Anda di halaman 1dari 18

H

PROPOSAL
PROMOSI
KESEHATAN
Diet Garam
Mengurangi Resiko Hipertensi

P
E
R
T
E
N
S
I

Di Susun Oleh :

Santika
Delvi Lestari
Astri Kurnia
Wahyu Nursantika
Fini Maharani B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI FARMASI
BANDUNG 2015/2016

31141033
31141035
31141036
31141041
31141049

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur atas ke hadirat Tuhan yang


maha Esa, karena dengan Rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
Proposal Promosi Kesehatan tentang Diet Garam Mengurangi Resiko
Hipertensi . Proposal ini berisi dari beberapa point diantaranya definisi dan
prevalensi penyakit hipertensi dan juga deskripsi program promosi kesehatan
mengenai diet garam untuk mengurangi resiko hipertensi.
Dalam penyusunan proposal ini, kami mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal
ini.
Kami semua menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
proposal ini, dan mungkin banyak kata-kata yang kurang tepat. Untuk itu, saran,
dan kritik, dari para pembaca sekalian senantiasa kami nantikan demi kesuksesan
proposal kami di masa yang akan datang. Semoga proposal yang kami buat ini
bermanfaat khususnya bagi kami umumnya bagi para pembaca sekalian.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Bandung, 29 Juni 2016

Penulis,

ii

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

I.

Latar Belakang ............................................................................

II.

Tujuan .........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................

II.1. Pengertian Hipertensi .................................................................

II.2. Klasifikasi Hipertensi .................................................................

II.3. Faktor Pemicu Hipertensi ...........................................................

II.4. Gejala Hipertensi.........................................................................

II.5. Mengatasi Hipertensi ..................................................................

BAB III ISI ......................................................................................................

III.1. Deskripsi Program ......................................................................

III.1.1. Sasaran ..............................................................................

III.1.2. Tempat ...............................................................................

III.1.3. Waktu Program ..................................................................

III.1.4. Pola Kegiatan ....................................................................

III.2. Batasan Promosi Kesehatan .......................................................

10

III.3. Anggaran ....................................................................................

10

BAB IV PENUTUP .........................................................................................

11

IV.1. Saran ...........................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

12

LAMPIRAN ....................................................................................................

15

iii

BAB I
PENDAHULUAN
I.

LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
yang lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak
menular yang cukup berbahaya. Bahkan sebagian orang tidak menyadari bahwa
dirinya telah terkena hipertensi sehingga cenderung untuk menjadi hipertensi berat
karena tidak mengetahui dan menyadari faktor risiko dan gejalanya, sehingga
hipertensi sering disebut sebagai The Silent Disease dan The Silent Killer
(Sudarmoko, 2010).
Di era globalisasi seperti saat ini, dimana perkembangan yang sangat pesat
dari berbagai aspek seperti dalam bidang teknologi dan industri telah mengubah
pola pikir masyarakat dan gaya hidup masyarakat itu sendiri (Brunner & Suddarth,
2002). Dimana masyarakat dituntut untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
cepat sehingga mengubah gaya hidup mereka. Saat ini kebanyakan masyarakat
modern lebih menyukai makanan cepat saji seperti burger, Mie instan, dll karena
penyajiannya lebih cepat dan mudah. Namun tanpa kita sadari di dalam makanan
cepat saji tersebut mengandung zat yang dapat merugikan tubuh, salah satunya
yaitu kelebihan garam. Karena biasanya dalam makanan cepat saji tersebut
mengandung banyak garam, yang dimana garam ini merupakan salah satu faktor
risiko pemicu terjadinya hipertensi.
Dalam hal ini garam pemicu hipertensi tidak hanya NaCl (garam dapur),
namun jenis garam yang lain seperti Na Benzoat (pengawet makanan), Na Sitrat
dan lain lain. Garam garam tersebut tidak hanya terdapat pada makanan
namun pada minuman kemasan pun terdapat garam garam tersembunyi.
Sehingga untuk penderita hipertensi harus berhati hati dalam memilih makanan.
Karena mengkonsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan
garam didalam tubuh, karena menarik cairan dari luar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Dan asupan natrium yang meningkat
dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume darah
(Nurkhalida, 2003).

