Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam peraturan kementrian kesehatan republik indonesia Nomor 35 tahun 2014
tentang apotek, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 tentang
Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian
yang dimaksud meliputi pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat. Perkembangan
kefarmasian selanjutnya mengarah pada kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) untuk
melayani kebutuhan masyarakat di bidang informasi kesehatan khususnya obat-obatan.
Ruang lingkup kegiatan kefarmasian di suatu apotek memungkinkan masyarakat
memperoleh pelayanan total di bidang obat. Dari segi teknis, masyarakat sebagai
konsumen bisa mendapatkan jenis obat yang diinginkannya, baik itu obat dengan resep
maupun obat bebas. Konsumen bisa juga mendapatkan obat dalam bentuk racikan baik
itu serbuk (pulvis/pulveres), kapsul atupun bentuk cairan (sirupus simplex). Dari segi
jasa, konsumen berhak mendapatkan informasi penggunaan obat yang diperoleh, cara
pemakaian, dosis obat sekali minum dan kemungkinan-kemungkinan efek samping yang
timbul serta informasi lainnya. Konsumen juga bisa menentukan pilihan terhadap obat
misalnya obat-obat generik yang lebih terjangkau.
Usaha peningkatan pelayanan terhadap konsumen menuntut apotek bekerja keras
dalam pengelolaannya. Konsep ideal apotek adalah totalitas pelayanan terhadap
konsumen/pasien. Kondisi pasien yang datang ke apotek merupakan kondisi yang tidak
bisa ditunda oleh waktu dengan alasan jam kerja atau apapun. Pasien yang datang ke
apotek untuk memenuhi hak asasinya untuk hidup dan sehat. Tuntutan pasien lebih
diutamakan dari urusan apapun sehingga pasien mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dalam makalah ini bertujuan untuk membuat strategi yang saling
menguntungkan untuk apoteker dan pasien dengan meningkatkan strategi pelayanan
kefarmasian di apotek.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.

Apa jenis modal yang digunakan dalam kewirausahaan di apotek ?


Bagaimana cara implementasi analisis finansial dalam kewirausahaan di apotek ?
Bagaimana cara meningkatkan strategi pelayanan kefarmasian ?
Bagaimana cara menghasilkan keuntungan dalam bidang kewirausahaan di apotek
?
5. Apa saja pajak yang harus diterapkan dalam kewirausahaan di apotek?
1

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.
2.
3.
4.
5.

Untuk menentukan jenis modal yang digunakan dalam kewirausahaan di apotek.


Untuk mengimplementasikan analisis finansial dalam kewirausahaan di apotek.
Untuk meningkatkan strategi pelayanan kefarmasian.
Untuk menghasilkan keuntungan dalam bidang kewirausahaan di apotek.
Untuk menetapkan pajak yang diterapkan dalam kewirausahaan di apotek.

BAB II
ISI
2.1 MODAL
Menurut Prof. Bakker modal diartikan baik berupa berupa barang-barang konkret
yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan perusahaan yang terdapat dineraca
sebelah debit, maupun berupa berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu
yang tercatat disebelah kredit.
Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan
memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal.
Pada dasarnya sumber modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi sumber
dana intern (internal sources) dan sumber ekstern (external sources).
1. Sumber Intern
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal yang dibentuk atau
dihasilkan sendiri didalam perusahaan. Menurut Ching F Lee dan Joseph E. Finnerty
dalam bukunya Corporate, Theory, Method, and Aplications kebutuhan dana
didapat dari : Internal financing in volves the cash flow llevels of retained earning
and depreciation expense generated by the firm (1990 : 395).
Cara pembelanjaan dana disebut pembelanjaan dari dalam perusahaan atau
internal financing. Sumber intern ini berupa keuntungan yang ditahan (retained net
profit) dan diakumulasi penyusutan (accumulated depreciations).
Besarnya laba ditahan selain tergantung pada besarnya laba yang diperoleh
selama periode tertentu, juga tergantung kepada deviden policy dan plowingback policy yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Akumulasi
penyusutan merupakan sejumlah dana yang disimpan untuk mengganti aktiva tetap
yang akan diperbaharui. Besarnya akumulasi penyusutan yang dibentuk dari
depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode yang digunakan perusahaan yang
bersangkutan, semakin besar jumlah akumulasi penyusutan semakin besar pula
sumber intern dari dana yang dihasilkan dalam perusahaan tersebut.
2. Sumber Ekstern
Sumber ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Masih
menurut Chang F. Lee dan Joseph E. Finnerty selain dari internal financing juga
didapat dari external financing yang pengertiannya adalah : External financing deals
with the amount of new longterm and shotterm det of new equity issued by the firm
as ssource of fund (1990 : 395)
Cara pembelanjaan dalam upaya pemenuhan kebutuhan ini dinamakan
pembelanjaan dari luar perusahaan atau eksternal financing. Dana yang berasal dari
sumber eksternal adalah dana para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil
bagian dalam perusahaan.
Modal yang berasal dari para kreditur adalah merupakan hutang bagi perusahaan
yang bersangkutan dan modal ini disebelah modal asing atau pinjaman. Bentuk
pembelanjaan yang menggunakan pinjaman tersebut disebut pembelanjaan dengan
hutang (debt financing).
3

Dana yang berasal dari pemilik, peserta didalam perusahaan adalah merupakan
dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan dan akan
menjadi modal sendiri. Bentuk pembelanjaan dengan menggunakan dana yang
berasal dari pemilik atau calon pemilik ini disebut pembelanjaan sendiri ( equity
financing). Sumber dana ekstern dapat diperoleh dari Supplier, bank-bank dan pasar
modal.
Dalam proses produksi dibutuhkan suatu modal. Modal itu sendiri ada dua
jenis yaitu modal pinjaman / utang dan modal sendiri.
1. Pinjaman / utang
Menurut Bambang Riyanto ( 1998 : 227 ) dalam Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan pengertian pinjaman yaitu : Pinjaman adalah modal yang berasal
dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan, dan
bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada
saatnya harus dibayar kembali
Pinjaman ini terbagi tiga golongan yaitu :
a. Pinjaman / utang jangka pendek ( short-term debt ), yaitu yang jangka
waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun.
Merupakan modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun.
Sebagian besar utang jangka pendeek te rdiri dai kredit perdagangan, yaitu
kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Adapun
jenis dari pinjaman jangka pendek adalah :
- Rekening Koran
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan batas
plafond tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus
melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya.
- Kredit dari penjual
Merupakan kredit perniagaan dan kredit ini terjadi apabila penjualan
dilakukan dengan kredit. Apabila penjualan dilakukan dengan kredit
berarti bahwa penjual baru menerima pembelian harga dari barang
yang dijualnya beberapa waktu kemudian setelah barang diserahkan.
Selama waktu ini pembeli dikatakan menerima kredit penjual dari
penjual dan selama waktu itu pula penjual memberikan kredit penjual
kepada pembeli.
- Kredit dari pembeli
Merupakan kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli
kepada pemasok dari mentahnya atau barang lainnya. Disini pembeli
membayar harga barang yang dibelinya lebih dahulu dan setelah
beberapa waktu itu dapat dikatakan bahwa pembelinya memberikan
kredit pembeli kepada penjual / pemasok bahan mentah atau barang
dagangan.
- Kredit wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat
pengakuan utang yang berisikan kesanggupan untuk membayar
sejumlah utang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu
4

dan setelah surat itu ditandatangani dapat dijual atau diuangkan kepada
bank.
b. Pinjaman jangka menengah ( intermediate term debt ), yaitu yang jangka
waktunya antara 1 sampai 10 tahun.
Pinjaman jangka menengah merupakan pinjaman atau modal asing yang
jangka waktunnya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Adapun
jenisnya adalah :
- Term loan
Adalah kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan kurang 10
tahun. Pada umumnya term loan di bayar kembali dengan angsuran
tetap selama periode tertentu. Term loan ini biasanya diberikan
diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi dan pemasok.
- Leasing
Merupakan bentuk lain dari pinjaman dimana hanya diperoleh hak
penggunaan atas suatu aktiva tanpa harus disertai hak milik. Ada tiga
bentuk dari leasing yaitu sales and lease back, services leases atau
operating leases dan financial leases.
c. Pinjaman / utang jangka panjang ( long term debt ), yaitu yang jangka
waktunya lebih dari 10 tahun.
Pinjaman jangka panjang adalah pinjaman yang jangka waktumya lebih dari
10 tahun. Jenis dan bentuk utama dari pinjaman jangka panjang antara lain :
- Pinjaman obligasi (bonds-payables)
Adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana
debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai
nominal tertentu. Jenis obligasi : obligasi biasa ( bonds), obligasi
pendapatan (income bonds ) dan obligasi yang dapat
ditukar(comvertible-bonds).
- Pinjaman hipotek
Adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur)
diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak. Apabila pihak
debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual dan
hasil penjualannya tersebut digunakan untuk menutup tagihannya.

2. Modal sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentu lamanya antara lain dari pengambil bagian, peserta atau pemilik.
Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam
perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam
perusahaan.

Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan
yang dihasilkan perusahaan, sedangkan modal sendiri yang berasal dari luar
perusahaan adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Modal yang berasal dari pemilik perusahaan ada beberapa macam, diantaranya
:
a. Modal saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu
perusahaan terbatas. Jenis-jenis saham diantaranya saham biasa(commond
stook), saham preferen (preferred stook), dan saham kumulatif preferen
(cumulative preferred stook).
b. Cadangan
Cadangan dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama
beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang
termasuk modal sendiri adalah cadangan ekspansi, cadangan modal kerja,
cadangan selisih kurs, dan cadangan umum. Adapun cadangan yang tidak
termasuk kedalam modal sendiri adalah cadangan ddepresiasi, cadangan
piutang ragu-ragu dan cadangan yang bersifat utang (cadangan untuk pensiun
pegawai dan cadangan untuk membayar pajak).
c. Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan
sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Adanya laba yang
memperbesar laba ditahan yang berarti akan memperbesar modal sendiri.
Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa adanya saldo laba akan
memperbesar modal sendiri dan adanya saldo kerugian akan memperkecil
modal sendiri.
2.2 ANALISIS KEUANGAN
Analisis keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas,
profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek. Analisis keuangan dilakukan
oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan
informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini biasanya disajikan
kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan
perusahaan. Analisis keuangan itu sendiri ada enam jemis macamnya, yaitu:
1. Rasio Jangka Pendek
Adalah untuk mengetahui tingkat likuiditas, dengan memperbandingkan aktiva lancar
yang tersedia terhadap hutang jangka pendek, yang tertulis dalam neraca pada waktu
tertentu.
2. Perputaran Barang Dagangan
Adalah perbandingan harga pokok barang yang terjual selama setahun dengan
persediaan rata-rata barang dagangan.
3. Perputaran Aktiva
Digunakan untuk mengetahui besarnya penjualan selama setahun dibanding dengan
aktiva perusahaan.
4. Margin
6

Adalah perbandingan antara penghasilan bersih dengan jumlah penjualan, jadi


menggambarkan berapa persen dari penjualan seluruhnya merupakan penghasilan
bersih.
5. Rentabilitas / return on investment/earning power
Perbandingan antara pendapatan bersih dengan aktiva bersih rata-rata yang
digunakan.
6. Break Even Point (Tak Rugi Tak Laba)
Suatu teknik untuk mengetahui kelangsungan hidup suatu usaha dengan omset berapa
yang harus dicapai, penentuan harga berapa dengan biaya perusahaan yang ada tidak
akan menderita kerugian.
Analisis keuangan yang kelompok kami gunakan adalah
analisis keuangan
Rentabilitas karena metode ini dapat memenuhi tujuan dari pengembangan
kewirausahaan di apotek. Dibandingkan dengan metode BEP yang hanya untuk
kelangsungan hidup apotek, yang artinya tidak mementingkan untung rugi apotek.
Sedangkan metode ROI di pilih karena memiliki tujuan dalam pengembangan apotek.
2.3 MODAL & ANALISIS KEUANGAN
2.3.1 Permodalan Apotek
Modal diperoleh dari dana pribadi apoteker sebesar Rp. 221.000.000,00
2.3.2 Analisis Keuangan Apotek
X.
MODAL AWAL
a. Modal Tetap
1.
Pembangunan apotek
2.
Sarana Fisik
1 Buah almari pendingin
10 Buah almari obat/ etalase
1 Buah almari narkotik/psikotropik
1 buah lemari bahan berbahaya
1 Buah kursi kasir
3 Buah AC
1 Buah TV 14
2 Set kursi tunggu
2 Buah dispenser
1 buah kompor/pemanas
1 buah billboard nama apotek
1 buah alat pemadam kebakaran
Sumber air (sumur bor)
3 buah piring melamin
3 buah cangkir kaca
6 buah cangkir melamin
6 buah sendok aluminium
6 buah garpu
1 buah pisau
3 buah mangkok gelas

Rp.

