Anda di halaman 1dari 7

DEWI YUNITA

12213308
3EA32
V. Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
Konsumen memiliki tiga sumber daya utama yang mereka gunakan dalam proses
pertukaran dan melalui proses ini pemasar memberikan barang dan jasa. Terdapat 3
(tiga) sumber daya konsumen di antaranya sebagai berikut :
1. Sumber Daya Ekonomi.
2. Sumber Daya Temporal.
3. Sumber Daya Kognitif.
Ini berarti bahwa pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu, dan perhatian
konsumen. Sumber daya lain, seperti energi, mungkin diperlukan untuk berbelanja dan
konsumsi, tetapi uang, waktu, dan perhatian adalah yang utama. Bukan hanya jumlah
waktu dan sumber daya ekonomi yang menentukan perilaku konsumen. Persepsi
konsumen mengenai sumber daya yang tersedia, atau apa yang akan tersedia pada
masa datang, juga penting dalam keputusan pembelanjaan dan juga mempengaruhi
ketersedian untuk menggunakan uang atau waktu produk. Jadi, ukuran kepercayaan
konsumen mungkin berguna dalam meramalkan penjualan masa dating berdasarkan
kategori produk.
SUMBER DAYA EKONOMI
Keputusan konsumen sehubungan dengan produk dan merek sangat dipengaruhi oleh
jumlah sumber daya ekonomi yang mereka punyai atau mungkin mereka punyai pada
masa dating. Untuk menjadi konsumen diperlukan uang. Kartu kredit juga memadai. Di
dalam era yang lebih awal, barter-pertukaran barang dengan barang-lazim dilakukan.
Barter masih penting di dalam masyarakat yang kurang maju dan hingga batas tertentu
di dalam ekonomi bawah tanah dari masyarakat maju. Ada ekonomi informal yang
besar di mana orang membarter atau membeli barang dan jasa dengan cara yang
kerap lolos dari pembuatan catatan dan mungkin pajak. pemakai berat ekonomi
informal adalah orang yang kaya, berpendidikan tinggi, dan termasuk muda.
Sumber daya ekonomi-seperti pendapatan atau kekayaan adalah variable pertama
yang harus dianalisis di dalam perilaku konsumen, dengan studi yang dirunut kembali
hingga tahun 1672. Studi pertama, dengan basis statistik yang layak diterbitkan oelh
Ernest Engels Laws of Consumption (Kaidah Engel mengenai Konsumsi). Kaidah
tersebut mengandung empat proposisi mengenai hubungan antara pendapatan
keluarga dan proporsi yang dibelanjakan untuk kategori seperti makanan, pakaian,
pondokan, dan lain-lain (pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan sebagainya).

Sumber Daya Ekonomi yang lain diluar pendapatan juga mempengaruhi perilaku
konsumen. Yang paling penting adalah kekayaan (nilai bersih) dan kredit. Kekayaan,
yang diukur menurut asset atau nilai bersih, berkorelasi dengan pendapatan. Variasi
primer adalah konsumen tua cenderung memiliki proporsi kekayaan yang lebih besar
dibandingkan konsumen yang lebih muda. Keluarga kaya menghabiskan uang mereka
untuk pelayanan, perjalanan, minat, dan investasi lebih banyak daripada yang
dihabiskan oleh tetangga mereka untuk perlengkapan rumah, peralatan, alat hiburan,
dan produk serupa tidak terlalu tinggi karena keluarga kaya biasanya berada dalam
tahap yang belakangan dari siklus kehidupan dan tidak berkepentingan untuk
melengkapi rumah baru atas membuat pembelian tambahan untuk peralatan besar.
Kredit memperluas sumber pendapatan, setidaknya untuk suatu periode waktu .
sebenarnya karena biaya kredit harus dikurangi dari ketersediaan sumberdaya total
milik konsumen, kredit mengurangi kemampuan membeli barang dan jasa dalam jangka
pangjang. Meskipun begitu, orang Amerika semakin bersedia menggunakan kredit
untuk perluasan sementara dari sumber daya ekonomi mereka. Kepala rumah tangga
yang lebih muda lebih mungkin mendukung piminjaman daripada rumah tangga yang
lebih tua. Orang Amerika paling bersedia meminjam untuk mobil, tagihan pengobatan,
atau alasan pendidikan. Rumah tangga yang lebih muda dan mereka dengan
pendapatan yang lebih tinggi lebih bersedia meminjam, apapun alasannya.
SUMBER DAYA TEMPORAL
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen
karena kemiskinan waktu yang semakin banyak dialami orang Amerika. Jam yang
dihabiskan di tempat kerja setiap minggu (termasuk waktu pulang pergi, pekerjaan
rumah tangga, dan pekerjaan sekolah) meningkat dari 40,6 jam pada tahun 1973
menjadi 47,3 pada tahun 1984. Pada waktu yang sama, rata-rata jumlah jam yang
tersedia untuk waktu senggang tuun dari 26,2 jam menjadi 18,1 jam perminggu.