Penderita hipertensi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan


data WHO (2005), prevalensi hipertensi di negara-negara maju mencapai 37%
sementara di negara negara berkembang 29,9%. Di Amerika, angka kejadian
hipertensi pada usia produktif yaitu 18-39 tahun sebanyak 32,2 % sedangkan pada
usia 40-69 tahun (2011-2014) adalah 64,9% (Yoon Sung., Fryar Cherly D., and
Carroll Margaret D., 2015). Dan di beberapa negara anggota Asean seperti di
Vietnam pada tahun 2004 mencapai 34,5% dan Singapura tahun 2004 mencapai
29,4%. Diperkirakan pada tahun 2025, kasus hipertensi terutama di negara
berkembang akan mengalami kenaikan sekitar 80% dari 639 juta kasus di tahun
2000, yaitu menjadi1,15 miliar kasus. Prediksi ini didasarkan pada angka
penderita hipertensi dan pertambahan penduduk pada tahun 2007. (Irza, 2009).
Jika dibandingkan pada tahun 2007 dengan tahun 2013, telah terjadi
penurunan jumlah penderita hipertensi di Indonesia sebesar 5,9% dari awalnya
31,7% menjadi 25,8%. Namun pada tahun 2013 provinsi yang memiliki jumlah
penderita hipertensi terbanyak menjadi provinsi Bangka Belitung yaitu 30,9% dan
Papua masih menjadi provinsi terendah penderita hipertensi. Secara jumlah
absolute penderita hipertensi maka didapat data bahwa ada 5 provinsi yang jumlah
penderita hipertensi nya terbanyak di Indonesia yaitu, Bangka Belitung,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat dan Gorontalo (RISKESDAS,
2013).
Hasil Riskesdas 2013 menyebutkan bahwa Jawa Barat menempati provinsi
ke 4 dengan prevalensi hipertensi terbanyak di Indonesia. Dari 46.300.543 jumlah
penduduk Jawa Barat 29,4% penduduknya menderita hipertensi (13.612.359
jiwa). Tentunya jumlah ini tidak sedikit dan bisa saja semakin bertambah setiap
tahunnya (PUSDATIN KEMENKES RI, 2014).
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa hipertensi merupakan salah
satu penyakit yang tingkat kejadiannya masih tinggi serta dapat menyebabkan
berbagai komplikasi penyakit kardiovaskuler lainnya seperti serangan jantung,
gagal jantung, stroke, keabnormalan irama jantung, yang merupakan penyebab
utama dari banyak kematian di dunia. Sekitar 13 juta orang meninggal tiap
tahunnya, dan angka tersebut terus meningkat (Marcum, 2008). Dan untuk
menurunkan angka penderita hipertensi salah satu upayanya adalah dengan di

gencarkan atau disosialisasikan nya diet garam kepada masyarakat karena


berdasarkan penelitian, hingga saat ini menurunkan konsumsi natrium berarti
menurunkan kejadian hipertensi.
JNC (Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure) VII tahun 2003 telah mengesahkan pola diet
DASH sebagai salah satu upaya dalam mencegah peningkatan tekanan darah pada
subjek hipertensi (Karanja N et. al, 2004). Diet DASH (Dietary Approaches To
Stop Hypertension) merupakan pola diet yang menekankan pada konsumsi bahan
makanan rendah natrium (<2300 mg/hari), tinggi kalium (4700 mg/hari),
magnesium (>420 mg/hari), kalsium (>1000 mg/hari), dan serat (25 30 g/hari)
serta rendah asam lemak jenuh dan kolesterol (<200 mg/hari) yang banyak

terdapat pada buah - buahan, kacang-kacangan, sayuran, ikan, daging tanpa


lemak, susu rendah lemak, dan bahan makanan dengan total lemak dan lemak
jenuh yang rendah (Volmer WM et. al, 2001). Bahan makanan yang terdapat
dalam pola diet DASH merupakan bahan makanan segar dan alami tanpa melalui
proses pengolahan industri terlebih dahulu sehingga memilki kadar natrium yang
relatif rendah (Pujol TJ et. al, 2010; department of Health and Human Science,
2006).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli di bidang
pendidikan kesehatan dan badan kesehatan dunia (WHO), mengemukakan bahwa
pengetahuan dan praktik masyarakat terhadap kesehatan masih kurang
(Notoatmodjo, 2005). Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan kesehatan.
Dengan dilakukannya pendidikan kesehatan ini diharapkan masyarakat khususnya
penderita hipertensi mendapatkan bekal yang cukup untuk melaksanakan pola
hidup sehat dan dapat menurunkan resiko penyakit dengeneratif seperti hipertensi
ini (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan profil kesehatan kota Bandung tahun 2011, bahwa kasus
hipertensi di kelurahan Sukarasa setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada
tahun 2007 jumlah penderita hipertensi mencapai 1067 dan terus meningkat
hingga tahun 2009 tercatat sebanyak 1339 kasus, bahkan pada tahun 2010
hipertensi barada diperingkat pertama dari 10 penyakit terbesar di Puskesmas
Sukarasa (Dewi, 2013).

