Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Keuangan


2.1.1

Pengertian Manajemen Keuangan


Manajemen Keuangan merupakan salah satu bidang manajemen yang ada

dalam suatu perusahaan. Manajemen Keuangan ini adalah salah satu fungsi yang
sangat penting di samping fungsi fungsi perusahaan yang lain. Manajemen
keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat
dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah.
Pengertian manajemen keuangan menurut Keown, Martin, Petty dan
Scott (2005:4) bahwa :
Financial management is corcerned with the maintenance and creation
of economic value or wealth.
Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:3) yaitu:
Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan
biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan
dana tersebut secara efisien.
Sedangkan menurut Gitman (2006:4) pengertian manajemen keuangan
adalah :
Managerial finance is concerned with the duties of the financial manager
in the business firm. Financial managers actively manage the financial
affairs of any type of business-financial and non financial, private and
public, large and small, profit-seeking and not-for-profit. They perform

such varied financial tasks as planning, extending credit to customers,


evaluating proposed large expenditures, and raising money to fund the
firms operation.
Menurut pengertian di atas manajemen keuangan adalah menyangkut
tugas manajer keuangan di dalam perusahaan. Manajer keuangan secara aktif
mengatur urusan dari berbagai macam tipe dari bisnis keuangan dan bukan
keuangan, pribadi dan masyarakat, besar dan kecil, mencari keuntungan ataupun
tidak mencari keuntungan. Mereka melakukan berbagai macam perencanaan
keuangan, perpanjangan kredit kepada pelanggan, penilaian usulan penggunaan
beban yang besar dan meningkatkan dana untuk membiayai perusahaan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan
adalah aktivitas perusahaan yang biasa dilakukan oleh manajer keuangan guna
mendapatkan

dana

untuk

membiayai

jalannya

perusahaan,

kemudian

menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut baik dana dalam perusahaan


maupun dana dari luar perusahaan kedalam berbagai bentuk investasi. Keputusan
investasi ini yang diharapkan dapat memperoleh laba. Selain itu, aktivitas
perusahaan juga meliputi keputusan mengenai kebijakan dividen, dimana
keputusan ini menentukan persentase dari keuntungan bersih yang akan
dibayarkan sebagai cash dividend, penentuan stock dividend, dan pembelian
kembali saham. Manajer Keuangan juga mengatur berbagai urusan dalam
perusahaan untuk memperlancar jalannya perusahaan khususnya dalam bidang
keuangan.

2.1.2

Fungsi Manajemen Keuangan


Prinsip manajemen keuangan perusahaan menuntut agar baik dalam

memperoleh maupun dalam menggunakan dana harus didasarkan pada


perkembangan efisiensi dan efektivitas. Dengan demikian manajemen keuangan
tidak lain adalah menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian
yang baik dalam menggunakan maupun dalam pemenuhan kebutuhan dana.
Menurut Brigham and Ehrhardt (2002:26) menyatakan bahwa :
Financial management is important in all types of business. Include
banks and other financial institutions, as well as industrial and retail
firms. Financial management is also important in governmental
operations, form school to hospitals to highway department. The job
opportunities in financial management range from making decisions
regarding plant expansions to choosing what types of securities to issue
what financing an expansion.
Fungsi utama dalam manajemen keuangan menurut Irawati (2006:3)
terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan,
yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang diambil oleh manajer
keuangan dalam allocation of fund atau pengalokasian dana dalam bentuk
investasi yang dapat menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
Keputusan investasi ini akan tergambar dari aktiva perusahaan, dan
mempengaruhi struktur kekayaan perusahaan yaitu perbandingan antara
current assets dengan fixed assets.