Salah satu variabel yang paling individual dari perilaku manusia berhubungan dengan
bagaimana orang menggunakan anggaran waktu mereka. Kebanyakan dihabiskan
untuk bekerja, tidur, dan kegiatan wajib lain. Namun, suatu bagian dihabiskan untuk
kegiatan yang sangat pribadi yang disebut waktu senggang (leisure), yang
mencerminkan baik keperibadian maupun preferensi gaya hidup.
Sumber daya konsumen terdiri atas dua kendala anggaran: anggaran uang dan
anggaran waktu. Sekarang kita ingin melihat anggaran waktu yang harus digunakan
oleh konsumen untuk mencerminkan preferensi gaya hidup pribadi mereka. Walaupun
pendapatan yang meningkat memungkinkan konsumen membeli segalanya lebih
banyak, pendapatan tersebut tidak mungkin mengerjakan segalanya lebih hal,
sebagaimana berlawanan dengan membeli banyak hal, sebagaimana berlawanan
dengan membeli banyak hal, memerlukan sumber daya tambahan: waktu. Sementara
anggaran uang tidak mempunyai keterbatasan perluasan teoritis, waktu memiliki
kendala pokok.
Kerena pendapatan yang leluasa digunakan terus meningkat di dalam masyarakat,
pasar untuk barang atau jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting.
Kelangkaan menciptakan nilai. Untuk konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi
pembeli lebih banyak waktu ketimbang lebih produk. Nilai waktu meningkat ketika
anggaran uang meingkat, sehingga meningkatkan kemungkjinan bahwa pemasar
menaikkan nilai produk (dan harga yang sesuai) lebih besar daripada biaya tambahan
karena mengerjakannya.
Secara historis, anggaran waktu konsumen secara naf dianggap memiliki komponen :
kerja dan senggang.anggaran waktu konsumen dibagi ke dalam tiga blok: waktu yang
dibayar, waktu wajib, dan waktu leluasa. Lane dan Lindquist menggunakan system
klasifikasi yang sama termasuk waktu yang menghasilkan pendapatan, waktu terikat

(wajib dan nonwajib), dan waktu yang tidak terikat (yang direncanakan dan tidak
direncanakan). Blok waktu leluasa atas waktu tak terikatlah yang dapat benar-benar
dianggap sebagai waktu senggang. Voss menyimpulkan: waktu senggang adalah
periode waktu yang diacu sebagai waktu yang dapat digunakan secara leluasa. Itu
adalah waktu ketika individu ttidak merasakan masalah ekonomi, hukum, moral, atau
desekan sosial atau kewajiban, tidak pula kebutuhan fisiologis pilihan bagaimana
memanfaatkan waktu itu semata-mata merupakan milik individu bersangkutan.
Komplikasi tambahan dalam mendefinisikan kesenggangan terjadi ketika individu
dibayar untuk kegiatan yang mungkin mereka pilih sebagai kegiatan leluasa. Seniman,
professor, dan atlet professional mungkin merupakan contoh individu yang beruntung
dibayar untuk kegiatan yang mereka pilih sebagai kegiatan waktu senggang mereka.
SUMBER DAYA KOGNITIF
Sumber daya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk
menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Kapasitas adalah sumber daya
yang terbatas. Dapat mengelola hanya sejumlah tertentu informasi pada satu waktu.
Ukuran kapasitas kerap digambarkan istilah keratan (chunk), yang mewakili suatu unit.
Alokasi kapasitas kognitif dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari
dua dimensi: arahan (direction)intensitas. Arahan menggambarkan fokus perhatian.
Karena konsumen tidak dapat mengolah semua stimulus internal dan eksternal yang
tersedia pada saat tertentu, mereka harus selektif dalam cara mereka mengalokasikan
sumber daya yang terbatas ini. Beberapa stimulus akan mendapat perhatian, yang lain
akan diabaikan.
Intensitas, sebaliknya, mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan
tertentu. Konsumen akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang diperlukan
untuk mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahkan kembali perhatian mereka ke
tempat lain. Pada kesemapatan lain, konsumen mungkin menaruh cukup perhatian
untuk mengerti inti dasar dari iklan bersangkutan. Konsumen kadang mungkin member
konsentrasi penuh kepada iklan tersebut dan menyelidiki secara cermat pesanannya,
seperti konsumen di dalam pasar mobil baru yang membaca iklan mobil.. kenyataan
bahwa kapasitas merupakan sumber daya yang terbatas membawa sejumlah implikasi
penting sehubungan dengan bagaimana konsumen mengolah informasi dan membuat
pilihan produk.
PENGETAHUAN
ISI PENGETAHUAN
Psikolog kognitif mengemumakan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar : deklaratif
dan prosedural.
Pengatahuan deklaratif (declarative knowledge) melibatkan fakta subjektif yang sudah
diketahui, sementara pengetahuan prosedural (procedural knowledge) mengacu pada
pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini bersifat subjektif dalam
pengertian bahwa fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.