Pada bulan februari 2013 dilakukan sebuah pendataan di kelurahan suka sari
ini, dan didapat data bahwa RW 02 memiliki jumlah penderita hipertensi sebanyak
70%, 5% diantaranya sudah terjadi komplikasi dan ini merupakan jumlah tertinggi
dibandingkan RW lain yang ada di kelurahan Sukarasa. Berdasarkan studi yang
dilakukan pada 10 orang warga RW 02 Sukarasa dai dapat data bahwa 7 orang
diantanranya mengetahui apa itu hipertensi namun tidak mengetahui faktor resiko
dan penyebabnya. Oleh karena itu diperlukan promosi kesehatan mengenai
hipertensi ini kepada masyarakat tersebut selain itu juga diperlukan pengetahuan
mengenai cara mengatasi hipertensi itu sendiri sehingga dapat mengurangi angka
kejadian hipertensi (Dewi, 2013).
II.

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya program promosi kesehatan ini adalah
untuk mengurangi kejadian penyakit hipertensi pada masyarakat di kota
Bandung.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan enam bulan setelah dilaksanakannya program ini 10% dari
peserta yang mengikuti program dapat mempraktekkan secara mandiri
mengenai diet garam atau dush diet ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. PENGERTIAN HIPERTENSI
Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama
dengan atau lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Secara umum
seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik140/90
mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
II.2. KLASIFIKASI HIPERTENSI
Berdasarkan Penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi
primer dan sekunder sebgai berikut :

1) Hipertensi Primer atau Esensial


Merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Meskipun demikian, beberapafaktor dapat diperkirakan berperan
menimbulkan seperti faktor keturunan, berat badan, respons terhadap
stres fisik dan psikologis, abnormalitas transpor kation pada membran
sel, hipereaktivitas sistem saraf simpatis, resistensi insulin, dan respons
terhadap masukan garam dan kalsium (Guertin SR, 2002 ; National High
Blood Pressure Education Program Working Group, 2004).
1) Hipertensi Sekunder
Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi
esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10%
dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005)

II.3. FAKTOR PEMICU HIPERTENSI


Faktor pemicu dari hipertensi ini dibagi menjadi dua yaitu :

Faktor yang tidak dapat dirubah diantaranya, umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, dan genetik. Dimana semua

faktor tersebut merupakan faktor

bawaan sejak lahir yang tidak bisa di ubah.

Faktor yang dapat diubah atau di kontrol diantaranya, kebiasaan merokok,


konsumsi asin atau garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan konsumsi

muniman beralkohol, obesitas, oalahraga, stress, dan penggunaan estrogen


(Aris, 2007).
II.4. GEJALA HIPERTENSI
Umumnya hipertensi ini tanpa disertai gejala yang mencolok dan manifestasi
klinis muncul setelah mengetahui hipertensi bertahun tahun (Corwin, 2001). Gejala

yang muncul umumnya sebagai berikut :


a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
tekanan darah intra kranium.
Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.
Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

b.
c.
d.
e.

Karena gejalanya jarang terjadi (tidak signifikan) maka penderita hipertensi


cenderung mengetahui dia terkena hipertensi setelah terjadi komplikasi dengan
penyakit lain, diantaranya stroke dan gagal jantung.
II.5. MENGATASI HIPERTENSI
Hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kejadian hipertensi ini dengan
dilakukannya diet garam seperti yang telah dianjurkan oleh JNC VII yang
menganjurkan untuk diet dash. Diet Dash ini merupakan diet yang menekankan
konsumsi bahan makanan yang rendah natrium (Volmer WM et. al, 2001 ; Karanja N
et. al, 2004). Berikut ini cara melakukan diet garam :

Perhatikan informasi nilai gizi yang tertera dalam label makanan, tujuannya
agar kita dapat mengatur kadar konsumsi garam yang kita konsumsi setiap
harinya. Menurut WHO kadar natrium atau garam yang lazim dikonsumsi
setiap harinya itu kurang lebih 6 gram atau satu sendok teh. (Department Of

Health And Human Services, 2006).


Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung garam alami seperti

buah dan sayur (CDC, 2014).


Mengganti garam dalam penyedap makanan dengan penyedap lain seperti
lemon, lada, cuka, rempah rempah atau tidak menggunakan garam sama
sekali saat memasak. Mulai dengan mengurangi sebagian garam dalam
memasak (Department Of Health And Human Services, 2006).

Hindari makanan olahan seperti makanan kaleng, saus dan makanan olah
industri lain karena biasanya banyak mengandung garam, dam lebih
memilih makanan yang segar dibanding makanan kaleng atau olahan lain

(Department Of Health And Human Services, 2006).


Apabila akan membeli bahan makana tanyakan kepada penjual apakah
mereka memiliki stok makanan yang rendah garam, sehingga memudahkan
kita dalam memilih makanan (CDC, 2006).

Dalam pelaksanaan diet dash kita harus memperhatikan atau mengatur kadar
kalori yang kita konsumsi setiap harinya, seperti yang telah ditetapkan dalam diet
dash kalori yang harus kita konsumsi setiap harinya adalah sebgai berikut :

Gambar 1. Kadar kalori setiap hari


Sumber : NIH (National Heart, Lung, and Blood Institute), 2015

BAB III
ISI
III.1. DESKRIPSI PROGRAM
III.1.1.

Sasaran
Tinggi konsumsi garam merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya

hipertensi. Riskesdas 2007 mengemukakan bahwa seperempat atau 24,5%


penduduk Indonesia diatas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari
satu kali atau lebih. Oleh karena itu tingkat konsumsi garam masyarakat
Indonesia masih tinggi yaitu 15 gram per orang. Dimana jumlah ini telah
melampaui batas konsumsi garam perhari menurut badan kesehatan dunia
(WHO) yaitu 6 gram atau sekitar 1 sendok teh perhari (Riskesdas, 2007).
Maka dari itu sasaran promosi kesehatan yang akan kami lakukan
adalah kepada masyarakat di usia produktif yaitu 18 sampai 45 tahun, dimana
pada usia produktif biasanya seseorang cenderung tidak menjaga pola
makannya karena biasanya pada usia produktif tersebut mereka masih belum
merasakan berbagai masalah kesehatan sehingga tak jarang mereka pun tidak
memperhatikan asupan gizi pada makanan yang mereka makan. Selain itu
sasaran promosi kesehatan yang ingin kami tuju yaitu ibu-ibu rumah tangga
karena secara tidak langsung ibu rumah tangga sangat berperan dalam
kesehatan keluarganya dimana setiap hari merekalah yang menyediakan
makanan dan asupan gizi bagi keluarganya.
Dalam pelaksanaan program ini kami pun bekerja sama dengan
pemerintah setempat yaitu Puskesmas Sukarasa untuk melaksanakan program
ini.
III.1.2. Tempat
Program promosi kesehatan ini akan dilaksanakan di kelurahan Sukarasa
Kecamatan Cukasari atau tepatnya di Puskesmas Sukarasa Bandung yang
beralamat di Jl. Gegerkalong hilir No. 157 Bandung, Jawa Barat. Selain itu kami
juga akan melakukan program promosi kesehatan ini di setiap posyandu yang ada
di setiap RW di kelurahan Sukarasa.

III.1.3. Waktu Program


Kegiatan
Waktu
Tempat
Penyuluhan menenai Hipertensi (Fakto
05 Mei 2016
Puskesma Sukasari
resiko, gejala, komplikasi, dll)
09.00 s/d selesai
Penyuluhan mengenai diet rendah
05 Juni 2016
Puskesmas Sukasari
garam (dash diet)
09.00 s/d selesai
Pelaksanaan dan pengawasan program
diet garam dan pengecekan tekanan
05 Juli 2016
Posyandu setempat
darah
Pelaksanaan dan pengawasan program
diet garam dan pengecekan tekanan
05 Agustus 2016
Posyandu setempat
darah
Pelaksanaan dan pengawasan program
05 September
diet garam dan pengecekan tekanan
Posyandu setempat
2016
darah
Evaluasi dan monitoring
05 Oktober 2016
Posyandu setempat
Program ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan terhitung sejak 05
Mei 2016 sampai 05 Oktober 2016 dengan agenda yang akan dilaksanakan
sebagai berikut :
III.1.4. Pola Kegiatan
Promosi kesehatan yang kami lakukan dengan cara penyuluhan di
Puskesmas

dan

Posyandu

setempat.

