Anda di halaman 1dari 3

Case Report : A 10-Month-Old Girl

with Vomiting and Episodes of


Unresponsiveness
Bayi perempuan usia 10 bulan dibawa ke IGD karena muntah-muntah disertai
dengan episode tidak respon terhadap rangsangan. Dari heteroanamnesis
didapatkan bahwa bayi tersebut tiba-tiba terbangun dari tidurnya kemudian muntah
dan menangis, tidak ada demam yang mendahuluinya dan tidak ada perubahan
warna tinja. Selama 7 jam diobservasi di IGD, bayi tersebut muntah dan diikuti
episode tidak merespon selama 4- 5 kali. Muntahnya berupa cairan bening dan sisa
minuman yang diminumnya, tidak disertai darah maupun cairan empedu. Saat
episode tidak merespon, kedua matanya dalam keadaan terbuka maupun tertutup,
kepalanya terkulai, lemah dan lunglai jika didudukkan, namun setelah itu bayi
tampak normal lagi. Episode tidak merespon berlangsung sampai 4-5 kali, setelah
itu bayi susah untuk dibangunkan dan tidak sadarkan diri beberapa kali selama 3060 detik.
Pada pemeriksaan awal, bayi terbangun namun letargi. Didapatkan nadi 104
x/menit, RR 26x/menit dan paru-paru normal. Tidak ditemukan demam, batuk, pilek,
diare, ruam, gerakan tonik-klonik, deviasi konjugat, sianosis dan riwayat trauma
maupun ingesti racun. Dari anamnesis terhadap ibunya, didapatkan riwayat 38
minggu kehamilan dengan komplikasi preeklampsia namun persalinan normal.
Berat badan lahir bayi 2,8 kg dengan panjang 45,7 cm. Tidak ada ikterus maupun
gangguan GIT saat lahir dan minum ASI sejak lahir. Riwayat penyakit dahulu berupa
penurunan respon pendengaran saat lahir namun sudah dikoreksi. Pada umur 3,4
bulan pernah menderita GERD dan diterapi lansoprazole dan sudah sembuh.
Pemberian imunisasi lengkap dan tidak ada riwayat alergi.
Pada pemeriksaan selanjutnya ditemukan bayi somnolen, susah dibangunkan, rewel
namun bisa ditenangkan. Kulitnya terlihat merah, hangat dan kering. Tekanan darah
110/70 mmHg, Nadi 135x/menit, RR 36x/menit dan suhu 36,3 oC dan tidak ada
abnormalitas pada pemeriksaan neurologis. Pemeriksaan hematokrit, Hb, glukosa,
total protein, ablbumin, globulin dan bilirubin menunjukkan angka normal, begitu
pula tes faal hati. Screening toksin pada darah dan urin juga negative. Pada
urinalisis didapatkan peningkatan ringan dari leukosit dan keton. Pemeriksaan EKG,
EEG, MRI dan Foto Thorax semuanya Normal.
Diagnosis Banding. Dari gejala adanya episode tidak merespon, diagnosis
bandingnya dibagi menjadi dua, yakni neurologi dan non neurologi. Diagnosis
neurologi meliputi seizure, tauma kepala, meningitis/ensefalitis, dan penyakit lain
yang menyerang SSP (tumor/perdarahan). Untuk diagnosis non neurologinya adalah
Ayu Yoniko Christi | 092010101001

ingesti toksin, aritmia jantung, sepsis dan penyakit jantung yang menyebabkan
hipoperfusi otak. Akan tetapi setelah dilakukan pemeriksaan neurologi diantara
episode non respon, tidak ada abnormalitas sehingga diagnosis ensefalopati
disingkirkan. Trauma kepala juga disingkirkan karena tidak ada kelainan pada
pemeriksaan neuroimaging.
Jika gejala muntah berkaitan dengan episode tidak merespon, bisa dipikirkan bahwa
GIT yang menyebabkan non respon dan muntah disebabkan gangguan neurologi.
Gangguan GIT yang bisa menimbulkan manifestasi klinis tidak merespon adalah
akut abdomen. Dilihat dari usia bayi, ditambah sifat muntah yang tidak disertai
cairan empedu, yang mungkin bisa menyebabkan akut abdomen adalah intususepsi
(invaginasi). Gangguan neurologi yang bisa menyebabkan muntah pada bayi adalah
peningkatan intracranial, difus SSP, hidrosefalus, edema serebri, gangguan
metabolise, migraine dan sinkop. Pada bayi ini, sinkop tampaknya yang
menybebakan episode tak merespon yang intermiten. Akan tetapi dari gejala tidak
merespon dengan mata dalam keadaan terbuka, muntah setelah diberi minum ASI,
pemeriksaan neuorologis yang normal dan neuroimaging normal, mengarahkan
diagnosis non-neurologis.
Pemeriksaan Radiologis.

Target sign : khas pada intususepsi


Udara berkurang di kuadran kanan atas
Gambaran tepi hepar menghilang karena adanya gas
Gas di sekum berkurang
Gambaran pseudokidney

Intususepsi pada Kegawatdaruratan Abdomen


Gejala klinis dari intususepsi adalah massa yang dapat dipalpasi di abdomen bagian
kanan, tinja berdarah (red currant jelly stool), kolik abdomen, muntah, bayi
menangis dan menarik kaki ke arah perut. Pada pasien ini, tidak semua gejala
tampak sehingga mengaburkan diagnosis. Trias Intususepsi adalah kolik abdomen,
red currant jelly stool dan muntah. Intususepsi adalah kegawatdaruratan abdomen
pada pediatric terutama terjadi di bawah usia 2 tahun seperti pada kasus ini.
Intususepsi juga bermanifestasi ekstraabdominal berupa perubahan status
neurologis seperti pada kasus ini.
Diagnosis Akhir. Intususepsi Ileokolon dengan sinkop

Ayu Yoniko Christi | 092010101001

Soal
1. Berikut ini merupakan gejala yang bisa ditemukan pada kasus invaginasi
(intususepsi), kecuali ..
A. Muntah tanpa cairan empedu
B. Muntah berdarah
C. Feses berlendir dan berdarah
D. Kolik Adbomen
E. Teraba massa di perut bagian kanan
2. Bayi laki-laki usia 8 bulan dibawa ke IGD karena rewel dan muntah sejak
semalam. Bayi muntah setelah diberi ASI oleh ibunya. Sifat muntahan jernih,
putih, sisa minuman. Pada pemeriksaan didapatkan feces berlendir dan
berdarah dan teraba massa seperti sosis di perut kanan bawah. Selain itu
bayi terlihat letargi namun tidak ada demam. Diagnosisnya adalah
A. Appendicitis Akut
B. Ileus Obstruksi
C. Intususepsi
D. Peritonitis
E. Intoksikasi

Ayu Yoniko Christi | 092010101001

Anda mungkin juga menyukai