09e01447 PDF
09e01447 PDF
TESIS
OLEH
MAHRIANI SYLVAWANI
2009
1
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Abstrak
Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein pada Keturunan Diabetes
Melitus Tipe 2
Mahriani Sylvawani, Dharma Lindarto
Divisi Endokrinologi Metabolik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, RSUP. H. Adam Malik / RS.
Dr. Pirngadi Medan
Latar belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar gula darah dan gangguan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penelitian yang dilakukan The
Framingham Off springs Study tentang Parenteral Tranmission of type 2 Diabetes
didapatkan keturunan dengan ibu diabetes mempunyai resiko 2,5 3,5 kali untuk
menderita diabetes dibandingkan tanpa orang tua diabetes. Sedangkan bila kedua
orang tua diabetes mempunyai resiko 3 6 kali dibandingkan tanpa kedua orang
tua diabetes. C-reaktif protain merupakan salah satu petanda inflamasi sistemik
akut yang dihasilkan oleh hati ditemukan pada banyak penyakit dan berhubungan
dengan kejadian DM dan kardiovaskular.
Tujuan: Untuk melihat perbandingan kadar C-reaktif protein pada keturunan
yang salah satu atau kedua orang tuanya DM type 2.
Bahan dan cara: Dilakukan observasi potong lintang pada 15 orang anak yang
bapaknya DM (grup I), 15 orang anak yang ibunya DM (grup II), dan 15 orang
anak yang bapak dan ibunya DM (grup III), dari bulan September - November
2008 di poli Endokrinologi RSHAM dan RS dr. Pringadi Medan. Dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, darah lengkap, KGD nuchter/2 jam PP dan hsCRP.
Kemudian dibandingkan nilai hsCRP dari ketiga group tersebut. Penilaian dengan
menggunakan uji Kruskel Wallis dan uji ANOVA.
HASIL: Total 45 pasien yang terdiri dari 26 wanita dan 19 pria, dengan usia
rata-rata: 33,097,34, IMT: 23,722,52 kg/m2 dan hsCRP: 1,100,94 mg/L.
Perbedaan bermakna didapat pada umur, indeks massa tubuh, dan hsCRP. Untuk
umur yang berbeda antara grup I (28,137,32 tahun) dengan grup II (34,277,09
tahun) (p=0,013), grup I ( 28,137,32 tahun) dengan grup III (36,874,76 tahun)
(p=0,001).Untuk IMT yang berbeda antara group I (22,362,29 kg/m2) dengan
group II (24,142,72 kg/m2) (p=0,046), grup I (22,362,29 kg/m2) dengan grup
III (24,662,09 kg/m2) (p=0,011). Untuk hsCRP yang berbeda antara grup I
(0,430,64 mg/L) dengan grup II (1,110,91 mg/L) (p=0,024), grup I(0,430,64
mg/L) dengan grup III (1,760,78 mg/L) (p=0,000), serta grup II (1,110,91
mg/L) dengan grup III (1,760,78 mg/L) (p=0,028)
2
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Kesimpulan : Kadar hsCRP lebih tinggi secara bermakna pada anak yang ibunya
menderita DM dibanding anak yang bapaknya menderita DM dan Kadar hsCRP
lebih tinggi secara bermakna pada ke dua orang tuanya menderita DM dibanding
hanya salah satu orang tua menderita DM.
Kata kunci : Keturunan penderita DM, hsCRP.
3
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Abstract
Comparison of C-Reactive Protein concentration on Type 2 Diabetic
offsprings
Mahriani Sylvawani, Dharma Lindarto
Division of Endocrinology and Metabolic, Department of Internal
Medicine, Medical Faculty of North Sumatera University, H. Adam Malik
General Hospital/ dr Pirngadi Hospital Medan
Background: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease with blood glucose
elevation and defect of insulin secretion, disorder of insulin action or both as its
characteristics. The Framingham Offsprings Study about Parenteral Tranmission
of type 2 diabetes revealed that the offsprings from diabetic mothers had the risk
to suffer from diabetes 2,5 3,5 times compared with the ones without diabetic
parents. Meanwhile, in the offsprings whose both parents were diabetic, the risk
was 3-6 times compared with the ones whose both parents were non diabetic. Creactive protein is a marker of acute systemic inflammation produced by the liver
and correlated with the genesis of diabetes and cardiovascular diseases.
Aim: To compare C-reactive protein concentration in offsprings diabetic whose
one or both parents had type 2 diabetes.
Method: From September to November 2008, we conducted a cross sectional
observation in 15 offsprings whose father are diabetic (group I), 15 offsprings
whose mother are diabetic (group II), and 15 ones whose both parents are diabetic
(group III) were diabetic at endocrinology polyclinic of H. Adam Malik general
hospital and dr. Pirngadi hospital. Anamnesis, physical examination, complete
blood count, fasting and post prandial blood glucose and hsCRP examination
were performed. We compared the value of hsCRP of every sample in the
groups. Statistical analysis by Kruskal Wallis and ANOVA test.
Result: In total,45 patients (26 women, 19 men),age (mean s.d) 33.09 7,34
years. Body mass index(BMI): 23,722,53 kg/m2 and hsCRP: 1,100,94 mg/L.
The difference in age was found between group I (28,137,32 years) and group II
(34,277,09 years) (p=0,013), between group I (28,137,32 years) and III
(36,874,76 years) (p=0,001). The difference in BMI was observed between
group I (22,362,29 kg/m2) and II (24,142,72 kg/m2) (p=0,046), group
I(22,362,29 kg/m2) and III (24,662,09 kg/m2) (p=0,011). The difference in
hsCRP was observed between group I (0,430,64 mg/L) and group II (1,110,91
mg/L) (p=0,024), between group I (0,430,64 mg/L) and group III (1,760,78
mg/L) (p=0,000), and group II (1,110,91 mg/L) and group III (1,760,78 mg/L)
(p=0,028).
4
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Conclusion :
hsCRP level is significantly higher in the offsprings whose mothers are diabetic
compared with the ones whose diabetic fathers and hsCRP level is significantly
higher in the offsprings whose both parents are diabetic compared with the ones
whose only one parent is diabetic.
Keywords : Type 2 diabetic offsprings, hsCRP.
5
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR........................................................................... viii
ABSTRAK ..................................................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
2.1
Diabetes melitus................................................................. 4
2.2
2.6
3.6
4.2
Hasil penelitian..................................................................... 22
Pembahasan............................................................................... 25
7
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Beberapa gen yang diduga sebagai penyebab DM tipe 2....................... 8
Tabel 2. Karakteristik dasar daari 45 orang keturunan penderita DM tipe 2..... 22
Tabel 3. Hasil penelitian keturunan yang Bapak, Ibu, Bapak dan Ibu DM Tipe 2
............................................................................................................. 23
Tabel 4. Korelasi hsCRP semua grup dengan umur, IMT, Lingkar Pinggang,
Leukosit, TD sistole, TD diastole, KGD puasa, dan KGD 2 jam post
Prandial .. ............................................................................................ 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model riwayat alamiah dari DM tipe 2........................................ 7
Gambar 2. Interaksi antara gen dan faktor lingkungan pada DM tipe 2........... 7
8
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR SINGKATAN
DM
: Diabetes Melitus
hsCRP
KGD
IL-6
: Interleukin-6
ADA
GLUT 4
: Glucose Transpoter 4
IMT
GDPT
HDL
LDL
PPARPCOS
9
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus
(DM)
merupakan
suatu kelompok
penyakit
Dengan semakin
pula jumlah
sesuatu yang primer dan hiper insulinemia merupakan hal yang sekunder.
Resistensi insulin ini dapat meningkatkan kadar C-reaktif protein pada individu
dengan bakat genetik dan metabolik.Telah diketahui bahwa sekresi C-reaktif
10
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
protein itu diatur oleh sitokin IL-6 dan TNF-, jadi dengan meningkatnya kadar
sitokin tersebut maka kadar C-reaktif protein juga meningkat. C-reaktif protein
( CRP ) merupakan salah satu petanda inflamasi sistemik akut yang dihasilkan
oleh hati dan sering ditemukan pada banyak penyakit dan berhubungan dengan
kejadiaan diabetes melitus serta cardiovaskular even,
bagaimana mekanisme
memprediksikan
timbulnya DM tipe 2 pada orang Caucasian pada usia pertengahan dan usia
lanjut6,7,8. Hubungan antara petanda inflamasi dengan resistensi insulin telah
dilaporkan pada beberapa peneliti. Festa dan kawan-kawan mendapatkan
hubungan yang kuat antara petanda inflamasi dalam hal ini CRP serum 2,40
mg/L (1,29 5,87 mg/L )pada DM dan 1,67 mg/L (0,75 3,41) pada yang bukan
DM dan juga terdapat hubungan yang kuat dengan resistensi insulin.9,10.
Resistensi insulin merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya DM
tipe 2, kelainan ini juga ditemukan pada keluarga keturunan DM yang
normoglikemik dan gangguan toleransi. Han dan kawan-kawan mendapatkan
kadar CRP (mg/L) pada laki-laki: 2,29 0,32 dan pada wanita : 2,74 0,20. yang
dihubungkan dengan resistensi insulin12. Yudkin dan kawan-kawan juga
mendapatkan hal yang sama dimana nilai CRP serum berhubungan kuat dengan
resistensi insulin pada pasien non diabetik13.
mendapatkan peningkatan kadar hsCRP dalam (mg/L) pada turunan yang orang
tuanya menderita DM (2,39 1,87)14.
Ada beberapa kemungkinan (hipotesa ) hubungan tersebut, antara lain
yaitu pertama: Penurunan sensitifitas insulin meningkatkan kadar CRP melalui
11
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
efek fisiologi insulin yang menghambat sintesis protein fase akut di hati. Kedua
inflamasi kronis yang ditemukan merupakan faktor pencetus untuk sindroma
resistensi insulin yang akhirnya menyebabkan diabetes melitus tipe 2 dimana pada
individu-individu dengan predisposisi genetik dan metabolik, overnutrisi dapat
menyebabkan hipersekresi sitokin dan akhirnya menyebabkan insulin resisten dan
diabetes.
sebelumnya9,10.
Dari uraian diatas penulis ingin
pasien- pasien yang salah satu atau kedua orang tuanya DM Tipe 2.
12
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
segala lapisan umur dan sosial ekonomi. DM tipe 2 pada awal penyakit sering
tanpa gejala dan tanpa terdiagnosa dalam beberapa tahun. Prevalensi diabetes
melitus sulit ditentukan oleh karena standar diagnostik yang berbeda-beda. Jika
menggunakan hiperglikemia puasa sebagai standar diagnostik maka prevalensi di
Amerika Serikat sekitar 1-2% dengan menggunakan data National Heaith
Interview Survey diperkirakan 3,1% yang dibuat tahun 1993.5
Dari berbagai penelitian epidemiologi di Indonesia didapatkan prevalensi
DM sebesar 1,5 - 2,3% pada peduduk usia lebih dari 15 tahun. Dalam Diabetes
Atlas 2000 (International Diabetes Federation) tercantum perkiraan penduduk
Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan perkiraan prevalensi DM
sebesar 4,6%, diperkirakan pada tahun 2000 pasien DM akan berjumlah 5,6 juta,
merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter
spesialis / subspesialis. Semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah harus
ikut serta dalam usaha menanggulangi peningkatan jumlah kasus DM sudah
13
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
dimulai dari sekarang, pendidikan sangat penting artinya dalam upaya pencegahan
diabetes dengan memasukkan upaya pencegahan primer DM disekolah.17
Deteksi dini dan pengobatan segera dapat menurunkan DM tipe 2 dan
komplikasinya, oleh karena itu skrening untuk diabetes dapat dilakukan pada
orang-orang yang mempunyai resiko tinggi. Adapun kelompok dengan resiko
tinggi DM yaitu antara lain usia > 45 tahun, berat badan lebih (IMT > 23
2
kg/m ),hipertensi, riwayat DM dalam garis keturunan, ibu dengan riwayat abortus
berulang atau berat badan melahirkan bayi > 4000 gram, kolesterol HDL 35
mg/dl dan atau trigliserida 250 mg/dl.
Dimulai pada saat lahir, dimana kadar gula darah masih dalam batas
normal tetapi individu tersebut mempunyai resiko untuk DM tipe 2 oleh
karena genetic polymorphisms (diabetogenic genes)
2.
14
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Hasil dari kemunduran fungsi sel dan peningkatan resistensi insulin. Kadar
gula darah puasa dapat meningkat disebabkan produksi glukosa endogen
basal,tetapi pasien masih dalam keadaan asimtomatik.
4.
Pada tahap ini terjadi kemunduran fungsi sel , kadar gula darah puasa dan
post prandial jelas meningkat dan biasanya pasien dalam keadaan
simtomatis.(gambar 1).18
Beberapa gen yang diduga sebagai penyebab resistensi insulin, obesitas
dan sekresi insulin (tabel 1). Salah satu gen yang terlibat pada resistensi insulin,
adipogenesis dan DM tipe 2 adalah gen peroxisome proliferator activated reseptor
15
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Gambar 2 : interaksi antara gen dan faktor lingkungan pada DM tipe 2.19
16
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Tabel 1.Beberapa gen yang diduga sebagai penyebab diabetes melitus tipe 2.19
Gen
Keterlibatan
PPAR-
PPAR-
coactivator -1 (PGC-1)
GLUT 4
Adinopectin
Resistin
Leptin
Uncoupling protein-2 (UP2
Insulin receptor substrate (IRS)
Gangguan
Calpain 10
glukosa
pensignalan
insulin
dan
transport
GLUT 2
SUR
Kir 6,2
GCK
Resistensi Insulin
Resistensi insulin adalah kegagalan respon efek fisiologis insulin
terhadap metabolisme glukosa, lipid, protein, serta fungsi endotel vaskular.20
Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka akan semakin meningkat
pula
jumlah
penderita
diabetes
melitus,
hipertensi,obesitas,
penyakit
17
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
receptor
insulin,
abberant
receptor
signaling
pathway,
dan
18
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
GLUT 4 mengalami daur ulang diantara membrane plasma dan pool penyimpanan
intraseluler.
C-Reaktif Protein.
Protein fase akut diartikan sebagai suatu peningkatan konsentrasi plasma
(protein fase akut positif) atau penurunan konsentrasi plasma (protein fase akut
negatif) oleh sekurang-kurang 25% selama terjadinya inflamasi. Konsentrasi
protein plasma (protein C-Reaktif) sebagian besar dihasilkan oleh hepatosit.
Kondisi-kondisi yang sering menyebabkan perubahan konsentrasi protein fase
akut antara lain infeksi, trauma, pembedahan, luka bakar, infark jaringan, crystalinduced inflammatory condiition dan kanker stadium lanjut. Tetapi hanya IL-6
yang dilepas kedalam sirkulasi.23 Selain dijaringan adiposa, IL-6 juga dihasilkan
oleh leukosit yang aktif dan sel endotel.16 Hampir 30% dari produksi total IL-6
berasal dari jaringan adiposa,dan TNF- hanya bekerja lokal, ia juga berperan
untuk terjadinya resistensi insulin pada jaringan adiposa dan sel otot. Nilai Creaktif protein stabil untuk jangka waktu lama, ia tidak terpengaruh oleh intake
makanan dan tidak ada variasi sirkadian.39 Pada individu sehat tanpa inflamasi
biasanya nilai C-reaktif protein dibawah 1 mg/L. Pada orang sehat didapati nilai
tengah kadar CRP di sirkulasi adalah 0,8 mg/L dimana bila terdapat stimulus yang
bersifat akut dapat terjadi peningkatan hingga 10000 kali dari nilai normalnya.
Untuk pasien-pasien dengan infeksi bakteri, penyakit autoimun dan keganasan
nilai C-reaktif protein dapat lebih dari 100 mg/mL. Nilai plasma CRP akan
meningkat 2 kali dalam 8 jam akibat inflamasi akut dan mencapai puncaknya
dalam 50 jam.40 Pearson membagi nilai CRP dalam katagori ringan, sedang dan
19
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
berat untuk prediksi penyakit jantung koroner. Untuk resiko rendah < 1 mg/L,
resiko sedang 1,0 3,0 mg/L, sedangkan resiko berat > 3 mg/L.41
Pada penelitian epidemiologi prospektif, nilai C-reaktif protein dapat
memprediksi insiden infark miokard, stroke, penyakit arteri perifer dan kematian
jantung mendadak, juga dapat memperkirakan resiko iskemia berulang dan
kematian pada penderita angina yang stabil dan tidak stabil yang menjalani
angioplasti perkutan.39,42 Selain untuk prediksi kelainan kardiovaskular, sekarang
nilai
20
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
inflamasi banyak substansi yang dilepas oleh limfosit T dan B maupun oleh sel
lain, yang berfungsi sebagai sinyal interseluler yang mengatur respon inflamasi
lokal maupun sistemik terhadap rangsangan dari luar. Sekresi substansi ini
dibatasi sesuai kebutuhan. Substansi-substansi tersebut secara umum dikenal
dengan nama sitokin. Banyak sitokin yang telah diidentifikasi, baik struktur
melekul maupun fungsinya, beberapa diantaranya mediator utama yang
meningkatkan reaksi imunologik yang melibatkan makrofag limfosit dan sel-sel
lain, jadi bersifat sebagai imunoregulator.
Pada 2nd International lymphokine workshop di Swiss tahun 1979,
dicapai kesepakatan untuk memberikan 1 nama genetik pada mediator-mediator
tersebut yaitu: interleukin yang berarti adanya komonikasi antar sel leukosit.
Interleukin 6 (IL-6) dibentuk oleh banyak sel dan berpengaruh pada banyak jenis
sasaran. Sumber utama IL-6 adalah makrofag, walaupun limfosit didaerah
inflamasi juga dapat mensekresi sejumlah besar IL-6. IL-6 juga berperan pada
respon fase akut, dengan meningkatkan sintesa protein fase akut oleh hepatosit.
Tumor necrosis factor- (TNF-) merupakan mediator utama pada respon
terhadap infeksi bakteri gram negatif dan juga berperan dalam merangsang
hepatosit untuk memproduksi protein-protein tertentu.
21
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
inflamasi seperti jumlah leukosit, tingginya nilai fibrinogen dan C-reaktif plasma
dapat memprediksikan timbulnya DM tipe 2 pada orang Caucasian pada usia
pertengahan dan usia lanjut.6,16,44 Festa mendapatkan hubungan yang kuat antara
petanda inflamasi dengan resistensi insulin dan beberapa komponen dari sindroma
resistensi insulin.9 Ada beberapa kemungkinan (hipotesa) hubungan tersebut,
antara lain yaitu:
1.
Penurunan sensitifitas insulin akan meningkatkan kadar C-reaktif protein, IL6 dan TNF-, dimana IL-6 dan TNF- merupakan pengatur produksi CRP di
hati, sehingga produksi C-reaktif protein juga meningkat.
2.
22
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
23
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
BAB III
PENELITIAN SENDIRI
Diabetes Melitus
(DM)
merupakan
suatu kelompok
penyakit
metabolik dengan karateristik peningkatan kadar gula darah dan defek sekresi
insulin, kerja
jumlah penduduk maka akan semakin meningkat pula jumlah penderita diabetes
melitus, hipertensi, obesitas, penyakit kardiovaskular, dan dislipidemia maka
prevalensi sindroma resistensi insulin akan meningkat pula. Di Perancis barat
daya didapatkan prevalensi sindroma resistensi insulin sebesar 23% pada laki-laki
dan 12% pada perempuan3.
Pada penelitian yang dilakukan oleh The Framingham Offsprings of
type 2 Diabetes mendapatkan resiko DM tipe 2 yaitu 3,5 kali lebih tinggi pada
keturunan dengan salah satu orang tua diabetes dan 6 kali lebih tinggi bila kedua
orang tua menderita diabetes dibanding dengan keturunan yang bukan diabetes4.
Gangguan sel pankreas dan resistensi insulin ditemukan jelas pada DM tipe 2
disamping faktor lingkungan berperan untuk timbulnya penyakit tersebut5.
Banyak penulis mempercayai bahwa resistensi insulin merupakan sesuatu
yang primer dan hiper insulinemia merupakan hal yang sekunder. Jadi resistensi
insulin sudah terjadi sejak lahir. Resistensi insulin ini dapat meningkatkan kadar
C-reaktif protein pada individu dengan bakat genetik dan metabolik.Telah
diketahui bahwa sekresi C-reaktif protein itu diatur oleh sitokin IL-6 dan TNF-,
jadi dengan meningkatnya kadar sitokin tersebut maka kadar C-reaktif protein
24
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
juga meningkat. C-reaktif protein ( CRP ) merupakan salah satu petanda inflamasi
sistemik akut yang dihasilkan oleh hati dan sering ditemukan pada banyak
penyakit dan berhubungan dengan kejadiaan diabetes melitus serta cardiovaskular
even, bagaimana mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti6. Petanda
inflamasi seperti jumlah leukosit, tingginya nilai fibrinogen dan CRP plasma
dapat memprediksikan timbulnya DM tipe 2 pada orang Caucasian pada usia
pertengahan dan usia lanjut6,7,8. Hubungan antara petanda inflamasi dengan
resistensi insulin telah dilaporkan pada beberapa peneliti. Festa dan kawan-kawan
mendapatkan hubungan yang kuat antara petanda inflamasi dalam hal ini CRP
serum 2,40 mg/L (1,29 5,87 mg/L )pada DM dan 1,67 mg/L (0,75 3,41) pada
yang bukan DM dan juga terdapat hubungan yang kuat dengan resistensi
insulin.9,10.
Resistensi insulin merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya DM
tipe 2, kelainan ini juga ditemukan pada keluarga keturunan DM yang
normoglikemik dan gangguan toleransi. Han dan kawan-kawan mendapatkan
kadar CRP (mg/L) pada laki-laki: 2,29 0,32 dan pada wanita : 2,74 0,20. yang
dihubungkan dengan resistensi insulin12. Yudkin dan kawan-kawan juga
mendapatkan hal yang sama dimana nilai CRP serum berhubungan kuat dengan
resistensi insulin pada pasien non diabetik13.
mendapatkan peningkatan kadar hsCRP
25
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
sebelumnya9,10.
Dari uraian diatas penulis ingin
pasien- pasien yang salah satu atau kedua orang tuanya DM Tipe 2.
2.
Perumusan Masalah
Apakah ada perbedaan kadar CRP pada keturunan yang salah satu atau
kedua orang tuanya DM tipe 2.
3.
Hipotesa
Ada perbedaan Kadar CRP pada keturunan yang salah satu atau kedua orang
tuanya DM tipe 2.
4.
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Dengan mengetahui tingginya kadar CRP pada keturunan yang salah satu
atau kedua orang tuanya DM tipe 2, kita dapat melakukan strategi
pencegahan yang lebih agresif untuk mencegah terjadinya DM atau
kejadian kardiovaskular pada anak-anak keturunan DM.
26
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
D.
KERANGKA KONSEPSIONAL
BapakDM
IbuDM
(GrupI)
(GrupII)
Anak
Anak
BapakdanIbuDM
(GrupIII)
Anak
CRP?
Desain Penelitian
Penelitian potong lintang dimana pengamatan dilakukan tanpa intervensi
2.
3.
Subjek penelitian
Anak dari bapak DM, anak dari ibu DM,dan anak dari bapak dan ibu DM.
27
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
4.
Kriteria inklusi
a.Usia 20 - 40 tahun yang salah satu atau kedua orang tuanya DM tipe 2
b.Bersedia mengikuti penelitian
5.
Kriteria eksklusi
a. Penderita DM, obesitas, penyakit kardiovaskular, hipertensi, perokok.
b. Penderita dengan tanda-tanda infeksi secara klinis, infeksi helikobakter
pilori.
c. Penderita dengan Rhematik artritis, SLE, luka bakar.
d. Sedang memakai obat-obatan NSAID, steroid.
6.
(z+ z) S
D
2
n1=n2=n3 =
= 14,786 = 15
0,3
Jadi sampel minimal yang diteliti untuk masing-masing kelompok adalah 15
orang, sehingga total seluruhnya sebanyak 45 orang.
28
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
8.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini mendapat persetujuan oleh komite etik penelitian bidang
kesehatan FK USU. Subjek penelitian adalah anak dari penderita DM yang
datang ke polikliinik Divisi Endokrinologi dan Metabolik RSUP H. Adam
Malik dan RSU Dr. Pirngadi Medan dan terhadap semua pasien yang masuk
dalam penelitian diminta persetujuan (informed consent). Setiap pasien yang
memenuhi kriteria penelitian dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, darah
lengkap, KGD N / 2 jam PP, hsCRP.
b. Cara kerja
Semua subjek puasa malam hari 10 12 jam. Subjek dibagi 3 yaitu;
kelompok I: anak dari bapak DM, kelompok II: anak dari ibu DM, dan
kelompok
III : anak dari bapak dan ibu DM. Semua subjek diperiksa tekanan
darah, berat badan (kg), tinggi badan ( cm ), index massa tubuh yaitu: berat
badan / tinggi badan ( kg/m2 ), dikatakan obesitas
lingkar pinggang : untuk laki-laki > 90 cm dan untuk wanita > 80 cm.
Diperiksa darah lengkap, Kadar gula darah puasa /2 jam sesudah makan. Dan
hsCRP dari kelompok I , II,dan III kemudian hasil CRP dibandingkan.
c. Defenisi Operasional
- Obesitas: IMT 25 kg/m2.
- Lingkar pinggang: Resiko tinggi bila 90 cm untuk pria dan 80 cm wanita.
- Orang tua DM : Kadar gula darah puasa 126 mg/dl dan kadar gula darah
2
jam sesudah makan 200mg/dl, Riwayat DM, sedang minum obat DM.
-GDPT (Gula darah puasa terganggu) : bila nilainya 100 mg/dl-125 mg/dl
dan gangguan toleransi glukosa bila kadarnya 140 mg/dl 199 mg/dl.
29
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
7. Analisa data
Semua data yang diperlukan di masukkan kedalam tabel induk dengan
menggunakan bantuan program komputer. Kemudian data diolah dan dianalisis
dengan bantuan program SPSS 11,5. Data deskriptif disajikan dalam bentuk tabel
untuk dianalisis. Hasil penelitian dituangkan berupa rerata, simpang baku.
Untuk menilai perbedaan rerata
30
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
Dari 45 orang yang diteliti terdapat 26 orang wanita dan 19 orang laki-laki ,
dengan usia rata-rata 33,097,34 tahun, Hb darah 12,200,71 gr%, Leukosit
8111,11698,77 mm3, indeks massa tubuh 23,722,56 kg/m2. lingkar pinggang
80,877,56 cm, Tekanan Darah Sistolik 111,788,60 mmHg, Tekanan darah
diastolik 78,4416,23 mmHg. KGD Puasa 70,386,57 mg/dl, KGD 2 JamPP
95,246,23 mg/dl, dan kadar hsCRP rata-rata 1,100,94 mg/L.
Subjek
45
Umur (thn)
33.107,34
Hb darah (gr%)
12,200,71
Leukosit (mm3)
8111,11698,77
(kg/m2)
23,722,53
80,877,56
IMT
111,788,60
78,4416,23
70,386,57
KGD 2 Jam PP
95,246,23
(mg/dl)
hsCRP (mg/L)
1,100,94
31
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Tabel 3. Hasil penelitian yang bapak, ibu, bapak dan ibu penderita DM
p
Variabel
Bapak
Ibu
(Grup I)
(Grup II)
15
15
p1
p2
p3
15
Umur a)
28,137,32
34,277,09
36,874,76
0,013*
0,001**
0,279
Hb darah b)
12,380,62
12,300,78
11,880,64
0,752
0,050
0,097
0,492
0,740
0,721
24,662,09
0,046*
0,011*
0,554
0,458
0,502
0,161
Leukosit (mm3)
8200,00504,26 8020,00675,27
IMT (kg/m2)
22,362,29
24,142,72
8113,33898.30
82,877,07
78,939,36
114,677,43
110,008,45
0,207
0,832
0,142
84,0026,9
76,005,07
0,148
0,910
0,181
68,336,38
0,618
0,307
0,132
TD Diastolik (mmHg)
KGD Puasa (mg/dl)
75,335,16
70,807,02
72,006,17
96,537,35
94,675,96
0,390
0,954
0,422
hsCRP (mg/L)
1,110,91
1,760,78
0,024*
0,000**
0,028*
Ket:
0,430,64
** = p<0,01
Dari tabel 3. Ada perbeda pada: umur , IMT, dan hsCRP. Untuk umur
yang berbeda adalah antara bapak DM
28,137,32
32
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
bapak dan ibu DM 1,760,78 mg/L (p=0,000); serta ibu DM 1,110,91 mg/L
dengan bapak dan ibu DM 1,760,78 mg/L (p=0,028) .
Tabel 4. Korelasi hsCRP semua grup dengan umur, IMT, lingkar pinggang,
leukosit, TD sistole, TD diastole, KGD puasa, KGD 2 jam pp.
hsCRP
Variabel
NS/S
Umur (thn)
0,507
0,000**
IMT (kg/m2)
0,128
0,402
NS
Lingkar pinggang(cm)
0,166
0,247
NS
Leukosit (mm3)
0,029
0,852
NS
-0,084)
0,583
NS
TD Diastole (mmHg)
0,113
0,508
NS
-0,072
0,622
NS
-0,101
0,508
NS
TD Sistole (mmHg)
33
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
PEMBAHASAN.
Pada penelitian ini kami dapatkan perbedaan
hsCRP
antara anak yang bapaknya DM, dengan anak yang ibunya DM serta
anak yang bapak dan ibunya menderita DM. Juga terdapat perbedaan yang
bermakna pada umur, indeks massa tubuh. Pada umur terlihat perbedaan yang
signifikan pada semua grup. Hal ini dimungkinkan karena
terdistribusi secara normal sehingga mengaburkan hasil.
sebaiknya data umur disesuaikan pada ketiga grup. Dikatakan peningkatan CRP
ini berhubungan dengan resistensi insulin pada keturunan penderita diabetes
melitus. Ini berarti pada orang-orang dengan resistensi insulin akan mengalami
peningkatan kadar CRP dan akan mendapatkan resiko untuk terjadinya DM
dimasa yang akan datang. Pada penelitian prospektif lainnya kadar CRP (low
grade inflammation chronic) dapat memprediksi terjadinya DM untuk yang akan
datang. Hubungan antara keduanya telah dibuktikan pada beberapa penelitian
yang telah dilakukan Gunardi dalam penelitiannya mendapatkan peningkatan
kadar hsCRP pada turunan yang orang tuanya menderita DM (2,391,87 mg/L).
Festa pada 1088 orang nondiabetik dan bukan penyakit kardiovaskular
mendapatkan hubungan antara kadar protein CRP
34
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
35
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kadar hsCRP lebih tinggi secara bermakna pada anak yang ibunya
menderita DM dibanding anak yang bapaknya menderita DM.
2. Kadar hsCRP lebih tinggi secara bermakna pada ke dua orang tuanya
menderita DM dibanding hanya salah satu orang tua menderita DM.
3. Ada korelasi positif bermakna hsCRP dengan umur pada keturunan
penderita DM.
5.2 Saran
1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi usaha pencegahan
yang lebih dini pada orang-orang yang mempunyai resiko tinggi untuk
terjadinya penyakit diabetes mellitus dikemudian hari.
2. Perlu dilakukan penelitian yang menyesuaikan umur subjek pada setiap
grup sehingga nilai hsCRP sesuai dengan yang diharapkan.
36
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Foster DW. Diabetes Mellitus. In: Fauci AS. Braunwald E, Issebacher KJ,
Wilson JD, Martin JB, Kasper DI, et al (editors). Harrison,s Principles of
Internal Medicine 14th Edition Vol 2. New York. Mc Graw- Hill. 1998. p.
2060-81.
6.
7.
Thorand B, Lowel H, Schneider A, Kolb H, Meisinger C, Frohlich M et al. CReactive Protein as a Predictor for Incident Diabetes Mellitus Among Aged
37
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Pradhan AD, Manson JE, Rifai N, Buring JE, Ridker PM. C-Reaktive
Protein, Interleukin 6, and Risk of Developing Type 2 Diabetes Mellitus.
JAMA. 2001;286: 327-34.
9.
Subclinical
38
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
Protein
dengan Resistensi
39
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
40
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
41
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
39. Yeh ETH, Willerson JT. Coming of age of C-Reactive Protein. Using
Inflammation Markers in Cardiology. Circulation. 2003;370-2.
40. Pearson TA, Mensah GA, Alexander RW, Anderson JL, Cannon III RO,
Criqui M et al. Markers of Inflammation and Cardiovascular Disease
Applikation to Clinical and Public Health Practice. Statement for Health Care
Professionals from the Centers for Diasease and Prevention and the Amirican
Hearth Association. Circulation. 2003;107:499-511.
41. Reeves
G.
C-Reactive
Protein.
1988:
Avalaible
from
:http:/www.haps.nsw.gov.au/edsrchh/edinfo/crp.gtml.
42. Freeman DJ, Norrie J, Caslake MJ, Gaw A, Ford I, Lowe GDO et al. CReactive Protein is an Independent Predictor of Risk for Development of
Diabetes in the West of Scotland Coronary Prevention Study. Diabetes.
2002;51: 1596-1600.
43. Tan KCB, Wat NMS, Tam SCF, Janus ED, Lam TH, Lam KSL. C-Reactive
Protein Predict the Deterioration of Glycemia in Chinese Subjects with
Impaired Glucose Tolerance. Diabetes Care. 2003;26: 2323-28.
44. Wu t, Dorn JP, Donahue RP, Sempos CT, Trevisan M. Associations of
Serum C-Reactive Protein with Fasting Insulin, Glucose, and Glycosylated
Hemoglobin. Am J Epidemiol. 2002;155: 65-71.
42
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
NO.
UMUR
L/P
Hb
WBC
Bapak DM
Ibu DM
BB
TB
IMT
2
LP
TD
KGD
HsCRP
(kg)
(cm)
kg/m
(cm)
mmHg
Puasa
2 jam PP
mg/L
23
12,6
7500
49
154
20,6
79
100/70
65
87
0,3
40
13,4
8000
50
159
19,8
74
110/80
78
91
0,1
3
4
23
23
L
P
13,1
11,4
8100
9000
+
+
62
58
167
160
22,3
22,6
88
85
120/80
120/80
72
67
97
101
0,2
0,1
33
11,6
8200
41
150
18,2
70
100/70
60
86
0,2
35
12,5
7600
57
153
24,3
79
100/70
62
93
0,4
26
11,9
7900
63
156
25,9
78
100/70
69
89
0,1
20
12,3
8000
50
152
21,6
76
100/70
68
94
0,2
23
13,2
9100
65
165
23,8
89
120/80
73
102
0,1
10
20
11,7
8200
50
155
20,8
80
120/70
85
100
0,2
11
21
12,2
7900
50
152
21,6
75
100/70
65
89
0,2
12
25
13,1
8300
60
160
23,4
88
120/80
70
93
0,3
13
35
11,9
7800
62
172
21
80
120/80
71
95
2,6
14
40
12,7
9100
68
174
22,5
86
120/80
82
102
0,9
15
35
12,2
8300
65
155
27
85
110/80
75
99
0,6
16
26
13,2
9200
72
178
24,6
84
120/80
69
94
0,2
17
40
12,6
8400
69
175
22,5
86
120/80
79
89
0,2
18
40
12,1
7100
90
180
27,7
92
120/80
71
108
0,6
19
26
11,7
8100
56
169
19,6
74
110/80
83
93
0,2
20
31
12,9
7500
64
160
25
88
120/80
79
110
1,1
21
22
13,2
8100
75
166
27,2
89
120/80
68
102
2,1
22
25
11,3
8200
62
160
24,2
80
110/80
70
93
0,4
23
40
11,6
7800
55
156
22,6
79
100/70
71
98
2,2
24
40
13,4
8600
68
165
25
88
120/80
69
94
0,3
25
27
11,9
7500
66
168
23
78
110/70
60
89
0,7
26
40
11,3
8500
45
155
18,7
66
100/70
75
82
3,2
43
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
27
40
12,1
7400
60
153
25,6
80
120/80
69
103
1,5
28
40
11,3
7600
60
153
25,6
80
110/70
72
98
0,6
29
38
13,3
9200
80
168
28,3
90
120/80
65
99
1,8
30
39
12,7
7100
70
176
22,6
89
120/80
80
96
1,5
31
39
12,2
7300
78
170
26,9
85
120/80
63
98
1,4
32
38
11,8
7600
53
153
22,6
52
100/70
80
87
1,8
33
37
12,4
10000
76
175
24,8
89
120/80
72
103
1,2
34
40
12,3
8000
60
165
22
89
120/80
71
102
1,8
35
39
11,1
7800
65
165
23,8
78
110/80
69
102
1,9
36
33
12,3
7100
70
156
28,8
80
110/80
80
99
0,9
37
35
11,6
7000
60
150
26,6
80
120/80
71
97
1,4
38
40
11,4
8900
60
165
25,7
80
110/80
73
88
4,3
39
40
11,8
8800
56
150
24,8
79
100/70
69
89
1,5
40
22
12,8
7600
63
160
24,6
80
100/70
65
99
1,3
41
40
10,6
7000
58
155
24,1
68
100/70
67
90
1,7
42
34
12,8
8400
60
158
24
90
120/80
60
91
1,5
43
40
11,2
9000
47
152
20,3
75
100/70
63
85
2,1
44
36
11,5
8100
63
155
26,2
80
110/80
61
96
2,2
45
40
12,4
9100
65
162
24,8
79
110/70
61
94
1,4
Keterangan
L/P
: Laki-laki / Perempuan.
LP
: Lingkar Pinggang
TD
: Tekanan Darah
Hb
: Haemoglobin
WBC
TB
; Tinggi Badan
BB
; Berat Badan
IMT
KGD
44
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008
45
Mahriani Sylvawani : Perbandingan Kadar C-Reaktif Protein Pada Keturunan Diabetes Melitus Tipe 2, 2009
USU Repository 2008