Dalam penyuluhan

tersebut

kami

mengemukakan faktor pemicu dari hipertensi itu sendiri, gejala yang ditimbulkan,
dan dalam penyuluhan ini kami mengemukakan dan mempraktikkan bagaimana
cara mengatasi penyakit hipertensi dan di sini kami lebih menekankan kepada diet
rendah garam yang direkomendasikan oleh JNC (Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) VII
yaitu dengan Diet Dash (Dietary Approaches To Stop Hypertension).
Dalam pelaksanaan diet garam dan diet dash ini kami turun langsung dan
memberikan arahan ataupun pengetahuan kepada masyarakat terutama ibu-ibu
rumah tangga dengan menyampaikan bagaimana cara mencegah hipertensi
dengan diet garam. Dimana pada pelaksanaan diet dash ini untuk bulan pertama
selama minggu pertama kami menyiapkan menu makanan apa saja yang akan
dikonsumsi oleh para penderita hipertensi tersebut (menu diet per hari terlampir),
agar masyarakat paham dan mampu melaksanakan diet ini secara mandiri.
Kemudian untuk bulan berikutnya kami hanya mengawasi dan me monitoring

jalannya program promosi kesehatan ini di masyarakat dengan selalu mengecek


perkembangan tekanan darah masyarakat setiap satu bulan sekali.
Selain dengan penyuluhan seperti diatas, program promosi kesehatan
kami juga dilakukan melalui media sosial berupa audio video yang nantinya akan
di upload di media sosial seperti YouTube, sehingga semua orang bisa mengakses
dan memahami serta mengerti apa itu hipertensi, bagaimana faktor risiko dan
pencegahannya karena di dalam video promosi kesehatan kami tersebut di
lengkapi dengan keterangan keterangan yang bisa membantu untuk lebih
memahaminya. Kenapa kami memilih media sosial (YouTube) sebagai media
promosi kesehatan karena, di zaman digital seperti saat ini hampir semua orang

mengetahui apa itu media sosial (YouTube) selain itu kemudahan akses pun
menjadi pertimbangan kami karena dengan mengupload nya di media sosial
tersebut sehingga semua orang dapat mengaksesnya.
III.2. BATASAN PROMOSI KESEHATAN
Batasan promosi kesehatan mengatasi penyakit hipertensi ini adalah
banyaknya responden atau ibu ibu rumah tangga dan para penderita hipertensi itu
sendiri yang masih belum menyadari pentingnya kesehatan sehingga masih banyak
ibu ibu rumah tangga dan para penderita hipertensi yang tidak mengikuti kegiatan
Promosi Kesehatan ini.
Selain itu masih banyak responden yang tidak menyadari dan tidak peduli
mengenai pentingnya mengatur asupan garam dalam tubuh untuk mencegah penyakit
hipertensi. Kedua hal ini yang menjadi batasan kami untuk melakukan Promosi
Kesehatan, akan tetapi Promosi Kesehatan yang kami lakukan akan terus
berlangsung hingga mencapai hasil yang diinginkan.
III.3. ANGGARAN
III.3.1. Persiapan
1. Pembuatan proposal
2. Transportasi
TOTAL

Rp.
Rp.

100.000,100.000,Rp.

200.000,-

III.3.2. Pelaksanaan
1. Transfortasi pembicara

Rp.

400.000,-

10

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Honor pembicara
Sewa sound system 2@ Rp. 400.000,Konsumsi
2@ Rp. 1.000.000,Menu Diet
20@ RP. 35.000,Backdrop
Spanduk
3@ Rp. 100.000
Dokumentasi
TOTAL

Rp. 1.000.000,Rp. 400.000,Rp. 2.000.000,Rp. 4.200.000


Rp. 250.000,Rp. 300.000,Rp. 300.000,Rp. 8.650.000,-

III.3.3. Media Promosi Kesehatan (video)


1.
2.
3.
4.

