Anda di halaman 1dari 5

Efek hipertensi pada keluarga

1. Apabila pasien merupakan tulang punggung keluarga, dimungkinkan aktivitas akan


terbatas
2. Keluarga harus mendukung program terapi medika mentosa dan non medika mentosa
pada pasien
3. Keluarga pasien harus ikut memantau makanan yang dikonsumsi pasien sehingga diet
pasien terkendali
4. Beban ekonomi meningkat akibat biaya berobat
5. Perawatan pasien hipertensi membutuhkan banyak kesabaran dan suasana lingkungan
rumah yang tenang demi kenyamanan pasien
Intervensi :

Gali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi.

Rasional : persepsi yang salah dapat menghambat program pengobatan .


Jelaskan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi.
Rasional : keluarga dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengertian, penyebab ,

tanda dan gejala dari hipertensi.


Jelaskan cara pencegahan hipertensi

Rasional : untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan hipertensi


Beri kesempatan pada keluarga untuk mengelompokkan makanan yang tidak
boleh/dikurangi.

Rasional : makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak akan memperberat hipertensi.
Jelaskan pada keluarga akibat lanjut dari hipertensi.

Rasional : keluarga mengetahui akibat lanjut hipertensi bila tidak ditangani.


Bimbing keluarga untuk mencegah serangan.

Rasional : dengan membimbing keluarga diharapkan tidak terjadi serangan ulang


Diskusikan bersama keluarga cara pengolahan makanan untuk penderita hipertensi.
Rasional : memberikan pengetahuan pengolahan makanan dimana keluarga membuat

pertimbangan dalam mengolah makanan untuk penderita hipertensi.


Bimbing keluarga untuk melakukan pencegahan dan perawatan hipertensi.

Rasional : keluarga mengetahui dan memahami perawatan hipertensi dengan benar.


Jelaskan pada keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat dimanfaatkan.

Rasional : keluarga dapat memilih fasilitas kesehatan yang sesuai dengan pilihannya.
Tanyakan pada keluarga fasilitas mana yang akan digunakan apabila ada keluarga yang
sakit.
Rasional : untuk mengetahui respon keluarga apabila ada keluarga yang sakit.

Anjurkan untuk mengunjungi tempat pelayanan kesehatan bila sakit.


Rasional : keluarga dapat mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada.

Pelayanan pendekatan kedokteran keluarga


A. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit :
a. Promotif :
Meningkatkan kesadaran pasien terhadap kesehatannya, dengan memotivasi pasien
untuk tetap terus beraktifitas atau berolahraga yang ringan, misal berjalan kaki pada

pagi hari.
Mendorong keluarga pasien untuk mendukung pengobatan yang dijalani pasien.
Memberikan pengertian pada pasien bahwa penyakit yang diderita dapat dikontrol

untuk mencegah timbulnya komplikasi.


b. Preventif :
Mengupayakan pasien untuk tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang
mengandung kadar gula dan garam yang tinggi atau makanan yang mengandung
banyak lemak, dan memperbanyak makan serat, seperti buah dan sayuran.
Meminum obat-obatan secara teratur untuk mencegah timbulnya gejala.
c. Kuratif :
Pihak Puskesmas tetap terus memberi pengobatan setiap kali pasien datang untuk
memeriksakan kesehatannya. Obat yang diberikan adalah Nifedipine dan
Glibenclamid.
d. Rehabilitatif :
Mengupayakan pasien untuk tetap terus memeriksakan dirinya ke Puskesmas agar
tekanan darah tetap terkontrol dan tetap memotivasi pasien agar menelan obat yang
diberi secara teratur.

DIAGNOSIS HOLISTIK
1.

