PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan
dapat
didefinisikan
sebagai
sebuah
situasi
dimana
suatu
LAPORAN AKHIR
I-1
personil
menjadi
persyaratan
mutlak.
Meskipun
dukungan
infrastruktur sudah lengkap dan berfungsi baik, namun tanpa dibarengi dengan
personil yang memiliki kemampuan memadai maka upaya penanganan bencana
kebakaran menjadi tidak maksimal. Para personil Pemadam Kebakaran pada
umumnya telah menerima materi dan mengikuti berbagai pelatihan dan simulasi
tentang penanganan bencana kebakaran sebagai ketrampilan wajib menjadi
petugas pemadam.
Sejalan dengan kondisi tersebut dan untuk meningkatkan efektivitas kinerja
Kantor Pemadam Kebakaran dalam menangani bencana kebakaran di lingkungan
perkotaan maka dibutuhkan suatu pedoman kerja dalam menentukan strategi
tindakan dan pengambilan keputusan ketika melakukan penanganan bencana
kebakaran. Pedoman kerja tersebut harus dibakukan agar menjadi standar operasi
bagi seluruh personil dan menjadi bagian dari sebuah peraturan organisasi yang
harus dipatuhi oleh setiap personil pemadam kebakaran dalam melakukan
aktivitasnya sehari-hari.
Berkaca pada kondisi tersebut, penyusunan suatu pedoman kerja bagi Kantor
Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang merupakan suatu kebutuhan mendasar
sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kinerjanya agar sesuai
dengan visi, misi serta sasaran yang telah dicanangkan. Kantor Pemadam
Kebakaran Kabupaten Serang telah menetapkan Rencana Induk Kebakaran (RIK)
Kabupaten Serang tahun 2007 sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dan
masyarakat dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran di Kabupaten Serang. Namun begitu, materi
yang terkandung di dalamnya lebih menekankan pada upaya perwujudan tertib
dan keandalan bangunan gedung dan lingkungan karena muatan RIK lebih banyak
mengacu pada dokumen rencana tata ruang wilayah yang ada. Sementara proses
penanganan kebakaran yang dilakukan oleh personil pemadam membutuhkan suatu
pedoman khusus berupa standar operasional prosedur dalam melakukan operasi di
lapangan serta untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang akan memperburuk
keadaan.
LAPORAN AKHIR
I-2
1.2
1.3
SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
a. Tersedianya
data
dan
informasi
mengenai
prosedur
pelaksanaan
1.4
RUANG LINGKUP
Ruang
lingkup
kegiatan
Penyusunan
Standar
Operasional
Prosedur
LAPORAN AKHIR
I-3
Kebakaran
Kabupaten Serang
Menganalisa data dan merumuskan model penanganan bencana
kebakaran
dan
penyelamatan
sesuai
dengan
kebutuhan
Kantor
standar
operasional prosedur.
b. Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang dimaksud dalam penyusunan pedoman ini adalah
upaya penanganan kebakaran pada wilayah Kabupaten Serang dan
sekitarnya yang berbatasan dengan Kabupaten Serang dan bersifat
bantuan (Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Serang).
1.5
KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini berupa tersusunnya dokumen Standar Operasional
1.6
MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Penyusunan Standar Operasional
adanya
penanganan
standar
bahaya
operasional
kebakaran
dan
prosedur
diharapkan
penyelamatan
korban
proses
serta
korban
dan
kerugian
materi
yang
ada
serta
LAPORAN AKHIR
I-4
1.7
SISTEMATIKA LAPORAN
Bagian ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang
lingkup kegiatan, keluaran yang dihasilkan, manfaat kegiatan, serta
jadwal dan tahapan pekerjaan Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Penanganan Bencana Kebakaran dan Penyelamatan di Wilayah Kabupaten
Serang dan Sekitarnya
Bab 2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
serta
inventarisasi
dokumen
yang
berkaitan
dengan
PENGORGANISASIAN,
TAKTIK
DAN
STRATEGI
PENANGGULANGAN
Bab
ini
memuat
tentang
rumusan
standar
operasional
prosedur
Kebakaran
setelah
diberlakukannya
standar
operasional
prosedur.
LAPORAN AKHIR
I-5