PROPOSAL
PROMOSI
KESEHATAN
Diet Garam
Mengurangi Resiko Hipertensi
P
E
R
T
E
N
S
I
Di Susun Oleh :
Santika
Delvi Lestari
Astri Kurnia
Wahyu Nursantika
Fini Maharani B
31141033
31141035
31141036
31141041
31141049
KATA PENGANTAR
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
I.
II.
Tujuan .........................................................................................
10
10
11
11
12
LAMPIRAN ....................................................................................................
15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
yang lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak
menular yang cukup berbahaya. Bahkan sebagian orang tidak menyadari bahwa
dirinya telah terkena hipertensi sehingga cenderung untuk menjadi hipertensi berat
karena tidak mengetahui dan menyadari faktor risiko dan gejalanya, sehingga
hipertensi sering disebut sebagai The Silent Disease dan The Silent Killer
(Sudarmoko, 2010).
Di era globalisasi seperti saat ini, dimana perkembangan yang sangat pesat
dari berbagai aspek seperti dalam bidang teknologi dan industri telah mengubah
pola pikir masyarakat dan gaya hidup masyarakat itu sendiri (Brunner & Suddarth,
2002). Dimana masyarakat dituntut untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
cepat sehingga mengubah gaya hidup mereka. Saat ini kebanyakan masyarakat
modern lebih menyukai makanan cepat saji seperti burger, Mie instan, dll karena
penyajiannya lebih cepat dan mudah. Namun tanpa kita sadari di dalam makanan
cepat saji tersebut mengandung zat yang dapat merugikan tubuh, salah satunya
yaitu kelebihan garam. Karena biasanya dalam makanan cepat saji tersebut
mengandung banyak garam, yang dimana garam ini merupakan salah satu faktor
risiko pemicu terjadinya hipertensi.
Dalam hal ini garam pemicu hipertensi tidak hanya NaCl (garam dapur),
namun jenis garam yang lain seperti Na Benzoat (pengawet makanan), Na Sitrat
dan lain lain. Garam garam tersebut tidak hanya terdapat pada makanan
namun pada minuman kemasan pun terdapat garam garam tersembunyi.
Sehingga untuk penderita hipertensi harus berhati hati dalam memilih makanan.
Karena mengkonsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan
garam didalam tubuh, karena menarik cairan dari luar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Dan asupan natrium yang meningkat
dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah
(Nurkhalida, 2003).
Pada bulan februari 2013 dilakukan sebuah pendataan di kelurahan suka sari
ini, dan didapat data bahwa RW 02 memiliki jumlah penderita hipertensi sebanyak
70%, 5% diantaranya sudah terjadi komplikasi dan ini merupakan jumlah tertinggi
dibandingkan RW lain yang ada di kelurahan Sukarasa. Berdasarkan studi yang
dilakukan pada 10 orang warga RW 02 Sukarasa dai dapat data bahwa 7 orang
diantanranya mengetahui apa itu hipertensi namun tidak mengetahui faktor resiko
dan penyebabnya. Oleh karena itu diperlukan promosi kesehatan mengenai
hipertensi ini kepada masyarakat tersebut selain itu juga diperlukan pengetahuan
mengenai cara mengatasi hipertensi itu sendiri sehingga dapat mengurangi angka
kejadian hipertensi (Dewi, 2013).
II.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya program promosi kesehatan ini adalah
untuk mengurangi kejadian penyakit hipertensi pada masyarakat di kota
Bandung.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan enam bulan setelah dilaksanakannya program ini 10% dari
peserta yang mengikuti program dapat mempraktekkan secara mandiri
mengenai diet garam atau dush diet ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENGERTIAN HIPERTENSI
Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama
dengan atau lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Secara umum
seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik140/90
mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
II.2. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Berdasarkan Penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi
primer dan sekunder sebgai berikut :
Faktor yang tidak dapat dirubah diantaranya, umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, dan genetik. Dimana semua
b.
c.
d.
e.
Perhatikan informasi nilai gizi yang tertera dalam label makanan, tujuannya
agar kita dapat mengatur kadar konsumsi garam yang kita konsumsi setiap
harinya. Menurut WHO kadar natrium atau garam yang lazim dikonsumsi
setiap harinya itu kurang lebih 6 gram atau satu sendok teh. (Department Of
Hindari makanan olahan seperti makanan kaleng, saus dan makanan olah
industri lain karena biasanya banyak mengandung garam, dam lebih
memilih makanan yang segar dibanding makanan kaleng atau olahan lain
Dalam pelaksanaan diet dash kita harus memperhatikan atau mengatur kadar
kalori yang kita konsumsi setiap harinya, seperti yang telah ditetapkan dalam diet
dash kalori yang harus kita konsumsi setiap harinya adalah sebgai berikut :
BAB III
ISI
III.1. DESKRIPSI PROGRAM
III.1.1.