2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam
melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber sumber
dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhan
kebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaannya. Keputusan
pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan, dengan melihat
baik jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan perbandingan yang
terjadi disebut dengan struktur financial dan jika diperhatikan hanya dana
investasi jangka panjang saja, maka perbandingannya disebut dengan
struktur modal. Dalam keputusan pendanaan mempengaruhi baik struktur
modal maupun stuktur financial.
3. Keputusan Deviden
Keputusan deviden bagian dari keuntungan suatu perusahaan yang
dibayarkan kepada para pemegang saham. Keputusan deviden adalah
keputusan manajemen keuangan dalam menentukan besarnya proporsi
laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan proporsi dana
yang akan disimpan di perusahaan sebagai laba ditahan untuk
pertumbuhan perusahaan.
2.1.3

Tujuan Manajemen Keuangan


Tujuan manajemen keuangan menurut Irawati (2006:4) adalah untuk

memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (Expense atau


cost) guna mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam

menjalankan perusahaan ke arah perkembangan dan perusahaan yang berjalan


atau survive dan expantion. Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran
para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham
diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan
pencerminan dari keputusan keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan
dividen. Maka tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan
mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana guna
mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang saham (Sutrisno,
2003:5).
2.1.4

Manajer Keuangan

2.1.4.1 Pengertian Manajer Keuangan


Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalin kegiatan keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut
sering disebut sebagai manajer keuangan. Definisi manajer keuangan menurut
Gitman (2006:4) adalah sebagai berikut :
Financial manager is actively manages the financial affairs of any type
of business, whether financial or non-financial, private or public, large or
small, profit seeking or not-for-profit.
Menurut pengertian di atas, manajer keuangan secara aktif mengatur
urusan keuangan dari berbagai jenis bisnis, baik keuangan maupun non-keuangan,
umum atau khusus, besar atau kecil, berorientasi keuntungan maupun non-profit.

2.1.4.2 Fungsi Manajer Keuangan


Manajemen keuangan (keuangan perusahaan) memiliki kesempatan kerja
yang terluas karena setiap perusahaan pasti membutuhkan seorang manajer
keuangan yang menangani fungsi fungsi keuangan. Menurut B, Block and A.
Hirt (2005:5), manajer keuangan bertanggung jawab atas pengalokasian dana
perusahaan baik dalam bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap, untuk
menghasilkan perpaduan yang terbaik dari alternatif alternatif keuangan, dan
untuk mengembangkan kebijakan deviden yang tepat dalam rangka mencapai
tujuan dari perusahaan. Fungsi fungsi keuangan ini dilaksanakan dari hari ke
hari yang sesekali menggunakan pasar modal untuk memperoleh dana baru.
Kegiatan dari manajemen keuangan sehari hari adalah pengelolaan kredit,
mengontrol persediaan, serta berkaitan dengan penerimaan dan penyaluran dana.
2.2 Laporan Keuangan
2.2.1

Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana

dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklarifikasikan,
diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Dimana
laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harga, hutang, modal,
pendapatan, dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2003:3) yaitu:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.


Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
harga.

2.2.2

Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan


Dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan pada

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:4)


disebutkan bahwa :
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban, berbuat demikian agar mereka dapat
membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya
keputusan untuk menahan, menjual investasi mereka dalam perusahaan
atau untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan laporan keuangan adalah
untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakainya dalam hal
pengambilan keputusan tentang perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan
atau pihak manajemen perusahaan tersebut. Manfaat dari laporan keuangan itu
sendiri terletak pada interpretasi masing masing pemakai laporan keuangan
tersebut.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi


Keuangan (2002: 2 - 3), pemakai laporan keuangan terdiri dari berbagai pihak
dengan beberapa kepentingan, seperti yang dinyatakan sebagai berikut :
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya,

pelanggan,

pemerintah

beserta

lembaga-lembaganya

dan

masyarakat.
Menurut Winarna dan Suparno (2003:36) mereka menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, yang
meliputi :
1. Investor
Penanaman modal beresiko tinggi dan mereka berkepentingan dengan resiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli,
menahan atau menjual investasi tersebut. Para pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan


kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu lebih pendek dari pada pemberi pinjaman,
kecuali kalau sebagai pelanggan utama, mereka tergantung pada kelangsungan
hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannnya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.

