Anda di halaman 1dari 38

BAB 4

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1.

Analisis Energi Hidro

4.1.1. Tinggi Jatuh Bruto (Head)


Tinggi jatuh bruto (Hbru) didapatkan dengan menggunakan rumus Tachymetri.
Berikut perhitungan tinggi jatuh pada lokasi penelitian (Gambar 4.1) dimana debit
sesaat diukur dari posisi Theodolite.

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Tampak dari Atas


Data-data pengukuran tinggi jatuh yang diperoleh dari survei langsung di lokasi
penelitian pada titik pengamatan seperti ditunjukkan gambar 4.2:
Tinggi Alat (i)
= 1,5m
Sudut miring (m)
= -15,3970
Sudut zenith (z)
= 105,3970
Benang Atas (BA)
= 1,54 m
Benang Tengah (BT) = 1,39 m
Benang Bawah (BB) = 1,24 m

Gambar 4.2 Titik-titik Pengukuran Beda Tinggi pada Terjunan dari Letak Theodolit
Beda Tinggi = H

= (BA-BB) x 100 sin 2m + i - BT


= (1,54 1,24) x 100 sin (2x-15,3970) + 1,5 1,39
= 7,57 m

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.1.


Tabel 4.1 Perhitungan Tinggi Bruto

Leta

Tinggi

Alat

Bacaan Rambu

Tengah

Ata

Bawa

Azimu

1,5

1,39

1,54

1,24

1,5

2,27

2,31

2,23

1,5

1,78

1,83

1,73

1,5

1,73

1,78

1,5

1,46

1,5

1,47

Sudut (konversi)

Zenit
105,39

(Head)

Miring

-15,397

7,57

90

0,77

87,353

2,647

1,68

87,353

2,647

1,55

1,37

87,214

2,786

1,55

1,39

87,214

2,786

0,206

0,86

Dari Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa pada lokasi penelitian


diperoleh tinggi jatuh bruto sebesar 8,43 m.
4.1.2.

Tinggi Jatuh Effektif

Tinggi jatuh efektif (Heff) didapatkan dari perkalian antara tinggi jatuh bruto dengan
koefisien head. Koefisien head diasumsikan sebesar 0,95 untuk menempatkan
ketinggian turbin sebesar 5% dari tinggi bruto. Sehingga didapatkan tinggi jatuh
effektif terjunan di lokasi penelitian berdasarkan perhitungan berikut:
Hef = Hbru x 0,95
= 8,43 m x 0,95
= 8,01 m
4.1.3. Analisis Debit Eksisting (23 Januari 2016)
Data yang diperoleh dengan menggunakan Current meter dengan baling 6: Propeller:
6-123296.

n 1,77
1,77 n 6,84
6,84 n 19,19
Pengukuran bagian kiri sungai
1) Jumlah putaran
2) Waktu
3) Jumlah putaran per detik
Kecepatan

v = 0,0978 x n + 0,039
v = 0,1040 x n + 0,028
v = 0,1021 x n + 0,041
= 14 putaran
= 10 detik
= 1,4 putaran/detik

= 0,0978 x n + 0,039
= 0,0978 x 1,4 + 0,039
= 0,176 m/dt

Luas penampang didapat dari data:


1) Kedalaman saluran rerata (d)
2) Lebar saluran (b)

= 0,05 m
= 3,3 m

d
b

Gambar 4.3 Kondisi Luas Penampang Bendung pada Lokasi Penelitian


Luas Penampang (A)

=bxd
= 3,3 x 0,05
= 0,165 m2

Debit (Q)

=Ax v
= 0,165 x 0,176
= 0,029 m3/dt

Pengukuran bagian tengah sungai


1) Jumlah putaran
= 40 putaran
2) Waktu
= 10 detik
3) Jumlah putaran per detik = 4 putaran/detik
Kecepatan = 0,1040 x n + 0,028
= 0,1040 x 4 + 0,028
= 0,444 m/dt

Luas Penampang (A)

= 0,165 m2

Debit (Q)

=Ax v
= 0,165 x 0,444
= 0,07326 m3/dt

Pengukuran bagian kanan sungai


1) Jumlah putaran
= 58 putaran
2) Waktu
= 10 detik
3) Jumlah putaran per detik
= 5,8 putaran/detik
Kecepatan

= 0,1040 x n + 0,028
= 0,1040 x 5,8 + 0,028
= 0,6312 m/dt

Luas Penampang (A)

= 0,165 m2

Debit (Q)

=Ax v
= 0,165 x 0,6312
= 0,1042 m3/dt

Debit sesaat yang dihasilkan adalah

0,0 29+0, 07326+ 0,1042


3
= 0,069 m3/dt

4.1.4. Analisis Debit Andalan


1. Evapotranspirasi

Perhitungan evapotranpirasi potensial (ETo) menggunakan data


klimatologi yang diperoleh dari Stasiun Pengamatan Klimatologi
Majenang (Koordinat 701356.74 LS dan 10804415.90 BT, Elevasi
416 m DPL) dan dihitung dengan menggunakan Metode Penman
Monteith. Metode tersebut terdapat dalam software Cropwat 8.0.
Berikut hasil evapotranspirasi pada Bulan Januari - Juni dengan
menggunakan