Sasaran
Tinggi konsumsi garam merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya
dan
Posyandu
setempat.
Dalam penyuluhan
tersebut
kami
mengemukakan faktor pemicu dari hipertensi itu sendiri, gejala yang ditimbulkan,
dan dalam penyuluhan ini kami mengemukakan dan mempraktikkan bagaimana
cara mengatasi penyakit hipertensi dan di sini kami lebih menekankan kepada diet
rendah garam yang direkomendasikan oleh JNC (Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) VII
yaitu dengan Diet Dash (Dietary Approaches To Stop Hypertension).
Dalam pelaksanaan diet garam dan diet dash ini kami turun langsung dan
memberikan arahan ataupun pengetahuan kepada masyarakat terutama ibu-ibu
rumah tangga dengan menyampaikan bagaimana cara mencegah hipertensi
dengan diet garam. Dimana pada pelaksanaan diet dash ini untuk bulan pertama
selama minggu pertama kami menyiapkan menu makanan apa saja yang akan
dikonsumsi oleh para penderita hipertensi tersebut (menu diet per hari terlampir),
agar masyarakat paham dan mampu melaksanakan diet ini secara mandiri.
Kemudian untuk bulan berikutnya kami hanya mengawasi dan me monitoring
mengetahui apa itu media sosial (YouTube) selain itu kemudahan akses pun
menjadi pertimbangan kami karena dengan mengupload nya di media sosial
tersebut sehingga semua orang dapat mengaksesnya.
III.2. BATASAN PROMOSI KESEHATAN
Batasan promosi kesehatan mengatasi penyakit hipertensi ini adalah
banyaknya responden atau ibu ibu rumah tangga dan para penderita hipertensi itu
sendiri yang masih belum menyadari pentingnya kesehatan sehingga masih banyak
ibu ibu rumah tangga dan para penderita hipertensi yang tidak mengikuti kegiatan
Promosi Kesehatan ini.
Selain itu masih banyak responden yang tidak menyadari dan tidak peduli
mengenai pentingnya mengatur asupan garam dalam tubuh untuk mencegah penyakit
hipertensi. Kedua hal ini yang menjadi batasan kami untuk melakukan Promosi
Kesehatan, akan tetapi Promosi Kesehatan yang kami lakukan akan terus
berlangsung hingga mencapai hasil yang diinginkan.
III.3. ANGGARAN
III.3.1. Persiapan
1. Pembuatan proposal
2. Transportasi
TOTAL
Rp.
Rp.
100.000,100.000,Rp.
200.000,-
III.3.2. Pelaksanaan
1. Transfortasi pembicara
Rp.
400.000,-
10
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Honor pembicara
Sewa sound system 2@ Rp. 400.000,Konsumsi
2@ Rp. 1.000.000,Menu Diet
20@ RP. 35.000,Backdrop
Spanduk
3@ Rp. 100.000
Dokumentasi
TOTAL
Properti
Editing
Internet
Transportasi
TOTAL
Jumlah Keseluruhan
11
BAB IV
PENUTUP
IV.1. SARAN
Materi untuk promosi kesehatan sebaiknya tidak hanya di fokuskan kepada
para penderita hipertensi saja, namun kepada orang di sekitarnya pun sebaiknya
diberi pengetahuan agar mereka bisa turut mengawasi dan hendaknya semua
pihak baik itu di lingkungan sekitar, lingkungan sekolah, dan lingkungan
pekerjaan mendukung mengenai diet garam ini. Selain itu media promosi
tambahan yang sebaiknya digunakan berupa booklet, leaflet atau pun media
tertulis lainnya agar responden dapat lebih memahami materi yang disampaikan
dan dapat dibaca ulang apabila dibutuhkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmoko, A., 2010. Tetap Terenyum Melawan Hipertensi. Yogyakarta: Atma
Media Press
Brunner, L dan Suddarth, D. 2002. Buku Aja Keperawatan Medical Bedah. H.
Kuncara, A. Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemah. Edisi 8 Vol 1. Jakarta :
EGC
Nurkhalida. 2003. Warnta Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI
Yoon Sung., Fryar Cherly D., and Carroll Margaret D. 2015. Hypertension
Prevalence and Control Among Adults: United States, 20112014. NCHS
Data Brief, No. 220, http://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs.htm,
16 Juni 2016.
Syukraini, Irza. (2009). Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari
Bungo Tanjung, Tanjung Barat, Skripsi S-1, Fakultas Farmasi, :
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kemenkes RI. 2014. InfoDatin : Hiertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
Marcum,
James
L.
2008.
When
The
Heart
Attacks.
Diakses
dari
NM,
Sucher
KP,
Roth
SL.
Nutrition
Therapy
And
13
14
14
LAMPIRAN
Berikut salah satu menu diet Dash :
15