Properti
Editing
Internet
Transportasi
TOTAL

Rp. 100.000,Rp. 100.000,Rp. 50.000,Rp. 50.000,-

Jumlah Keseluruhan

Rp. 300.000,Rp. 9.150.000,-

Terbilang : Sembilan juta seratus lima puluh ribu rupiah

11

BAB IV
PENUTUP
IV.1. SARAN
Materi untuk promosi kesehatan sebaiknya tidak hanya di fokuskan kepada
para penderita hipertensi saja, namun kepada orang di sekitarnya pun sebaiknya
diberi pengetahuan agar mereka bisa turut mengawasi dan hendaknya semua
pihak baik itu di lingkungan sekitar, lingkungan sekolah, dan lingkungan
pekerjaan mendukung mengenai diet garam ini. Selain itu media promosi
tambahan yang sebaiknya digunakan berupa booklet, leaflet atau pun media
tertulis lainnya agar responden dapat lebih memahami materi yang disampaikan
dan dapat dibaca ulang apabila dibutuhkan.

12

DAFTAR PUSTAKA
Sudarmoko, A., 2010. Tetap Terenyum Melawan Hipertensi. Yogyakarta: Atma
Media Press
Brunner, L dan Suddarth, D. 2002. Buku Aja Keperawatan Medical Bedah. H.
Kuncara, A. Hartono, M. Ester, Y. Asih, Terjemah. Edisi 8 Vol 1. Jakarta :
EGC
Nurkhalida. 2003. Warnta Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI
Yoon Sung., Fryar Cherly D., and Carroll Margaret D. 2015. Hypertension
Prevalence and Control Among Adults: United States, 20112014. NCHS
Data Brief, No. 220, http://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs.htm,
16 Juni 2016.
Syukraini, Irza. (2009). Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari
Bungo Tanjung, Tanjung Barat, Skripsi S-1, Fakultas Farmasi, :
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kemenkes RI. 2014. InfoDatin : Hiertensi. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
Marcum,

James

L.

2008.

When

The

Heart

Attacks.

Diakses

dari

http://proquest.umi.com/, Diakses tanggal 19 Mei 2016.


Karanja N, Erlinger TP, Hwa LP, Miller ER, Bray GA. 2004. The DASH diet for high
blood pressure : From clinical trial to dinner table. Cleveland Clinic
Journal of Medicine. Vol. 71 No. 9.
Vollmer WM, Sacks FM, Ard J, Appel LJ, Bray GA, Morton DGS. 2001. Effect of
diet and sodium intake on blood pressure : Sub group analysis of the
DASH- sodium trial. Ann Intern Med.
Pujol TJ, Tucker JE, Barnes JT. 2010. Diseases Of The Cardiovascular System. In:
Marcia

NM,

Sucher

KP,

Roth

SL.

Nutrition

Therapy

And

Pathopysiology. 2 th ed. WADSWORTH.


National Institutes Of Health, National Heart, Lung and Blood Institute, U.S.
Departement Of Health and Human Science. No. 06-4082. 2006.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

13

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka cipta.
Dewi, Tyas Kusuma. 2013. Gambaran Pengetahuan Warga Tentang Hipertensi Di
RW 02 Sukarasa Kecamatan Sukasari. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia. http://repository.upi.edu.com/. Diakses tanggal 19 Mei 2016.
Kementrian Kesehatan RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI.
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. FKUI. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sheps, Sheldon G. 2005. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi.
Jakarta: PT Intisari Mediatama.
Guertin SR. Systemic Hypertension. Dalam: Behrman RE, Vaughan VC, penyunting.
Nelsons Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelpia: WB Saunders
Company; 2002.h.1400-10.
National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Children and Adolescents. The Fourth Report on the
Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children
and Adolescents. Pediatrics. 2004; 114:555-76.
National Heart, Lung, and Blood Institute. 2006. Your Guide To : Lowering Your
Blood Pressure With DASH. U.S. Department Of Health And Human
Services.
NIH. 2015. Brief : Your Guide To Lowering Your Blood Pressure With DASH.
National Heart, Lung, and Blood Institute.
CDC Vital Signs. 2014. Low Sodium Quick Tips. Center For Disease
Control and Prevention, www.cdc.gov/vitalsigns.

14
14

LAMPIRAN
Berikut salah satu menu diet Dash :

15

Anda mungkin juga menyukai