Anda di halaman 1dari 7

mekanisme kerja obat pencahar meliputi pengurangan absorpsi

air dan elektrolit, meningkatkan osmolalitas dalam lumen, dan


meningkatkan tekanan hidrostatik dalam usus. Obat pencahar ini
mengubah kolon, yang normalnya merupakan organ tempat
terjadinya penyerapan cairan menjadi organ yang mensekresikan
air dan elektrolit (Dipiro, et al, 2005). Obat pencahar sendiri dapat
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
(1) pencahar yang melunakkan feses dalam waktu 1-3 hari
(pencahar bulk-forming, docusates, dan laktulosa);
(2) pencahar yang mampu menghasilkan feses yang lunak atau
semicair dalam waktu 6-12 jam (derivat difenilmetan dan derivat
antrakuinon), serta
(3) pencahar yang mampu menghasilkan pengluaran feses yang
cair dalam waktu 1-6 jam (saline cathartics, minyak castor,
larutan elektrolit polietilenglikol).
Pencahar yang melunakkan feses secara umum merupakan
senyawa yang tidak diabsorpsi dalam saluran pencernaan dan
beraksi dengan meningkatkan volume padatan feses dan
melunakkan feses supaya lebih mudah dikeluarkan. Pencahar
bulk-forming meningkatkan volume feses dengan menarik air dan
membentuk suatu hidrogel sehingga terjadi peregangan dinding
saluran cerna dan merangsang gerak peristaltik. Penggunaan
obat pencahar ini perlu memperhatikan asupan cairan kedalam
tubuh harus mencukupi, jika tidah bahaya terjadi dehidrasi.
Derivat difenilmetan yang biasa digunakan adalah bisakodil dan
fenolptalein. Senyawa-senyawa ini merangsang sekresi cairan dan
saraf pada mukosa kolon yang mengakibatkan kontraksi kolon
sehingga terjadi pergerakan usus (peristaltik) dalam waktu 6-12
jam setelah diminum, atau 15-60 menit setelah diberikan melalui
rektal. Namun penggunaan fenilptalein sudah dilarang karena
bersifat karsinogen. Senyawa ini tidak direkomendasikan untuk
digunakan tiap hari. Jarak antara setiap kali penggunaan harus

cukup lama, sekitar beberapa minggu, untuk mengobati


konstipasi ataupun untuk mempersiapkan pengosongan kolon jika
diperlukan untuk pembedahan. Saline cathartics merupakan
garam anorganik yang mengandung ion-ion seperti Mg, S, P, dan
sitrat, yang bekerja dengan mempertahankan air tetap dalam
saluran cerna sehingga terjadi peregangan pada dinding usus,
yang kemudian merangsang pergerakan usus (peristaltik). Selain
itu, Mg juga merangsang sekresi kolesitokinin, suatu hormon yang
merangsang pergerakan usus besar dan sekresi cairan. Senyawa
ini dapat diminum ataupun diberikan secara rektal. Pencahar
saline ini juga dapat digunakan untuk mengosongkan kolon
dengan cepat sebagai persiapan sebelum pemeriksaan radiologi,
endoskopi, dan pembedahan pada bagian perut (Gangarosa &
Seibertin, 2003). Secara umum, penggunaan pencahar untuk
mengatasi konstipasi sebaiknya dihindari. Namun, jika konstipasi
yang terjadi dapat menimbulkan keparahan kondisi pasien,
misalnya pada pasien wasir atau pasien yang baru menjalani
pembedahan perut, penggunaan obat pencahar sangat
diperlukan. Berikut adalah obat yang dipilih untuk digunakan
mengatasi konstipasi yang tidak cukup jika diatasi hanya dengan
fiber:
Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah:

1.

Bulking Agents

2.

Pelunak Tinja

3.

Minyak Mineral

4.

Bahan-bahan Osmotik

5.

Pencahar Perangsang.
Bulking Agents.

Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan metilselulosa) bisa


menambahkan serat pada tinja. Penambahan serat ini akan merangsang kontraksi
alami usus dan tinja yang berserat lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan.
Bulking agents bekerja perlahan dan merupakan obat yang paling aman untuk
merangsang buang air besar yang teratur. Pada mulanya diberikan dalam jumlah
kecil. Dosisnya ditingkatkan secara bertahap, sampai dicapai keteraturan dalam
buang air besar.
Orang yang menggunakan bahan-bahan ini harus selalu minum banyak cairan.

Pelunak Tinja.
Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja. Sebenarnya
bahan ini adalah detergen yang menurunkan tegangan permukaan dari tinja,
sehingga memungkinkan air menembus tinja dengan mudah dan menjadikannya
lebih lunak. Peningkatan jumlah serat akan merangsang kontraksi alami dari usus
besar dan membantu melunakkan tinja sehingga lebih mudah dikeluarkan dari
tubuh.