100.000.000,00

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

1.200.000,00
8.000.000,00
300.000,00
600.000,00
100.000,00
3.300.000,00
1.000.000,00
1.500.000,00
100.000,00
100.000,00
500.000,00
300.000,00
1.500.000,00
75.000,00
75.000,00
90.000,00
30.000,00
30.000,00
25.000,00
60.000,00
7

1 Buah timbangan badan


5 Buah tempat sampah
2 Buah jam dinding
Alat-alat kebersihan
3 Buah papan nama
Jumlah :

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

60.000,00
50.000,00
50.000,00
50.000,00
600.000,00
19.695.000,00

Sarana Administrasi
1 Mesin fak + telepon
1 Set computer + program
1 Set mesin kasir
2 buah Kalkulator
Nota, kwitansi, SP, dll
Stampel, tinta + bantalan
Alat tulis
Buku defekta, pesanan, penerimaan faktur

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

1.200.000,00
5.000.000,00
2.000.000,00
150.000,00
250.000,00
60.000,00
50.000,00
80.000,00

datang
Kartu stock, catatan resep, copy resep
Blanko laporan narkotika dan psikotropika
Daftar harga obat
Lem, gunting, isolasi
Jumlah :

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

100.000,00
20.000,00
20.000,00
15.000.00
8.930.000,00

Sarana pelayanan
1 Set timbangan + Validasi
1 Buah meja racik
2 Buah kursi racik
1 Buah kursi layanan
Tempat cuci alat-alat
3 Pasang mortir dan stamper
Pot salep, botol, dan kapsul
Kertas perkamen
Pengaduk, alat gelas dan pipet
Corong
kertas puyer
Plastik obat
Wadah pengemas sekunder (identitas apotek)
Lap
Buku-buku standard apotek
Peralatan laboratorium
Alat kesehatan (tensimeter, alat cek gula darah,

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

3.000.000,00
500.000,00
100.000,00
300.000,00
100.000,00
450.000,00
70.000,00
20.000,00
100.000,00
50.000,00
50.000,00
100.000,00
400.000,00
10.000,00
750.000,00
2.000.0000
300.000,00

3.

4.

termometer)
Jumlah :
5.
Biaya perijinan
b. Modal operasional (obat)
c. Cadangan Modal
Total Modal :

Rp.
8.000.000,00
Rp.
3.000.000,00
Rp. 35.000.000,00
Rp. 52.375.000,00
Rp. 221.000.000,00

RENCANA ANGGARAN TAHUNAN


1.

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-1


(RAPB th-1)
Biaya Rutin Per-bulan tahun ke-1
Biaya Gaji Karyawan
Apoteker Pengelola Apotek
Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker 2 X Rp. 700.000,00
Administrasi 2 x Rp 300.000
Kuris

2.)

Jumlah :
Biaya lain-lain
Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan
Biaya listrik dan air
Biaya telepon
Biaya Koran dan majalah kesehatan
Biaya pemeliharaan dan penyusutan bangunan dan
peralatan/ perlengkapan

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp

1.500.000,00
1.300.000,00
1.400.000,00
200.000,00
200.000,00

Rp.

5.000.000,00

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

200.000,00
400.000,00
200.000,00
60.000,00
200.000,00

Rp.

Jumlah : Rp.
Total biaya rutin per bulan: Rp.
Biaya Rutin Tahun ke-1
Biaya rutin bulanan 12 x Rp. 6.060.000,00

1.060.000,00
6.060.000,00

Rp. 72.720.000,00

Tunjangan Hari Raya (THR) : 1 bulan gaji


Rp. 5.000.000,00
Total Biaya Rutin Tahun ke-1 Rp. 77.720.000,00
Proyek Pendapatan Tahun 1
Dalam 1 tahun diperkirakan jumlah resep yang masuk rata-rata 20 lembar
perhari dengan harga rata-rata Rp. 60.000,00. Pendapatan 1 tahun:
Penjualan Resep
26 x 12 x 20 resep x Rp. 60.000,00
Rp. 374.400.000,00
Penjualan Obat Bebas (HV)
26 x 12 x Rp. 100.000,00
Rp.
31.200.000,00
Penjualan OWA
26 x 12 x Rp. 100.000,00
Rp.
31.200.000,0
Pendapatan lain
26 x 12 x Rp 1.500.000,00
Rp. 468.000.000,00
Total Pendapatan : Rp. 904.800.000,00
b. Pengeluaran Tahun I
Pembelian obat (generic dan paten )
Rp. 250.000.000,00
Pembelian HV (obat bebas)
Rp.
95.000.000,00
Pembelian OWA
Rp.
25.000.000,00
Biaya Rutin Tahun
Rp.
77.720.000,00
Total Pengeluaran: Rp. 447.720.000,00
a. Perkiraan laba rugi Tahun I
Pemasukan
Rp. 904.800.000,00
Pengeluaran
Rp. 447.720.000,00
9

Laba Bruto
Pajak pendapatan (10%)
Laba
Laba Bersih = Laba Modal

Rp.
Rp.
Rp.

