Anda di halaman 1dari 16

1.

Pengertian Router

Router adalah suatu perangkat yang mengirimkan paket data antar jaringan yang memiliki protokol berbeda. Router sangat
banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router.
Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama
dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil
ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam
beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya.

Router bekerja di lapisan ke-3 OSI layer.

Fungsi Router

- Mengatur jalur sinyal secara effisien

- Mengatur Pesan diantara dua buah protocol yang berbeda.

Jenis - Jenis Router

• Static router : sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh para administrator
jaringan.
• Dynamic router : sebuah router yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu
lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

Contoh penggunaan Router


2. Dasar Routing

Routing Lansung dan Tidak Langsung

Seperti telah disebutkansebelumnya, proses pengiriman datagram IP selalu menggunakan tabel routing. Tabel routing berisi
informasi yang diperlukan untuk menentukan ke mana datagram harus di kirim. Datagram dapat dikirim langsung ke host
tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada table routing.

Gambar diatas memperlihatkan jaringan TCP/IP yang menggunakan teknologi Ethernet. Pada jaringan tersebut host osiris
mengirimkan data ke host seth, alamat tujuan datagram adalah seth dan alamat sumber datagram adalah osiris. Frame yang
dikirimkan oleh host osiris juga memiliki alamat tujuan frame seth dan alamat sumbernya adalah osiris. Pada saat osiris
mengirimkan frame, seth membaca bahwa frame tersebut ditujukan kepada alamat ethernetnya. Setelah melepas header
frame,seth kemudian mengetahui bahwa IP address tujuan datagram tersebut juga adalah IP addressnya. Dengan demikian
set meneruskan datagram ke lapisan transport untuk diproses lebih lanjut. Komunikasi model seperti ini disebut sebagai
routing langsung.
Pada gambar diatas terlihat bahwa osiris dan anubis terletak pada jaringan Ethernet yang berbeda. Kedua j aringan tersebut
dihubungkan oleh khensu. Khensu memiliki lebih dari satu interface dan dapat melewatkan datagram daari satu interface ke
intreface lain (atau bertindak sebagai router). Ketika mengirimkan data ke anubis, osiris memeriksa tabel routing dan
mengetahui bahwa data tersebut harus melewati khensu terlebih dahulu. Dengan kondisi seperti ini datagram yang dikirim
osiris ke anubis memiliki alamat tujuan anubis dan alamat sumber osiris tetapi frame ethernet yang dikirimnya diberi alamat
tujuan khensu dan alamat sumber osiris.

Ketika osiris mengirimkan frame ke jaringan, khensu membaca bahwa alamat ethernet yang dituju frame tersebut adalah
alamat ethernetnya. Ketika khensumelepas header frame, diketahui bahwa ho st yang dituju oleh datagram adalah host
anubis. Khensu kemudian memeriksa tabel routing yang dimilikinya untuk meneruskan datagram tersebut. Dari hasil
pemeriksaan tabel routing, khensu mengetahui bahwa anubis terletak dalam satu jaringan ethernet dengann ya. Dengan
demikian datagram tersebut dapat langsung disampaikan oleh khensu ke anubis. Pada pengiriman data tersebut, alamat
tujuan dan sumber datagram tetap Anubis dan osiris tetapi alamat tujuan dan sumber frame Ethernet menjadi anubis dan
khensu. Komunikasi seperti ini disebut sebagai routing tak langsung karena untuk mencapai host tujuan, datagram harus
melewati host lain yang bertidak sebagai router.
Pada dua kasus diatas terlihat proses yang terjadi pada lapisan internet ketika mengirimkan dan menerima datagram. Pada
saat mengirimkan datagram, host harus memeriksa apakah alamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang sama atau
tidak. Jika lamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang sama , datagram dapat langsung disampaikan. Jika ternyata
alamat tujuan datagram tidak terletak pada jaringan yang sama, datagram tersebut harus disampaikan melalui host lain yang
bertindak sebagai router. Pada saat menerima datagram host harus memeriksa apakah ia merukapakan tujuan dari datagram
tersebut. Jika memang demikian maka data diteruskan ke lapisan transport. Jika ia bukan tujuan dari datagram
tersebut,maka datagram tersebut dibuang. Jika host yang menerima datagram tersebut sebuah router, maka ia meneruskan
datagram ke interface yang menuju alamat tujuan datagram.

