Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Weny puspita

Nim

: 06121409013

Tugas MID Semester Radiobiologi


Dosen Pengasuh

: Zainal Arifin

A. Pendahuluan
Fenomena radioaktif berawal dari penemuan fisikawan Henry Becquerel, ketika ia
meletakkan plat film disekitar uranium, plat tersebut menjadi hitam. Gejala fosforesensi dan
fluoresensi tidak dapat menjawab fenomena penyebab penghitaman plat film disekitar uranium.
Becquerel berkesimpulan bahwa penyebabnya adalah sinar yang dipancarkan secara spontan dari
uranium. Penelitian Becquerel selanjutnya diperkuat oleh penelitian Pierre dan Marie Curie yang
menyatakan bahwa sinar yang dipancarkan tersebut disebut dengan sinar radioaktif. Sedangkan
unsur yang memancarkan radiasi dari dirinya sendiri disebut unsur radioaktif. Radioaktif
merupakan sifat suatu zat yang dapat memancarkan radiasi karena kondisi zat yang tidak stabil.
Unsur radioaktif dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu radioaktif alam dan radioaktif
buatan. Unsur radioaktif yang sudah ada di alam seperti uranium, polonium, dan radium.
Sedangkan bahan radioaktif yang dibuat di lembagalembaga penelitian baik yang terbentuk dari
unsur berat atau unsur ringan disebut unsur radioaktif buatan. Radiasi yang dipancarkan bahan
radioaktif berasal dari inti atom yang secara spontan memancarkan partikel-partikel atau sinar
radioaktif. Inti atom yang dapat memancarkan partikel-partikel atau sinar radioaktif adalah inti
yang tidak stabil. Partikel-partikel sinar radioaktif terjadi karena ketidakstabilan inti.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah peristiwa pemancaran energi dalam bentuk sinar
radioaktif dari inti tidak stabil untuk membentuk inti stabil. Peristiwa ini berlangsung secara
spontan dan biasanya disertai dengan pemancaran partikel , partikel , dan sinar . Pada
umumnya, inti yang mengalami peluruhan adalah inti dengan nomor besar karena memiliki
energi ikat per nukleon yang relatif kecil. Isotop radioaktif selanjutnya lebih dikenal dengan
radioisotope.
B. Pembahasan
Pengenalan radioisotop bagi kehidupan umat manusia dimaksudkan untuk kesejahteraan
manusia, dan bukan untuk mengancam kehidupan manusia. Penggunaan radioisotop dapat dibagi

ke dalam penggunaan sebagai perunut dan penggunaan sebagai sumber radiasi. Radioisotop
sebagai perunut digunakan untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang menyangkut senyawa
atau sekelompok senyawa. Radioisotop dapat digunakan sebagai sumber sinar sebagai pengganti
sumber lain misal sumber sinar X. Radioisotop telah banyak digunakan untuk berbagai keperluan
dalam penelitian maupun bidang industri, pertanian, sains, teknik, hidrologi, kedokteran dan
lainnya. Unsur radioaktif yang tersedia di alam tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan
tertentu yang menghendaki sifat-sifat tertentu dari unsur radioaktif tersebut. Misalnya mengenai
waktu paro dan radiasinya. Oleh karena itu dibuat unsur radioaktif buatan yang sesui dengan
kebutuhannya. Manfaat radioisotop dalam berbagai bidang kehidupan baik sebagai perunut
maupun sebagai sumber radiasi adalah sebagai berikut :
a. Radio isotop dalam bidang industri
Penggunaan isotop dalam menunjang industri dan konstruksi sudah sangat luas, misalnya
dalam pemeriksaan material dengan menggunakan teknik radiografi dengan sinar gamma atau
sinar-X yang dipancarkan dari radioisotop. Cobalt-60 atau Iridium-92 dilewatkan melalui
material yang akan diperiksa, sebagian sinar tersebut akan diteruskan dan sisanya akan diserap
tanpa merusak material. Selain itu, radio isotop juga digunakan dalam industri polimerisasi
radiasi, yakni industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi
dengan bantuan sinar radiasi untuk mempermudah atau mempercepat reaksi kimia. Bahan yang
diolah dapat berupa lateks (karet alam), kayu, polietilen, polipropilen.
b. Radioisotop dalam bidang biologi
Radioisotop dalam bidang biologi yaitu dapat mempelajari proses penyerapan air serta
sirkulasinya di dalam batang tumbuhan, mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur
N,P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan serta dapat memacu mutasi gen tumbuhan dalam
upaya mendapatkan bibit unggul.
c. Radioisotop dalam Bidang Pertanian
1.

Pembentukan Bibit Unggul

Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul.
Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom sehingga

memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur
lebih pendek. Selain sinar gamma, fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih
tumbuhan yang bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke tanaman
induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. Ionisasi inilah yang
menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya.
2.

Pemupukan dan Pemberantasan Hama Dengan Serangga Mandul

Radio isotop juga dapat digunakan dalam upaya pemberantasan hama. Radioisotop
dapat meradiasi sel sel kelamin hama jantan sehingga menjadi mandul. Selanjutnya, hama
hama jantan yang mandul ini di lepas kembali sehingga hama betina tidak akan dapat
berkembang biak
3.

Pengawetan Makanan

Pada musim panen, hasil produksi pertanian melimpah. Beberapa dari hasil pertanian itu
mudah busuk atau bahkan dapat tumbuh tunas, contohnya kentang. Oleh karena itu diperlukan
teknologi untuk mengawetkan bahan pangan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan irradiasi sinar radioaktif. Radiasi ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri
dan jamur.
4.

Penyimpanan Makanan

Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama
akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum
bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas,
dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
5.

Mencegah Timbulnya Penyakit Pada Tumbuhan

Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian yang utama.
Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara kimiawi Penelusuran dengan
radioisotop, misalnya dengan sulfur-35, dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan kimiawi
dalam spora-spora tunggal dan mengikuti zat kimia sekujur tanaman.

d. Radioisotop dalam bidang hidrologi


Dalam bidang hidrologi radioisotop dalam digunakan untuk : 1) Pengukuran laju air atau
debit aliran fluida dalam pipa, saluran terbuka, sungai atau air dalam tanah. Dasar pengukuran ini
adalah menggunakan perunut radioaktif. Akibat adanya aliran, konsentrasi perunut radioaktif
dalam jangka waktu tertentu akan berubah. Debit aliran fluida didapat dari pengukuran
perubahan intensitas radiasi dalam aliran tersebut dalam jangka waktu tertentu. 2) Pengukuran
kandungan air tanah. Suatu alat yang mempunyai sumber neutron cepat dimasukkan ke dalam
sebuah sumur sehingga terjadi tumbukan antara neutron cepat dan hidrogen dari air (H2O).
Tumbukan ini akan menghasilkan neutron lambat yang dapat dideteksi dengan detektor. Jumlah
kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dari cacahan yang terdeteksi pada detektor. 3)
Pendeteksi kebocoran pipa. Radioisotop dapat pula digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa
penyalur yang terbenam kedalam tanah. Mula-mula perunut radioaktif dimasukkan kedalam
aliran, kemudian diikuti dari atas melalui suatu detektor. Jika di suatu tempat terdapat cacahan
radioaktif yang tinggi, berarti ditempat tersebut terdapat kebocoran. Penggunaan radioisotop
dalam bidang hidrologi lainnya, misalnya dalam pengukuran tinggi permukaan cairan dalam
wadah tertutup, pengukuran sediment transport (endapan lumpur di pelabuhan yang
menyebabkan terjadinya pendangkalan), serta menentukan letak kebocoran suatu bendungan.

Anda mungkin juga menyukai