457.080.000,00
45.708.000,00
411.372.000,00

= Rp 411.372.000 Rp 221.000.000
= Rp 190.372.000
2.3 PAJAK
Menurut Charles E.McLure, pajak adalah kewajiban finansial atau retribusi yang
dikenakan terhadap wajib pajak (orang pribadi atau badan) oleh Negara atau institusi
yang fungsinya setara dengan negara yang digunakan untuk membiayai berbagai macam
pengeluaran publik. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup
biaya produksi barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Penolakan
untuk membayar, penghindaran, atau perlawanan terhadap pajak pada umumnya termasuk
pelanggaran hukum. Di dalam apotek ada beberapa jenis pajak yang menjadi
tanggungjawab apotek itu sendiri, pajak-pajak itu sendiri diantaranya:
1. PPN (pajak pertambahan nilai) di apotek dikenakan atas dasar penyerahan Barang
Kena Pajak didalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
Cara menghitung : PPN =tariff pajak x DPP
Tariff pajak : 10%
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) : harga jual barang
2. PBB ( Pajak Bumi Dan Bangunan) adalah pajak Negara yang dikenakan terhadap
bumi dan atau bangunan.
Rumus penghitungan : PBB = tariff x NJKP
NJKP( Nilai jual kena pajak) : apabila NJOPnya > Rp.1.000.000.000,00 adalah 40 %,
apabila NJOPnya < Rp.1.000.000.000,00 adalah 20 %.
Tariff pajak : 0,5%
3. PPH 21 (Pajak Penghasilan Pasal 21) adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan.
Pemotong PPh Pasal 21
a. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan
b. Bendahara pemerintah baik pusat maupun daerah
c. Dana pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja(Jamsostek) dll
d. Perusahaan dan bentuk usaha tetap
e. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
10

f. Penyelenggara kegiatan
Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
a. Pegawai tetap
b. Tenaga lepas(seniman, olahragawan, penceramah dll), distributor MLM dan
kegiatan sejenis
c. Penerima pensiun, mantan pegawai, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya
yang menerima Tabungan Hari Tua /Jaminan Hari Tua
d. Penerima honorarium
e. Penerima upah
f. Tenaga ahli(dokter, farmasis, arsitek, akuntan dll)

2.4 STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK


1. Pengertian Strategi
Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Pengertian strategi secara umum dan
khusus sebagai berikut:
- Pengertian Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus
pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
- Pengertian khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari
kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Tingkat Tingkat Strategi Dengan merujuk pada pandangan Dan Schendel dan
Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi.
Keseluruhannya disebut Master Strategy, yaitu:
a. Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi
mempunyai hubungan dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang
berada di luar organisasi yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat
yang tidak terkendali itu, ada pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti
kelompok penekan, kelompok politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam
11

strategi enterprise terlihat relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh
interaksi itu akan dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi.
Strategi itu juga menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja
dan berusaha untuk memberi pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan
kebutuhan masyarakat.
b. Corporate Strategy
Strategi ini berkaitan dengan misi organisasi, sehingga sering disebut Grand
Strategy yang meliputi bidang yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan
apa yang menjadi bisnis atau urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan
bisnis itu, tidak semata-mata untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga
oleh setiap organisasi pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi
universitas yang utama? Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi
lembaga ini, lembaga itu? Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat
jenderal itu? Apakah misi badan ini, badan itu? Begitu seterusnya. Jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab
bisa fatal. Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun
kedalam dunia bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk,
baik terhadap anak didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa
dan negaranya. Bagaimana misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan
keputusan-keputusan stratejik dan perencanaan strategi yang selayaknya juga
disiapkan oleh setiap organisasi.
c. Business Strategy
Strategi pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah
masyarakat. Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para
pengusaha, para donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat
memperoleh keuntungan-keuntungan stratejik yang sekaligus mampu
menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d. Functional Strategy
Strategi ini merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya
strategi lain. Ada tiga jenis strategi functional yaitu:
Strategi functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang
sehat, antara lain yang berkaitan dengan keuangan, pemasaran, sumber
daya, penelitian dan pengembangan.
Strategi functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi manajemen
yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing,
leading, motivating, communicating, decision making, representing,
dan integrating.
Strategi isu stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan,
baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi yang
belum diketahui atau yang selalu berubah.
Tingkat-tingkat strategi itu merupakan kesatuan yang bulat dan menjadi
isyarat bagi setiap pengambil keputusan tertinggi bahwa mengelola organisasi