Jenis Konfigurasi Routing

Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu :

· Minimal Routing

Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya
minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal
saja.

· Static Routing

Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya
tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masing -masing gateway. Jenis ini masih
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang
dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak
benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith.
Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang
telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual.

Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk
mengupdatenya.

· Dynamic Routing

Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapat tujuan yang sama biasanya
menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic
routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja.

Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.

Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan
routing protokol untuk membuat table routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer.

Routing Protocol

Protokol routing merupakan aturan yang mempertukarkan informasi routing yang nantinya akan membentuk tabel routing
sedangkan routing adalah aksi pengiriman-pengiriman paket data berdasarkan t abel routing tadi. Semua routing protokol
bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai tujuan. Dan masing-masing protokol mempunyai cara dan metodenya
sendiri -sendiri. Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi Interior Routing Protocol dan Exterior Routing
Protocol. Keduanya akan diterangkan sebagai berikut :

Interior Routing Protocol

Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan interior routing protocol digunakan dalam sebuah network yang
dinamakan autonomus systems (AS) . AS dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun kecil) yang
berada dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masing - masingnya mempunyai
gateway untuk saling berhubungan. Interior routing protocol mempunyai beberapa macam implemantasi protokol, yaitu
:

RIP (Routing Information Protocol)

Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi,
biasanya unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan
menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway
maka angka metriknya bertambah satu ( atau dengan kata lain naik satu hop ). RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika
lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk
diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking. Namun
kabar baiknya, implementasi RIP tidak terla lu sulit ika dibandingkan dengan OSPF yang akan diterangkan berikut ini.

OSPF (Open Shortest Path First)

Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer. Dengan protokol ini, route dapat dapat
dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua
atau lebih rute secara paralel. Lebih jauh tentang RIP dan OSPF akan diterangkan lebih lanjut.

Exterior Protocol

AS merupakan sebuah network dengan sistem policy yang pegang dalam satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan
AS yang saling terhubung. Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap -tiap AS menggunakan exterior
protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan bernama reachability
information (informasi keterjangkauan). Tidak banyak router yang menjalankan routing protokol ini. Hanya router
utama dari sebuah AS yang menjalankannya. Dan untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai nomor
sendiri. Protokol yang mengimplement asikan exterior :

EGP (Exterior Gateway Protocol)

Protokol ini mengumumkan ke AS lainnya tentang network yang berada di bawahnya. Pengumumannya kira-kira
berbunyi : " Kalau hendak pergi ke AS nomor sekian dengan nomor network sekian, maka silahkan melewat i saya" .
Router utama menerima routing dari router -router AS yang lain tanpa mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk ke
sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute dan EGP menerima semuanya tanpa mempertimbangkan rute terbaik.

BGP (Border Gateway Protocol)

BGP sudah mempertimbangkan rute terbaik untuk dipilih. Seperti EGP, BGP juga mepertukarkan reachability
information.
3. IP ROUTING & ROUTING PROTOKOL

Penjelasan

Dalam network sederhana sekali pun, sebuah paket data perlu tahu jalan yang akan dia tempuh untuk sampai ke tujuan.
Untuk mengetahuinya paket data tadi sudah disertai alamat tujuan pada headernya. Alamat tersebut apabila memungkinkan
untuk dicapai, maka paket tadi akan diteruskan sampai tujuan, jika tidak paket maka akan dikembalikan.

Informasi routing diperlukan untuk mengetahui apakah tujuan bisa dicapai atau tidak. Informasi routing tadi bisa didapatkan
dengan bermacam –macam konfigurasi routing. Pemilihan metode konfigurasi tergantung dari banyaknya gateway yang
terdapat dalam network tersebut dan kompleksitasnya. Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di
jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi pengalamatan (addressing). Kita coba perhatikan kembali aliran
data pada arsitektur TCP/IP. Data dari lapisan aplikasi disampaikan ke lapisan transport dengan diberi header TCP atau
UDP tergantung jenis aplikasinya. Setelah itu segmen TCP atau UDP disampaikan ke lapisan IP dan diberi header, termasuk
alamat asal dan tujuan datagram. Pada saat ini host harus melakukan routing dengan melihat tabel routing. Setelah melihat
table routing, datagram diteruskan ke lapisan network interface dan diberi header dengan alamat tujuan yang sesuai. Untuk
lebih jelasnya, kita perhatikan jaringan TCP/IP yang menggunakan teknologi Ethernet. Setiap frame ethernet (Ethernet II)
mengandung alamat tujuan dan asal, tipe protokol, dan data. Alamat tujuan dan asal adalah sebuah bilangan 48

bit. Setiap card ethernet memiliki alamat ethernet yang unix (MAC address). Agar datagram dapat diterima oleh sebuah host
tujuan, datagram harus dimasukan dalam frame dengan alamat ethernet tujuan yang sama dengan alamat card ethernet host
tujuan. Proses ini juga bagian dari routing, yaitu pada saat mengirimkan datagram IP

bagaimana menentukan alamat Etherne t host tujuan datagram tersebut?

ARP

Untuk keperluan mapping IP address ke Alamat Ethernet maka di buat protokol ARP (Address Resolution Protocol ).
Proses mapping ini dilakukan hanya untuk datagram yaang dikirim host karena pada saat inilah host menambah kan header
Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamat Ethernet dilakukan dengan melihat sebuah tabel yang
disebut sebagai cache ARP, lihat table Entri cache ARP berisi IP address host beserta alamat Ethernet untuk host tersebut.
Tabel ini diperlukan karena tidak ada hubungan sama sekali antara IP address dengan alamat Ethernet. IP address suatu host
bergantung pada IP address jaringan tempat host tersebut berada, sementara alamat Ethernet sebuah card bergantung pada
alamat yang diberikan oleh pembuatnya

IP Address Alamat Ethernet


132.96.11.1 0:80:48:e3:d2:69
132.96.11.2 O:80:ad:17:96:34
132.96.11.3 0:20:4c:30:29:29
Tabel Cache ARP

Mekanisme penterjemahan oleh ARP dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal suatu host A dengan IP address 132.96.11.1
baru dinyalakan, lihat Gambar 1. Pada saat awal, host ini hanya mengetahui informasi mengenai interface -nya sendiri, yaitu
IP address, alamat network, alamat broadcast dan alamat ethernet. Dari informasi awal ini, host A tidak mengetahui alamat
ethernet host lain yang terletak satu network dengannya (cache ARP hanya berisi satu entri, yaitu host A). Jika host
memiliki route default, maka entri yang pertama kali dicari oleh ARP adalah router default tersebut. Misalkan terdapat
datagram IP dari host A yang ditujukan kepada host B yanng memiliki IP 132.96.11.2 (host B ini terletak satu subnet
dengan host A). Saat ini yang diketahui oleh host A adalah IP address host B tetapi alamat ethernet B belum diketahui.

Agar dapat mengirimkan datagram ke host B, host A perlu mengisi cache ARP dengan entri host B. Karena cache ARP
tidak dapat digunakan untuk menerjemahkan IP address host BB menjadi alamat Ethernet, maka host A harus

melakukan dua hal yaitu :

• Mengirimkan paket ARP request pada seluruh host di network menggunakan alamat broadcast Ethernet
(FF:FF:FF:FF:FF:FF) untuk meminta jawaban ARP dari host B, lihat gambar 2.
• Menempatkan datagram IP yang hendak dikirim dalam antrian.

