TINJAUAN PUSTAKA
A. Tahu
Tahu adalah
makanan
yang
dibuat
mengalami koagulasi.
Tahu
dari
endapan
telah
mengalami
Dilakukan
pemisahan
sebagian
dari
cairan
sisa
Jumlah
63
Air (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Serat (g)
Abu (g)
Kalium (mg)
Besi (mg)
Vitamin B1 (mg)
Vitamin B2 (mg)
Niacin (mg)
Sumber : Sarwono, 2004
86,7
7,9
4,1
0,4
0,1
0,9
150
0,2
0,004
0,02
0,4
Ciri-ciri tahu yang baik adalah mempunyai tekstur halus, bila ditekan
mudah hancur, tidak pahit, tidak asam, dan flavor normal. Tahu mempunyai
beberapa sifat yang khas yaitu tahu cepat busuk, kurang awet atau tidak tahan
lama jika tidak ditangani dengan cara khusus, hal ini terjadi karena tahu
mempunyai kadar air yang tinggi sekitar 86% sehingga mikroba pembusuk
cepat tumbuh (Winarno, 1994).
B. Jenis - Jenis Tahu
Awalnya jenis tahu hanya satu macam, yaitu tahu putih. Seiring
perkembangannya, jenis tahu serta rasanya pun mengalami banyak
perkembangan. Jenis-jenis tahu yaitu :
1. Tahu putih
Tahu jenis ini teksturnya padat dengan pori-pori agak besar. Di
pasaran dapat dijumpai dalam beragam bentuk dan ukuran. Kualitas tahu
putih hanya bisa bertahan selama 2 hari, lebih dari itu akan terjadi
perubahan aroma dan tekstur. Proses pengukusan dan penyimpanan dalam
almari pendingin hanya mampu menambah usia konsumsi maksimal 1
hari.
2. Tahu kuning
Tahu ini dikenal dengan nama tahu takwa atau tahu Kediri, karena
sentra pembuatan tahu ini banyak dijumpai di Kediri. Tekstur tahu kuning
sangat padat, kenyal, berpori halus dan lembut. Bentuknya kotak segi
empat dan agak pipih. Karena kepadatannya yang lebih baik dari pada
tahu putih ketika dipotong tahu tidak mudah hancur. Warna kuning pada
tahu menggunakan pewarna alami yang berasal dari kunyit.
3. Tahu sutera (tofu)
Disebut tahu sutera karena teksturnya sangat halus. Pada umumnya
tofu berwarna putih. Di pasaran dijual dalam keadaan segar dan dikemas
dengan plastik kedap udara. Tofu ada yang berbentuk selinder dan segi
empat. Penyimpanan tofu sebaiknya di dalam lemari es hingga tanggal
kadaluarsanya. Jika tofu tidak dalam kemasan kedap udara, maka rendam
tofu dengan sedikit air lalu simpan dalam lemari pendingin.
4. Tahu pong
Teksturnya padat dengan pori-pori besar. Ciri khasnya ketika
digoreng kering, maka bagian dalamnya akan terdapat rongga dan
kulitnya akan kecokelatan dan renyah.
5. Tahu susu
Tahu susu diperoleh dari proses curdling (mengumpalkan) susu
dengan rennet atau asam seperti lemon juice atau cuka, kemudian
menghilangkan bagian cairnya. Bagian susu yang telah mengumpal
tersebut kemudian di padatkan hingga terbentuk batangan tahu yang
padat. Pembuatan tahu susu adalah salah satu upaya memanfaatkan susu
yang kualitasnya rendah.
6. Tahu air
Warnanya putih seperti tahu putih, tetapi teksturnya lebih lembut
dan lunak karena terbuat dari gumpalan susu kedelai yang dipadatkan.
7. Tahu kulit
Jenis tahu kulit paling populer adalah tahu Sumedang. Kulitnya
berwarna kecokelatan dengan rongga bagian dalam yang akan tampak jika
tahu digoreng.
C. Proses Pembuatan Tahu
10
Pemilihan Kedele
Kedele direndam
6-7 jam
Kedele digiling
Kedele digiling
Jonjot/gumpalan tahu
dikempa dan dicetak
Tahu cetakan
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Tahu (Sumber : Kastyanto, 1995)
12
menentukan
jenis
13
asam sitrat 0,05% selama 8 jam akan segar selama 2 hari pada suhu kamar
(Suwahono, 2009).
F. Syarat Mutu Tahu
Untuk syarat mutu tahu dapat dilihat berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI) pada tabel 2.
Tabel 2.
Syarat Mutu Tahu
No
1
1.1
1.2
1.3
Jenis Uji
Keadaan :
Bau
Rasa
Warna
1.4
Penampakan
2
3
4
5
6
Abu
Protein ( Nx6,25 )
Lemak
Serat kasar
Bahan
tambahan
makanan
7
Cemaran logam :
7.1
Timbal (Pb)
7.2
Tembaga (Cu)
7.3
Seng (2n)
7.4
Timah (Sn)
7.5
Raksa (Hg)
8
Cemaran arsen (As)
9
Cemaran mikroba :
9.1
Escherichia Coli
9.2
Salmonella
Sumber : SNI-01-3142-1998
Satuan
% (b/b)
% (b/b)
% (b/b)
% (b/b)
% (b/b)
Persyaratan
Normal
Normal
Putih normal atau kuning
normal
Normal tidak berlendir dan
tidak berjamur
Maks. 1,0
Min. 9.0
Min. 0,5
Maks. 0,1
Sesuai SNI 01-0222-1995 dan
Peraturan Men.Kes
No.722/Men.Kes/Per/IX/1988
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 2,0
Maks. 30,0
Maks. 40,0
Maks. 40,0/250,0
Maks. 0,03
Maks. 1,0
APM/g
/25 g
Maks. 10
Negatif
14
15
16
17
18
lempeng total)
Cara pengenceran
Memperkirakan jumlah terkecil mikroba yang ada (MPN =
d.
19
J. Uji Organoleptik
Evaluasi sensorik tau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang
menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma
dan flavor produk pangan. Penerimaan konsumen terhadap suatu produk
diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan, flavor dan tekstur. Oleh
karena itu pada akhirnya yang dituju adalah penerimaan konsumen, maka uji
organoleptik yang menggunakan panelis terlatih yang dianggap yang paling
peka dan karenanya sering digunakan dalam menilai mutu berbagai jenis
makanan untuk mengukur daya simpannya atau dengan kata lain untuk
menentukan tanggal kadaluwarsa makanan. Pendekatan dengan penilaian
organoleptik dianggap paling praktis lebih murah biayanya (Anonim, 2013).
Menurut Susiwi (2009), cara-cara pengujian organoleptik dapat
digolongkan dalam beberapa kelompok :
1. Kelompok Pengujian Pembedaan (Defferent Test)
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada
perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua sampel.
2. Kelompok
Pengujian
Pemilihan/Penerimaan
(Preference
Test/Acceptance Test)
Uji penerimaan ini untuk mengetahui apakah suatu komoditi
atau sifat sensorik tertentu dapat diterima oleh masyarakat.
3. Kelompok Pengujian Skalar
Pada uji skalar penelis diminta menyatakan besaran kesan yang
diperolehnya. Besaran ini dapat dinyatakan dalam bentuk besaran skalar
atau dalam bentuk skala numerik.
4. Kelompok Pengujian Diskripsi
Pengujian ini merupakan penilaian sensorik yang didasarkan
pada sifat-sifat sensorik yang lebih kompleks atau yang meliputi banyak
sifat-sifat sensorik, karena mutu suatu komoditi umumnya ditentukan
oleh beberapa sifat sensorik. Pada uji ini banyak sifat sensorik dinilai
20
pribadi
suka
atau
tidak
suka, disamping
itu
juga
baik atau buruk (kesan mutu hedonik). Kesan mutu hedonik lebih
spesifik dari kesan suka atau tidak suka, dan dapat bersifat lebih umum.
21