Pengetahuan deklrataif dibagai menjadi dua kategori : episodik dan


semantik. Pengetahuan episodik(episodic knowledge) melibatkan pengetahuan yang
dibatasi dengan lintasan waktu. Pengetahuan ini digunakan untuk menjawab
pertanyaan, kapan anda terakhir kali membeli sejumlah pakaian?
sebaliknya, pengetahuan sematik (semantic knowledge) mengandung pengetahuan
yang digeneralisasikan yang memberikan arti bagi dunia seseorang. Ini adalah
pengetahuan yang akan anda gunakan dalam mendeskripsikan sebuah barang.
Pengetahuan konsumen di bagi dalam tiga dibidang umum :
1. Pengetahuan Produk (product knowledge)
2. Pengetahuan Pembelian (purchase knowledge)
3. Pengetahuan Pemakaian (usage knowledge)
PENGETAHUAN PRODUK
Pengetahuan produk mencakupi :
1. Kesadaran akan kategori dan merek produk di dalam kategori produk.
2. Terminologi produk.
3. Atribut atau ciri produk.
4. Kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai merek
spesifik.
Secara umum, pemasar paling berminat atas pengetahuan konsumen mengenai merek
mereka dan sajian yang kompetitif. Informasi ini diperoleh melalui analisis kesadaran
konsumen dan citra dari merk yang tersedia.
1. Analisis Kesadaran.
2. Analisis Citra.
3. Kesalahan Persepsi terhadap Produk.
4. Penegtahuan Harga
PENGETAHUAN PEMBELIAN
Pengetahuan pembelian (purchase knowledge) mencakupi bemacam potongan
informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan pemerolehan produk.
Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan
keputusan tentang di mana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus
terjadi.

1. Di mana Membeli.
2. Kapan Membeli.
PENGETAHUAN PEMAKAIAN
Pengetahuan pemakaian (usage knowledge) menggambarkan kategori ketiga dari
pengatahuan konsumen. Pengetahuan seperti ini mencakupi inormasi yang tersedia di
dalam ingatan bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar
benar-benar menggunakan produk tersebut. Kecukupan pengetahuan pemakaian
konsumen penting karena beberapa alasan pertama, konsumen tentu saja lebih kecil
kemungkinannya membeli suatu produk bila mereka tidak memiliki informasi yang
cukup mengenai bagaimana menggunakan produk tersebut. Upaya pemasaran yang
dirancang untuk mendidik konsumen tentang bagaimana menggunakan produk pun
dibutuhkan. Iklan yang muncul adalah salah satu contoh dari peningkatkan
pengetahuan pemakai dengan member konsumen informasi langkah demi langkah
mengenai bagaimana produk tersebut dapat digunakan.
Penghalang serupa bagi pembelian terjadi bila konsumen memiliki informasi yang tidak
lengkap mengenai cara-cara yang berbeda atau situasi di mana suatu produk dapat
digunakan. Penemuan kemampuan aspirin untuk mengurangi resiko serangan jantung
mendorng bayer untuk menginformasikan konsumen mengenai pemakaian baru.
Jangan samapai prouduk yang digunakan secara salah mungkin tidak bekerja dengan
benar sehingga menyebabkan pelanggan merasa tidak puas. Yang lebih buruk lagi,
kesalahan dalam pemakaian dapata menyebabkan cedera tubuh, seperti kecelakaan
kerap terjadi sehubungan dengan gergaji listrik yang dipegang dengan tangan. Upaya
seperti ini sangat lazim, karena pemasar kerap mengidentifikasi dan mempromosikan
pemakai produk baru untuk meningkatkan permintaan , khususnya dalam hal produk
yang sudah matang.

PENGUKURAN PENGETAHUAN
Pengukuran pengatahuan objektif (objective knowledge) adalah pengukuran yang

menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen di dalam ingatan.
Ukuran pengetahuan objektif, yang berfokus pada potongan informasi khusus yang
mungkin diketahui konsumen. Dan pilihan akhir untuk menilai pengetahuan adalah
dengan menggunakan ukuran pengetahuan subjektif (subjective knowledge).
Pengetahuan ini sireflesikan oleh pengukuran yang menyadap persepsi konsumen
mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri. Pada dasarnya, konsumen diminta
untuk menilai diri mereka sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau
keakraban mereka. Ukuran pengetahuan subjektif berrpusat di sekitar kesan konsumen
mengenai pengetahuan total dan keakraban mereka.
Akhirnya, pertimbangan diberikan pada metode alternatif untuk pengukuran
pengetahuan. Pengalaman pembelian atau pemakaian, walaupun tentu saja
berhubungan dengan pengetahuan, tidak harus memberikan indikasi yang akurat
mengenai beberapa persisnya informasi yang dimiliki konsumen.

sumber : http://yodiahadishtis.blogspot.com/2012/10/sumber-daya-konsumen-danpengetahuan_3.html

Anda mungkin juga menyukai