PENDAHULUAN
adaptif
tubuh
mereka
tidak
lagi
dapat
mempertahankan
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan Gangguan Keseimbangan Cairan
Gangguan volume air bisa berupa kekurangan air (dehidrasi) atau
kelebihan air. Dehidrasi dapat disertai kurangnya natrium (dehidrasi
hipotonik) atau kelebihan natrium (dehidrasi hipertonik). Air tubuh lebih
banyak hilang bila suhu badan meningkat, diare, muntah-muntah, dan
kehilangan air melalui ginjal, kulit, paru, dan saluran cerna. Kelebihan air
terjadi pada retensi natrium, atau sekresi ADH yang berlebihan atau
banyak minum. Gangguan keseimbangan cairan yang sering terjadi
adalah dehidrasi dan edema.
2.2 Dehidrasi
Dehidrasi adalah gangguan dalm keseimbangan cairan atau
air pada tubuh.hal ini terjadi kerena pengeluaran air lebih bnyak
dari pada pemasukan ( misalnya minum).gangguan kehilangan
cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat
elektrolit tubuh.
Dehedrasi karena :
Kekurangan zat natrium
Kekurangan air
Dehedrasi terbagi dalm tiga jenis berdasarkan penurunan
berat badan, yaitu dehedrasi ringan( jika penurunan cairan tubuh
5% dari berat badan), dehedrasi sedang( jika penurunan cairan
tubuh antara 5-10% dari berat badan), dan dehidrasi berat ( jika
penurunan cairan lebih dari 10% dari berat badan ).
Selain menggagu keseimbngan tubuh,pada tainggkat yang
sudah sangat berat dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan
kesadaran, koma, bahakan bisa saja meninggal dunia. Dan jangan
coba coba menurunkan berat daban dengan cara dehidrasi karena
anda akan menanggung resiko gangguan pada ginjal.
Gangguan Keseimbangan Cairan (Edema)
Mulut kering
Kantuk atau kelelehan ( anak cenderung kurang aktif
dari biasanya)
Rasa haus
Penurunan outpun urine
Sedikit atau tidak ada air mata saat menangis
Kulit kering
Sakit kepala
Sembelit
Pusing
Penyebab Dehidrasi
1. Mutah, karena muntah dapat menghilangkan cairan dalam tubuh
dalam jumlah besar.
2. Olahraga yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan
cairan yang cukup.
Gangguan Keseimbangan Cairan (Edema)
Pengertian
Istilah edema berarti perluasan atau pengumpulan volume cairan
Penyebab
Ada lima mekanisme yang behubungan secara umum: penurunan
tekanan
osmotik
koloid,
peningkatan
tekanan
hidrostatik
kapiler,
pengangkatan
limfonodus
dan
pembuluh
darah
melalui
Tipe edema
Gagal jantung kongestif
Flebotrombosis
Sirosis hati dengan hipertensi
portal
Vasodilatasi
Penurunan
tekanan
osmotik
koloid
Obstruksi limfatik
Inflamasi
Reaksi alergis
Luka bakar (cedera vaskular
langsung)
Gagal hati
Malnutrisi protein
Nefrosis
Luka bakar
Pembedahan
mengangkat
struktur limfe
Inflamasi atau keterlibatan
keganasan nodus limfe dan
pembuluh darah
Filariasis
Gagal jantung kongestif
Gagal ginjal
Aldosteronisme
Kelebihan masukan natrium
2.4.3.
2.4.4.
2.4.5.
Patogenesis:
Sampai sekarang masih belum jelas benar akan
mekanisme papilloedema, tetapi beberapa sarjana telah
pembentukan
berusaha
untuk
menerangkannya
dengan
menekan
sepanjang
ruang
perivaskuler
dari
papilloedema
pembengkakan
dari
adalah
karena
bagian-bagian
otak
dan
proscs
akan
maka
WOLINTZ
menarik
kesimpulan
bahwa
menyebutkan
pembagian
penyebab
lain.
Hypertensi Intra Kranial Yang Benigna/Pseudo Tumor
Cerebri : (i) thrombosis vena intra kranial. (ii) gangguan
endokrin seperti : Addisons disease, Cushings disease,
kelainan Ovarium (menstruasi, obesitas, kehamilan dan
lain-lain). (iii) absces otak. (iv) subarachnoid/sub-dural
thyroid ophthalmopathy.
Penyakit-penyakit pada mata : glaucoma akut, hypotoni
Gejala :
Seringkali gejala yang dikeluhkan seorang penderita
dengan papilloedema adalah ringan sekali atau malahan tanpa
disertai keluhan sama sekali. Bilamana ada keluhan, maka ini
dapat berupa sakit kepala, muntah-muntah dan gangguan dalam
berjalan.
Gangguan
di
atas
mendorong
penderita
untuk
gabungan
antara
tanda
neurologis
dan
tanda
10
cairan ini akan berakibat serius pada fungsi paru oleh karena tidak
mungkin terjadi pertukaran gas apabila alveoli penuh terisi cairan.
Dalam keadaan normal di dalam paru terjadi suatu aliran keluar yang
kontinyu dari cairan dan protein dalam pembuluh darah ke jaringan
interstisial dan kembali ke sistem aliran darah melalui saluran limfe.
Mekanisme yang menjaga agar jaringan interstisial tetap
kering adalah:
- Tekanan onkotik plasma lebih tinggi dari tekanan hidrostatik kapiler
paru.
- Jaringan konektif dan barier seluler relatif tidak permeabel terhadap
protein plasma.
- Adanya sistem limfatik yang secara ekstensif mengeluarkan cairan
dari jaringan interstisial.
Pada individu normal tekanan kapiler pulmonal (wedge
pressure) adalah sekitar 7 dan 12 mm Hg. Karena tekanan onkotik
plasma berkisar antara 25 mmHg, maka tekanan ini akan mendorong
cairan kembali ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik bekerja melewati
jaringan konektif dan barier seluler, yang dalam keadaan normal
bersifat relatif tidak permeabel terhadap protein plasma. Paru
mempunyai
sistem
limfatik
yang
secara
ekstensif
dapat
11
sawar
darah
otak,
hal
tersebut
disebabkan
12
BAB III
PENUTUP
2.2 Kesimpulan
Oedema adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler
dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan
penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga
serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan). Dikatakan
piting edema jika terdapat edema pada tungkai bawah dan dikatakan
generalisata jika di dapat kenaikan berat badan itu melebihi
0,5kg/minggu, 2kg/bulan atau 13kg selama kehamilan. Edema dapat
Gangguan Keseimbangan Cairan (Edema)
13
2.3 Saran
Keseimbangan cairan dalam tubuh harus benar-benar kita
jaga agar pola intake dan output bisa sesuai jumlahnya, karena bila
salah satunya
tidak terpenuhi
akan menyebabkan
timbulnya
DAFTAR PUSTAKA
Hetty.
Mohammad
Soetomo.2010.Majalah
Kedokteran
14
15