Aspek Personal
a. Pasien mengeluh nyeri kepala, leher terasa tegang dan sulit tidur sejak dua hari yang
lalu.
b. Harapan berobat adalah untuk sembuh (Idea)
c. Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit Ny.A, untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien (Concern)

d. Yang diharapkan Ny.A sebagai pasien dan keluarganya adalah kesembuhan. Hal ini
dapat terwujud bila pola makan diatur sejak sekarang dan perlunya manajemen stress
bagi Ny.A dalam kesehariannya. (Expectacy)
e. Ny.A merasa khawatir terhadap penyakitnya karena belum sembuh-sembuh juga
(Anxiety)
2. Aspek Klinis: Hipertensi grade II.
3.

Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu


Usia

: Dari faktor usia, Ny.A berumur 55 tahun yang merupakan kelompok


usia risiko tinggi munculnya penyakit hipertensi.

Jenis Kelamin

Ny.A adalah perempuan yang memiliki sifat mudah cemas

Perilaku individu : Kebiasaan Ny.A mengkonsumsi makanan yang asin, menjadi faktor
risiko terjadinya hipertensi.
4.

Aspek Faktor Risiko Eksternal Individu


Dilihat dari faktor kedekatan dengan keluarga, Ny.A dekat dengan suami mereka selalu
berbagi keluh kesah yang ada dalam kehidupan mereka, serta kedekatan anak ketiga
mereka yang selalu menjaga orangtuanya termasuk ketika mereka sakit.

5.

Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial


Ny.A dalam dikategorikan dalam skala 1 dalam penilaian fungsi social karena masih
mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit. Ny.S mampu melakukan aktivitas
secara mandiri di dalam maupun di luar rumah

1. Diagnosis Biologis

: Hipertensi Grade II

2. Diagnosis Psikologis : Stress pikiran dalam mengurus kesehatan sang suami yang
memburuk
3. Diagnosis Ekonomi

: Status ekonomi menengah ke bawah

4. Diagnosis Sosial

: Hubungan dengan masyarakat baik

5. Diagnosis Demografi : Hubungan yang terjalin antar anggota keluarga


baik.
Yang dilakukan pada pasien dan keluarganya
Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen stress, misalnya:

a.

Membantu pasien untuk mengendalikan emosi, melatih kesabaran, hal ini


dapat dilakukan dengan cara mendekatkan diri pada Allah SWT.

b.

Bantu pasien untuk melaksanakan terapi meditasi dan relaksasi, dan


melakukan olahraga ringan misalnya seperti senam lansia.

c.

Meningkatkan harga diri pasien, meyakinkan pada pasien bahwa sakit


yang dialami pasien dapat diatasi jika pasien mau mengikuti saran dokter dan
petugas kesehatan untuk melaksanakan pola hidup sehat

d.

Tetap melibatkan pasien dalam aktivitas sosial sesuai kemampuan

e.

Dukungan keluarga dan orang-orang terdekat sangat berpengaruh terhadap


pasien dalam menghadapi penyakitnya

f.

Memberikan pengertian pada keluarga agar menjaga suasana hubungan


sosial dan keluarga dalam suasana yang harmonis dan mengurangi timbulnya
konflik dengan pasien yang memacu emosi pasien hipertensi

g.

Ajarkan pada keluarga agar tetap memperhatikan pasien dan membuat


pasien tetap merasa dihargai dengan cara tetap melibatkan pasien dalam kegiatan
sehari-hari sesuai dengan kemampuan

h.

Membina hubungan kasih sayang dan keharmonisan dalam keluarga,


sering mengajak pasien ngobrol dan bersenda gurau

Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan hipertensi, misalnya:


a.

Kurangi konsumsi garam.

b.

Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium.


Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
Misalnya seperti semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, labu, mentimun,
lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang
mengandung unsur omega-3 sangat dikenal efektif dalam membantu penurunan
tekanan darah.

c.

Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol.

d.

Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Pilihlah


olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang.
Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.

e.

Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang,
tomat, wortel, melon, dan jeruk.

f.

Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah


tinggi atau hipertensi.

g.

Hindari makanan tinggi kolesterol

h.

Menurunkan berat badan bila terjadi kegemukan

i.

Hindari stressor pikiran

j.

Istirahat cukup

k.

Kontrol secara teratur tekanan darah

Anda mungkin juga menyukai