Anda di halaman 1dari 3

Dokumen.

Akreditasi Puskesmas Empang

1.

PENCABUTAN DENGAN CHLOR ETHYL

SOP

No. Kode

Terbitan

:01

No. Revisi

:0

Ditetapkan Oleh Kepala


Puskesmas EMPANG

Tgl. Mulai Berlaku :


Halaman

: 1-3.

H. Irfan Agung Rianto, S.Kep


NIP. 19680119 198803 1 005

PUSKESMAS
EMPANG

2.Pengertian

Chlor etyl adalah salah satu anatesi local jenis topical yang digunakan
dalam praktek kedokteran gigi
Anastesi lokal adalah menghilangkan sensasi rasa nyeri sementara
dibagian tubuh yang diperoleh dari aplikasi topikal atau agen injeksi
tanpa menghilangkan tingkat kesadaran.
Penggunaan chlor ethyl biasanya digunakan pada anak-anak yang
memiliki tingkat kecemasan dan rasa takut yang tinggi di bandingkan
dengan orang dewasa sehingga dalam penanganannya diperlukan bahan
yang tidak meningkatkan kecemasan anak sehingga dapat menghindari
trauma pada anak terhadap perawatan gigi dan mulut.
Etil klorida, disemprotkan pada kulit atau mukosa akan menguap dengan
cepat sehingga dapat menimbulkan anastesi melalui efek pendinginan.
Manfaat klinis hanya bila semprotan diarahkan pada daerah terbatas
dengan kapas atau cotton bud sampai timbul uap es. Namun tindakan ini
harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terstimulasinya
pulpa gigi-gigi tetangga dan inhalasi uap oleh pasien.
Anestesi Topikal adalah pengolesan atau penyemprotan analgesik lokal
diatas membran mukosa, menghilangkan sensasi rasa nyeri sementara,
pencegahan nyeri selama prosedur perawatan gigi yang diperoleh dari
aplikasi

topikal

tanpa

menghilangkan

tingkat

kesadaran

pengolesan atau penyemprotan analgesik lokal diatas membran mukosa,


menghilangkan sensasi rasa nyeri sementara, pencegahan nyeri selama

80

Dokumen.Akreditasi Puskesmas Empang

prosedur perawatan gigi yang diperoleh dari aplikasi topikal tanpa


menghilangkan tingkat kesadaran.
Indikasi pencabutan dengan anastesi topical :
a. Gigi luxasi dengan derajat 3
b. Gigi decidui yang goyah

3.Tujuan

c. Gigi yang persistensi dengan derajat kegoyahan derajat 3


Menghilangkan gigi yang tidak berguna/ berfungsi atau yang

kesundulan
4.Kebijakan

1.

Gigi permanen luxasi derajat 3

5.Referensi

2.
Gigi decidui yang luxasi / persistensi
1. Adyatmaka, Andreas 1998. Tata kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan
gigi dan mulut . Depkes RI.
2. Endrajana, 1995. Exodontia, Laboratorium Bedah Mulut, Fakultas
Kedokteran
Gigi Universitas Airlangga

6.Prosedur

3. Prosedur Pelayanan Poli Gigi


1. Anamnesa
Menanyakan apakah gigi terasa ada yang goyang dan mengganggu
pengunyahan.
Menanyakan apakah ada gigi yang sudah kesundulan.
Menanyakan kondisi umum pasien dan riwayat medis pasien.
2. Pemeriksaan Klinis
Gigi permanen goyang derajat 3 atau lebih, perkusi (-)
Gigi decidui goyang derajat 2 atau 3
Gigi decidui yang sudah kesundulan
3. Diagnosa
Gigi luxasi
Gigi persistensi
4. Terapi
Jelaskan pada pasien mengenai jalannya pencabutan. Untuk pasien

81

Dokumen.Akreditasi Puskesmas Empang

dewasa dilakukan pengukuran tekanan darah.


Persetujuan tindakan/informed consent untuk pasien dewasa,
sedangkan untuk pasien anak2, informed consent ditandatangani
oleh orang tua atau pengantar.
Semprotkan chlor ethyl pada kapas bersih sampai basah,jauhkan
dari mata. Setelah mengkristal segera tempel pada gusi disekitar
gigi yang akan dicabut .
Letakkan tang pada gigi yang akan dicabut, lakukan pencabutan
dengan segera dan cepat.
Letakkan tampon yang sudah diberi yodium povidon pada luka
bekas cabut.
Intruksi pada pasien atau pengantar ( khusus pasien anak ) agar
tampon tetap digigit selama 10 30 menit..
7.Unit Terkait

Poli umum, Laboratorium, KIA

8. Rekaman Historis
No

Halaman

Yang dirubah

Perubahan

82

Diberlakukan
Tgl.

Anda mungkin juga menyukai