Anda di halaman 1dari 8

Analisa Petrofisik untuk Menentukan Cadangan

Volumetrik Hidrokarbon dan Perforasi Optimal


Pada Lapangan Bangko, Provinsi Riau
Farisyah Melladia Utami, Edy Sutriyono, Ubaidillah Anwar Prabu
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang Sumatera Selatan
Telp/Fax. (0711) 580137; e-mail: farisyah.mining08@gmail.com

Abstrak Data log sumur mempunyai peranan penting


dalam kegiatan eskplorasi dan operasi produksi. Evaluasi
data log dengan analisa petrofisik dan analisa nilai cut off
dapat mengetahui letak zona hidrokarbon, ketebalan
hidrokarbon, zona perforasi dan besarnya cadangan yang
terdapat dalam suatu reservoar (Oil Originally In Place).
Penelitian ini, melakukan analisa terhadap parameter
petrofisik untuk mengetahui zona yang mengandung
hidrokarbon dengan mengolah data dari log gamma ray, log
resistivity, dan log density. Karakteristik petrofisik pada
reservoar yang prospek hidrokarbon memperlihatkan
volume shale sebesar 35%, porositas efektif 23%, dan water
saturation 44%. Kandungan hidrokarbon terdapat pada
nilai batas (cut off) volume shale 55%, porositas efektif
12,5%, dan water saturation 66% dengan peluang
hidrokarbon sebesar 69%. Hasil total cadangan volumetrik
(OOIP) sebesar 4.153,21 MBO yang diperoleh dari total
ketebalan 195,5 feet.
Kata KunciAnalisa petrofisik, Oil Originally In Place
(OOIP), Zona perforasi.
Abstract Well log data has an important role in exploration
and production activities. Evaluating log data using
petrophysic analysis and value of cut off analysis are use to
know the position of hydrocarbon, the thickness of
hydrocarbon, the perforation zone and the total reserve in a
reservoar place (Oil Originally In place). This study is to
analyze the petrophysic parameters to identify the hydrocarbon
zone by processing the data of gamma ray log, resistivity log,
and density log. Petrophysic characteristics of the reservoar
which may have hydrocarbon potential show 35% shale
volume, 23% effective porosity, and 44% water saturation. .
Hydrocarbon found in cut off 55% shale volume, 12,5%
effective porosity and 66% water saturation with 69%
possible hydrocarbon. The total of volumetric reserve is about
4.153,21 MBO which is obtained from the total thickness of
195,5 feet.
KeywordsAnalysis petrophysic, Oil Originally In Place
(OOIP), Perforation zone.

I. PENDAHULUAN
Evaluasi bawah permukaan (subsurface) suatu
sumur memiliki peranan penting untuk mengetahui letak
kedalaman dan ketebalan lapisan produktif hidrokarbon.
Cara yang digunakan untuk evaluasi bawah permukaan
dalam penentuan zona produktif hidrokarbon yaitu dengan
data log.

Well logging merupakan cara untuk mendapatkan


informasi mengenai karakteristik dari suatu formasi batuan
yang diperoleh melalui pengukuran parameter-parameter
fisika dalam lubang bor pada kedalaman tertentu. Hasil
analisa data log akan mempresentasikan sifat petrofisik
dari suatu reservoar yang meliputi volume shale, porositas
efektif, water saturation, dan permeabilitas. Sifat
petrofisik dari suatu reservoar juga digunakan untuk
menentukan jenis fluida (air, minyak, atau gas) yang
terkandung didalamnya. Analisa petrofisik juga dapat
digunakan untuk menentukan zona produktif hidrokarbon.
Dengan mengetahui letak zona produktif hidrokarbon
akan mempermudah kegiatan operasi produksi dalam
menentukan titik perforasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa sifat
petrofisik reservoar dari data log untuk menentukan
besarnya jumlah cadangan volumetrik (Oil Originally In
Place) dan letak titik perforasi optimal dalam upaya
meningkatkan hasil produksi.

II. DASAR TEORI


A. Well Logging
Well
logging
merupakan
cara
untuk
mendapatkan informasi mengenai karakteristik dari
suatu formasi batuan yang diperoleh melalui
pengukuran pada sumur bor. Hasil pembacaan dari
proses well logging berupa data log. Data log adalah
grafik kedalaman dari satu set data yang
menunjukkan parameter yang diukur secara
berkesinambungan di dalam sumur. Jenis log yang
digunakan dalam analisa petrofisik pada Penelitian
ini meliputi:
1. Gamma Ray Log
Gamma Ray Log bekerja dengan merespon
sifat radioaktif alami (Uranium, Thorium, dan
Kalium) dari suatu formasi batuan. Gamma Ray
Log digunakan untuk identifikasi lapisan
permeable dan nonpermeable pada suatu formasi
batuan. Satuan yang digunakan pada Gamma Ray
Logs berupa satuan oAPI (American Petroleoum
Institute). Respon Gamma Ray yang rendah
mengindikasikan
bahwa
lapisan
tersebut
permeable, sedangkan respon gamma ray yang
tinggi mengindikasikan lapisan nonpermeable.

2. Resistivity Log
Resistivity log merupakan jenis log yang
digunakan untuk mengukur tahanan jenis dan
fluida dalam batuan dengan mengalirkan arus
listrik. Satuan resistivity log adalah ohm meter (
meter) dengan skala sebesar 0,2 2000 ohm
meter. Respon resistivitas yang rendah
mengindikasikan
bahwa
batuan
bersifat
konduktor, sedangkan respon resistivitas yang
tinggi mengindikasikan batuan bersifat isolator.
Tinggi rendahnya nilai resistivitas suatu formasi
dipengaruhi oleh kandungan salinitas air formasi,
banyaknya air formasi yang ada, dan struktur
geometri pori-pori.
3. Density Log
Density log bekerja dengan merespon
banyaknya sinar gamma yang kembali diterima
oleh detektor. Density log merespon semakin
sedikitnya sinar gamma yang diterima detektor
mengindikasikan semakin padat butiran atau
mineral penyusun batuan persatuan volume.
Density log digunakan untuk menentukan
porositas dengan mengukur density bulk batuan.
Satuan yang digunakan pada density log adalah
gr/cc3.
4. Neutron Log
Neutron Log bekerja dengan mengukur
konsentrasi ion hidrogen (H) didalam formasi
batuan. Semakin sedikit energi yang diterima oleh
detektor mengindikasikan semakin rapat porositas
pada batuan formasi. Neutron log digunakan
untuk mengidentifikasi porositas total dalam
batuan. Skala neutron log sebesar 0,6 0 p.u
(porosity unit). Pembacaan log neutron
dikombinasikan
terhadap
density
log.
Perpotongan antara neutron log dengan density
log mengindikasikan adanya kandungan gas pada
batuan formasi.

B. Perhitungan Petrofisik
1. Volume Shale (Vsh)
Besarnya volume shale dapat dihitung
dengan menggunakan nilai gamma ray log
(persamaan 1). Gamma ray log digunakan untuk
mengidentifikasi
lapisan
permeable
dan
nonpermeable.
Vsh =

GRlog GRmax
GRmax GRmin

(1)

2. Porositas ()
Untuk menghitung besarnya porositas
salah satunya adalah menggunakan density log.
Density log membaca besarnya bulk density di
setiap kedalaman. Porositas total dari batuan
formasi dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.

total =

ma b

(2)

ma f

Sedangkan porositas efektif diperoleh dengan


mengurangkan porositas total terhadap parameter
volume shale dan kandungan clay bound water (cbw)
yang terdapat pada formasi batuan (persamaan 3).
Pengurangan ini dimaksudkan untuk memperoleh nilai
porositas bersih tanpa memperhitungkan adanya shale
maupun clay dalam formasi batuan.
eff = total (Vsh x cbw)

(3)

3. Water Resistivity (Rw)


Nilai water resisitivity diperoleh dari lapisan
reservoar yang terisi penuh oleh air (Sw =1). Nilai T
surface dan T depth pada persamaan 4 diperoleh dari
header data log, sedangkan besarnya Rw surface
diperoleh dari lapisan reservoar yang terisi penuh oleh
air (Sw = 1).
=