software

Cropwat

8.0. Untuk

rekapitulasi nilai

evapotranspirasi yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan


Tabel 4.3.
Tabel

4.2

Hasil

Evapotranspirasi

Penman

Monteith

dengan

Software Cropwat 8.0 pada Bulan Januari- Juni


TAHU
N
2009
2010
2011
2012
2013
RERA
TA

Tabel

JANUARI
I
II
3.2 3.2
6
6
3.3 3.3
4
4
3.2 3.2
2
2
3.2 3.2
3
3
2.9 2.9
5
5
3.
3.
2
2

4.3

FEBRUA
RI
I
II
2.8 2.8
7
7
3.0 3.0
6
6
3.0 3.0
8
8
3.0 3.0
1
1
2.8 2.8
3
3
2.
2.
97 97

Hasil

MARET
I
II
2.9 2.9
3
3
2.9 2.9
8
8
2.7 2.7
4
4
3
3.0
7
2.
94

3
3.0
7
2.9
44

APRIL
I
II
2.8 2.8
7
7
3.0 3.0
9
9
2.7
3.3
5
2.6
4
2.
93

Evapotranspirasi

2.7
3.3
5
2.6
4
2.
93

MEI
I
2.3
7
2.4
7
2.2
3
2.5
1

II
2.3
7
2.4
7
2.2
3
2.5
1

2.5
2.
42

2.5
2.
42

Penman

JUNI
I
II
2.3 2.3
2
2
2.2 2.2
8
8
2.2 2.2
2
2
2.2 2.2
8
8
2.2 2.2
5
5
2.
2.
27 27

Monteith

dengan

Software Cropwat 8.0 pada Bulan Juli - Desember


TAHUN
2009
2010
2011
2012
2013
RERA
TA

JULI
I
2.1
7
2.2
8
2.1
6
2.2
1
2.1
7

II
2.1
7
2.2
8
2.1
6
2.2
1
2.1
7

2.2

2.2

AGUSTU
S
I
II
2.5 2.5
3
3
2.7

2.7

2.5
4
2.4
8
2.5
6
2.5
6

2.5
4
2.4
8
2.5
6
2.5
6

SEPTEMB
ER
I
II
2.8 2.8
4
4
2.6 2.6
1
1
2.7 2.7
5
5
2.7 2.7
5
5
2.8 2.8
2
2
2.7 2.7
5
5

2. Perhitungan Data Curah Hujan

OKTOBE
R
I
II
3.2 3.2
9
9
3.3 3.3
4
4
3.3 3.3
1
1
3.5 3.5
1
1
3.6 3.6
2
2
3.4 3.4
1
1

NOVEMBE
R
I
II
3.2
3.24
4
3.3
3.33
3
3.1
3.15
5
3.4
3.42
2
3.4
3.45
5
3.3 3.3
2
18

DESEMB
ER
I
II
3.3 3.3
1
1
3.1 3.1
7
7
3.2 3.2
9
9
3.0 3.0
7
7
3.2 3.2
4
4
3.2 3.2
2
2

Data curah hujan berasal dari berbagai sumber antara lain dari
BPSDA Serayu Citanduy dan Dinas Bina Marga, SDA dan ESDM
cabang UPT Sidareja yang menghimpun data hujan di wilayah
Cilacap barat dan utara. Data Hujan yang digunakan adalah hanya
data Stasiun Hujan Cipari tahun 2005-2014. Karena data dari
stasiun hujan yang lain banyak yang rusak serta letaknya tidak
melingkupi lokasi penelitian. Sehingga dianggap tidak mewakili data
hujan di lokasi penelitian. Data curah hujan direkap menjadi 15
harian serta dilakukan uji panggah untuk mengetahui apakah data
yang ada layak digunakan untuk menghitung debit andalan.
Prosedur perhitungandata curah hujan adalah seagai berikut:
a. Membuat data hujan 15 harian,
b. Merekap data curah hujan selama tahun 2005-2014,
c. Menghitung curah total curah hujan per tahun dari Stasiun Hujan
Cipari.
Besarnya total curah hujan wilayah Stasiun Hujan Cipari per tahun
hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Curah Hujan Wilayah Stasiun Hujan
Cipari Januari-Juni
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

Januari
1
2
0
87
189
135
0
87
1
200
104
208
85
160
123
127
295
151
308
336
134
490

Februari
1
2
231 159
61
194
231 119
94
122
53
298
180 291
153
83
191
79
118
69
189
77

Maret
1
2
62
60
81
160
62
60
131 148
135 202
161 126
160 127
178 105
49
54
76
235

April
1
33
121
33
114
185
12
101
128
249
75

2
164
113
164
40
61
164
172
119
47
70

Mei
1
190
38
190
0
133
283
199
107
28
58

2
38
74
38
0
52
131
8
67
269
22

Juni
1
106
67
106
0
108
78
0
0
93
0

2
19
0
19
2
19
116
0
0
26
80

Juli
1
43
0
0
0
0
89
0
0
51.5
60

2
20
0
0
0
0
44
0
0
7
35

Dari Tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa pada kolom pertama
adalah tahun, yaitu dari tahun 2005 hingga 2014, dan untuk kolom
kedua dan seterusnya menyatakan bulan dari Januari 1 sampai Juli
2. Pada Tabel di atas didapatkan hasil curah hujan pada tahun 2005
bulan Januari 1 sebesar 0 mm. Untuk tahun dan bulan selanjutnya
memiliki nilai yang tertera di atas.
Besarnya total curah hujan wilayah Stasiun Hujan Cipari per tahun
hasil perhitungan pada Bulan Agustus-Desember dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Curah Hujan Wilayah Stasiun Hujan
Cipari Agustus-Desember
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

Agustus
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
70
50
0
0
0
0
0
0
30
0

September
1
2
1
230
1
0
0
0
0
0
0
0
273 223
0
0
0
187
0
0
9
0

Oktober
1
2
34
327
0
0
0
288
104
96
46
130
132 129
0
81
77
85
0
80
77
85

November
1
2
45
166
0
25
228
91
322 360
67
70
91
0
122 109
140 386
55
61
90
271

Desember
1
2
152 186
197 328
241 47
67
70
40 116
170 300
145 308
150 274
55
61
97 267

Total
2353
1784
2161
1871
2027
3358
2018
2719
2016.5
2527

3. Uji Panggah Data Hujan


Langkah berikutnya adalah melakukan uji validitas data hujan
dengan menggunakan metode RAPS. Contoh perhitungan pada
tahun 2005 pada Stasiun Hujan Cipari sebaai berikut:
Hujan (i)

= 2353 mm

Hujan (i) rerata selama 10 tahun

22834.5
10

2283.45

mm
Sk*

= 2353 2283.45 = 69.55 mm

Sk* kumulatif

= 0 + 69.55 = 69.55

Standar deviasi

= 477.237

Sk**

Sk** kumulatif

= 0 + 0.146 = 0.146

|Sk** kmulatif|

= 0.146

160.257
477.237

= 0.146

Hasil uji kepanggahan untuk Stasiun Hujan Cipari dengan cara RAPS (Rescaled
Adjusted Partial Sums) dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Perhitungan Kepanggahan di Stasiun Cipari
TAHUN

Sk*

2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
JUMLAH
RERATA
SD
Qabs
MAX

2353
1784
2161
1871
2027
3358
2018
2719
2016.5
2527
22834.5
2283.45
477.327

69.55
-499.45
-122.45
-412.45
-256.45
1074.55
-265.45
435.55
-266.95
243.55

Q hitung

2.559
0.809075081

<

Kum Sk*
69.550
-429.900
-552.350
-964.800
-1221.250
-146.700
-412.150
23.400
-243.550
0.000

Sk**
0.146
-1.046
-0.257
-0.864
-0.537
2.251
-0.556
0.912
-0.559
0.510

Kum
Sk**
0.146
-0.901
-1.157
-2.021
-2.559
-0.307
-0.863
0.049
-0.510
0.00

Absolut
0.146
0.901
1.157
2.021
2.559
0.307
0.863
0.049
0.510
0.000

NILAI KRITIK

KETERANGAN

1.05

PANGGAH

Pada Tabel di atas didapatkan hasil

Q hitung

Q hitung

tersebut akan dibandingkan dengan nilai

sebesar 0.809. Hasil dari

Q hitung

dari Tabel 4.7 yang

diperoleh dari Tabel 2.3. Dengan nilai n = 10 dan confidence interval 90% maka

didapatkan nilai

Q hitung
n

kritik = 1.05. Hasil ini menunjukkan bahwa data hujan di

stasiun Cipari panggah karena lebih kecil dari nilai

Q hitung
n

kritik.