Paket ARP request yang dikirim host A kira-kira berbunyi “Jika IP address-mu adalah 132.96.11.2, mohon beritahu alamat
Ethernet -mu”. Karena paket ARP request dikirim ke alamat broadcast Ethernet, setiap interface Ethernet computer yang
ada dalam satu subnet (jaringan) dapat mendengarnya. Setiap host dalam jaringan tersebut kemudian memeriksa apakah IP
addressnya sama dengan IP address yang diminta oleh host A.

Host B yang mengetahui bahwa yang diminta oleh host A adalah IP address yang dimilikinya langsung memberikan
jawaban dengan mengirimkan paket ARP response langsung ke alamat ethernet pengirim (host A), seperti terlihat pada
gambar 3. Paket ARP request tersebut kira -kira berbunyi “IP address 132.96.11.2 adalah milik saya, sekarang saya berikan
alamat ethernet saya”.
Paket ARP request dari host B tersebut diterima oleh host A dan host A kemudian menambahkan entri IP addresss host B
beserta alamat Ethernet -nya ke dalam cache ARP, lihat gambar 4.

Saat ini host A telah memiliki entri untuk host B di tabel cache ARP, dengan demikian datagram IP yang semula
dimasukkan ke dalam antrian dapat diberi header Ethernet dan dikirim ke host B. Secara ringkas proses ARP adalah:

1. Host mengirimkan paker ARP request dengan alamat broadcast Etehrnet.

2. Datagram IP yang dikirim dimasukkan ke dalam antrian.

3. Paket ARP respon diterima host dan host mengisi tabel ARP dengan entri baru.

4. Datagram IP yang terletak dalam antrian diberi header Ethernet.

5. Host mengirimkan frame Ethernet ke jaringan.

Setiap data ARP yang diperoleh disimpan dalam tabel cache ARP dan cache ini diburi umur. Setiap umur entri tersebut
terlampaui, entri ARP dihapus dari table dan untuk mengisi tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang sudah
dihapus dari cache ARP, host kembali perlu melakukan langkah -langkah diatas. Dengan cara ini dimungkinkan terjadinya
perubahan isi cache ARP yang dapat menunjukkan dinamika jaringan. Jika sebuat host di jaringan dimatikan, maka selang
beberapa saat kemudian entri ARP untuk host tersebut dihapus karena kadaluarsa. Jika card ethernetnya diganti, maka
beberapa saat kemudian entri ARP host berubah dengan informasi alamat ethernet yang baru.
Routing Information Protokol

Penjelasan

RIP kepanjangan dari Routing Information protocol. Pada setiap sistem unix secara default sudah mendukung penggunaan
RIP. Aplikasi RIP pada unix bernama routed ( routing daemon ).

Cara Kerja

RIP bekerja dengan nilai metrik. Setiap router yang menjalankan RIP membuat permintaan untuk update routing dari router
atau host lainnya yang berada satu network dengannya. Router yang mendengar adanya permintaan tadi akan memberikan
tabel routingnya kepada yang meminta. Update tabel routing tadi memuat informasi alamat tujuan beserta metr iknya.
Sebagai contoh, untuk melihat tabel routing pada unix , tinggal ketik perintah :

[radar] # netstat -nr

Routing tables Internet:

