Anda di halaman 1dari 5

Bab 1

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana disebutkan

bahwa bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis. Dari pengertian tersebut, bencana dapat
dibagi menjadi tiga (3) macam yaitu bencana alam, bencana non-alam, dan
bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor. Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian

peristiwa non-alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal

modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Sedangkan bencana sosial merupakan


bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Bencana kebakaran berdasarkan kategori bencana di atas dapat dimasukkan
ke dalam bencana alam, bencana non-alam ataupun bencana sosial. Namun dalam
kegiatan ini, bencana kebakaran dikelompokkan ke dalam bencana non-alam
karena bencana kebakaran seringkali terjadi karena adanya kegagalan teknologi
atau kegagalan modernisasi sehingga membutuhkan penanganan secepatnya.
Kebakaran

dapat

didefinisikan

sebagai

sebuah

situasi

dimana

suatu

tempat/lahan/bangunan dilanda api yang dapat terjadi setiap saat tanpa


mengenal waktu maupun tempat serta hasilnya menimbulkan dampak kerugian.
Penyebab kebakaran pada umumnya adalah sebagai berikut:
Karena keteledoran manusia dalam aktivitas penggunaan api seperti di
perumahan, pertokoan dan tempat umum lainnya.
Terbakarnya peralatan rumah tangga dan alat produksi yang berpotensi mudah
tersengat api.
Terbakarya bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin, minyak tanah, gas dan
solar.
Terjadinya arus pendek pada aliran listrik.
Faktor alam seperti cuaca panas dan angin besar menimbulkan kebakaran hutan
di suatu wilayah tertentu.
Dalam situasi kebakaran; kondisi tiupan angin kencang memicu merambatnya
api dengan cepat.
Kebakaran yang terjadi di kawasan perkotaan seperti pada permukiman
padat, gedung tinggi, atau lingkungan industri merupakan bencana yang senantiasa

LAPORAN AKHIR

I-1

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENANGANAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat seperti kehilangan


harta benda, gangguan terhadap kelestarian lingkungan, terhentinya proses
produksi barang dan jasa, serta bahaya terhadap keselamatan jiwa manusia.
Terlepas dari faktor keamanan lingkungan dan keamanan bangunan dari bahaya
kebakaran, maka peran strategis Pemerintah yang diwakili oleh Kantor Pemadam
Kebakaran dalam menangani dan menanggulangi Bencana Kebakaran dan
penyelamatan korban di lingkungan perkotaan menjadi penting untuk menekan
timbulnya kerugian materi dan korban jiwa yang cukup besar. Dalam hal ini, faktor
keselamatan dan kesehatan korban bencana dalam menangani kebakaran
merupakan syarat utama terwujudnya tata kerja dan tujuan organisasi pemerintah
dalam melayani masyarakat di bidang penanganan bencana.
Pencapaian tujuan tersebut membutuhkan adanya dukungan infrasturktur
yang memadai dan SDM yang berkualitas. Dalam upaya penanggulangan kebakaran,
pengembangan

personil

menjadi

persyaratan

mutlak.

Meskipun

dukungan

infrastruktur sudah lengkap dan berfungsi baik, namun tanpa dibarengi dengan
personil yang memiliki kemampuan memadai maka upaya penanganan bencana
kebakaran menjadi tidak maksimal. Para personil Pemadam Kebakaran pada
umumnya telah menerima materi dan mengikuti berbagai pelatihan dan simulasi
tentang penanganan bencana kebakaran sebagai ketrampilan wajib menjadi
petugas pemadam.
Sejalan dengan kondisi tersebut dan untuk meningkatkan efektivitas kinerja
Kantor Pemadam Kebakaran dalam menangani bencana kebakaran di lingkungan
perkotaan maka dibutuhkan suatu pedoman kerja dalam menentukan strategi
tindakan dan pengambilan keputusan ketika melakukan penanganan bencana
kebakaran. Pedoman kerja tersebut harus dibakukan agar menjadi standar operasi
bagi seluruh personil dan menjadi bagian dari sebuah peraturan organisasi yang
harus dipatuhi oleh setiap personil pemadam kebakaran dalam melakukan
aktivitasnya sehari-hari.
Berkaca pada kondisi tersebut, penyusunan suatu pedoman kerja bagi Kantor
Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang merupakan suatu kebutuhan mendasar
sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kinerjanya agar sesuai
dengan visi, misi serta sasaran yang telah dicanangkan. Kantor Pemadam
Kebakaran Kabupaten Serang telah menetapkan Rencana Induk Kebakaran (RIK)
Kabupaten Serang tahun 2007 sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dan
masyarakat dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran di Kabupaten Serang. Namun begitu, materi
yang terkandung di dalamnya lebih menekankan pada upaya perwujudan tertib
dan keandalan bangunan gedung dan lingkungan karena muatan RIK lebih banyak
mengacu pada dokumen rencana tata ruang wilayah yang ada. Sementara proses
penanganan kebakaran yang dilakukan oleh personil pemadam membutuhkan suatu
pedoman khusus berupa standar operasional prosedur dalam melakukan operasi di
lapangan serta untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang akan memperburuk
keadaan.

LAPORAN AKHIR

I-2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENANGANAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Berdasarkan uraian tersebut di atas dan untuk meningkatkan kualitas


pelayanan masyarakat dalam menangani bencana kebakaran dan penyelamatan
korban oleh personil pemadam kebakaran, maka Pemerintah Kabupaten Serang
melalui Kantor Pemadam Kebakaran pada tahun 2010 melakukan kegiatan
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penanganan Bencana Kebakaran dan
Penyelamatan di Wilayah Kabupaten Serang dan Sekitarnya.

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN


Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penanganan Bencana Kebakaran

dan Penyelamatan di Wilayah Kabupaten Serang dan sekitarnya dimaksudkan


sebagai pedoman kerja dan arahan tindakan bagi Kantor Pemadam Kebakaran
Kabupaten Serang dalam menangani bahaya kebakaran di wilayah Kabupaten
Serang yang meliputi sistem organisasi, pengaturan personil, sarana dan
prasarana, taktik dan strategi pemadaman dan penyelamatan, serta tata laksana
untuk meminimalkan dampak kebakaran di lingkungan perkotaan.
Tujuan Penyusunan Standar Operasional Prosedur Penanganan Bencana
Kebakaran di Wilayah Kabupaten Serang adalah untuk mewujudkan tertib operasi
penanganan bencana kebakaran dan penyelamatan korban oleh petugas pemadam
kebakaran, khususnya untuk mencegah kesalahan-kesalahan dalam melakukan
operasi penanganan bencana kebakaran.

1.3

SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
a. Tersedianya

data

dan

informasi

mengenai

prosedur

pelaksanaan

penanggulangan bahaya kebakaran dan penyelamatan korban sesuai


tupoksi Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang.
b. Terwujudnya dokumen Standar Operasional Prosedur Penanganan Bencana
Kebakaran dan Penyelamatan di Wilayah Kabupaten Serang dan sekitarnya
bagi Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang

1.4

RUANG LINGKUP
Ruang

lingkup

kegiatan

Penyusunan

Standar

Operasional

Prosedur

Penanganan Bencana Kebakaran dan Penyelamatan di Wilayah Kabupaten Serang


dan sekitarnya meliputi ruang lingkup kegiatan dan ruang lingkup wilayah.

LAPORAN AKHIR

I-3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENANGANAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

a. Ruang Lingkup Kegiatan


Mengkaji peraturan perundangan dan produk hukum terkait dengan
manajemen penanggulangan kebakaran dan tupoksi SKPD terkait;
Mengkaji model penanganan kebakaran dan penyelamatan dari Kantor
Pemadam Kebakaran di wilayah lain sebagai bahan rujukan/ referensi;
Mengumpulkan data yang berkaitan dengan strategi penanganan
kebakaran dan penyelamatan dari Kantor Pemadam

Kebakaran

Kabupaten Serang
Menganalisa data dan merumuskan model penanganan bencana
kebakaran

dan

penyelamatan

sesuai

dengan

kebutuhan

Kantor

Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang;


Menyusun rekomendasi tentang strategi operasional penanganan
bencana

kebakaran dan penyelamatan yang berbentuk

standar

operasional prosedur.
b. Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang dimaksud dalam penyusunan pedoman ini adalah
upaya penanganan kebakaran pada wilayah Kabupaten Serang dan
sekitarnya yang berbatasan dengan Kabupaten Serang dan bersifat
bantuan (Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Serang).

1.5

KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini berupa tersusunnya dokumen Standar Operasional

Prosedur Penanganan Bencana Kebakaran dan Penyelamatan di Wilayah Kabupaten


Serang dan Sekitarnya yang dapat menjadi acuan kerja dan pengambilan tindakan
serta keputusan di lapangan bagi Kantor Pemadam Kebakaran dan para pemangku
kepentingan secara lebih luas dalam mencegah dan menanggulangi bahaya
kebakaran dan penyelamatan korban di wilayah Kabupaten Serang dan sekitarnya.

1.6

MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan Penyusunan Standar Operasional

Prosedur Penanganan Bencana Kebakaran di Wilayah Kabupaten Serang adalah:


a. Tersedianya informasi dan prosedur kerja dalam menangani bahaya
kebakaran dan penyelamatan korban
b. Dengan

adanya

penanganan

standar

bahaya

operasional

kebakaran

dan

prosedur

diharapkan

penyelamatan

korban

proses
serta

pengambilan keputusan dapat berjalan efektif dan efisien sehingga dapat


meminimalkan

korban

dan

kerugian

materi

yang

ada

serta

mengoptimalkan pemanfaatan dana pembangunan.

LAPORAN AKHIR

I-4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENANGANAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

1.7

SISTEMATIKA LAPORAN

Penyajian laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:


Bab 1 PENDAHULUAN

Bagian ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang
lingkup kegiatan, keluaran yang dihasilkan, manfaat kegiatan, serta
jadwal dan tahapan pekerjaan Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Penanganan Bencana Kebakaran dan Penyelamatan di Wilayah Kabupaten
Serang dan Sekitarnya
Bab 2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Bab ini memaparkan pendekatan dan metodologi yang dilaksanakan dalam


menyusun Standar Operasional Prosedur Penanganan Kebakaran dan
Penyelamatan di Wilayah Kabupaten Serang yang memuat tahapantahapan penyusunan standar operasional prosedur, metode pengumpulan
data, dan metode analisa yang digunakan.
Bab 3 KONSEP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN KEBAKARAN DAN
PENYELAMATAN

Bab ini mengkaji beberapa literatur mengenai Standar Operasional


Prosedur khususnya di bidang penanganan bencana kebakaran dan
penyelamatan yang berasal dari peraturan pemerintah, peraturan daerah,
serta literatur tentang konsep penyusunan Standar Operasional Prosedur
bagi petugas pemadam kebakaran, dan model penanganan kebakaran dan
penyelamatan korban di wilayah lain sebagai bahan rujukan.
Bab 4 PROFIL KANTOR PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN SERANG DAN PEMBAHASAN
HASIL PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisikan profil Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang


serta isu-isu strategis yang terdapat di dalamnya. Selain itu bab ini juga
menjelaskan tentang hasil inventarisasi data yang telah dikumpulkan dari
Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang melalui proses diskusi,
wawancara

serta

inventarisasi

dokumen

yang

berkaitan

dengan

penanganan bencana kebakaran dan penyelamatan korban.


Bab 5 SISTEM

PENGORGANISASIAN,

TAKTIK

DAN

STRATEGI

PENANGGULANGAN

KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Bab

ini

memuat

tentang

rumusan

standar

operasional

prosedur

penanggulangan kebakaran dan penyelamatan korban untuk Kantor


Pemadam Kebakaran Kabupaten Serang berdasarkan hasil analisa.
Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari proses penyusunan standar operasional


prosedur penanggulangan kebakaran dan penyelamatan korban yang telah
disusun serta saran untuk meningkatkan kinerja pelayanan Kantor
Pemadam

Kebakaran

setelah

diberlakukannya

standar

operasional

prosedur.

LAPORAN AKHIR

I-5

Anda mungkin juga menyukai