Tabel 4.7 Nilai kritik Q berdasarkan Tabel 2.1


N

90%

10

1,05

95%
1,14
0

99%
1,290

4. Analisis Debit Aliran


Metode yang digunakan dalam perhitungan debit aliran adalah Metode Mock.
Berikut contoh penjelasan prosedur perhitungan debit aliran dengan Metode Mock.
1. Data dan parameter
Data dan parameter yang digunakan dalam perhitungan debit dengan Metode Mock
adalah:
a. Luas daerah tangkapan (catchment area) sebesar 2,258 km2. Data ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari perhitungan menggunakan
software Global Mapper 17;

Subbasin 3

Gambar 4.4 Luas Daerah Aliran Sungai dari Software Global Mapper 17
b. Jumlah curah hujan dan hari hujan didapatkan dari data curah hujan 15 harian
mulai tahun 2005-2014;
c. Koefisien resesi (k) = 0,91 (trial);
d. Kelembapan air tanah (soil moisture capacity), SMC = 200 mm (berdasarkan
kp-01 irigasi 2013);
e. Tampungan awal (initial storage), IS = 100 mm (berdasarkan kp-01 irigasi
2013);
f. Koefisien infiltrasi, I = 0,78 (Trial);
g. Koefisien precipition flood, PF = 0,05.
2. Perhitungan debit dengan menggunakan Metode Mock.
Contoh perhitungan untuk bulan Januari I tahun 2005 sebagai berikut:
Data
1) Curah hujan (P)
2) Jumlah hari

= 0 mm
= 0 hari

Limited Evapotranspiration
3)
4)
5)
6)

Evapotranspiration (ETo)
Exposed Surface (m)
d/h x m
E

7) Et

= 3,2 mm
= 30 %
= 0,27
= (3) x (5)
= 0,864 mm
= (3) (6)

= 2,336 mm

Water Balance
8) P Et
9) Precipition Flood
10) Soil Storage
11) Soil Moisture
12) Water Surplus

= (2) (7)
= -2,336 mm
= PF x (1)
= 0 mm
= (8) (9)
= -2,336 mm
= SMC + (10)
= 197,66 mm
= (8)
= 0 mm

Run Off & Ground Water Storage


13) Infiltration
14) 0,5 x (1 + k ) x 1
15) K x V(n-1)
16) Storage Volume
17) DVn
18) Base Flow
19) Direct Run Off
20) Run Off
Effective Discharge
21) Effective Discharge

= (12) x I
= 0 mm
= 0 mm
= 91 mm
= (14) + (15)
= 91 mm
= (16) IS
= -9 mm
= (13) (17)
= 9 mm
= (12) (13)
= 0 mm
= (18) + (19)
= 9 mm
= (((9)*0,001)/(3600*24*15))*(CA)
= 0,0157 m3/dt

Dari perhitungan tersebut didapatkan debit sebesar 0,0157 m3/dt. Hasil tersebut
tergantung dari nilai parameter yang ditentukan berdasarkan trial (coba-coba).
Parameter tersebut adalah koefisien infiltrasi, koefisien resesi, nilai SMC dan initial

storage. Untuk mendapatkan hasil yang mendekati debit nyata di lokasi penelitian,
maka perlu dilakukan kalibrasi debit. Dengan menggunakan program solver
didapatkan nilai trial yang cukup akurat dengan hasil kalibrasi debit.
Besarnya debit aliran hasil perhitungan dengan menggunakan Metode Mock
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Untuk rekapitulasi hasil perhitungan debit
dengan menggunakan Metode Mock dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Debit dengan Metode Mock Bulan Januari - Juni
Tahu
n
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

Jan
Jan
I
0.01
6
0.21
3
0.78
1
0.11
0
1.40
6
0.04
4
1.65
3
1.01
6
1.61
3
0.80
3

Feb
Jan
II
0.06
7
0.18
7
0.09
5
0.17
6
0.09
4
0.08
1
0.08
4
0.11
8
0.18
9
0.21
8

Feb
I
0.16
1
0.16
9
0.18
8
0.15
5
0.05
5
0.11
2
0.11
2
0.15
6
0.13
9
0.15
4

Mar
Feb Mar Mar
II
I
II
0.20 0.15 0.14
1
3
5
0.25 0.18 0.20
6
2
0
0.20 0.16 0.15
6
6
6
0.18 0.17 0.17
0
5
6
0.19 0.12 0.15
2
5
4
0.20 0.15 0.13
7
0
7
0.11 0.13 0.12
0
3
3
0.13 0.16 0.13
0
7
8
0.14 0.11 0.10
2
4
6
0.13 0.12 0.18
9
1
0

Apr
Apr Apr
I
II
0.14 0.20
4
5
0.20 0.19
1
8
0.15 0.21
4
5
0.17 0.14
8
7
0.17 0.13
4
2
0.10 0.16
2
2
0.12 0.16
7
3
0.16 0.16
0
1
0.19 0.12
7
9
0.14 0.13
0
7

May
Mei Mei
I
II
0.24 0.18
5
7
0.16 0.16
5
1
0.25 0.19
4
4
0.12 0.10
3
5
0.16 0.12
1
3
0.22 0.17
5
0
0.18 0.10
7
9
0.16 0.13
0
5
0.11 0.20
6
3
0.13 0.10
0
4

Jun
Jun
I
0.22
6
0.16
5
0.23
3
0.10
2
0.15
2
0.16
2
0.10
4
0.11
3
0.16
1
0.09
5

Jun
II
0.19
1
0.13
1
0.19
8
0.09
3
0.11
6
0.17
7
0.09
5
0.10
2
0.13
1
0.12
2

Tabel 4.9 Rekapitulasi Debit dengan Metode Mock Bulan Juli - Desember
Tahu
n
2005
2006

Jul
Jul
I
0.19
1
0.11

Jul
II
0.16
3
0.10

Aug
Agt
Agt
I
II
0.15 0.13
4
1
0.09 0.08

Sep
Sep
I
0.12
8
0.08

Oct
Sep
II
0.23
1
0.07

Okt
I
0.17
5
0.06

Okt
II
0.29
6
0.05

Nov
Nov Nov
I
II
0.23 0.28
6
8
0.05 0.06

Dec
Des
Des
I
II
0.30 0.31
0
1
0.13 0.19

2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

9
0.17
6
0.08
4
0.10
0
0.16
7
0.08
6
0.09
3
0.13
5
0.11
4

2
0.15
0
0.07
2
0.08
6
0.13
6
0.07
4
0.08
0
0.10
4
0.09
6

9
0.14
6
0.07
0
0.08
3
0.15
1
0.07
1
0.07
7
0.09
9
0.09
6

4
0.12
4
0.06
0
0.07
1
0.13
0
0.06
1
0.06
6
0.08
4
0.07
4

2
0.12
0
0.05
8
0.06
9
0.23
3
0.05
9
0.06
4
0.08
2
0.07
6

4
0.11
0
0.05
3
0.06
3
0.23
2
0.05
4
0.14
0
0.07
5
0.06
6

8
0.10
0
0.09
3
0.07
7
0.20
5
0.04
9
0.10
8
0.06
8
0.09
4

8
0.22
0
0.09
1
0.10
7
0.19
3
0.07
5
0.10
7
0.09
1
0.09
5

6
0.26
3
0.20
3
0.09
6
0.19
1
0.10
3
0.14
1
0.08
9
0.10
7

1
0.23
3
0.25
2
0.09
9
0.14
8
0.10
7
0.25
9
0.09
2
0.19
1

5
0.31
3
0.15
6
0.08
7
0.20
9
0.13
0
0.19
1
0.09
0
0.13
9

9
0.23
8
0.14
3
0.11
2
0.25
7
0.19
9
0.23
6
0.08
7
0.20
3

Analisis debit andalan dihitung berdasarkan debit bulanan aliran tahun 2005-2014
dengan menggunakan Basic Month. Rekapitulasi perhitungan debit dari Metode
Mock kemudian diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil untuk memperoleh debit
andalan (Q80) yang dihasilkan. Urutan debit dari yang terbesar ke terkecil dapat
dilihat pada lampiran. Untuk probabilitas menggunakan rumus weibull.
Jumlah data debit setengah bulanan hasil rekapitulasi dengan Metode Mock = 10.
Contoh perhitungan probabilitas pada no urut debit pertama ( i = 1 ).
P = i/(n+1) x 100%
= 1/(10+1) x 100%
= 9,091 %
Kemudian dicari nilai probabilitas 80% untuk menentukan debit andalan sepanjang
tahun (Q80). Namun untuk menentukan besarnya debit yang masuk ke turbin agar
terus berputar setiap hari, maka debit andalan tersebut harus ditentukan lagi
probabilitasnya 80% (Q80 turbin). Hal ini dilakukan untuk merencanakan kapasitas

turbin agar tidak terlalu besar. Karena apabila pada musim kering dan debitnya kecil,
debit yang ada tidak dapat memutar turbin yang membutuhkan debit dengan jumlah
besar. Sehingga apabila debit yang ada lebih besar dari Q80 turbin, maka dipakai
debit Q80 turbin. Sedangkan jika debit yang ada lebih kecil dari Q80 turbin, maka
digunakan debit yang ada.
Jumlah data debit andalan Q80 setengah bulanan hasil perhitungan Weibull = 24.
Contoh perhitungan probabilitas pada no urut debit andalan pertama ( i = 1 ).
P = i/(n+1) x 100%
= 1/(24+1) x 100%
=4%
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan
Gambar 4.5.

Tabel 4.10 Debit Andalan Metode Basic Month

Gambar 4.5 Grafik Debit Q80 turbin

5. Kalibrasi Debit Andalan


Untuk mengetahui apakah debit andalan dari perhitungan Mock dapat dijadikan
acuan untuk perhitungan daya listrik, maka perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi
digunakan untuk membandingkan debit maksimum pada sungai yang melewati
bendung, dengan debit maksimum berdasarkan data hujan maksimum. Ketinggian air
maksimum yang berada di atas bendung dapat memberikan gambaran berapa debit
maksimum aktual yang terjadi. Sehingga akan didapatkan parameter pada rumus
Mock yang sesuai dengan debit maksimum aktual dari cara coba-coba (trial).
d
b
Gambar 4.6 Luas Penampang Total dengan (d) Maksimum untuk Kalibrasi
Data yang diperoleh:
m
= 1,3
b
=7m
d
= 0,15 m
g
= 9,81 m/s2
Q

= m.b.d.(g.d)0,5
= 1,3 x 7 x 0,15 x (9,81 x 0,15) 0,5
= 1,656 m3/dt

Debit hasil kalibrasi diperoleh sebesar 1,656 m3/dt, sedangkan debit maksimum hasil
perhitungan Mock terjadi pada bulan Januari I tahun 2011 yakni sebesar 1,653 m3/dt.
Sehingga nilai variabel dan parameter yang digunakan dalam perhitungan Mock
dianggap valid. Perhitungan debit andalan berikutnya dapat digunakan untuk analisis
potensi daya dan energi listrik pada lokasi penelitian.

6. Analisis Daya dan Energi Listrik


a. Pengulangan Jatuh Air ke-1 (Potensi Asli)

Perhitungan daya menggunakan rumus 2.42. Contoh perhitungan daya bulan Januai 1
adalah sebagai berikut:
Variable dan parameter yang digunakan:
a. Massa jenis air
= 1000 kg/m3
b. Percepatan grafitasi
= 9,81 m/s2
c. Efisiensi turbin
= 0,8
d. Effisiensi generator
= 0,85
e. Qandalan (Q80)
= 0,016 m3/dt
f. Heff
= 8,01 m
P

=xgxtxg xQandalanxHeff

=1000 x 9,81 x 0,8 x 0,85 x 0,0572 x 8,01


= 3,05 kW

= P x waktu pengoperasian
= 3,05 kW x 24 x 15
= 1099,17 kWh

Penjualan energi yang didapatkan disesuaikan dengan tarif yang diatur dalam Permen
ESDM 04 2012 (Jawa) adalah diasumsikan Rp 1.075,00 / kWh. Sehingga keuntungan
yang didapatkan adalah:
Penjualan Energi

= E x tarif dasar
= 1099,17 x 1.075
= Rp 1.181.609,05

Pada bulan Januari 1 didapatkan daya berdasarkan debit dan ketinggian yang ada
sebesar 3,05 kW. Sedangkan energi yang diperoleh adalah sebesar 1099,17 kWh
selama 24 jam untuk 15 hari. Dengan tarif dasar sebesar Rp 1.075,00/kWh
didapatkan keuntungan dari penjualan energi sebesar Rp 1.181.609,05. Energi
tersebut dijual ke pihak PT. PLN keseluruhannya. Dengan cara yang sama maka
didapatkan daya dan energi listrik serta benefit untuk bulan-bulan beriutnya. Hasil
perhitungan untuk bulan-bulan berikutnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Perhitungan Daya, Energi dan Penjualan Energi pada Pengulangan Jatuh
Air ke-1
Bulan
Jan I
Jan II
Feb I
Feb II
Mar I
Mar II
Apr I
Apr II
Mei I
Mei II
Jun I
Jun II
Jul I
Jul II
Ags I
Ags II
Sep I
Sep II
Okt I
Okt II
Nov I
Nov II
Des I
Des II
Total

Q80 (m3/dt)
0.057
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.062
0.060
0.056
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068
0.068

P1 (kW)
3.05
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.31
3.21
2.97
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
3.62
84.99

E (kWh)
1099.17
1391.08
1304.14
1130.26
1304.14
1391.08
1304.14
1304.14
1304.14
1391.08
1304.14
1304.14
1304.14
1391.08
1304.14
1269.55
1155.58
1068.97
1304.14
1391.08
1304.14
1304.14
1304.14
1391.08
31023.88

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Penjualan Energi
1,181,609.05
1,495,416.09
1,401,952.59
1,215,025.58
1,401,952.59
1,495,416.09
1,401,952.59
1,401,952.59
1,401,952.59
1,495,416.09
1,401,952.59
1,401,952.59
1,401,952.59
1,495,416.09
1,401,952.59
1,364,765.52
1,242,245.36
1,149,146.53
1,401,952.59
1,495,416.09
1,401,952.59
1,401,952.59
1,401,952.59
1,495,416.09
33,350,672.26

Dari tabel di atas didapatkan total penjualan energi sebesar Rp 33.350.672,26 selama
satu tahun pengoperasian PLTMH. Keuntungan tersebut selanjutnya digunakan untuk analisa
ekonomi untuk membuktikan apakah layak atau tidak investasi tersebut.

b. Pengulangan Jatuh Air ke-2

Pada pengulangan jatuh air ke-2 ini diperlukan beberapa komponen yakni bak
penampung waste water dari turbin pertama, pompa, pipa pesat, bak penampung di
atas, menara untuk bak penampung di atas, serta turbin dan generator ke-2. Karena
menambah komponen tentu saja membutuhkan power house yang lebih luas lagi.
Komponen tambahan yang terpenting adalah pompa. Pada penelitian ini digunakan
pompa air semi jet FIRMAN FWP-81SS yang memiliki kapasitas sebagai berikut:
1. Daya input
2. Daya dorong
3. Kapasitas debit

= 600 Watt = 0,6 kW


= 49 m
= 50 liter/dt = 0,05 m3/dt

Untuk penelitian ini head yang dipakai adalah 30 m, karena untuk memaksimalkan
debit yang dikeluarkan. Daya yang dihasilkan pada turbin pertama digunakan untuk
memutar pompa untuk dijatuhkan kembali ke turbin ke-2. Sehingga daya yang
dihasilkan adalah:
P2

= xgxtxg xQpompaxHpompa
= 1000 x 9,81 x 0,8 x 0,85 x 0,05 x 30
= 10,01 kW

Energi yang dihasilkan tergantung pada lama pengoperasian alat. Untuk energi yang
dihasilkan pada turbin pertama mampu beroperasi selama 24 jam. Namun untuk
pompa tidak mungkin beroperasi sehari penuh. Sehingga, agar pompa tidak cepat aus
dilakukan pengoperasian pompa secara bergantian, yakni 2 jam operasi dan 1 jam
istirahat. Sehingga pompa beroperasi selama 16 jam dan istirahat selama 8 jam dalam
sehari. Energi pada turbin ke-2 (E2) didapatkan dengan mengalikan daya hasil
pemompaan untuk 16 jam selama hari operasi. Daya pada turbin pertama dikurangi
daya pompa lalu dikalikan 24 jam selama hari operasi didapatkan energi pengulangan
jatuh pertama (E1). Sehingga didapatkan energi total dengan menjumlahkan E1 dan
E2. Perhitungan selengkapnya dapat dlihat pada Tabel 4.12.
P1
E1
E2

= P1 - Ppompa1
= P1 x 24 x jumlah hari operasi
= P2 x 16 x jumlah hari operasi

Penjualan Energi

= (E1 + E2) x tarif dasar

Tabel 4.12 Perhitungan Daya, Energi dan Penjualan Energi pada Pengulangan Jatuh
Air ke-2
Bulan
Jan I
Jan II
Feb I
Feb II
Mar I
Mar II
Apr I
Apr II
Mei I
Mei II
Jun I
Jun II
Jul I
Jul II
Ags I
Ags II
Sep I
Sep II
Okt I
Okt II
Nov I
Nov II
Des I
Des II
Total

Q80
(m3/dt)
0.06
0.08
0.11
0.13
0.12
0.13
0.13
0.13
0.12
0.11
0.10
0.10
0.09
0.07
0.07
0.06
0.06
0.06
0.07
0.08
0.09
0.09
0.10
0.12

P1
(kW)
2.45
3.74
5.38
6.45
5.88
6.11
6.33
6.48
6.03
5.04
4.86
4.54
4.08
3.39
3.27
2.71
2.61
2.37
3.02
3.57
4.23
4.39
4.65
5.70
107.30

c. Pengulangan Jatuh Air ke-3

E1
(kWh)
955.17
1514.35
2008.67
2073.44
2189.55
2423.60
2352.44
2403.61
2244.56
2013.49
1821.22
1705.49
1539.46
1378.73
1250.76
1115.95
1011.58
924.97
1160.14
1446.52
1596.27
1653.24
1746.41
2266.35
40795.9
7

P2
(kW)
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01
10.01

E2
(kWh)
2401.49
2561.59
2401.49
2081.29
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

240.15

58436.21

Rp

Penjualan Energi
3,608,408.65
4,381,629.53
4,740,915.25
4,466,336.62
4,935,370.98
5,359,077.89
5,110,471.55
5,165,476.63
4,994,502.11
4,918,205.98
4,539,411.97
4,415,002.35
4,236,513.88
4,235,835.63
3,926,169.19
3,953,351.76
3,669,044.96
3,575,946.13
3,828,752.19
4,308,714.05
4,297,589.81
4,358,834.53
4,458,992.66
5,190,037.68
106,674,591.98

Pada pengulangan jatuh air ke-3 sama dengan pengulangan jatuh air ke-2. Hanya
perlu menambah satu lagi beberapa komponen dari sebelumnya. Yakni bak
penampung waste water dari turbin pertama, pompa, pipa pesat, bak penampung di
atas, menara untuk bak penampung di atas, serta turbin dan generator ke-3. Karena
menambah komponen tentu saja membutuhkan power house yang lebih luas lagi.
Pada pengulangan ke-3 ini digunakan pompa semi jet yang sama dengan pengulangan
sebelumnya.
1. Daya input
2. Daya dorong
3. Kapasitas hisap

= 600 Watt = 0,6 kW


= 49 m
= 50 liter/dt = 0,05 m3/dt

Untuk penelitian ini head yang dipakai adalah 30 liter/dt, karena untuk
memaksimalkan debit yang dikeluarkan. Daya yang dihasilkan pada turbin kedua
digunakan untuk memutar pompa untuk dijatuhkan kembali ke turbin ke-3. Sehingga
daya yang dihasilkan adalah:
P3

= xgxtxg xQpompaxHpompa
= 1000 x 9,81 x 0,8 x 0,85 x 0,05 x 30
= 10,01 kW

Energi yang dihasilkan tergantung pada lama penoperasian alat. Untuk energi yang
dihasilkan pada turbin pertama mampu beroperasi selama 24 jam. Namun untuk
pompa pertama dan kedua tidak mungkin beroperasi sehari penuh. Sehingga, agar
pompa tidak cepat aus dilakukan pengoperasian pompa secara bergantian, yakni 2
jam operasi dan 1 jam istirahat. Sehingga pompa beroperasi selama 16 jam dan
istirahat selama 8 jam dalam sehari. Energi pada turbin ke-2 dan ke-3 (E2 & E3)
didapatkan dengan mengalikan daya hasil pemompaan dengan 16 jam selama hari
operasi. Daya pada turbin kedua dikurangi daya pompa lalu dikalikan 16 jam selama
hari operasi didapatkan energi pengulangan jatuh kedua (E2). Sehingga didapatkan
energi total dengan menjumlahkan E1, E2 dan E3. Perhitungan selengkapnya dapat
dlihat pada Tabel 4.13.

P1
P2
E1
E2
E3
Penjualan Energi

= P1 - Ppompa1
= P2 - Ppompa2
= P1 x 24 x jumlah hari operasi
= P2 x 16 x jumlah hari operasi
= P23 x 16 x jumlah hari operasi
= (E1 + E2 + E3) x tarif dasar

Tabel 4.13 Perhitungan Daya, Energi dan Penjualan Energi pada Pengulangan Jatuh
Air ke-2
Bulan
Jan I
Jan II
Feb I
Feb II
Mar I
Mar II
Apr I
Apr II
Mei I
Mei II
Jun I
Jun II
Jul I
Jul II
Ags I
Ags II
Sep I
Sep II
Okt I
Okt II
Nov I
Nov II
Des I
Des II

Q80
(m3/dt)
0.06
0.08
0.11
0.13
0.12
0.13
0.13
0.13
0.12
0.11
0.10
0.10
0.09
0.07
0.07
0.06
0.06
0.06
0.07
0.08
0.09
0.09
0.10
0.12

Total

P1
(kW)
2.45
3.74
5.38
6.45
5.88
6.11
6.33
6.48
6.03
5.04
4.86
4.54
4.08
3.39
3.27
2.71
2.61
2.37
3.02
3.57
4.23
4.39
4.65
5.70
107.30

4.2.

E1
(kWh)
955.17
1514.35
2008.67
2073.44
2189.55
2423.60
2352.44
2403.61
2244.56
2013.49
1821.22
1705.49
1539.46
1378.73
1250.76
1115.95
1011.58
924.97
1160.14
1446.52
1596.27
1653.24
1746.41
2266.35
40795.9
7

P2
(kW)
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
9.41
225.75

E2
P3
(kWh)
(kW)
2257.49 10.01
2407.99 10.01
2257.49 10.01
1956.49 10.01
2257.49 10.01
2407.99 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2407.99 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2407.99 10.01
2257.49 10.01
2407.99 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2407.99 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2257.49 10.01
2407.99 10.01
54932.2
1 240.15

Analisis Kelayakan Ekonomi

E3
(kWh)
2401.49
2561.59
2401.49
2081.29
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59
2401.49
2401.49
2401.49
2561.59
58436.2
1

Penjualan Energi
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

6,035,208.25
6,970,215.77
7,167,714.85
6,569,562.94
7,362,170.58
7,947,664.13
7,537,271.15
7,592,276.23
7,421,301.71
7,506,792.22
6,966,211.57
6,841,801.95
6,663,313.48
6,824,421.87
6,352,968.79
6,541,938.00
6,095,844.56
6,002,745.73
6,255,551.79
6,897,300.29
6,724,389.41
6,785,634.13
6,885,792.26
7,778,623.92
165,726,715.58

Pada subbab sebelumnya telah dihitung besarnya benefit dari penjualan energy yang
dihasilkan. Hasil penjualan tersebut kemudian akan dibandingkan dengan biaya
investasi sehingga dapat diketahui layak atau tidak ralisasi PLTMH jika dianalisis
secara ekonomi. Analisis yang digunakan adalah NPV, BCR dan IRR untuk setiap
skenario yang telah ditentukan.

4.2.1. Pengulangan Jatuh Air ke-1


Pada pengulangan jatuh air ke-1 (potensi asli) didapatkan benefit penjualan energy
sebesar Rp 47.622.468,38/tahun. Langkah selanjutnya adalah menghitung seluruh
biaya investasi PLTMH baik dari komponn sipil, mekanikal elektrikal dll.
1. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya dihitung berdasarkan volume pekerjaan dan harga satuan
pekerjaan. Berikut perencanaan volume komponen PLTMH dapat dilihat pada Tabel
4.14.
Tabel 4.14 Volume Pekerjaan Komponen PLTMH
Panjang
(m)

Lebar
(m)

PEMBERSIHAN LAPANGAN DAN PEMERATAAN


Bendung
Power House

10
6

4
6

40
36
76

Bowplank
Bendung

10

40

36

Uraian Pekerjaan

Power House

Tinggi
(m)

Luas/
Volume

76
PEKERJAAN BENDUNG/INTEK
Galian Tanah
Pondasi Cor Beton K-225
Bendung Cor Beton K-225
Sayap Bendung
Uraian Pekerjaan

10

0.6

24

0.6

14.4

7
6
Panjang
(m)

1.15
0.4
Lebar
(m)

1.5
1.7
Tinggi
(m)

12.075
4.08
Luas/
Volume

1.5

0.3

3.6

Pasangan Batu 1:2


Plesteran 1:2 dan Acian

3.4

27.2

Urugan Tanah Kembali

4.80

PEKERJAAN BAK PENENANG


Cor Beton K-225
Plesteran 1:2 dan Acian

5
10

0.5

1.5
1.5

3.75
15

PEKERJAAN PIPA PESAT


Pasangan Batu 1:2
Plesteran 1:2 dan Acian

0.6
1.2

0.4
0.8

1
1

0.24
0.96

Pembungkus Pipa PVC

20

RUMAH PEMBANGKIT & DUDUKAN TURBIN


Galian Tanah
Pasangan Batu Kali Saluran Pembuangan
Pasangan Batu Kali Pondasi
Sloop
Kolom Praktis
Ring Balok
Pondasi Turbin

5
14
5
14
0.1
14
2

4
0.3
0.3
0.2
0.1
0.2
1

Pasangan Batako

20

1
0.5
1.8
0.3
4
0.3
0.5

20
2.1
2.7
0.84
0.16
0.84
1

14

56

Plesteran 1:2 dan Acian

28

112

Pengecatan Tembok

28

112

0.08
2.75

0.1

0.064
33

0.5

Pekerjaan Jendela

Pemasangan Kuda-kuda
Pasangan Atap Seng BJLS
Pasangan Perabung
Ventilasi
Pasangan List Plank Papan

4
6
6
1
22

Harga satuan pekerjaan (HSP) diperoleh dari referensi pembangunan PLTMH di


Dusun Sangke Desa Meragun, Kecamatan Naga Taman, Kabupaten Sekadu tahun
2012. HSP tersebut dapat dilihat pada lampiran. Berikut perhitungan rencana
anggaran biaya berdasarkan perencanaan volume dan HSP:
Tabel 4.15 Rencana Anggaran Biaya PLTMH skenario 1
N
o

URAIAN JENIS PEKERJAAN

SATUAN

VOLUME

HARGA
SATUAN

JUMLAH
HARGA

(Rp.)
A
I
1
2
3

PEKERJAAN KONSTRUKSI SIPIL


PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi/Demobilisasi
Pembersihan Lapangan dan Perataan
Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

II

PEKERJAAN BENDUNG/INTEK

(Rp.)

m2
m

76
76

1 Galian Tanah

m3

24

2 Pondasi Cor Beton K-225

m3

14.4

3 Bendung Cor Beton K-225

m3

16.155

4 Pasangan Batu 1:2

m3

3.6

27.2

44101.27

1199554.544

m
bh

4.80
1

21324.07
3426563

102355.536
3426563
59428362.2

1 Cor Beton K-225

m3

3.75

2
3
4
5
6
7

m2
bh
bh
bh
bh
bh

15
1
1
6
1
1

m3
m2
bh
bh
bh
klg
m

0.24
0.96
20
1
5
1
20

5 Plesteran 1:2 dan Acian


6 Urugan Tanah Kembali
7 Pintu Kuras Air
III

IV
1
2
3
4
5
6
7

666.38
5000

50644.88
380000
430644.88

163217.66 3917223.84
1505770.8
1 21683099.66
1505770.8
1 24325727.44
1326066.1
6 4773838.176

PEKERJAAN BAK PENENANG

Plesteran 1:2 dan Acian


Pintu Air
Saringan
Pipa Penguras 4 inc
Elbow 4 inc
Stop Kran 4 inc

1505770.8
1 5646640.538
44101.27
3426563
5400000
61980
80000
200000

661519.05
3426563
5400000
371880
80000
200000
15786602.59

PEKERJAAN PIPA PESAT


Pasangan Batu 1:2
Plesteran 1:2 dan Acian
Pipa Pesat 12 inc
Pipe Conduit 12 inc
Clamp Pipa Pesat
Lem PVC
Pembungkus Pipa PVC

RUMAH PEMBANGKIT & DUDUKAN

1326066.1
6 318255.8784
44101.27 42337.2192
846326
16926520
500000
500000
100000
500000
59513
59513
55000
1100000
19446626.1

TURBIN
N
o

URAIAN JENIS PEKERJAAN

SATUAN

VOLUME

HARGA
SATUAN
(Rp.)

JUMLAH
HARGA
(Rp.)

1 Galian Tanah
Pasangan Batu Kali (Saluran Pembuangan,
2 Pondasi, Pondasi Turbin)

m3

20

m3

5.8

3 Cor Beton Bertulang (Kolom dan Balok)

m3

1.84

4 Pasangan Batako

56

5
6
7
8
9

m2
set
bh
bh
set

112
1
1
1
2

44101.27
39210.81
48004.51
750000
48004.51

4939342.24
39210.81
48004.51
750000
96009.02

10 Pengecatan Tembok
11 Pekerjaan Jendela

m2
bh

112
1

36582.17
150000

4097203.04
150000

12 Pemasangan Kuda-kuda

m3

0.064

7577009

484928.576

13 Pasangan Atap Seng BJLS


14 Pasangan Perabung

m2
m

33
6

83301.02
97383.3

2748933.66
584299.8

15 Ventilasi
16 Pasangan List Plank Papan

m2
m

2
22

100000
95420.6

200000
2099253.2
56477167.99

1
1
1
1
1
1
1
1

15000000
5000000
5000000
2000000
500000
300000
200000
300000

15000000
5000000
5000000
2000000
500000
300000
200000
300000
28300000

50
1000
50
50
1

400000
31350
200000
50000
2000000

20000000
31350000
10000000
2500000
2000000

B
I

Plesteran 1:2 dan Acian


Pek Pasangan Gerendel Pintu
Pek Pasangan Kunci Pintu
Pek Pasangan Pintu Panel
Pek Pasangan Engsel Pintu

1
2
3
4
5
6
7
8

PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Turbin Propeller lengkap
Generator
Kontrol, Elektrical Load Control
Ballast Load
Transmisi Mekanik + Aksesoris
Erection
Grounding, wiring, penangkal petir
Tool Kits

1
2
3
4
5

TRANSMISI DAN DISTRIBUSI


Tiang Beton (6 m) Lokal
Kabel Twisted
Aksesoris
Erection
Persiapan Uji Coba

II

150000
1326066.1
6
3505770.8
1

3000000
7691183.728
6450618.29

412467.52 23098181.12

65850000

Tabel 4.16 menunjukkan hasil rekapitulasi rencana anggaran biaya yang didapat.
Tabel 4.16 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No

