusaha berbuat
sesuatu. Misalnya dalam penyelesaian tugas yang dipercayakan kepadannya, lebih baik
dibandingkan dengan orang lain. Untuk itu orang demikian biasanya berusaha
menemukan situasi dimana ia dapat menunjukan kemampuannya, sepertidalam
pengambilan keputusan dan melakukan sesuatu yang dapat memberikan umpan balik
untuk dirinya dengan segera tentang hasil yang dicapainya melalui mana ia dapat
mengetahui apakah ia meraih kemajuan atau tidak. Di atas telah disinggung bahwa
seseorang dengan nAch.besar menyenangi pekerjaan yan kemungkinan berhasil besar,
akan tetapitidak senang pada tugas yang terlalu berat atau terlalu ringan. Berarti orang
seperti itu tidak senang mengambil resiko yang besar. Hanya saja dorongan kuat terdapat
dalam dirinya untuk secara bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan
melaksanakan tugasnya dan tidak melemparkan tanggung jawab itu kepada orang lain.
Kebutuhan akan prestasi/keberhasilan merupakan dorongan untuk mengungguli,
berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan
ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia
menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang
hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
nAch. adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha
mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi
menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari
lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
Dalam pengertian lain, Kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan seseorang
untuk memiliki pencapaian signifikan, menguasai berbagai keahlian, atau memiliki
standar yang tinggi. Orang yang memiliki nAch.Yang tinggi biasanya selalu ingin
menghadapi tantangan baru dan mencari tingkat kebebasan yang tinggi. Sebab-sebab
seseorang memiliki nAch. yang tinggi di antaranya adalah pujian dan imbalan akan
kesuksesan yang dicapai, perasaan positif yang timbul dari prestasi, dan keinginan untuk
menghadapi tantangan.
Karakteristik dan sikap motivasi prestasi menurut David Mcclelland:
a). Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.
b). Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadiyang lebih besar daripada
menerima pujian atau pengakuan.
c). Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang
diandalkan, kuantitatif dan faktual).
Kecenderungan seperti itu perlu mendapat perhatian para manajer puncak. Dikatakan
demikian karena agar para manajer yang lebih rendah tidak menyalahgunakan kekuasaan
atau wewenangnya, diperlukan uraian tugas yang jelas sehingga terlihat pembatasanpembatasan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para manajer tersebut
yang dalam operasionalnya perlu suatu pengawasan. Para manager yang lebih rendah itu
perlu didorong untuk mengendalikan diri sendiri agar penggunaan kekuasaan dan
wewenangnya berlaku secara wajar dan sebagaimana mestinya. Pengendalian oleh
manager yang lebih tinggi dan para manager yang bersangkutan sendiri sangat penting
karena setiap orang akan cenderung mengambil langkah-langkah yang memperbesar
pengaruh atau kekuasaannya apabila situasi memungkinkan. Situasi yang dimaksudkan
dapat timbul karena diciptakan sendiri oleh orang yang bersangkutan, tetapi tidak pula
karena tindak-tanduk para bawahannya. Artinya,tidak mustahil bahwapara bawahan pun
akan bertindak dan berperilaku sedemikian rupa agar mendapat perlakuan yang enak
dari para atasannya karena akan berakibat positif dalam kehidupan organisasionalnya.
Kebutuhan ini didasari pula oleh keinginan seseorang untukmengatur,
mempengaruhi dan memimpinorang lain. Menurut Mclelland, ada dua jenis kebutuhan
akankekuasaan,yaitu kekuasaan pribadi dan kekuasaan sosial.Contoh dari kekuasaan
pribadi adalah seorang pemimpin perusahaan yang mencari posisi lebih tinggi agar bisa
mengatur orang lain dan mengarahkan ke mana perusahaannya akan bergerak.
Sedangkan kekuasaan sosial adalah kekuasaan yang misalnya dimiliki oleh pemimpin
seperti Nelson Mandela, yang memiliki kekuasaan dan menggunakan kekuasaannya
tersebut untuk kepentingansosial,sepertimisalnya perdamaian.
Pengertian lain mengenai kebutuhan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat
orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan
berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan
akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa
kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu
posisi kepemimpinan.
Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya,
memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga
motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi
b. Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu
perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan
penghargaan terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.
Penerapan Teori Dua Faktor Herzberg Dalam Organisasi
Dalam kehidupan organisasi, pemahaman terhadap motivasi bagi setiap pemimpin sangat
penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini
dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai berikut :
a) Motivasi sebagai suatu yang penting (important subject) karena peran pemimpin itu
sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak boleh tidak harus bekerja
bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan
kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan.
b) Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri tidak
bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi
berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan
adanya teori motivasi yang berbeda satu sama lain.
Untuk memahami motivasi karyawan digunakan teori motivasi dua arah yang
dikemukakan oleh Herzberg:
Pertama, teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk karyawan
atau pegawai pemerintahan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow
misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya.
Kedua, teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya
mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa pekerjaan. Teori ini
dikemukakan oleh Frederick Herzberg tahun 1966 yang merupakan pengembangan dari
teori hirarki kebutuhan menurut Maslow.
Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi pimpinan organisasi dalam
memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan
Maslow, khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan.
Kedua, kerangka ini membangkitkan model aplikasi, pemerkayaan pekerjaan (Leidecker
and Hall dalam Timpe, 1999 : 13).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap akuntan dan ahli teknik Amerika Serikat dari
berbagai Industri, Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor (Cushway and
Lodge, 1995 : 138). Menurut teori ini ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi
pekerjaan seseorang, yaitu faktor pemuas (motivation factor) yang disebut juga dengan
satisfier atau intrinsic motivation dan faktor kesehatan (hygienes) yang juga disebut
disatisfier atau ekstrinsic motivation.
Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu
faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing orang, dan
faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari
organisasi tempatnya bekerja.
Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang
memungkinnya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja dengan tingkat
otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak
terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka
yang lebih terdorong oleh faktor-faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang
diberikan oleh organisasi kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan halhal yang diinginkannya dari organisasi (dalam Sondang, 2002 : 107).
Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg adalah: pekerjaan itu sendiri
(the work it self), prestasi yang diraih (achievement), peluang untuk maju
(advancement), pengakuan orang lain (ricognition), tanggung jawab (responsible).
Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak akan mendorong minat para
pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat
memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak
DAFTAR PUSTAKA