+ 66.7
+ 66.7

(4)

4. Water Saturation (Sw)


Penentuan nilai water saturation sangat penting
dalam menentukan besarnya hydrocarbon saturation
(So) pada suatu reservoir. Untuk mencari besarnya
water saturation salah satunya dapat diselesaikan
menggunakan persamaan B.P.Simandoux (Persamaan
5), dengan nilai a=1, m = 1.7, dan n=1.7.
Sw
=

a . Rw
eff m

x 1 Vsh
Rt

a. Rw
x Vsh x 1 Vsh
eff m
2Rsh

a. Rw
x Vsh x 1 Vsh
eff m
2Rsh
2/n

(5)

C. PERFORASI
Perforasi adalah salah satu rangkaian dalam
proses
komplesi atau tahapan persiapan sumur
sebelum dilakukannya produksi. Perforasi merupakan
proses pelubangan casing pada zona produksi untuk
menghubungkan fluida dari dalam formasi menuju
well bore. Zona perforasi dapat ditentukan dari hasil
analisis petrofisik.

D. Cadangan
Perhitungan cadangan dengan menggunakan
metode
volumetrik merupakan perhitungan
cadangan yang bertujuan untuk mencari banyak
hidrokarbon mula-mula pada reservoir berdasarkan
sifat fisik batuan (data petrofisik) sebelum
dilakukannya proses produksi. Cadangan volumetrik
sering dikenal dengan sebutan Oil Originally In

Place (OOIP). Secara matematis besarnya cadangan


dengan metode volumetrik dicari dengan persamaan
6:
=

7758 (1 )

(6)

Keterangan:
Vb = Volume batuan reservoir, acre-ft
= Porositas batuan, fraksi
Sw = Water Saturation, fraksi
Boi= Faktor volume formasi minyak

III. METODOLOGI
Metodologi analisa petrofisik yang dilakukan
dalam menentukan cadangan hidrokarbon dan perforasi
optimal adalah sebagai berikut:
1. Analisa petrofisik
Analisa bertujuan untuk menentukan sifat
petrofisik formasi berupa volume shale, porositas
efektif, dan water saturation.
2. Analisa Cut off
Analisa dilakukan untuk mendapatkan kriteria
batasan nilai hidrokarbon. Analisa cut off dilakukan
dengan tahapan metode statistik, pendekatan regresi
polynomial orde 4, serta titik belok.
3. Optimasi produksi
Optimasi produksi dilakukan dengan cara
melakukan kegiatan perforasi. Parameter yang
digunakan dalam penentuan zona perforasi berdasarkan
analisa petrofisik, kurva log, dan permeabilitas
formasi.
4. Menentukan besarnya cadangan
Besarnya
cadangan
ditentukan
dengan
menggunakan persamaan OOIP.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Analisa Cut Off
Dalam Penelitian ini, analisa nilai cut off
dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1. Pengolahan Data Statistik
Pengolahan data statistik dilakukan dengan
membagi kelas data volume shale, porositas dan
water saturation (Tabel 4.1 , Tabel 4.2, dan Tabel
4.3).
Tabel 4.1 Hasil perhitungan statistik volume
shale
Kelas
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Interval
1 0,917
0,916 0,833
0,832 0,749
0,748 0,665
0,664 0,581
0,58 0,497
0,496 0,413
0,412 0,329
0,328 0,245
0,244 0,161
0,16 0,077
0,076 - 0

Sumber: Utami (2013)

Median
0,959
0,875
0,791
0,707
0,623
0,539
0,455
0,371
0,287
0,203
0,119
0,038

Kumulatif
39,654
48,603
55,855
61,477
65,403
69,993
75,316
81,737
88,856
95,975
99,501
100

Tabel 4.2. Hasil perhitungan statistik porositas


efektif
Kelas

Interval

Median

Kumulatif

0,002 0,03

0,016

5,95

0,031 0,059

0,045

29,76

0,06 0,088

0,074

52,58

0,089 0,117

0,103

63,65

0,118 0,146

0,132

70,77

0,147 0,175

0,161

75,86

0,176 0,204

0,19

82,64

0,205 0,233

0,219

90,19

0,234 0,262

0,248

95,94

10

0,263 0,291

0,277

99,04

11

0,292 0,32

0,306

99,93

12

0,321 0,349

0,335

100

Sumber: Utami (2013)

Tabel 4.3. Hasil perhitungan statistik


saturation

water

Kelas

Interval

Median

Kumulatif

1- 0,92

0,96

39,14

0,91- 0,83

0,87

47,42

0,82 0,74

0,78

56,60

0,73 0,65

0,69

66,21

0,64 0,56

0,6

75,09

0,55 0,47

0,51

83,70

0,46 0,38

0,42

90,22

0,37 0,29

0,33

94,51

0,28 0,2

0,24

97,41

10

0,19 0,11

0,15

99,53

11

0,1 0,02

0,06

100

12

0,01- 0

0,005

100

Sumber: Utami (2013)

2. Pendekatan Regresi
Setelah data diolah dengan menggunakan
metode statistik, selanjutnya data di plot dalam kurva
grafik dengan memasukkan nilai sumbu-y dengan nilai
frekuensi kumulatif dan nilai sumbu-x dengan median.
Persamaan hubungan antara frekuensi kumulatif
terhadap nilai median untuk volume shale, porositas
efektif, dan water saturation diperoleh dengan

pendekatan regresi polynomial orde 4 (Persamaan 7,


persamaan 8, dan persamaan 9).
a. Volume Shale
y = -382,3x4 + 768,5x3 511,7x2 + 59,39x + 98,55
R square = 0,999

(7)

b. Porositas Efektif
y = -36,765x4 + 29,492x3 8,908x2 + 1,398x 15,03
Rsquare = 0,997

(8)

c. Water Saturation
y = 134,5x4 207,4x3 + 11,73x 2,509x + 100
Rsquare = 0,997

(9)

Rsquare menunjukkan hubungan antara


frekuensi kumulatif terhadap nilai median. Semakin
besarnya nilai Rsquare mengindikasikan bahwa nilai
frekuensi kumulatif (sumbu-y) sangat dipengaruhi oleh
nilai volume shale, porositas efektif, maupun water
saturation (sumbu-x). Dengan nilai Rsquare yang
hampir mendekati 1 (sempurna), maka persamaan yang
diperoleh dari pendekatan regresi layak untuk
diperhitungkan.
3. Penentuan Titik Belok
Dalam rangka mendapatkan nilai titik belok
maka perlu untuk mengetahui letak titik ekstrim
minimal dan maksimal yang terdapat pada kurva.
Besarnya nilai titik belok diperoleh dengan mencari
nilai titik x dari turunan kedua (Persamaan 10).

b b2 4 a c
X1,2 =
2a

Sumber: Utami (2013)

Gambar 4.1. Cut off volume shale

(10)

Dengan menggunakan persamaan 10, maka


diperoleh nilai titik belok untuk volume shale 0,67;
porositas efektif 0,20; dan water saturation 0,75. Nilai
titik belok ini selanjutnya disubtitusikan kembali ke
persamaan 7, persamaan 8, dan persamaan 9 sehingga
menghasilkan nilai peluang hidrokarbon (sumbu-y atau
frekuensi kumulatif) untuk volume shale sebesar
62,7%, porositas efektif 85,4%, dan water saturation
59,8%. Untuk mendapatkan peluang hidrokarbon yang
seragam, maka hasil peluang hidrokarbon untuk
volume shale, porositas efektif, dan water saturation
dirata-ratakan, sehingga diperoleh satu nilai peluang
hidrokarbon sebesar 69,28% atau dibulatkan menjadi
69%. Sehingga diperoleh nilai cut off untuk volume
shale
55%, porositas efektif 12,5%, dan water
saturation 66% (Gambar 4.1, Gambar 4.2, dan
Gambar 4.3).

Sumber: Utami (2013)

Gambar 4.2. Cut off porositas efektif

Tabel 4.4. Zona hidrokarbon dan ketebalan lapisan


well

Zona

Vsh

Sw

Tebal

42%

20%

47%

26

32%

25%

43%

38%

20%

57%

43%

21%

39%

27.5

TOTAL

65,5

29%

24%

48%

19,5

43%

23%

71%

1,5

50%

24%

77%

TOTAL

23

41%

21%

23%

13,5

23%

21%

31%

20

TOTAL

33,5

18%

23%

46%

10,5

35%

22%

43%

15.5

47%

19%

56%

23%

28%

66%

TOTAL

31

33%

23%

28%

13

34%

22%

30%

47%

21%

32%

1,5

TOTAL

22,5

35%

25%

44%

12

24%

27%

35%

22%

27%

22%

TOTAL

20

Sumber: Utami (2013)

Gambar 4.3. Cut off water saturation

C. PENENTUAN TITIK PERFORASI


B. Analisa Zona Hidrokarbon Dan Ketebalan
Lapisan
Zona hidrokarbon merupakan lapisan yang
diharapkan terdapat hidrokarbon yang dapat
diproduksi. Suatu zona atau lapisan dikatakan
produktif hidrokarbon apabila telah memenuhi ketiga
syarat nilai cut off. Apabila salah satu syarat nilai cut
off tidak terpenuhi, maka zona atau lapisan pada
kedalaman tersebut fluidanya adalah air. Berdasarkan
hasil perhitungan petrofisik dan kriteria nilai cut off,
maka dapat diperoleh zona produktif hidrokarbon dan
ketebalan lapisan hidrokarbon pada kedalaman tertentu
untuk masing-masing sumur (Tabel 4.4).

Penentuan titik perforasi pada penelitian ini


dilakukan dengan analisa petrofisik dan melihat bentuk
kurva log pada lapisan zona hidrokarbon. Kurva log
yang digunakan dalam menentukan letak titik perforasi
adalah gamma ray log, resistivity log, density log,
neutron log, dan permeabilitas. Permeabilitas
merupakan kemampuan suatu batuan untuk
mengalirkan fluida. Permeabilitas memiliki peranan
penting dalam menentukan letak titik perforasi, karena
sukses tidaknya perforasi dan produksi sangat
didukung oleh permeabilitas yang ada pada reservoir
tersebut. Panjang maksimal untuk melakukan sekali
kegiatan perforasi pada suatu lapisan sepanjang 20

feet. Dengan memperhatikan aspek perhitungan


petrofisik dan dan bentuk kurva log, maka letak titik
perforasi sebagai berikut (Tabel 4.5):

digunakan berdasarkan literatur. Dalam kasus ini luas


yang digunakan seluas 20 acree.
Tabel 4.6. Jumlah cadangan OOIP

Tabel 4.5. Letak zona perforasi

Well

Zona

Area
(Acre)

Tebal
(feet)

(%)

SO
(%)

COIP
(MBO)

20

26

20%

53%

419,24

20

25%

57%

195,09

20

20%

43%

39,25

20

27,5

21%

61%

535,87

65,5

22%

54%

1189,45

Perforasi
Perforasi
Well

Zona

Analisa

Ket
Aktual

Petrofisik
1645' - 1652'

1
1642' - 1650'

1661.5' - 1674'

1663' - 1670'

1706.5' - 1715.5'

1706' - 1709'

1782.5' - 1783'

TOTAL

propose

1814.5' - 1817'

1813' - 1817'

1831.5' - 1841'

1831' - 1837'

1913' - 1923.5'

propose
1912'-1920'

1929' - 1941'

19,5

23%

73%

498,04

20

1.5

24%

29%

15,88

20

propose
4

1991.5' - 1993'

propose

1901.5' - 1916'

propose

2135' - 2141.5'

2134' - 2139'

1771' - 1786'

1770' - 1786'

1
1803' - 1805'

1788' - 1792'

1854.5' - 1863'

1854' - 1862'

1954' - 1955'

propose

2003.5' - 2010'

propose

1776' - 1788.5'

12,60
526,52

21%

77%

332,07

20

20

21%

69%

440,84

33,50

21%

73%

772,90

20

10,5

23%

54%

198,38

20

15,5

22%

57%

295,67

20

19%

44%

50,87

20

28%

34%

14,48

31

23%

47%

559,40

13

23%

72%

327,48

20

20

22%

70%

187,41

20

1,5

21%

68%

32,58

22,5

22%

70%

547,47

20

12

25%

66%

301,19

20

27%

78%

96,11

20

TOTAL

1775' - 1778'

27%

78%

160,18

20

26%

74%

557,48

Sumber: Utami (2013)

1
1719.5' - 1797.5'

1781' - 1796'

1860' - 1865'

1853' - 1864'

2107' - 2108.5'

propose

1936.5' - 1952'

propose

2179.5' - 2186'

2172' - 2182'

2213' - 2218.5'

2212' - 2216'

23%
42%

13,5

TOTAL
4

18%
22%

20

TOTAL

2
23

TOTAL

1
2

20

TOTAL

3
1851' - 1855'

Sumber: Utami (2013)

A. Analisa Cadangan
Nilai cadangan diperoleh dari hasil perhitungan
petrofisik dengan menggunakan persamaan 6 untuk
mencari nilai OOIP (Originally Oil In Place) (Tabel
4.6). Metode dalam menentukan besarnya nilai
cadangan pada Penelitian ini adalah menggunakan
metode 1 dimensi, dimana parameter luas yang

Hasil perhitungan cadangan yang telah diperoleh


dari perhitungan petrofisik (volumetric reserve actual),
selanjutnya dibandingkan dengan forecast volumetric
dan forecast produksi melalui decline curve analysis
(DCA) yang telah dilakukan oleh perusahaan (Tabel
4.7).
Tabel 4.7. Perbandingan hasil cadangan

Volumetrik
Reserve
Actual
1189,45

Forecast
Volumetrik
Reserves
524

526,52

465

913,97

772,90

750

1.026,72

559,40

508

42,39

547,47

534

0,00

557,48

465

101,00

Well

Sumber: Utami (2013)

Actual DCA
Reserves
123,02

Gambar 4. Grafik perbandingan cadangan

yang diperoleh dari perhitungan petrofisik dan belum


dilakukan secara aktual dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk program workover selanjutnya.

VI. UCAPAN TERIMAKASIH


Penulis mengucapkan terimakasih kepada PT.
Chevron Pacific Indonesia yang telah memberikan
kesempatan pada Penulis untuk melaksanakan
Penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Bapak Sudianto Lumbantobing (Pembimbing
Lapangan), Bapak Reybi Waren, Bapak Gantok
Subianto, Bapak Gian Permana, Bapak Desman, dan
Bapak Aji yang telah membimbing pelaksanaan
penelitian selama di lapangan.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Asquith,G. dan Charles,G. 2004. Basic Well Log Analysis
For Geologists. The American Association of
Petroleum Geologist, Tulsa, Oklahoma, 244 halaman.
Sumber: Utami (2013)

Gambar 4 menjelaskan tentang perbandingan antara


actual volumetric reserve terhadap forecast volumetric
reserve dan actual decline curve analysis reserve (DCA).
Perbandingan antara actual volumetric reserve terhadap
forecast volumetric reserve memiliki bentuk trend yang
sama. Actual volumetric reserve memiliki nilai yang lebih
optimistic dibandingkan forecast volumetric reserve. Hal
ini bisa saja terjadi karena metode yang digunakan dalam
mencari cadangan antara actual volumetric reserve dengan
forecast volumetric reserve berbeda. Metode yang
digunakan untuk mencari forecast volumetric reserve
adalah dengan metode 2D (2dimensi), yaitu parameter luas
dalam perhitungan cadangan diperoleh dari data geologi.
Perbandingan actual volumetric reserve terhadap DCA
terdapat perbedaan yang signifikan.
Grafik DCA
diperoleh dari hasil produksi sumur yang diteliti. Karena
sumur baru diproduksi, maka hasil perhitungan aktual
DCA masih belum bisa dijadikan tolak ukur untuk
membuktikan cadangan yang telah dihitung dengan analisa
petrofisik. Aktual DCA baru bisa dijadikan tolak ukur jika
produksi sumur stabil.

V. KESIMPULAN
Dari hasil analisa dan pembahasan sebelumnya, dapat
disimpulkan:
1. Besarnya nilai cut off yang digunakan sebagai batasan
zona hidrokarbon untuk volume shale 55%, porositas
efektif 12,5%, dan water saturation 66% dengan
peluang hidrokarbon sebesar 69%.
2. Total ketebalan zona produktif hidrokarbon diperoleh
195,5 feet dan total cadangan mula-mula ditempat
(OOIP) sebesar 4.153,21 MBO.
3. Dengan batasan nilai cut off tersebut diperoleh sifat
petrofisika pada zona produktif hidrokarbon dengan
kandungan volume shale 35%, porositas efektif 23%,
dan water saturation 44%.
4. Dalam penentuan zona titik perforasi diperoleh dari
perhitungan petrofisik (Tabel 4.5). Zona titik perforasi

Ellis, V.D. dan Singer, M.J.. 2008. Well Logging for


EarthScientists 2nd Edition. Published by Springer,
Netherland, 699 halaman.
Eubank, R.T. dan Makki, A.C. 1981. Structural Geology Of
The Central Sumatera. Proceedings Indonesian
Petroleoum Association, 16th Annual Convention, hal
153-174.
Dewan, T.J. 1983. Essential of Modern Open-Hole
LogInterpretation. Penn Well Publishing Company,
Tulsa, Oklahoma, 361 halaman.
Heidrick, T.L. and Aulia, K. 1993. A Structural And
Tectonic Model Of The Coastal Plains Block Central
Sumatera Basin, Indonesia. Proceedings Of The
Indonesia Petroleoum
Association, 22nd Annual
Convention, hal 286-317.
Harsono, A.1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log.
Edisi revisi 8 Mei 1997, Shlumberger Oil Services.
Koesoemadinata, P. 1980. Geologi Minyak Bumi dan Gas
Bumi Edisi Kedua Jilid I. Penerbit ITB, Bandung.
Mudayana, R. 2008. Perforasi dan Teknologi Untuk
Meningkatkan Produksi Minyak dan Gas Bumi. Jurnal
Teknologi Minyak dan Gas Bumi Edisi 2, hal 38-49.
Rider, M.H. 1996, The Geological Interpretation of Well
Logs. Whittles Publishing, Scotlandia, 288 halaman.
Sarwono. 2006. Analisa Regresi Linier. Rineka Cipta,
Yogyakarta, 296 halaman.
Smith, C.R. 1992. Applied Reservoir Engineering
Vol.1.OGCI, Inc., and PetroSkills,LLC PublicationsISBN : 978-0-930972-15-8, Tulsa, Oklohama, 456
halaman.
Schlumberger. 1989. Log Interpretation Principles /
Applications. Schlumberger Wireline & Testing,
Sugar Land, Texas, 241 halaman.

Utami, F.M. 2013. Evaluasi Cadangan Hidrokarbon dengan


Metode Volumetrik Berdasarkan Analisa Petrofisik
Dan Penentuan Perforasi Optimal Pada Sumur-Sumur
Baru Project Lapangan Bangko, Region-X. PT.
Chevron Pacific Indonesia. Indonesia. Skripsi S1 (tidak
dipublikasikan). Jurusan Teknik Pertambangan.
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, 194 halaman

LAMPIRAN
Keterangan :
Vsh
= Volume shale, fraksi
GRlog
= Gamma Ray log, oAPI
GRmak
= Gamma Ray maksimal, oAPI
GRmin
= Gamma Ray minimal, oAPI
total
= Porositas total, fraksi.
eff
= Porositas efektif, fraksi.
Cbw
= Clay bound water, fraksi.
Rw depth = Water resistivity pada formasi, ohm-meter.
Rw surface = Water resistivity permukaan, ohm-meter.
T surface = Temperatur permukaan, oF.
T depth
= Temperatur formasi, oF.
66.7
= Konstanta konversi oF menjadi oC.
Sw
= Water saturation, fraksi
So
= Oil Saturation, fraksi
Rw
= Water resistivity, ohm-meter.
Rsh
= Shale resistivity, ohm-meter.
a
= Turtousy factor
m
= Eksponen sementasi
n
= Eksponen saturasi

Anda mungkin juga menyukai