12

tidak boleh dilihat dari sudut kerapian administratif semata, tetapi juga
hendaknya memperhitungkan soal kesehatan organisasi dari sudut ekonomi.
2. Jenis-Jenis Strategi
Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan,
namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di
perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan
ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga,
organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari
sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara
bersamaan. Jenis-jenis strategi itu sendiri ada beberapa, diantaranya yaitu :
a. Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya
disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan
perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
b. Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan
perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
c. Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal,
dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya
disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak
terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal.
Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
d. Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat
menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi
Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui
penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang
sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau
reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi
bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang
saham, karyawan dan media. Divestasi adalah menjual suatu divisi atau bagian
dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang
selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut.
Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk
melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan
modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan.
Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai
nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya
bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun,
13

barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam
jumlah besar.
e. Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan
fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya
menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah
untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi
dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di
seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli
terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa
yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
Merespon kondisi pasar yang semakin positif dan dampak-dampaknya,
perusahaan atau badan usaha harus selalu mengubah strategi dalam pemsaran. Tidak
terkecuali upaya yang dilakukan apotek. Sehubungan dengan itu, maka perlu
dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan
membeli obat di apotek. Strategi pengembangan apotek yang digunakan dalam
kelompok kami adalah sebagai berikut:
1. Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan lokasi suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar
pertimbangan pada umumnya ialah pasar. Pasar merupakan masalah yang tidak
boleh diabaikan dan pula faktor pembeli harus diperhitungkan dahulu.
Pertimbangan yang hendaknya diperhitungkan antara lain:
a. Ada tidaknya apotek lain
b. Letak apotek yang didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir
kendaraannya
c. Jumlah penduduk
d. Jumlah dokter
e. Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
Selain tersebut perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain
seperti rumah sakit, puskesmas, poli klinik. Sebab tempattempat tersebut juga
memberikan obat secara langsung kepada pasien.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
Pemilihan SDM dalam pengelolaan apotek juga harus diperhitungkan demi
keajuan apotek itu sendiri. Dalam pemilihan SDM harus memenuhi kriteria
standar yang telah ditentukan dari pihak apotek sendiri. Kriteria pemilihan SDM
antara lain sebagai berikut :
a. Semua pekerja teknis kefarmasian di apotek harus memberikan pelayanan
yang memusakan terhadap pasien.
b. Menerapkan 5S ( salam, sapa, senyum, sopan, santun)

14

c. Memiliki sikap yang baik, ramah dan cepat melayani terhadap pembeli dapat
membangkitkan kesan baik dan menciptakan patronage motif terhadap apotek
jadi sikap karyawan merupakan phamacy public image.
Pembentukan SDM yang memenuhi kriteria sangat dibutuhkan untuk
mencapai SDM yang diinginkan. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam
menghasilkan karyawan yang baik atau memenuhi kriteria antara lain :
a. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan
b. Mendorong para karyawan untuk bekerja giat
c. Memilih dan menempatkan mereka sesuai dengan pendidikannya
3. Evaluasi apotek pada akhir tahun
Evaluasi ini sangat penting karena dengan penilaian terhadap strategi strategi
yang telah diterapkan dapat terlihat pencapain dari strategi tersebut. Jika tujuan
dari strategi tersebut tidak tercapai maka perlu strategi baru,namun jika tujuan
strategi telah tercapai, tidak boleh hanya terpaku pada strategi itu saja tetapi perlu
inovasi baru.
Untuk mengevaluasi apotek dilakukan terhadap besarnya laba yang diperoleh.
Sebetulnya perlu di evaluasi pula mengenai pelayanaan apotek terhadap pasien,
langganan,pembeli obat bebas dan kesejahtraan karyawan.
Secara umum dapat di gambarkan bahwa indeks kalkulasi penjualan obat di
apotek-apotek tidak berbeda, berarti presentase laba kotor tidak berbeda. Untuk
mendapatkan jumlah laba yang besar harus diarahkan pada peningkataan omzet
dan penekanan biaya atau dengan kata lain peningkatan efisiensi kerja apotek.
Untuk evalusai laba rasio yang digunakan adalah presentase laba bersih terhadap
jumlah aktiva (modal) disebut return on investmen (ROI) atau rentabilitas = laba
bersih : total modal.
4. Kerjasama
Apotek yang didirikan juga perlu bekerja sama dengan pelayanan kesehatan
yang lainnya seperti apotek dan rumah sakit. Kerjasama dengan Apotek lain dalam
hal jika obat di apotek tidak tersedia maka dapat membelinya di apotek yang lain.
Begitu juga kerjasama dengan rumah sakit, rumah sakit dapat merekomendasikan
kepada pasien untuk membeli obat yang tidak tersedia di apotek rumah sakit ke
apotek diluar.
Apotek juga bekerjasama dengan industri obat, mereka saling kerja
menguntungkan. Dimana apotek langsung membeli barang dari industri dengan
harga yang lebih murah dari pada membeli obat lewat PBF. Sementara industri
terhadap apotek mendapatkan pelanggan tetap, serta dapat mengurangi biaya
promosi yang harus dikeluarkan oleh industri, sehingga terjadi kerjasama yang
saling mernguntungkan antara kedua belah pihak.
Kerjasama lain yang dilakukan oleh apotek adalah kerjasama dengan dokter.
Dokter yang dimaksud adalah dokter umum, dokter gigi dan dokter anak dengan
jumlah masing-masing sebanyak satu orang.
5. Menyediakan laboratorium