7. Masyarakat
Perusahaan yang mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara,
misalnya perusahaan dapat membuktikan konstribusi yang berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan terhadap penanam modal domistik, laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend),
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Manfaat intern dari hasil interpretasi laporan keuangan dapat berupa
tingkat kinerja keuangan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan dibandingkan
dengan perusahaan saingan, efektifitas manajemen dalam pengoperasian
perusahaan dan sebagainya.
Sedangkan manfaat ektern dari hasil interpretasi laporan bagi investor
dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan untuk
menanamkan dana atau menaikkan modalnya pada perusahaan, bagi kreditur yaitu
untuk membantu pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman kepada
perusahaan.
Secara luas manfaat pokok yang diberikan oleh laporan keuangan adalah
informasi mengenai tingkat kinerja keuangan perusahaan yang mengeluarkan
laporan keuangan tersebut. Tingkat kinerja perusahaan dapat diketahui dengan
melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari analisis
tersebut, dapat diketahui potensi potensi dan kelemahan kelemahan yang

dimiliki perusahaan, sehingga pihak pihak yang berkepentingan dengan


perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
2.2.3

Analisis Laporan Keuangan


Agar laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi yang berarti,

maka perlu dilakukan interpretasi dan analisis yang memadai sehingga dapat
membantu bagi keputusan yang diambil.
Menurut Harahap (2004:190) analisis laporan keuangan diartikan
sebagai:
Menguraikan pos pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.

Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2002:37):


Analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio
rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan
kemungkinan di masa depan.
Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan
keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat
diprediksi apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Dengan mengolah lebih
lanjut laporan keuangan melalui proses pembandingan, evaluasi dan analisis trend

akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan
datang. Disinilah arti pentingnya suatu analisis terhadap laporan keuangan.
2.3 Pasar Modal
2.3.1

Pengertian Pasar Modal


Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/1990

pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank bank komersial dan semua
lembaga perantara di bidang keuangan serta keseluruhan surat surat berharga
yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa
gedung) yang disisipkan guna memperdagangkan saham saham, obligasi
obligasi, dan surat berharga lainnya dengan memakai jasa para pedagang efek.
Menurut Gitman (2006:25) Pasar Modal adalah
The capital market is a market an able suppliers and demanders of long
term fund to make transaction. Included are securities issues and business
and government. The back bone of capital market is formed by the various
securities exchange that provides a forum for bond and stock
transaction.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa pengertian dari


pasar modal adalah pasar yang memungkinkan pihak yang mempunyai dana dan
membutuhkan dana jangka panjang dapat bertransaksi.
Pengertian pasar modal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 ayat 1 adalah:

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran


umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.
Sedangkan pengertian bursa efek (stock exchange) menurut Undangundang No. 8 pasal 1 butir 4 tentang Pasar Modal adalah :
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan panawaran jual dan beli
efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka.
2.4

Struktur Kepemilikan
Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat

menyebar. Kegiatan operasi perusahaan sehari-hari dijalankan oleh manajer yang


biasanya tidak mempunyai saham kepemilikan yang besar. Secara teori, manajer
merupakan agen atau wakil pemilik. Namun pada kenyataannnya mereka
mengendalikan perusahaan. Dengan demikian, konflik kepentingan antar pemilik
dapat terjadi. Hal ini disebut masalah keagenan, yaitu devergensi kepentingan
yang timbul antara pemilik dan agennya (Widyastuti, 2004). Struktur
kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang
perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak
luar (outsider ownership concentration) dan (2) kepemilikan perusahaan oleh
manajer (manager ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda

dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat
dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Widyastuti, 2004).
Digunakan istilah struktur kepemilikan, Jensen dan Mecking (1976:120)
memberikan alasan sebagai berikut :
We use the term ownership structure rather than capital structure to
highlight the fact that crucial variables to be determined are not just the
relative amount of debt equity but also the fraction of the equity hold by
the management.
Artinya, Kami menggunakan istilah struktur kepemilikan daripada struktur
modal untuk menyoroti fakta bahwa variabel penting yang akan ditentukan tidak
hanya jumlah relatif utang ekuitas tetapi juga bagian dari ekuitas terus oleh
manajemen.
Struktur

