Anda di halaman 1dari 5

DASAR TEORI

Mempelajari reaksi padat-cair kinetika dapat dilakukan dengan cara yang sama untuk
menngetahui reaksi homogen yang sering terjadi dalam reaktor batch. Reaktor semi-batch dan
reaktor kontinyu juga digunakan, namun adanya kesulitan seperti tidak meratanya distribusi
waktu tinggal untuk partikel yang berbeda ukuran sering ditemui. Peningkatan reaksi sering
diukur dengan mengamati perubahan berat fase padat, atau dengan mengukur konsentrasi produk
di fase cair. Identifikasi produk dari fase cair sampel dapat dilakukan dengan berbagai teknik
analisis. Namun, bertentangan dengan reaksi homogen, reaksi tingkat senyawa fase padat
terdispersi dalam cairan tidak tidak secara langsung tergantung pada konsentrasi solid dalam fase
cair, tetapi lebih pada luas permukaan reaktif. Ini bahkan mempersulit penelitian dibandingkan
dengan reaksi homogen sebagai quantifikasi dari luas permukaan sepertinya tidak mudah karena
pengukuran konsentrasi. Ini menyiratkan bahwa peningkatan dua kali lipat luas permukaan dari
fase padat laju reaksi ganda, setara dengan dua kali lipat konsentrasi dalam fase cair atau gas.
Namun, luas permukaan biasanya tidak menurun secara linear dengan konversi sebagai
konsentrasi yang membuat kinetika berbeda dan mempersulit interpretasi eksperimental data.
Selain itu, luas permukaan reaktif tidak selalu sama dengan total luas permukaan. Substansi
padat juga menjadi heterogen terdiri dari sejumlah senyawa, bahkan perubahan fase padat
kadang-kadang dapat terjadi karena kondisi reaksi yang ekstrim. Faktor-faktor ini biasanya
sebanding dengan total luas permukaan.
Reaksi antara padatan dan cairan (Solid Liquid Reaction) biasanya banyak digunakan pada
proses kimia di industri. Dalam perhitungan dan analisis kinetik solid liquid reaction langkah
yang perlu diperhatikan adalah interaksi antarmuka seperti adsorpsi, membentuk dan
memecahkan ikatan, dan desorpsi. Langkah lainnya yaitu perpindahan massa dan panas dalam
partikel, perpindahan massa dan panas dari cairan ke permukaan, laju dari cairan reaktan. Hal
yang menandai terjadinya reaksi dalam suatu larutan yang ditambah dengan padatan (batu kapur)
adalah pembentukan gas, yang biasanya ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara
jika reaksi berlangsung sebagai larutan atau bau yang tercium. Perubahan warna dan perubahan
suhu juga mudah untuk diamati sebagai faktor terjadinya rekasi kimia. Reaksi antara batu kapur
dengan HCl dapat dituliskan :
2HCl(aq) + CaCO3(s) CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Semakin pekat (konsentrasi semakin besar) suatu asam memiliki jumlah partikel yang semakin
banyak. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori tumbukan, bahwa semakin banyak partikel yang
bersentuhan (bertumbukan) maka laju reaksi yang terjadi akan semakin cepat.
Rate dari perpindahan massa antara solid dengan liquid dapat ditulis dengan persamaan:

m k A C
LS

SAT

CL

(1)

Neraca massa transient pada solid yang terlarut yang membentuk suatu formasi dapat ditulis
dengan persamaan:

dM
m k LS A C SAT C L
dt

(2)

Sedangkan neraca massa yang sesuai pada fase cair yaitu:

dC
VL
k LS A C SAT C L
dt m

(3)

Model persamaan ini digabungkan melalui konsentrasi liquid dan terlarut sekaligus.
Prosedur pencampuran dapat secara sederhana dituliskan yaitu total solid yang terdistribusi pada
fase solid-liquid tetap konstan dalam seketika.
M 0 VL C LO M VL C L

(4)

Persamaan ini dapat dikombinasikan dengan persamaan sebelumnya dan dapat


menghasilkan prediksi model, namun sebagian padatan yang terlarut, padatan tersebut akan
berubah ukuran maupun bentuknya oleh karena itu luas antar muka harus diperhitungkan
sebelum model persamaan dapat diselesaikan. Pada analisa ini, efek dari perubahan ukuran
partikel pada koefisien perpindahan massa interfase diabaikan.
Padatan yang telah terlarut HCl diasumsikan berbentuk bola, serta awal ukuran yang
sama berdasarkan asumsi ini massa padatan yang tersisa di fase padat dengan jari-jari r adalah:
M

4 3
r s n
3

(5)

Luas permukaan sebesar:


A 4r 2 n

(6)

Dengan mensubstitusi persamaan sebelumnya maka didapatkan massa bola padatan yang
tersisa pada setiap saat
36nM 2
dM
k LS

2
dt
s

1/ 3

M0 M
C SAT C LO
VL

(7)

Persamaan ini dapat diselesaikan secara numeric jika konsentrasi fase cair selalu jauh
lebih kecil daripada konsentrasi jenuhnya (CL<CSAT). Dengan kondisi tersebut maka persamaan
diatas dapat diintegrasikan untuk menghasilkan hubungan antara waktu dan fraksi sisa fase
padat.

DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Processes And Unit Operation 3 rd Editon. Prentice-Hall Inc.
USA
Mc Cabe, W.L., Smith, J.C., and Harriot, P. 1993. Unit Operation of Chemical Engineering 5th
Edition. USA: Mc Graw-Hill.
Levenspiel, O. 1999. Chemical Reaction Engineering 3rd Edition. USA: John Wiley Sons.
Grenman, Henrik, dkk. 2011. Solid-liquid reaction kinetics experimental aspects and model
development. Departemen of Chemical Engineering. Laboratory of Industrial Chemistry
and Reaction Engineering. Finland


M
4n
1
2

M0
3M 0 s

1/ 3

k LS C SAT t

(8)

Anda mungkin juga menyukai