15

Penyediaan laboratorium didalam apotek bertujuan untuk memperlengkap


fasilitas apotek sehingga dapat dikenal karena kelengkapannya.
6. Cara memasarkan produk
Proses atau cara pemasaran produk untuk menarik perhatian konsumen
sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan keberhasilan penjualan sehingga
target yang diinginkan terpenuhi. Cara memasarkan produk dapat dengan teknik
4P ( Produk, praise, promotion and Place).
- Produk
Produk yang dipasarkan merupakan produk yang paling disukai oleh
konsumen.
- Praise
Praise disini lebih ditekankan kepada harga yang sesuai dengan daya beli
masyarakat.
- Place
Tempat yang digunakan untuk memberikan obat kepada pasien harus
tepat/sesuai, hingga penyaluran produk dilakukan secra tepat.
- Promosi
Promosi yaitu pemberitahuan yang jelas dan tepat, hingga orang mudah
mengenali dan menjadi tertarik terhadap produk yang dipasarkan. Strategi
yang digunakan yaitu brosur promosi. Tujuan untuk memperkenalkan
produk apotek yang dijual beserta harga sehingga masyarakat dapat
mengetahui obat apa saja yang dijual di apotek tersebut dan
memperkenalkan produk baru
7. Pengobatan gratis dan sosialisasi
Tujuan pengadaan pengobatan gratis dan sosialisasi adalah untuk menarik
perhatian masyarakat agar lebih mengenal apotek, dilakukan setiap 6 bulan sekali.
8. Ruang parkir luas
Tujuannya agar memberikan fasilitas yang nyaman bagi pembeli.
9. Tempat tunggu nyaman
Pemberian kenyamanan bagi pembeli adalha salah satu hal yang perlu
diperhatikan karena hal tersebut akan selalu terkenang bagi pasien untuk
berlangganan dengan apotek kita. Penyiapan tempat tunggu nyaman dialkukan
dengan menyediakan bacaan, menyediakan air mineral dan permen.
10. Pharmaceutical care
Yang diterapkan di aoptek contohnya adalah home care, dimana apoterker
mengunjungi pasien di rumahnya untuk memberikan konseling dan pelayanan
kefarmasian. Tujuannya agar
memberikan kenyamanan pada pasienyang
khususnya pasien usia lanjut, pasien penyakit kronis, sehingga mendapatkan
kepercayaan dari pasien.
11. Pengembangan bisnis dengan membuat cabang, dengan tujuan untuk menjangkau
semua pelanggan.
12. Memasang papan nama apotek yang mudah dilihat dan dibaca oleh orang, dengan
tujuannya untuk memperkenalkan apotek.
13. Menyediakan kartu nama, dengan tujuannya agar mudah dihubungi jika terjadi
masalah dengan obat.

16

2.5 KEWIRAUSAHAAN
Dalam dunia bisnis kewirausahaan sangat diperlukan untuk menjadikan bisnis
tersebut mendapatkan pengembalian modal yang telah dikeluarkan dan mendapatkan
keuntungan untuk keberlangsungan bisnis tersebut dan mendapatkan laba. Setiap individu
ataupun kelompok dalm menjalankan bisnis memiliki kewirausahaan yang berbeda sesuai
dengan target masing-masing pemilik bisnis tersebut. Dalam apotek kami kewirausahaan
yang diterapkan adalah sebagai berikut:
a. Untuk meminimalisir pengeluaran seperti pengeluaran biaya listrik, biaya pembelian
produk obat, dll.
b. Mengembalikan modal usaha dengan waktu yang singkat.
c. Memperoleh keuntungan secara maksimal.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
- Modal yang digunakan adalah jenis modal perseorangan
- Metode analisis keuangan yang digunakan yaitu ROI karena dibandingkan dengan
BEP yang hanya menjaga kelangsungan berjalannya apotek, ROI lebih
meningkatkan pengembangan apotek
- Perpajakan dalam apotek yang diterapkan yaitu PPN, PBB dan PPH 21.
- Strategi yang digunakan untuk memperkenalkan apotek, meningkatkan fasilitas
dan memberikan kenyamanan sehingga dapat meningkatkan pendapatan apotek.

17

3.2 DAFTAR PUSTAKA


Anief, Moh. 2014. Manajemen Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Anoniem. 1978. Manajemen (suatu Konsep) dan Proses Manajemen. Jakarta:
Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen.

Diskusi
1. Nita Anggraeni: di apotek kalian kan ada program pengobatan gratis dan sosialisasi.
Nah! Untuk pengobatan gratisnya apakah semua penyakit atau penyakit tertentu saja?
Kemudian sosialisasinya tentang apa yah?
Dijawab oleh Grevi Maulida Thuvandini (1308010077) dan Tri Suliatin
(1308010087): pengobatan gratis dan sosialisasi dilakukan sebagai bentuk promosi
apotek dan dilakukan pada saat pembukaan pertama apotek juga setiap ulang taun
apotek. Kegiatan ini dilaksanakan di desa sekitar lingkungan apotek dengan tujuan
menarik pelanggan dan memperkenalkan apotek yang baru berdiri ini. Isi dari
Sosialisasinya itu tentang penyakit yang endemic di desa itu yang prevalensinya
tinggi. Pengobatannya juga semua jenis penyakit yang tersedia di apotek saja.
2. Dwi Merishandi (1308010107): jika menggunakan modal pinjaman apa yang akan
kalian gunakan sebagai jaminan? Dan dari dana 400 juta milik kalian apakah
mencukupi jika kalian membuka laboratorium?
Dijawab oleh Nandya Bella Qisty (1308010075) dan Muhammad Zia Ul Haqqi
(1308010085): kebetulan kami memilih modal sendiri sebagai sumber modal
pendirian apotek kami. Tapi jika kami dimintai pendapat tentang jaminan apa yang
akan digunakan jika kami menggunakan pinjaman dari bank, kami akan menyerahkan
apa saja yang kami punya, sedangkan jika kami meminjam di keluarga masingmasing tidak perlu ada jaminan. Dan untuk masalah laboratorium kami sudah
merancangnnya dengan baik (dapat dilihat di anggaran dana kami) jadi kami tidak
18

mungkin mengalami kerugian. Lagipula pemeriksaan laboratorium di sini hanya


tanda-tanda vital saja seperti tekanan darah, gula darah dan kolesterol.
3. Iin Wahyu Suryani: salah satu strategi kalian ada pendidikan dan pelatihan untuk
karyawan, nah! apakah pendidikan yang dimaksud di sini adalah karyawan tersebut
disekolahkan lagi? Dan biaya pelatihan tersebut dari mana? Selain itu tujuan program
tersebut manfaatnya apa buat apotek dan karyawannya?
Dijawab oleh Denilla Estika (1308010083) dan Randika Alamsyah (1308010099):
pendidikan tidak hanya dilaksanakan dalam sekolah, jadi kami adakan
training/maganag untuk karyawan baru kami di apotek kami. Dengan pelatihan
semacam itu tidak perlu mengeluarkan biaya. Manfaat adanya training/magang
karyawan baru ini adalah meningkatkan kualitas yang sudah bagus pada karyawan
baru kami sehingga kualitas pelayanannya meningkat kepada pasien sehingga
meningkatkan profit juga untuk apotek.
4. Nadia Wahyu Pangestika (1308010069): pada aspek kewirausahaan kalian
menyebutkan mendapatkan keuntungan maksimal, nah bagaimana jika apotek kalian
ternyata sepi pengunjung? Yang dapat menyebabkan kerugian apotek Bagaimana
cara kalian mengatasinya?
Dijawab oleh Detya Fahmudijiwandini (1308010081) dan Ainun Nisa (1308010050):
pada strategi pemasaran kamijuga ada evaluasi apotek setiap tahun, fungsinya untuk
mengevaluasi hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian dan mencari solusi supaya
kerugian tidak lagi terjadi dan mendapatkan keuntungan maksimal.

19

Anda mungkin juga menyukai