Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Sejak lama diketahui bahwa abortus spontan hanyalah sebagian kecil dari

seluruh kejadian abortus. Bagian terbesar adalah abortus buatan yang dilakukan
dengan sengaja akibat kehamilan yang tidak diingini. Dari hasil World Fertility
Survey tahun 1987, diketahui bahwa di seluruh dunia ada sekitar 300 juta
pasangan usia subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, tetapi tidak
menggunakan alat kontrasepsi apapun. Mereka adalah kelompok yang sangat
berisiko untuk mengalami kehamilan yang tidak diingini. Keadaan seperti ini
paling mencolok ditemukan di negara-negara di Afrika, Asia, dan Amerika latin,
yang tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan jasa aborsinya sangat rendah.
Program keluarga berencana di Afrika, Asia, dan Amerika latin secara berturutturut hanya mampu mencakup 23%, 43%, dan 57% dari para pasangan yang tidak
menginginkan anak tersebut (WHO, 1995).
Pada tahun 2000 di Indonesia diperkirakan sekitar dua juta aborsi terjadi.
Salah satu alasan yang sering diungkapkan oleh perempuan yang mengupayakan
aborsi adalah bahwa mereka sudah mencapai jumlah anak yang diinginkan (Sedgh
G. dan Ball H., 2008).
Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak
diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti
prosedur kesehatan atau kedua-duanya (Definisi WHO).

Dari 46 juta aborsi /

tahun, 20 juta dilakukan dengan tidak aman, 800 wanita diantaranya meninggal
karena komplikasi aborsi tidak aman dan sekurangnya 13 persen kontribusi Angka
Kematian Ibu Global (AGI, 1997; WHO 1998a; AGI, 1999).
Frekuensi kehamilan yang tidak diingini yang tinggi itu dipastikan akan
meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan abortus. Menurut badan kesehatan dunia
(WHO), di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta ibu yang
tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi. Setiap tahun, sekitar

Universitas Sumatera Utara

500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan.
Sekitar 30-50% di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak
aman. Yang lebih memprihatinkan lagi, sekitar 90% dari kematian tersebut terjadi
di negara berkembang, termasuk Indonesia, yang jumlah dan penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan profesionalnya masih relatif kecil dan tidak merata (Ericca,
1997).
Jatipura dkk memperoleh 31,4% abortus per 100 kehamilan di RSCM
selama 1972-1975. Budi Utomo dkk memperhitungkan angka abortus spontan
menurut WHO (15-20 per 100 kehamilan), dan menyimpulkan bahwa kira-kira
separuh dari abortus tersebut adalah provokatus (Budiyanto dkk, 1997).
Knight menyatakan bahwa abortus buatan terjadi kira-kira 40% dari seluruh
abortus, meskipun angka tersebut sebenarnya bervariasi (Budiyanto dkk, 1997).
Angka Kejadian Abortus sulit ditentukan karena abortus buatan banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila telah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tidak
jelas umur kehamilannya, hanya sedikit memberi gejala atau tanda sehingga ibu
biasanya tidak melapor atau berobat. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui,
15-20% merupakan abortus spontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari
pasangan yang mencoba hamil akan mengalami 2 keguguran yang berurutan, dan
sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran yang berurutan
(Hadijanto, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai Penyebab-Penyebab Abortus Spontan ini.

1.2

Rumusan Masalah
Bagaimana penyebab dari abortus spontan di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan dari tahun 2007-2009.

Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum :
Untuk mengetahui penyebab terjadinya abortus spontan.

1.3.2. Tujuan khusus :


Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penyebab abortus spontan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik.
2. Untuk mengetahui karakteristik abortus spontan berdasarkan usia
ibu.
3. Untuk mengetahui karakteristik abortus spontan berdasarkan usia
kehamilan.
4. Untuk mengetahui katakteristik abortus spontan berdasarkan
paritas.
5. Untuk mengetahui karakterisik abortus spontan berdasarkan
riwayat abortus.

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi peneliti
a. Mengaplikasikan pengetahuan medik yang telah diperoleh.
b. Untuk kepentingan tugas akhir CRP sebagai salah satu syarat
kelulusan.
c. Mengembangkan

minat,

daya pikir

dan kemampuan untuk

melakukan penelitian di bidang kesehatan.


d. Melatih kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat.
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Realisasi tridarma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsinya
sebagai

lembaga

penyelenggara

pendidikan,

penelitian,

dan

pengabdian masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

b. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antara mahasiswa dan staf


pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
c. Membangun citra dan kerja sama antara Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara dengan Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan.
3. Bagi Masyarakat
Agar masyarakat dapat mengetahui penyebab-penyebab yang dapat
menimbulkan abortus spontan.
4. Bagi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Untuk mengetahui angka kejadian abortus spontan di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai