Jika masih terjadi takipneu setelah kita bebaskan jalan napas, mungkin
terdapat masalah pada pernapasannya, saat terlihat retraksi otot-otot
pernapasan tapi kedua gerak dada simetris, penanganan yang dapat kita
berikan adalah pemberiab terapi oksigen . Namun apabila terlihat gerak
dada yang tidak simetris, dapat kita curigai terjadi pneumothorax, untuk itu
dapat kita lakukan thoracotomi agar udara yang terjebak dalam rongga
pleura dapat dikeluarkan.
Dalam pemberian oksigen harus memperhatikan apakah pasien betul-betul
membutuhkan oksigen , apakah yang dibutuhkan terapi oksigen jangka
panjang atau jangka pendek.
Indikasi terapi oksigen jangka pendek:
JENIS ALAT
KONSENTRASI
OKSIGEN
Nasal kanula
24-32%
Simple Face Mask 35-60%
Partial Rebreather 35-80%
Non Rebrether
50-95/100%
Venturi
24-50%
ALIRAN
OKSIGEN
2-4 LPM
6-8 LPM
8-12 LPM
8-12 LPM
4-10 LPM
Bag-Valve-Mask
(Ambubag)
Tanpa oksigen
Dengan oksigen
Dengan reservoir
21% (udara)
40-60%
100%
8-10 LPM
8-10 LPM
Pada terapi oksigen jangka panjang, peningkatan PCO2 arteri biasanya kecil
dan ditoleransi baik. Namun kadangkala berkembang hiperkapnia yang
serius sehingga harus berhati-hati melanjutkan terapi oksigen. Pemberian
oksigen pada pasien PPOK dengan gagal napas tipe 2 dapat menimbulkan
efek toksisitas , retensi CO2 dan asidosis respiratorik, yang gejala awalnya
berupa nyeri dada substernal, takipnu, dan batuk yang tidak produktif.
Karena untuk deteksi toksisitas oksigen tidak mudah, maka perlu dilakukan
pencegahan timbulnya toksisitas oksigen dengan cara pemberian oksigen
harus dilakukan dengan dosis dan cara yang tepat. Pemberian oksigen yang
paling aman dilakukan pada FiO20,5-1. Menggunakan suplemen oksigen
beresiko terhadap api, oleh karena itu hindari merokok, dan tabung harus
diyakini aman agar tidak jatuh dan meledak.
C. Circulation
Penilaian sirkulasi
Tanda klinis syok :
AVPU
Penilaian sederhana ini dapat digunakan secara cepat
SECONDARY SURVEY
Anamnesis :
A : Alergi
M: Medikasi (obat-obat yang biasa digunakan)
P : Past Ilness (Penyakit Penyerta, Pregnancy)
L : last meal
E : Event/ Environment
Kepala
Vertebra servikalis dan leher
Toraks
Abdomen
Perineum/rektum/penis
Musculo-skeletal
Neurologis
Pemeriksaan penunjang
radiologi