Kepemilikan

(Ownership

Structure)

adalah

komposisi

kepemilikan dalam perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Struktur


kepemilikan terdiri dari: Kepemilikan publik; merupakan porsi saham beredar
(outstanding share) yang dimiliki masyarakat atau publik domestik (degree of
public ownership). Kepemilikan asing; merupakan porsi outstanding share yang
dimiliki oleh investor atau pemodal asing (foreign investors).
Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional,
kepemilikan publik, dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan,
menurut Sudarma (2003):

a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh
institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi
pemegang saham publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham
yang dimiliki oleh investor institusi intern.
b. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham manajerial merupakan kepemilikan saham oleh
manajemen perusahaan yang diukur dengan prosentase jumlah saham
yang dimiliki manajemen.
c. Kepemilikan Publik
Kepemilikan saham publik merupakan kepemilikan saham oleh pihak
publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki
manajemen.

2.5

Investasi

2.5.1

Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2004:4), investasi dalam arti luas terdiri dari dua

bagian utama yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) dan investasi
dalam bentuk surat berharga atau sekuritas (marketable securities atau financial
assets).
Gitman dan Joehnk (2005:3) juga mengemukakan bahwa investasi
adalah :

any vehicle into which funds can be placed with the expectation that it
will generate positive income and / or preserve on increased its value.
Artinya, semua kendaraan/alat ke dana yang dapat ditempatkan dengan
harapan bahwa itu akan menghasilkan pendapatan yang positif dan / atau
mempertahankan pada peningkatan nilai.
Menurut Tandelilin (2001 : 3) pengertian investasi:
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa mendatang.
Jadi investasi merupakan penempatan dana pada berbagai aktiva keuangan
dengan harapan akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal pada waktu yang
akan datang. Dengan kata lain investasi adalah penanaman modal untuk satu atau
lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Pemilihan aktiva finansial dalam finansial dalam rangka investasi pada
seluruh institusi atau perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu investasi
langsung (direct investing) dan investasi tidak langsung (indirect investing).
Investasi langsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat berharga secara
langsung dalam suatu perusahaan atau institusi yang secara resmi telah go public
dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividen dan
capital gain. Sedangkan investasi tidak langsung terjadi bila surat surat berharga
yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment
company) yang berfungsi sebagai perantara.

Menurut Yuniningsih (2002) investasi merupakan pertumbuhan total asset


perusahaan dari tahun ke tahun. Untuk mengukur pertumbuhan investasi yang
akan dilakukan perusahaan, maka dapat menggunakan rumus:



2.5.2

  
 

 

Tujuan Investasi
Pada dasarnya tujuan

orang melakukan

investasi

adalah

untuk

menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5)


ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Seseorang
yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari
waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa
yang akan datang.
b. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan
atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang
bidang usaha tertentu.

Menurut Gitman dan Joehnk (2005:13), ada beberapa alasan mengapa


seseorang melakukan investasi, antara lain adalah :
1. Accumulating retirement funds
Accumulating funds forf retirement is the single most important reason for
investing.
2. Enhancing current income
investment enchance current income by earnings dividends or interest
3. Saving for major expenditure.
the most common of these are the down payment on a home, education,
vacation travel and capital to start business
4. Sheltering income from taxes.
obviously, if person can avoid or defer paying taxes the income from
investment, its will have more funds left for reinvestment.
Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa tujuan dari
investasi secara garis besar, yaitu untuk mengharapkan pendapatan (return) yang
lebih besar atas investasi yang telah dilakukan untuk hasil yang akan diperoleh
pada masa yang akan datang dan tentunya dengan tingkat risiko yang selalu
menyertainya.

