Anda di halaman 1dari 4

PNEUMOTHORAX (3A)

Tanda dan gejala :

1. Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnya pada saat
bernafas dalam atau batuk.
2. Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam, apabila sebagian
paru yang kolaps sudah mengembang kemabli
3. Mudah lelah pada saat beraktifitas maupun beristirahat.
4. Warna kulit yang kebiruan disebabkan karna kurangnya oksigen (cyanosis)

Diagnostik fisik :

Inspeksi : dapat terjadi pencembungan dan pada waktu pergerakan nafas, tertingal
pada sisi yang sakit.

Palpasi : pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat normal atau melebar, iktus
jantung terdorong kesisi thoraks yang sehat. Fremitus suara melemah atau
menghilang.
Perkusi : suara ketok hipersonor sampai tympani dan tidak bergetar, batas jantung
terdorong ke thoraks yang sehat, apabila tekanannya tinggi.

Auskultasi : suara nafas melemah sampai menghilang, nafas dapat amforik apabila
ada fistel yang cukup besar.

Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium

darah lengkap

analisa gas darah


Analisa gas darah arteri memberikan gembaran hipoksemia meskipun
pada kebanyakan pasien sering tidak diperlukan pneumotoraks primer
paru kiri sering menimbulkan perubahan aksis QRS dan gelombang T,
prekardial pada gambaran rekaman elektro kardiografi (EKG) dan dapat
ditafsirkan sebagai infark mionard akut (IMA).

b. Radio diagnostic
-

X-foto thoraks 2 arah (PA/AP dan lateral)

EKG

Pada pemeriksaan foto dada tampak gambaran sulkus kostafrenikus radiolusen,


sedang pneumothoraks tension pada gambaran foto dadanya tampak jumlah udara
hemotoraks yang cukup besar dan susunan mediastinum kontralateral bergeser.
Pada foto dada PA, terlihat pinggir paru yang kollaps berupa garis pada
pneumothoraks parsialis yang lokalisasinya di anterior atau porterior batas pinggir
paru ini mungkin tidak terlihat.
Mediastinal ships dapat dilihat pada foto PA atau fluoroskopi pada saat penderita
inspirasi atau ekspirasi, terutama dapat terjadi pada tension pneumothoraks

Terapi

Penatalaksanaan pneumothoraks tergantung dari jenis pneumothoraks, derajat


kolaps berat ringan gejala, penyakit dasar dan penyulit yang terjadi untuk
melaksanakan pengobatan tersebut dapat dilakukan tindakan medis atau tindakan
bedah.
1.

Tindakan medis

Tindakan observasi, yaitu dengan mengukur tekanan intra pleural menghisap udara
dan mengembangkan paru. Tindakan ini terutama di tujukan pada penderta
pneumothoraks tertutup atau terbuka sedangkan untuk pneumothoraks ventil
tindakan utama yang harus dilakukan dekompresi terhadap tekanan intra plura
yang tinggi tersebut yaitu dengan membuat hubungan dengan udara luar.
2. Tindakan dekompresi
Membuat hubungan rongga pleura dengan dunia luar dengan cara :
Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk kerongga pleura
dengan demikian tekanan udara yang positif di rongga pleura akan berubah
menjadi negatif karena udara yang positif di rongga pleura akan berubah
menjadi negatif karena udara keluar melalui jarum tersebut.
Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :
Dapat memakai infus set
Jarum abbocath
pipa water sealed drainage (WSD)
Pipa khusus (thoraks kateter) steril, dimasukkan ke rongga pleura dengan perantara
troakar atau dengan bantuan klem penjepit (pean) pemasukan pipa plastik (thoraks
kateter) dapat juga dilakukan me;lalui celah yang telah dibuat dengan bantuan
insisi kulit dari sela iga ke 4 pada garis aksila tengah atau pada garis aksila
belakang. Selain itu dapat pula melalui sela iga ke 2 dari garis klavikula tengah.
Selanjutnya ujung selang plastik didada dan pipa kaca WSD dihubungkan melalui
pipa plastik di dada dan pipa kaca WSD di hubungkan melalui pipa plastik lainnya
posisi ujung pipa kaca yang berada di botol sebaiknya berada 2 cm dibawah
permukkaan air supaya gelembung udara dapat dengan mudah keluar melalui
perbedaan tekanan tersebut.
3. Tindakan bedah

Dengan pembukaan dinding thoraks melalui


menyebabkan pneumothoraks dan dijahit.

operasi

duicari

lubang

yang

Pada pembedahan, apabila dijumpai adanya penebalan pleura yang


menyebakan paru tidak dapat mengembang, maka dilakukan pengelupasan
atau dekortisasi.
dilakukan reseksi bila ada bagian paru yang mengalami robekan atau bila ada
fistel dari paru yang rusak. Sehingga paru tersebut tidak berfungsi dan tidak
dapat dipertahankan kembali.
pilihan terakhir dilakukan pleurodesis dan perlekatan antara kedua pleura
ditempat fistel.

.Diagnosa banding:
-

Emfisema

Hernia diafragmatika

Anda mungkin juga menyukai