Routed secara periodik meminta req uest update routing. Hasil respon tadi, sebelum dimasukkan ke dalam kernel table
routing ( KRT ) diperiksa terlebih dahulu. Apabila ada routing untuk ke alamat yang baru , yang belum ada sebelumnya,
maka routing tadi dimasukkan ke dalam KRT. Apabila ternya ta tidak ada yang baru, maka update tadi tidak dimasukkan.
Lain halnya jika alamat yang sudah ada berubah metriknya menjadi lebih kecil. Mengecilnya metrik membuat jalur rute
yang lebih pendek dan oleh karena itu diputuskan untuk dimasukkan ke dalam KRT. Metrik dalam RIP dapat dibayangkan
sebagai jumlah hop untuk mencapat sebuah alamat. Untuk lebih mudah membayangkannya, lihat skema network di bawah
ini.
Router 1 memerlukan 1 hop untuk mencapat router 2 dalam artian router 1 dapat menjangkau router 2 secara lansung karena
berada pada satu network yang sama. Hal ini juga berlaku untuk router 2 dan 3. Sedangkan untuk menuju router 3, router 1
memerlukan 2 hop. Pertama melewati router 2 lalu sampai di tujuan, router 3. Demikian seterusnya. Ju mlah hop ini dapat
dianalogikan dengan metrik.

Selain mengupdate KRT dengan routing yang baru, routed juga menghapus tabel routing. Tabel yang dihapus karena dua
sebab, yaitu :

• Mempunyai metrik lebih dari 15. metrik yang berharga 16 dianggap infinity, tidak dapat dijangkau.
• Tidak mendapatkan update yang semestinya dikirimkan secara periodik. Secara deafult routed meminta update
routing setaip 30 detik. Apabila waktu tersebut terlampaui, maka alamat yang tadinya ada, namun tidak terupdate,
akan dihapus dari KRT. Seperti pada contoh di atas, apabila router 1 tidak memberikan respon kepada router 2,
maka router 2 akan menghapus subnet 10 dari alamt tujuan di KRT. Subnet 10 dianggap tidak dapat dijangkau.

Implementasi routed

Untuk menjalankan routed sederhana s aja, tinggal ketik :

# routed

Option yang ada pada routed, seperti :

-s

memaksa routed untuk memberikan informasi routing. Routed secara otomatis

menjalankan option ini sewaktu ditemukan adanya 2 network interface atau lebih. Dengan demikian, host ini menjadi router
dengan di enable nya fungsi forwarding pada kernel.

-q

Dengan option ini, host tidak memberikan informasi routing, melainkan hanya menerima update saja. Host yang demikian
bukanlah sebuah router.

Kelemahan RIP

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada Autonomous
System yang besar, yaitu :

Terbatasnya diameter network

Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap
tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah pada network yang besar.

Konvergensi yang lambat

Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada
contoh skema network di atas, misalkan subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada
kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan router 2 sampai
batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih
mempunyai table routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop ( yang melalui router 2 ). Waktu subnet 3
dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa
dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ).Karena ini adalah routing baru maka ia akan memasukkannya ke dalam
KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai
3 hop. Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2
meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30.
Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dar i 30 hop.

Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24

RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai
masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan se terusnya. RIP tidak dapat
membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai.
Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.

OPEN SHORTEST PATH FIRST

Pendahuluan

OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF di desain olrh IETF
( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( shortest path first ). Hampir
tidak berbeda dengan IGRP ( Interior Gateway Routing Pro tocol ) pada tahun 80-an. Pada awalnya RIP adalah routing
protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari
beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun.
OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. Karakteristik Open Shortest Path First (OSPF):

Linux SuSE 10.0

• Menggunakan Algoritma link-state


• Membutuhkan waktu CPU dan memori yang besar
• Tidak menyebabkan routing loop
• Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area
• Cepat mengetahui perubahan pada jaringan
• Dapat menggunakan beberapa metric

Cara Kerja OSPF

OSPF bekerja dengan link-state protocol yang memungkinkan untuk membentuk tabel routing secara hirarki. Sebelum
berlanjut ke dal amnya, perlu dijelaskan sedikit istilah-istilah umum dalam OSPF, yaitu :

• Area

Area yaitu letak dimana berada sebuah kumpulan network, router dan host biasa. Area di sini bukan berarti area fisik.

• Backbone
Backbone adalah area yang khusus dimana area -area saling terhubungkan. Seluruh area yang ada, harus terhubung ke
backbone.