2.5.3

Risiko Investasi
Menurut Tandelilin (2001 : 48) menjelaskan pula mengenai risiko:
Resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual dengan
yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti
semakin besar resiko investasi tersebut.
Menurut Tandelilin (2001 : 50), terdapat beberapa sumber resiko yang

bisa mempengaruhi besarnya risiko atas suatu investasi, antara lain:


1. Risiko suku bunga
2. Risiko pasar
3. Risiko inflasi
4. Risiko bisnis
5. Risiko finansial
6. Risiko likuiditas
7. Risiko nilai tukar mata uang
8. Risiko negara

2.5.4

Jenis Jenis Investasi


Keputusan investasi dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang

mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam arti


luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real assets) berupa aktiva berwujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.
2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asstes) berupa suratsurat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang

dikuasai oleh entitas. Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada
sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Investasi Langsung (direct investment)
Investasi Langsung (direct investment) dapat diartikan sebagai suatu
pemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang
secara resmi telah go public dengan harapan akan mendapatkan
keuntungan berupa penghasilan dividen dan capital gains.
b. Investasi Tidak Langsung (indirect investment)
Investasi Tidak Langsung (indirect investment) terjadi bilamana suratsurat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan
investasi (investment company) yang berfungsi sebagai perantara.
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk produk investasi yang
tersedia di pasaran antara lain :
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku
bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan.
Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang
kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya,
dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang
diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank

selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam,
dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian).
Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga
tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak
akan terpengaruh pada bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan
membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut.
Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang
saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut
deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga
yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun
lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut
capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua
yaitu deviden dan capital gain.
d. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau
rumah. Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu:
1. Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan
uang sewa,
2. properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.

e. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik,
dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barangbarang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak
lain.
f. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia
setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh
negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika,
Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas
akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7.
Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi
pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding
searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin
tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas
melampaui kenaikan inflasi itu sendiri
g. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan
investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia
menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar
tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia
mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif

h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal
perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya
yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor
suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku
bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat
juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi
maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.

2.6

Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam beberapa literatur disebut dengan berbagai istilah,

misalnya price book value (PBV) ratio dan market/book (M/B) ratio. Nilai
perusahaan diindikasikan dengan price book value. Price book value yang tinggi
akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai
perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga
tinggi, (Soliha & Taswan: 2002).
Menurut J. Keown, Scott, dan Martin (2004: 849), terdapat variabelvariabel kuantitatif yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai suatu
perusahaan, antara lain:

a. Nilai buku
Nilai buku merupakan jumlah aktiva dari neraca dikurangi kewajiban
yang ada atau modal pemilik. Nilai buku tidak menghitung nilai pasar
dari suatu perusahaan secara keseluruhan karena perhitungan nilai
buku berdasarkan pada data historis dari aktiva perusahaan.
b. Nilai pasar perusahaan
Nilai pasar saham adalah suatu pendekatan untuk memperkirakan nilai
bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa
sekuritas dan secara luas diperdagangkan, maka pendekatan nilai dapat
dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai merupakan suatu
pendekatan yang paling sering digunakan dalam menilai perusahaan
besar, dan nilai ini dapat berubah dengan cepat.
c. Nilai apprasial
Perusahaan yang berdasarkan appraiser independent akan mengijinkan
pengurangan terhadap goodwill apabila harga aktiva perusahaan
meningkat. Goodwill dihasilkan sewaktu nilai pembelian perusahaan
melebihi nilai buku aktivanya.
d. Nilai arus kas yang diharapkan
Nilai ini dipakai dalam penilaian merger atau akuisisi. Nilai sekarang
dari arus kas yang telah ditentukan akan menjadi maksimum dan harus
dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan (target firm), pembayaran
awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih

sekarang dari merger. Nilai sekarang (present value) adalah arus kas
bebas dimasa yang akan datang.
Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net assets) per
lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham
(book value per share) tidak menunjukkan ukuran kinerja saham yang penting,
tetapi nilai buku per lembar saham dapat mencerminkan berapa besar jaminan
yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham
dilikuidasi. Menurut Van Horne (2007:375):
Nilai buku per lembar saham biasa adalah ekuitas pemegang saham total
aktiva dikurangi total kewajiban dan saham preferen seperti yang tercantum
dalam neraca dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
Adapun yang dimaksud dengan nilai buku per saham atau book value per share
adalah perbandingan antara modal dengan jumlah saham yang beredar. Nilai
perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun t yang tercermin pada harga
saham. Pengukuran varibel nilai perusahaan adalah rasio kenaikan/penurunan harga
saham dengan nilai buku per saham pada neraca akhir tahun t. Pengukuran ini sesuai
dengan pengukuran yang digunakan dalam penelitian Sudarma (2003).



2.7

  


   

Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan Investasi terhadap


Nilai Perusahaan

2.7.1

Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan


Struktur kepemilikan merupakan proporsi kepemilikan saham antara

manajerial, publik, ataupun institusional. Masalah yang sering terjadi dari struktur
kepemilikan adalah konflik agensi, yaitu adanya perbedaan kepentingan antara
manajemen perusahaan sebagai pengelola dan pengambil keputusan dalam
perusahaan dengan para investor atau para pemegang saham sebagai pemilik
perusahaan. Dengan adanya perbedaan kepentingan ini, akan mempengaruhi nilai
perusahaan.
Teori

manajemen

keuangan

telah

banyak

membuktikan

bahwa

kepemilikan saham akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini sekaligus
mematahkan paradigma lama yang mengatakan sebaliknya. Bukti teoritis maupun
empiris secara awal telah ditunjukkan oleh Berle dan Means (1932) dalam
Navissi dan Naiker (2006); dan Jensen dan Meckling (1976), yang menemukan
bahwa nilai perusahaan merupakan fungsi dari distribusi dengan proporsi tertentu
atas kepemilikan oleh insiders dan outsiders. Hasil penelitian ini selanjutnya juga
didukung oleh Romano (1996) dalam Navissi dan Naiker (2006); dan Cyert et.al
(1998) dalam Navissi dan Naiker (2006), yang menemukan bahwa kepemilikan
tunggal dan dominan (blockholder) memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Teory keagenan (agency theory) memunculkan argumentasi terhadap
adanya konflik antara pemilik yaitu pemegang saham dengan manajer. Konflik
tersebut muncul sebagai akibat perbedaan kepentingan antara kedua pihak.
Kepemilikan manajerial (insider) kemudian dipandang sebagai mekanisme

kontrol yang tepat untuk mengurangi konflik tersebut. Dalam hal ini kepemilikan
insider dipandang dapat menyamakan kepentingan antara pemilik dan manajer,
sehingga semakin tinggi kepemilikan insider akan semakin tinggi pula nilai
perusahaan.
Kepemilikan institusional akan mendorong pemilik untuk melakukan
peminjaman

kepada

manajemen

sehingga

manajemen

terdorong

untuk

meningkatkan kinerjanya, selanjutnya nilai perusahaan akan meningkat.


Kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerja
perusahaan, karena mereka juga memiliki perusahaan. Kinerja perusahaan yang
meningkat akan meningkatkan nilai perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan
mengurangi minat investor untuk menginvestasikan dananya ke pasar modal
sehingga aktivitas perdagangan akan menurun dan nilai perusahaan akan
menurun. Pertumbuhan pasar menunjukkan kinerja perusahaan membaik sehingga
investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Kepemilikan
pada pihak luar perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan, Lins
(2002). Sedangkan Davies, Hillier, dan McColgan (2002) menghasilkan penelitian
yang bertentangan dengan penelitian lainnya yaitu nilai perusahaan ditentukan
kepemilikan manajerial dengan kata lain kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hal yang sama dikemukakan oleh Yao (2008) yaitu
managerial ownership affects firm value in a linearly positive way.

2.7.2

Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan menentukan


bagaimana keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa yang akan datang.
Keputusan investasi yang tepat akan membuat kelangsungan hidup perusahaan
semakin baik. Apabila kelangsungan hidup perusahaan terganggu, maka penilaian
investor terhadap perusahaan akan sangat terpengaruh. Investasi yang dilakukan
perusahaan

bertujuan

untuk

tercapainya

tujuan

dari

perusahaan

serta

kelangsungan hidup perusahaan. Keputusan investasi sangat penting karena untuk


mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi
(Modigliani & Miller, 1958). Fama dan French (1998), menemukan bahwa
investasi yang dihasilkan dari kebijakan dividen dan leverage memiliki informasi
yang positif tentang perusahaan di masa yang akan datang, selanjutnya berdampak
positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Hasnawati (2005) menyatakan
keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai