Anda di halaman 1dari 11

11 of 14

Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA


1,616

Operator Warnet Vast Raha


Follow
Published on Oct 22, 2013
0 Comments
0 Likes
Statistics
Notes

Be the first to comment


Pankreatitis AKPER PEMKAB MUNA

1. PANKREATITIS A. Konsep Penyakit 1. Pengertian Pankreatitis adalah suatu

reaksi peradangan pada pankreas atau kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri
dimana enzim pankreas diaktifkan secara prematur mengakibatkan autodigestif dari
pankreas 2. Etiologi Penyakit Billiaris : batu empedu, obstruksi, duktus empedu
komunis, endapan biliaris. Obat-obatan : diuretik tiazid, furosemid, prokainamid,
tetrasiklin, sulfonamid. Hipertrigliseridemia Hiperkalsemia Idiopatik :
postoperasi, kehamilan, ektopik, kista ovarian, nutrisi. Trauma Abdomen Proses
proses infeksi 3. Klasifikasi a. Pancreatitis akut Pankreatitis akut atau inflamasi
pada pankreas terjadi akibat tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri,
khususnya oleh tripsin. (Brunner & Suddart, 2001:1339) b. Pancreatitis kronik
Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran
anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas. (Brunner & Suddart,
2001:1348) 4. Patofisiologi Mekanisme yang pasti tentang bagaimana enzim-enzim
yang dibuat oleh pankreas menjadi teraktifasi untuk melakukan otodigesti. Beberapa
teori mengatakan bahwa agen toksik, seperti alkohol atau obat-obat dapat mengubah
mekanisme pankreas dalam mensekresi enzim, sehingga menyebabkan aktivasi
premature Teori lain mengatakan bahwa refluks isi abdomen yang mengandung enzim
teraktivasi memasuki duktus pankreas dan menyebabkan peradangan. Obstruksi pada
1

2.duktus biliaris dapat menyebabkan peningkatan tekanan dan pecahnya duktus

pankretik, aktivasi enzim-enzim eksokrin pankreas atau refluks empedu dan getah
duodenum ke dalam pankreas Makin banyak sel pankreatik yang rusak, makin banyak
enzim pencernaan yang dilepaskan menyebabkan siklus berulang terhadap kerusakan
pankreas. Enzim-enzim utama yang telah ditemukan untuk bertanggung jawab dalam
proses otodigestif adalah tripsinogen, fosfolipase A, dan elastase Penyimpangan
KDM pancreatitis 5. Tanda dan gejala Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala
utama pankreatitis yang menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan
nyeri tekan abdomen yang disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan
edema pada pankreas yang mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan
pada ujung-ujung saraf. Peningkatan tekanan pada kapsul pankreas dan obstruksi
duktus pankreatikus juga turut menimbulkan rasa sakit. 2

3.Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati

(midepigastrium). Awitannya sering bersifat akut dan terjdi 24-48 jam setelah makan
atau setelah mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan
sulit ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit menjadi semakin parah setelah makan
dan tidak dapat diredakan dengan pemberian antasid. Rasa sakit ini dapat disertai
dengan distensi abdomen, adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi
batasnya tidak jelas dan dengan penurunan peristatis. Rasa sakit yang disebabkan oleh
pankreatitis sering disertai dengn muntah. Pasien tampak berada dalam keadaan sakit
berat defens muskuler teraba pada abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat
terjadi dan merupakan tanda yang fatal. Namun demikian abdomen dapat tetap lunak
jika tidak terjadi peritonitis. Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar
umbilikus merupakan tanda yang menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang
berat. Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntahan
biasanya berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu.
Gejala panas, ikterus, konfusidan agitasi dapat terjadi. Hipotensi yang terjadi bersifat
khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia serta syok yang disebabkan oleh
kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein, karena cairan ini mengalir
kedalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat mengalami takikardia,
sianosis dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala hipotensi. Gagal ginjal
akut sering dijumpai pada keadaan ini. Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim
terjadi, dan pasien dapat memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difus, dispnoe,
tachipnoe dan hasil pemeriksaan gas darah abnormal. Depresi miokard, hipokalsemia,
hiperglikemia dan koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada
pankreatitis akut (Brunner & Suddart, 2001:1339) 6. Manajemen medik Tujuan
pengobatan pada pankreatitis adalah menghentikan proses peradangan dan
autodigesti/menstabilkan sedikitnya keadaan klinis sehingga memberi kesempatan
resolusi penyakit. Pada pankreatitis hemoragi yang berat dengan nekrosis sub
total/total diperlukan tindakan bedah. Pada pankreatitis bilier secepatnya harus
dilakukan kolangiografi retrograd secara endoskopi dan papilaktomi endoskopik
untuk mengeluarkan batu saluran empedu 3