Minyak Mineral.
Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar dari tubuh.
Tetapi bahan ini akan menurunkan penyerapan dari vitamin yang larut dalam
lemak. Dan jika seseorang yang dalam keadaan lemah menghirup minyak mineral
secara tidak sengaja, bisa terjadi iritasi yang serius pada jaringan paru-paru. Selain
itu, minyak mineral juga bisa merembes dari rektum.

Bahan Osmotik.
Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar, sehingga
tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan. Cairan yang berlebihan juga
meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini
mengandung

garam-garam

(laktulosadan sorbitol).

(fosfat,

Beberapa

sulfat dan magnesium)

bahan

osmotik

atau

mengandung

gula

natrium,

menyebabkanretensi (penahanan) cairan pada penderita penyakit ginjal atau gagal


jantung, terutama jika diberikan dalam jumlah besar. Bahan osmotik yang
mengandung magnesium dan fosfat sebagian diserap ke dalam aliran darah dan
berbahaya untuk penderita gagal ginjal. Pencahar ini pada umumnya bekerja dalam
3 jam dan lebih baik digunakan sebagai pengobatan daripada untuk pencegahan.
Bahan ini juga digunakan untuk mengosongkan usus sebelum pemeriksaan rontgen
pada saluran pencernaan dan sebelum kolonoskopi.

Pencahar Perangsang.
Pencahar perangsang secara langsung merangsang dinding usus besar untuk
berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Obat ini mengandung substansi yang dapat
mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor. Obat
ini bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering
menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan
melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit. Penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa

menjadi tergantung pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy
Bowel Syndromes). Pencahar ini sering digunakan untuk mengosongkan usus besar
sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah atau mengobati konstipasi yang
disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus besar (misalnya
narkotik).
C.

Mekanisme Kerja Laksatif


Mekanisme pencahar yang sepenuhnya masih belum jelas, namun secara
umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.

Sifat hidrofilik atau osmotiknya sehingga terjadi penarikan air dengan akibat
massa, konsistensi, dan transit feses bertambah.

b.

Laksatif bekerja secara langsung ataupun tidak langsung pada mukosa kolon
dalam menurunkan absorbs NaCl dan air

c.

Laksatif juga dapat meningkatkan motilitas usus dengan akibat menurunnya


absorbs garam dan air yang selanjutnya mengubah waktu transit feses.

D.

Indikasi Laktasif
untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah
atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat
kontraksi usus besar (misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat
laksatif yang biasa digunakan oleh masyarakat luas adalah DULCOLAX.
ulcolax

Indikasi:

Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur


diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat
defeksi.
Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut
seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada
pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam
produk
Komposisi:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium
dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning,
beeswax white, carnauba wax, shellac..

Cara Kerja Obat:

Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan.
Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX
merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan
meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
Tabel 1.1 Golongan Obat Laksatif untuk Terapi Farmakologi Konstipasi
No Golongan Obat
Nama Obat
Dosis
Keterangan
1. Memperbesar
Psyllium
4-6 g per
Obat golongan ini kerjanya relatif
dan melunakkan
Metilselulosa
hari.
lambat (1-3 hari), tetapi hanya sedikit
massa feses
isphagula
Bervariasi yang berpengaruh terhadap aktivitas
(Bulking Agents)
sesuai
usus normal dibandingkan dengan
produk
laksatif
lainnya. Bulking
Agentsmengandung partikel yang

2.

Laksatif Osmotik

Laktulosa
Sorbitol
Garam
magnesium

Macrogol

Gliserin
3.

Laksatif Stimulan Bisacodyl


Senna
Sodium
picosulfat
PEGelectrolyt
e solution
fenoftalein

4.

Melunakkan atau Minyak


pelumas
feses mineral
(lubricant
laxatives)

Salinan resep

dapat menyerap air lebih banyak,


sehingga meningkatkan aktifitas usus
dalam membentuk feses.
15-30 mL Menyebabkan efek osmotik pada usus
oral
besar. Digunakan pada konstipasi
30-50 g akut. Golongan osmotik tidak diserap
melainkan dapat meningkakan sekresi
per hari
2-4 g 8% air kedalam usus. Sehingga cukup
aman untuk digunakan. Misalnya pada
suspensi
dalam air penderita gagal ginjal.
atau
510g
dengan
segelas air
- 1 tube
perhari
3
g
perhari
10mg
rektal
-2 tablet
2-15mg
per hari
4L

Obat golongan ini bekerja memiliki


onset kerja yang cepat dan hanya
digunakan bila pengobatan yang lain
gagal. Obat ini bekerja pada ujung
saraf dinding usus, memicu kontraksi
otot, dan menyebabkan peristaltik
usus.

30-270
mg/oral
15-30 mL Obat ini bekerja dengan menurunkan
oral
tegangan permukaan feses, sehingga
mempermudah penyerapan air

Anda mungkin juga menyukai