Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Osteomyelitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang dan strukturstruktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik maupun granulomatosa. Infeksi
ini dapat terjadi secara primer maupun sekunder. Infeksi primer kebanyakan terjadi pada anakanak sampai usia remaja. Infeksi primer yang tersering didapat melalui jalur hematogen. Pada
pasien di atas, osteomielitis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Anamnesis meliputi data identitas untuk dihubungkan dengan epidemiologi penyakit
selanjutnya digali keluhan utama pasien. Di sini didapatkan pasien laki-laki 18 tahun dengan
keluhan nyeri hilang timbul pada regio cruris sinistra sejak 4 tahun yang lalu dan memberat 1
bulan terkhir disertai dengan keluarnya nanah. Untuk mendapatkan kemungkinan infeksi tulang,
sebelumnya harus disingkirkan penyebab-penyebab lain kelainan tulang terlebih dahulu, meliputi
riwayat trauma dan kelainan kongenital melalui anamnesis, hormonal dan neoplasma
berdasarkan epidemiologinya. Selanjutnya, infeksi kita kerucutkan melalui diagnosis-diagnosis
banding infeksi meliputi ostemyelitis, arthritis, dan selulitis. Athritis dikesampingkan terlebih
dahulu berdasarkan gejala klinis karena tidak ada keluhan nyeri sendi, sedangkan selulitis
dikesampingkan dengan tidak adanya riwayat trauma karena penyebab tersering selulitis berasal
dari faktor luar seperti adanya riwayat trauma yang kemudian meyebabkan terjadinya infeksi.
Jadi kecurigaan terbesar yang dipilih pada pasien tersebut adalah osteomyelitis. Osteomyelitis
dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang membedakannya adalah ada atau tidaknya
bentukan sinus yaitu keluarnya nanah sampai ke kulit melalui saluran sinus yang terbentuk pada
osteomielitis kronik. Pada pasien di atas, telah didapatkan keluarnya nanah yang menandakan
osteomyelitis kronik. Selain itu, dari anamnesis juga didapatkan riwayat ISPA 2 minggu sebelum

nyeri di tungkainya tersebut. Hal ini semakin menguatkan daripada assessment yang kita buat
yaitu osteomyelitis kronik.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema dan pus di tungkai bawah kiri dan nyeri tekan.
Sedangkan krepitasi dan false movement negatif. Pada pemeriksaan X-ray, didapatkan sequester
dan involucrum pada os tibia. Pada pemeriksaan darah lengkap, akan didapatkan peningkatan
hitung leukosit , LED, dan C reaktif protein. Dari hasil tersebut, maka pasien di atas diterapi
dengan terapi suportif berupa analgesik, bed rest, dan memasang infus baik untuk irigasi maupun
pemberian antibiotik. Selanjutnya, dilakukan sekuestrektomi untuk membersihkan sisa-sisa
nekrosis tulang akibat infeksi yang selanjutnya dipasangkan drainase pada tulang tersebut. Lama
terapi dan prognosis ditentukan oleh diagnosis dini dan terapi dini yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai