Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
dalam suatu perusahaan. Manajemen Keuangan ini adalah salah satu fungsi yang
sangat penting di samping fungsi fungsi perusahaan yang lain. Manajemen
keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat
dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah.
Pengertian manajemen keuangan menurut Keown, Martin, Petty dan
Scott (2005:4) bahwa :
Financial management is corcerned with the maintenance and creation
of economic value or wealth.
Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:3) yaitu:
Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan
biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan
dana tersebut secara efisien.
Sedangkan menurut Gitman (2006:4) pengertian manajemen keuangan
adalah :
Managerial finance is concerned with the duties of the financial manager
in the business firm. Financial managers actively manage the financial
affairs of any type of business-financial and non financial, private and
public, large and small, profit-seeking and not-for-profit. They perform
dana
untuk
membiayai
jalannya
perusahaan,
kemudian
2.1.2
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam
melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber sumber
dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan
kebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan
pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat
baik jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan perbandingan yang
terjadi disebut dengan struktur financial dan jika diperhatikan hanya dana
investasi jangka panjang saja, maka perbandingannya disebut dengan
struktur modal. Dalam keputusan pendanaan mempengaruhi baik struktur
modal maupun stuktur financial.
3. Keputusan Deviden
Keputusan deviden bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang
dibayarkan kepada para pemegang saham. Keputusan deviden adalah
keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi
laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan proporsi dana
yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk
pertumbuhan perusahaan.
2.1.3
Manajer Keuangan
dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklarifikasikan,
diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Dimana
laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harga, hutang, modal,
pendapatan, dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2003:3) yaitu:
2.2.2
pelanggan,
pemerintah
beserta
lembaga-lembaganya
dan
masyarakat.
Menurut Winarna dan Suparno (2003:36) mereka menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, yang
meliputi :
1. Investor
Penanaman modal beresiko tinggi dan mereka berkepentingan dengan resiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli,
menahan atau menjual investasi tersebut. Para pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
7. Masyarakat
Perusahaan yang mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara,
misalnya perusahaan dapat membuktikan konstribusi yang berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan terhadap penanam modal domistik, laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend),
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Manfaat intern dari hasil interpretasi laporan keuangan dapat berupa
tingkat kinerja keuangan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan dibandingkan
dengan perusahaan saingan, efektifitas manajemen dalam pengoperasian
perusahaan dan sebagainya.
Sedangkan manfaat ektern dari hasil interpretasi laporan bagi investor
dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan untuk
menanamkan dana atau menaikkan modalnya pada perusahaan, bagi kreditur yaitu
untuk membantu pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman kepada
perusahaan.
Secara luas manfaat pokok yang diberikan oleh laporan keuangan adalah
informasi mengenai tingkat kinerja keuangan perusahaan yang mengeluarkan
laporan keuangan tersebut. Tingkat kinerja perusahaan dapat diketahui dengan
melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari analisis
tersebut, dapat diketahui potensi potensi dan kelemahan kelemahan yang
maka perlu dilakukan interpretasi dan analisis yang memadai sehingga dapat
membantu bagi keputusan yang diambil.
Menurut Harahap (2004:190) analisis laporan keuangan diartikan
sebagai:
Menguraikan pos pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan
datang. Disinilah arti pentingnya suatu analisis terhadap laporan keuangan.
2.3 Pasar Modal
2.3.1
pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan serta keseluruhan surat surat berharga
yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa
gedung) yang disisipkan guna memperdagangkan saham saham, obligasi
obligasi, dan surat berharga lainnya dengan memakai jasa para pedagang efek.
Menurut Gitman (2006:25) Pasar Modal adalah
The capital market is a market an able suppliers and demanders of long
term fund to make transaction. Included are securities issues and business
and government. The back bone of capital market is formed by the various
securities exchange that provides a forum for bond and stock
transaction.
Struktur Kepemilikan
Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat
dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat
dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Widyastuti, 2004).
Digunakan istilah struktur kepemilikan, Jensen dan Mecking (1976:120)
memberikan alasan sebagai berikut :
We use the term ownership structure rather than capital structure to
highlight the fact that crucial variables to be determined are not just the
relative amount of debt equity but also the fraction of the equity hold by
the management.
Artinya, Kami menggunakan istilah struktur kepemilikan daripada struktur
modal untuk menyoroti fakta bahwa variabel penting yang akan ditentukan tidak
hanya jumlah relatif utang ekuitas tetapi juga bagian dari ekuitas terus oleh
manajemen.
Struktur
Kepemilikan
(Ownership
Structure)
adalah
komposisi
a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh
institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi
pemegang saham publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham
yang dimiliki oleh investor institusi intern.
b. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham oleh
manajemen perusahaan yang diukur dengan prosentase jumlah saham
yang dimiliki manajemen.
c. Kepemilikan Publik
Kepemilikan saham publik merupakan kepemilikan saham oleh pihak
publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki
manajemen.
2.5
Investasi
2.5.1
Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2004:4), investasi dalam arti luas terdiri dari dua
bagian utama yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi
dalam bentuk surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial
assets).
Gitman dan Joehnk (2005:3) juga mengemukakan bahwa investasi
adalah :
any vehicle into which funds can be placed with the expectation that it
will generate positive income and / or preserve on increased its value.
Artinya, semua kendaraan/alat ke dana yang dapat ditempatkan dengan
harapan bahwa itu akan menghasilkan pendapatan yang positif dan / atau
mempertahankan pada peningkatan nilai.
Menurut Tandelilin (2001 : 3) pengertian investasi:
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa mendatang.
Jadi investasi merupakan penempatan dana pada berbagai aktiva keuangan
dengan harapan akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal pada waktu yang
akan datang. Dengan kata lain investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Pemilihan aktiva finansial dalam finansial dalam rangka investasi pada
seluruh institusi atau perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu investasi
langsung (direct investing) dan investasi tidak langsung (indirect investing).
Investasi langsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat berharga secara
langsung dalam suatu perusahaan atau institusi yang secara resmi telah go public
dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividen dan
capital gain. Sedangkan investasi tidak langsung terjadi bila surat surat berharga
yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment
company) yang berfungsi sebagai perantara.
2.5.2
Tujuan Investasi
Pada dasarnya tujuan
orang melakukan
investasi
adalah
untuk
2.5.3
Risiko Investasi
Menurut Tandelilin (2001 : 48) menjelaskan pula mengenai risiko:
Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual dengan
yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti
semakin besar resiko investasi tersebut.
Menurut Tandelilin (2001 : 50), terdapat beberapa sumber resiko yang
2.5.4
dikuasai oleh entitas. Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada
sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Investasi Langsung (direct investment)
Investasi Langsung (direct investment) dapat diartikan sebagai suatu
pemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang
secara resmi telah go public dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan berupa penghasilan dividen dan capital gains.
b. Investasi Tidak Langsung (indirect investment)
Investasi Tidak Langsung (indirect investment) terjadi bilamana suratsurat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan
investasi (investment company) yang berfungsi sebagai perantara.
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk produk investasi yang
tersedia di pasaran antara lain :
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku
bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan.
Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang
kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya,
dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang
diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank
selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam,
dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian).
Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga
tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak
akan terpengaruh pada bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan
membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang
saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut
deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga
yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun
lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut
capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua
yaitu deviden dan capital gain.
d. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu:
1. Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan
uang sewa,
2. properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
e. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik,
dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barangbarang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak
lain.
f. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh
negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika,
Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas
akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7.
Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi
pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding
searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin
tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas
melampaui kenaikan inflasi itu sendiri
g. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan
investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia
menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar
tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia
mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif
h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal
perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya
yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor
suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku
bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat
juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi
maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
2.6
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam beberapa literatur disebut dengan berbagai istilah,
misalnya price book value (PBV) ratio dan market/book (M/B) ratio. Nilai
perusahaan diindikasikan dengan price book value. Price book value yang tinggi
akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai
perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi, (Soliha & Taswan: 2002).
Menurut J. Keown, Scott, dan Martin (2004: 849), terdapat variabelvariabel kuantitatif yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai suatu
perusahaan, antara lain:
a. Nilai buku
Nilai buku merupakan jumlah aktiva dari neraca dikurangi kewajiban
yang ada atau modal pemilik. Nilai buku tidak menghitung nilai pasar
dari suatu perusahaan secara keseluruhan karena perhitungan nilai
buku berdasarkan pada data historis dari aktiva perusahaan.
b. Nilai pasar perusahaan
Nilai pasar saham adalah suatu pendekatan untuk memperkirakan nilai
bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa
sekuritas dan secara luas diperdagangkan, maka pendekatan nilai dapat
dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai merupakan suatu
pendekatan yang paling sering digunakan dalam menilai perusahaan
besar, dan nilai ini dapat berubah dengan cepat.
c. Nilai apprasial
Perusahaan yang berdasarkan appraiser independent akan mengijinkan
pengurangan terhadap goodwill apabila harga aktiva perusahaan
meningkat. Goodwill dihasilkan sewaktu nilai pembelian perusahaan
melebihi nilai buku aktivanya.
d. Nilai arus kas yang diharapkan
Nilai ini dipakai dalam penilaian merger atau akuisisi. Nilai sekarang
dari arus kas yang telah ditentukan akan menjadi maksimum dan harus
dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan (target firm), pembayaran
awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih
sekarang dari merger. Nilai sekarang (present value) adalah arus kas
bebas dimasa yang akan datang.
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) per
lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham
(book value per share) tidak menunjukkan ukuran kinerja saham yang penting,
tetapi nilai buku per lembar saham dapat mencerminkan berapa besar jaminan
yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham
dilikuidasi. Menurut Van Horne (2007:375):
Nilai buku per lembar saham biasa adalah ekuitas pemegang saham total
aktiva dikurangi total kewajiban dan saham preferen seperti yang tercantum
dalam neraca dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Adapun yang dimaksud dengan nilai buku per saham atau book value per share
adalah perbandingan antara modal dengan jumlah saham yang beredar. Nilai
perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t yang tercermin pada harga
saham. Pengukuran varibel nilai perusahaan adalah rasio kenaikan/penurunan harga
saham dengan nilai buku per saham pada neraca akhir tahun t. Pengukuran ini sesuai
dengan pengukuran yang digunakan dalam penelitian Sudarma (2003).
2.7
2.7.1
manajerial, publik, ataupun institusional. Masalah yang sering terjadi dari struktur
kepemilikan adalah konflik agensi, yaitu adanya perbedaan kepentingan antara
manajemen perusahaan sebagai pengelola dan pengambil keputusan dalam
perusahaan dengan para investor atau para pemegang saham sebagai pemilik
perusahaan. Dengan adanya perbedaan kepentingan ini, akan mempengaruhi nilai
perusahaan.
Teori
manajemen
keuangan
telah
banyak
membuktikan
bahwa
kepemilikan saham akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sekaligus
mematahkan paradigma lama yang mengatakan sebaliknya. Bukti teoritis maupun
empiris secara awal telah ditunjukkan oleh Berle dan Means (1932) dalam
Navissi dan Naiker (2006); dan Jensen dan Meckling (1976), yang menemukan
bahwa nilai perusahaan merupakan fungsi dari distribusi dengan proporsi tertentu
atas kepemilikan oleh insiders dan outsiders. Hasil penelitian ini selanjutnya juga
didukung oleh Romano (1996) dalam Navissi dan Naiker (2006); dan Cyert et.al
(1998) dalam Navissi dan Naiker (2006), yang menemukan bahwa kepemilikan
tunggal dan dominan (blockholder) memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Teory keagenan (agency theory) memunculkan argumentasi terhadap
adanya konflik antara pemilik yaitu pemegang saham dengan manajer. Konflik
tersebut muncul sebagai akibat perbedaan kepentingan antara kedua pihak.
Kepemilikan manajerial (insider) kemudian dipandang sebagai mekanisme
kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik tersebut. Dalam hal ini kepemilikan
insider dipandang dapat menyamakan kepentingan antara pemilik dan manajer,
sehingga semakin tinggi kepemilikan insider akan semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
Kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan
peminjaman
kepada
manajemen
sehingga
manajemen
terdorong
untuk
2.7.2
bertujuan
untuk
tercapainya
tujuan
dari
perusahaan
serta