4. Pemberian analgesik yang kuat seperti petidin beberapa kali sehari morfin

tidak dianjurkan karena menimbulkan spasme sfingter addi. Selain petidin dapat juga
diberikan pentazokin. Prankreas diistirahatkan dengan cara pasien dipuasakan.
Berikan nutrisi parenteral total berupa cairan elektrolit, nutrisi cairan protein plasma.
Terapi medis pada pankreatitis yang berat : Pindahkan ke ICU Resusitasi cairan
Perawatan pernapasan Pipa nasogastrik Terapi infeksi Pembuangan
enzim pankreas yang aktif Anti nyeri 7. Komplikasi a. Pulmonari Atelektasis
Sindrom Gagal Pernapasan Akut b. Kardiovaskular Syok hipotensif Depresi
miokardial (MDK) c. Ginjal Gagal Ginjal Akut d. Hematologi Koagulasi
intrafaskular diseminata e. Metabolik Hipokalsemia Metabolik asidosis f.
Gastrointestinal Pseudokis pankreatik Abses pankreas Perdarahan
gastrointestinal 4

5.B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengumpulan data 1)

Pemeriksaan tanda-tanda vital Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi, dan


penurunan tekanan darah (Donna D, 1995). Demam merupakan gejala yang umum
biasanya (dari 39 C). demam berkepanjangan dapat menandakan adanya komplikasi
gastrointestinal dari penyakit seperti peritonitis, kolesistitis atau absese intra abdomen
(Huddak & Gallo, 1996). 2) Pemeriksaan persistem Sistem gastrointestinal Pada
pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi abdomen bagian
atas dan terdengar bunyi timpani. Bising usus menurun atau hilang karena efek proses
peradangan dan aktivitas enzim pada motilitas usus. Hal ini memperberat
ketidakseimbangan cairan pada penyakit ini. Pasien dengan penyakit pankreatitis
yang parah dapat mengalami asites, ikterik dan teraba massa abdomen (Huddak &
Gallo, 1996). Sistem cardiovascular Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam
sirkulasi adalah vasodilatasi perifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan
hipotensi dan syok. Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor
depresan miokardial (MDF). Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan
kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu (huddak & Gallo,
1996) Sistem sirkulasi Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah
pelepasan MDF. Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam
koagulitas darah dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan
keterkaitan

dengan

gangguan

perdarahan

selanjutnya

dapat

mempengaruhi

keseimbangan cairan (Sabiston, 1994). Sistem respirasi Pelepasan enzim-enzim


lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan komplikasi pulmonal yang
berhubungan dengan pankretitis akut. Ini termasuk hipoksemia arterial, atelektasis,
efusi pleural, 5

6.pneumonia, gagal nafas akut dan sindroma distress pernafasan akut (Huddak &

gallo, 1996). Sistem metablisme Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut


termasuk hipokalsemia dan hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah
nekrosis lemak disekitar daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul
dan disebabkan oleh respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans
menyebabkan hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan oleh
hipoperfusi dan aktivasi hipermetabolik anaerob (Huddak & Gallo,1996). Sistem
urinary Oliguria, azotemia atau trombosis vena renalis bisa menyebabkan gagal ginjal
(Sabiston, 1994). Sistem neurologi Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang
dapat berhubungan dengan penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai
syok (Donna D, 1995) Sistem integument Membran mukosa kering, kulit dingin
dan lembab, sianosis yang dapat mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang
akibat muntah atau sindrom kebocoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada
panggul (tanda turney grey) atau pada area periumbilikus (tanda cullen) terjadi pada
nekrosis hemoragik yang luas (Sandra M, 2001). Pengkajian psikososial
Penggunaan alkohol secara berlebihan adalah hal yang paling sering menyebabkan
pankreatitis akut. Perlu dikaji riwayat penggunaan alkohol pada klien, kapan paling
sering klien mengkonsumsi alkohol. Kaji apakah klien pernah mengalami trauma
seperti kemtian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan yang berkontribusi terhadap
peningkatan penggunaan alkohol. (Donna D, 1995) Pola aktivitas Klien dapat
melaporkan adanya steatorea (feses berlemak), juga penurunan berat badan, mual,
muntah. Pastikan karakteristik dan frekuensi buang air besar (Huddak & Gallo, 1996).
6

7.Perlu mengkaji status nutrisi klien dan cacat faktor yang dapat menurunkan

kebutuhan nutrisi (Suzanna Smletzer, 1999). b. Pengelompokan data Data subyektif Klien mengeluh nyeri pada abdomen - Klien mengeluh muntah dan mual - Klien
mengatakan nafsu makan kurang - Klien mengatakan fasesnya berlemak - Klien

mengatakan kesulitan bernapas (sesak napas) Data obyektif - Distensi abdomen


bagian atas - Frekuensi napas cepat - Nampak menggunakan otot pernapasan Terdengar bunyi timpani - Bising usus menurun / hilang - Mengalami asites, ikterik Teraba massa abdomen - Syok - Oliguria - Membrane mukosa kering - Sianosis Perubahan warna keunguan pada panggu (tanda turney grey) dan periumbilikus
(tanda Cullen) - Tampak mual - Ekspresi wajah meringis - Berat badan menurun 7

8.c. Analisa data Data Ds : - Klien mengeluh nyeri pada abdomen Do : - Distensi

abdomen bagian atas - Teraba massa abdomen - Mengalami asites, ikterik - Ekspresi
wajah meringis Ds : - Klien mengatakan nafsu makan kurang Do : - Bising usus
menurun / hilang - Teraba massa abdomen - Membrane mukosa kering - Tampak
mual - Berat badan menurun Ds : - Klien mengeluh dan mual muntah Do : Membrane mukosa kering - Tampak mual Penyebab Factor penyebab Aktivasi
enzim secara premature Autodigesti kelenjar Peningkatan produksi enzim
proteolitik Gangguan absorpsi protein Penurunan protein plasma Penurunan
albumin serum Penurunan tekanan onkotik Edema Perangsangan nosiseptor
Nyeri Factor penyebab Aktivasi enzim secara premature Autodigesti kelenjar
Penurunan produksi enzim lipase Gangguan absorpsi lemak Peningkatan lemak
pada lumen usus Mual dan muntah Intake nutrisi tidak adekuat Nutrisi kurang
dari keb. tubuh Factor penyebab Aktivasi enzim secara premature Autodigesti
kelenjar Penurunan produksi enzim lipase Gangguan absorpsi lemak Masalah Nyeri
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Deficit volume cairan 8

9.Ds : - Klien mengatakan kesulitan bernapas (sesak napas) Do : - Frekuensi

napas cepat - Nampak menggunakan otot pernapasan - Sianosis Peningkatan lemak


pada lumen usus Diare Kekurangan volume cairan Factor penyebab Aktivasi
enzim secara premature Autodigesti kelenjar Peningkatan produksi enzim
proteolitik Gangguan absorpsi protein Penurunan protein plasma Penurunan
albumin serum Penurunan tekanan onkotik Akumulasi cairan di rongga peritoneal
Peningkatan tekanan diafragma Penurunan ekspansi paru Penurunan komplians
paru Pola napas tidak efektif Pola napas tak efektif d. Prioritas masalah 1) Pola
pernafasan yang tidak efektif 2) Nyeri 3) Defisit volume cairan 4) Nutrisi kurang dari
kebutuhan 9

10.2. Diagnosa keperawatan a. Pola pernafasan yang tidak efektif berhubungan


peningkatan tekanan diafragma akibat cairan diperitoneal Ds : Klien mengatakan
kesulitan bernapas (sesak napas) Do : - Frekuensi napas cepat - Nampak
menggunakan otot pernapasan dan sianosis b. Nyeri berhubungan dengan proses
edema Ds : Klien mengeluh nyeri pada abdomen Do : - Distensi abdomen bagian atas
- Teraba massa abdomen - Mengalami asites, ikterik - Ekspresi wajah meringis c.
Defisit volume cairan berhubungan dengan diaphoresis, mual, muntah Ds : Klien
mengeluh muntah dan mual Do : - Membrane mukosa kering - Tampak mual d.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan mual muntah Ds : Klien mengatakan
nafsu makan kurang Do : - Bising usus menurun / hilang - Teraba massa abdomen Membrane mukosa kering - Tampak mual - Berat badan menurun 10
11.3. Perencanaan Dx 1 Tujuan Rencana tindakan Intervensi Rasional
Implementasi Tupan : 1. Observasi dispnea, takipnea, Setelah diberikan penurunan
bunyi napas, tindakan keperawatan peningkatan upaya gangguan pola napas
pernapasan, terbatasnya teratasi ekspansi dinding dada dan kelemahan. Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan 2. Evaluasi perubahan tingkat selama
beberapa hari kesadaran, catat sianosis atau pola napas beransurperubahan pada
warna kulit ansur hilang dengan termasuk membran mukosa criteria : dan kuku. Frekuensi napas 3. Berikan pasien posisi yang normal nyaman - Tidak mengeluh
sesak 4. Ajarkan klien untuk bernapas dengan tehnik napas dalam 1. Tuberculosis
Paru 1. Mengobservasi dispnea, menyebabkan efek luas takipnea, penurunan bunyi
pada Paru dan bagian kecil napas, peningkatan upaya bronkopneumonia sampai
pernapasan, terbatasnya inflamasi difus luas, efek ekspansi dinding dada dan
pernapasan dapat sampai kelemahan. dispnea berat sampai distres pernapasan.
perubahan 2. Akumulasi sekret dapat 2. Mengevaluasi tingkat kesadaran, catat
menggangu jalan sianosis atau perubahan oksigenasi organ vital dan pada warna kulit
termasuk jaringan. membran mukosa dan kuku. 3. Posisi yang nyaman 3.
Memberikan pasien posisi yang nyaman membantu klien untuk dapat bernapas
dengan legah 4. Tehnik napas dalam 4. Mnegajarkan klien untuk bernapas dengan
tehnik membantu klien untuk napas dalam dapat meringankan pernapas tirah
konsumsi 5. Meningkatkan 5. Tingkatkan tirah baring/batasi 5. Menurunkan

baring/batasi aktifitas dan oksigen / kebutuhan selama aktifitas dan bantu aktifitas
bantu aktifitas perawatan periode penurunan perawatan diri sesuai diri sesuai
keperluan. pernapasan dapat keperluan. 11
12.6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Memenuhi oksigen klien oksigen sesuai
kebutuhan 2 Tupan : 1. Kaji skala nyeri. Lokasi dan 1. Setelah diberikan
penyebarannya tindakan keperawatan nyeri teratasi Tupen : Setelah diberikan 2.
Berikan posisi yang nyaman 2. tindakan keperawatan pada klien selama beberapa
hanya nyeri beransur-ansur 3. Ajarkan tehnik relaksasi dan 3. hilang dengan criteria :
tehnik distrasi kepada pasien - Ekspresi wajah tenang - Klien tidak 4. Anjurkan klien
untuk 4. mengeluh nyeri beristrahat yang cukup 5. Anjurkan pada keluarga klien 5.
untuk menciptakan lingkungan yang tenang 6. Kolaborasi dengan dokter 6. dalam
pemberian obat analgetik sesuai indikasi kebutuhan 6. Kolaborasi dalam pemberian
oksigen sesuai kebutuhan Mengetahui skala nyeri 1. Mengkaji skala nyeri. yang
dirasakan klien Lokasi dan penyebarannya sehingga perawat dapat menentukan
tindakan yang tepat yang akan diberikan selanjutnya Posisi yang nyaman bagi 2.
Memberikan posisi yang klien membantu klien nyaman pada klien untuk dapat
beristrahat Tehnik relaksasi dan 3. Mengajarkan tehnik distrasi membantu relaksasi
dan tehnik distrasi mengalihkan perhatian kepada pasien klien dari rasa nyeri Istrahat
yang cukup 4. Menganjurkan klien untuk membantu mengurangi rasa beristrahat yang
cukup nyeri Lingkungan yang tenang 5. Menganjurkan pada membantu klien untuk
keluarga klien untuk dapat beristrahat menciptakan lingkungan Membantu menekan
rasa yang tenang nyeri 6. Penatalaksanaan dengan dokter dalam pemberian obat
analgetik sesuai indikasi 12
13.3 Tupan : Setelah diberikan keperawatan kekurangan cairan teratasi Tupen :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari kekurang cairan
beransur-ansur terpenuhi dengan criteria : - Intake dan haluaran cairan seimbang Tidak muntah lagi 1. Awasi tanda vital, pengisian 1. Indikator keadekuatan kapiler,
status membrane volume sirkulasi, hipotensi mukosa, tugor kulit ortostatik dapat
terjadi dengan resiko jatuh/cedera segera setelah perubahan posisi 2. Awasi jumlah
dan tipe cairan, 2. Pasien tidak mengkonsumsi ukur haluaran urin dengan cairan sama
sekali akurat mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori

yang berdampak pada keseimbangan elektrolit 3. Diskusikan strategi untuk 3.


Membantu pasien menghentikan muntah dan menerima perasaan bahwa penggunaan
laksatif / deuretik akibat muntah dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah
kehilangan bahwa munta memberikan pembebasan dari ansietas 4. Identifikasi
rencana untuk 4. Melobatkan pasien dalam meningkatkan keseimbangan rencana
untuk

memperbaiki

cairan

seoptimal

mungkin

kestidakseimbangan

cairan,

memperbaiki kesempatan untuk berhasil 5. Kolaborasi dalam pemberian 5.


Membantu memenuhi cairan melalui intravena kebutuhan cairan 1. Mengawasi tanda
vital, pengisian kapiler, status membrane mukosa, tugor kulit 2. Mengawasi jumlah
dan tipe cairan, ukur haluaran urin dengan akurat 3. Mendiskusikan strategi untuk
menghentikan muntah dan penggunaan laksatif / deuretik 4. Mengidentifikasi rencana
untuk meningkatkan keseimbangan cairan seoptimal mungkin 5. Kolaborasi dalam
pemberian cairan melalui intravena 13
14.4 Tupan : Setelah diberikan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Tupen : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama beberapa hari nutrisi
beransur-ansur terpenuhi dengan criteria : - Nafsu makan meningkat - Berat badan
meningkat - Porsi makan dihabiskan 1. Pantau intake dan outpun nutrisi klien 1.
Mengetahui jumlah kebutuhan klien akan nutrisi 2. Timbang berat badan klien 2.
Mengetahui kekurang nutrisi klien 3. Auskultasi bising usus, palpasi 3. Mengetahui
apakah ada abdomen catat pasase flatus kontraksi usus 4. Identifikan kesukaan dan 4.
Menimbulkan nafsu makan ketidaksukaan diet dari pasien klien 5. Berikan makanan
dalam porsi 5. Membantu memenuhi sedikit tapi sering dengan diet kebutuhan nutrisi
klien lunak 6. Berikan makanan yang 6. Menambah nafsu makan menarik dan masih
dalam klien keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Membantu memenuhi
dalam pemberikan nutrisi kekurangan nutrisi klien yang sesuai dengan kondisi klien
1. Memantau intake dan outpun nutrisi klien 2. Menimbang berat badan klien 3.
Auskultasi bising usus, palpasi abdomen catat pasase flatus 4. Mengidentifikan
kesukaan dan ketidaksukaan diet dari pasien 5. Memberikan makanan dalam porsi
sedikit tapi sering dengan diet lunak 6. Memberikan makanan yang menarik dan
masih dalam keadaan hangat 7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberikan nutrisi
yang sesuai dengan kondisi klien 14

http://www.slideshare.net/septianraha/pankreatitis-27440197

Anda mungkin juga menyukai