• Stub Area

Adalah area dimana hanya terdapat satu buah gateway / router, tidak ada alternatif lainnya.

OSPF bekerja dengan membentuk sebuah peta network yang dipelajari berdasarkan informasi dari router-router yang berada
dalam neighbour. Peta tersebut akan berpusat pada local host. Dari localhost host tersebut akan ada cost untuk menuju
network lain yang ditentukan dari hasil perhitungan. Untuk memudahkan penggambarannya, mari kita ban gun sebuah
network imaginer demikian :

Keterangan

Router 1 terhubung ke subnet 10 dan 11

Router 2 terhubung ke subnet 11 dan 12

Router 3 terhubung ke subnet 12 dan 15

Router 4 terhubung ke subnet 13 dan 15

Router 5 terhubung ke subnet 14 dan 15

Pertama-tama network diatas akan dibagi menjadi beberapa area, yaitu :

Area 1 : 10 ( stub area karena hanya mempunyai 1 router )

Area 2 : 11 dan 12

Area 3 : 13 , 14 dan 15

Dan masing-masing router mempunyai neighbour :

Router 1 mempunyai neighbour router 2

Router 2 mempunyai neighbour router 1 dan 3


Router 3 mempunyai neighbour router 2, 4 dan 5

Router 4 mempunyai neighbour router 3 dan 5

Router 5 mempunyai neighbour router 3 dan 4

Router 1 menggambarkan peta network seperti demikian :

Sebagai localhost, router 1 bernilai 0. Lalu router 2 yang behubungan secara direct dengan router 1 diberikan cost 10 ( 0 +
10 ). Lalu dari router 2 berhubungan dengan router 3 yang bernilai 20 ( 0 + 10 + 10 ) da n pada akhirnya router 4 dan 5
bernilai 30. Masing-masing link bernilai 10, yang berarti apabila link tersebut dilewati, maka harganya harus ditambahkan
10. Seperti pada contoh router 2 yang bernilai 20 merupakan hasil pertambahan 0 + 10 + 10. Lalu pada bagian paling bawah
dari gambar, ada router 4 dan 5 yang bernilai 40. Hal ini disebabkan router 4 bisa berhubungan lansung dengan 5 tanpa
melalui router 3 dan itu akan menambah cost sebanyak 10 lagi. Demikian juga yang terjadi pada router 5 yang bisa dicapai
melalui router 4, tanpa router 3. Namun pada akhirnya, cost terrendahlah yang dipilih dalam tabel routing. Yaitu yang
bernilai 30 sedangkan 40 dibuang.

Membentuk Routing Table

Setiap host pada TCP/IP Network harus memiliki tabel routing agar dapat menentukan jalan untuk mencapai tujuan dari
paket -paket yang akan dikirimkannya. Tabel routing secara otomatis akan terbentuk pada saat interface dikonfigurasi.
Tabel routing pada tahap ini adalah tabel routing minimal. Perhatikan gambar 3 -4. Untuk

melihat tabel routing pada host dengan IP Address 192.168.20.3 ( Token Ring ) dalam bentuk numerik, dipakai perintah
berikut :
Bagian pertama dari tabel routing merupakan rute loopback ke localhost. Setiap host TCP/IP akan memiliki rute ini. Bagian
kedua merupakan rute ke network 192.168.20.0 melalui interface ed0. Network ini adalah network lokal. Address
192.168.20.3 bukanlah remote gateway, melainkan address yang telah di –assign untuuk interface ed0. Perhatikan bahwa
nomor network 192.168.20.0 muncul akibat parameter mask pada waktu konfigurasi interface dengan subnetmask
255.255.255.0. Tanpa adanya subnetmask, network address yang muncul adalah 192.168.0.0 ( Standar kelas B ).

Option pada kolom Flag:

• Flag U ( up ) menandakan interface telah siap dipakai.


• Flag H ( host ) menandakan hanya satu host yang dapat dicapai melalui rute ini. Berarti, rute ini hanya menuju ke
host tertentu ( bedakan dengan rute ke suatu network yang mungkin memiliki puluhan / ratusan host ). Kebanyakan
rute yang ada pada routing table menuju ke network, bukan ke host tertentu. Hal ini untuk memperkecil ukuran
routing table. Suatu instansi mungkin hanya memiliki satu network, tetapi network tersebut mungkin terdiri dari
ratusan host. Mudah dimengerti bahwa jika seluruh IP Address dari host yang ada pada network tujuan dimasukkan
dalam routing table, ukurannya akan membengkak dengan cepat. Cukup nomor networknya saja yang dicantumkan
karena telah mewakili nomor seluruh host pada network tersebut.

Linux SuSE 10.0

· Flag b -- alamat broadcast

· Flag C -- rute sedang digunakan

· Flag c -- sama seperti flag sebelumnya, tapi flag ini menunjuk ke protocol yang spesifik

· Flag G -- rute memerlukan gatway lagi

· Flag S -- ditambah secara manual

Untuk akses ke network yang lain, network token ring di atas hanya memiliki satu gateway, yakni yang ber-IP Address
192.168.20.11. Untuk itu, seluruh host yang ada pada network token ring ( kecuali gateway ) dapat menambahkan default
routing sbb :

Dengan perintah ini, rute ke seluruh network ( selain network lokal ) akan ditempuh melalui gateway 1 (192.168.20.11).
Option -n tidak harus digunakan. Option tersebut hanya untuk menampilkan address secara numerik untuk menghindari
permintaan ke Name Server yang belum tentu bekerja. Metric 1 dipakai sebagai metric terkecil untuk rute melalui gateway
ekstenal, untuk memberikan prioritas tertinggi pada rute ini. Jika kita periksa kembali routing table setelah memasukkan
default routing ini, akan muncul sbb :
Pada routing table di atas terlihat adanya entri default routing. Flag G menandakan rute default ini melalui eksternal
gateway ( host 192.168.20.11 ). Pada network Ethernet ( 192.168.0.0 ) ada 3 buah gateway. Untuk host -host pada network
ini, routing table dapat dibentuk secara statis. Misalkan kita berada pada host 192.168.0.3. Network 192.168.20.0 dapat
dicapai melalui gateway 1 (192.168.0.5), network 44.132.1.0 melalui gateway 2 (192.168.0.18) dan akses ke network yang
lebih besar, misalkan ke Internet Provider, dicapai melalui gateway 3 (192.168.0.20). Untuk itu, setelah routing minimal dap
at ditambahkan perintah routing sbb :

Agar routing table terbentuk pada saat start up komputer, perlu di set routing statis dengan beberapa modifikasi sbb :

• Tambahkan static routing yang diinginkan sesuai konfigurasi network


• Non-aktifkan semua perintah dari file startup yang menjalankan protokol routing.

Untuk host di atas, edit file rc.local untuk menambahkan statement route sbb:
Referensi :

http://www.eepis-its.edu/~dhoto/pelatihan/linux-campus/bahan/03%20-%20Pengenalan%20Linux.pdf

http://vavai.com/wp-content/uploads/2010/01/01-Tutorial-Instalasi-SuSE-Linux-10.2.pdf

http://telecom.ee.itb.ac.id/~tutun/ET5044/0405/4.ppt

http://lecturer.eepis-its.edu/~zenhadi/kuliah/jarkom1/Protokol%20Routing.ppt

http://sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/16518/BAHAN+3+E-Business.ppt

http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/arsip-macam2/Desktop05052009/POSS/laporan-ahkir-POSS-Unhas.ppt

http://www.teknokrat.ac.id/perangkat_ajar/New%20Folder/Jaringan%20Komputer/pengenalan_jaringan_komputer.ppt

Router – Grastika - Politeknik Negeri Malang - 2010

Anda mungkin juga menyukai