URAIAN JENIS PEKERJAAN

PEKERJAAN KONSTRUKSI SIPIL

I
II
III
IV
V

PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN BENDUNG/INTEK
PEKERJAAN BAK PENENANG
PEKERJAAN PIPA PESAT
RUMAH PEMBANGKIT & DUDUKAN TURBIN
JUMLAH (A)
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
JUMLAH (B)
JUMLAH (A) + (B)
PPN 10%
TOTAL JUMLAH (A) + (B) + PPN 10%
DIBULATKAN

B
I
II

JUMLAH HARGA
(Rp)
430644.88
59428362.2
15786602.59
19446626.1
56477167.99
151569403.8

Rp
Rp

28300000
65850000
94150000
245719403.8
24571940.38
270,291,344.13
270,291,344.13

2. Analisis Ekonomi
Analisis kelayakan ekonomi yang digunakan adalah dengan metode Benefit-Cost
Ratio Analysis (BCR). Metode ini merupakan perbandingan anatara nilai pendapatan
(net benefit) dengan nilai pengeluaran (annual cost). Nilai manfaat dan biaya yang
ditinjau adalah nilai sekarang (present value). Langkah pertama yang dilakukan
dalam analisis ini adalah menentukan asumsi sebagai berikut:
Umur ekonomis PLTMH diasumsikan 10 tahun
Tingkat suku bunga sebesar 7,5 %
Biaya operasional per tahun sebesar Rp 3.600.000,00
Langkah berikutnya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menghitung nilai Net Present Value (NPV)
b. Menghitung nilai Internal Rate of Return (IRR)
c. Menghitung nilai Benefit-Cost Ratio Analysis (BCR)

a. Perhitungan NPV
Perhitungan NPV menggunakan bunga sebesar 7,5% berdasarkan rate bunga BI
tertanggal 16 Mei 2015 (bi.go.id).
Untuk menghitung NPV yang dilakukan adalah dengan menghitung nilai cash flow
terlebih dahulu. Nilai cash flow diperoleh dari selisih biaya pengeluaran per tahun
dengan benefit yang dihasilkan per tahun. Berikut merupakan contoh perhitungan
pada tahun pertama.
Biaya operasional

= Rp 3.600.000,00

Benefit tiap tahun

= Rp 47.622.468,38

Investasi yang dihasilkan

= Rp 270.291.344,13

Cash Flow

= Biaya operasional + Benefit tiap tahun


= - Rp 3.600.000,00 + Rp 47.622.468,38
= Rp 44.022.468,38

Interest rate

1
bunga rate
= 1+
no urut tahun
100

1
7,5
1+
1001

= 0,9302
Present value

= Rp

= Cash Flow x Interest rate


40.951.133,37

Cara yang sama dilakukan untuk menghitung present value sampai dengan tahun ke
10, ditunjukkan dalam Tael 4.17.
Tabel 4.17 Perhitungan NPV 7,5%
Tahun

Cashflow

Interest rate

Rp 44,022,468.38

0.930232558

Rp

40,951,133.37

Rp 44,022,468.38

0.865332612

Rp

38,094,077.56

Rp 44,022,468.38

0.80496057

Rp

35,436,351.21

Rp 44,022,468.38

0.74880053

Rp

32,964,047.64

Rp 44,022,468.38

0.696558632

Rp

30,664,230.36

6
7
8
9

Rp
Rp
Rp
Rp

44,022,468.38
44,022,468.38
44,022,468.38
44,022,468.38

0.647961518
0.602754901
0.560702233
0.521583473

Rp
Rp
Rp
Rp

28,524,865.46
26,534,758.56
24,683,496.34
22,961,391.94

10

Rp 44,022,468.38

0.485193928

Rp

21,359,434.36

Rp
Rp
Rp

302,173,786.81
270,291,344.13
31,882,442.68

TOTAL PRESENT VALUE


ORIGINAL INVESMENT
NPV1

Present value

Nilai NPV didapatkan dengan Total Present Value dikurangi Original Investment.
Karena nilai NPV > 0, maka investasi PLTMH layak dilaksanakan.
b. Perhitungan BCR
Untuk mengetahui nilai BCR maka nilai total present value dibandingkan dengan
nilai original investment.
BCR

total investment
originalinvestment

Rp 302.173 .786,81
Rp 270.291.344,13

= 1,17
Nilai BCR yang dihasilkan 1,17 > 1 sehingga proyek layak dilaksanakan.

c. Perhitungan IRR
Untuk mengetahui nilai IRR maka nilai NPV dengan bunga 7,5 % tadi dibandingkan
dengan nilai NPV dengan bunga tertentu agar nilai NPV = 0. Dengan metode trial
didapatkan nilai IRR = 10,02%
Tabel 4.18 Perhitungan Nilai NPV 10,02%
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Cashflow
Rp 44,022,468.38
Rp 44,022,468.38

Interest rate
0.90894315
0.826177649

Rp 44,022,468.38
0.750948515
Rp 44,022,468.38
0.682569508
Rp 44,022,468.38
0.620416879
Rp 44,022,468.38
0.563923672
Rp 44,022,468.38
0.512574558
Rp 44,022,468.38
0.465901133
Rp 44,022,468.38
0.423477644
Rp 44,022,468.38
0.384917103
TOTAL PRESENT VALUE
ORIGINAL INVESMENT
NPV2

Present value
Rp
40,013,921.06
Rp
36,370,379.44
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

33,058,607.24
30,048,394.59
27,312,282.42
24,825,312.00
22,564,797.28
20,510,117.91
18,642,531.18
16,945,001.01
270,291,344.13
270,291,344.13

Rp

0,00

IRR

Maka nilai IRR

=
=

10.02

I 1+
7,5+

NPV 1
( I 2I 1)
(NPV 1+NPV 2)
Rp31,882,442.68
(10,027,5)
( Rp 31,882,442.68+ 0)

= 10,02 %
Karena nilai IRR > dari nilai suku bunga awal 7,5% maka proyek layak dilaksanakan.

4.2.2. Pengulangan Jatuh Air ke-2


Pada skenario yang kedua ini, analisis ekonomi yang dilakukan sama dengan skenario
1. Namun ditambahkan biaya untuk komponen pengulangan jatuh air. Komponen
tersebut antaralain: Bak penampung waste water dari turbin pertama, pompa, Menara
bak penampung, bak penampung di atas, pipa PVC, pipa pesat, turbin dan generator
serta perluasan powerhouse. Selain itu biaya pemeliharaan juga menjadi dua kali lipat
dari skenario pertama. Rencana Anggaran Biaya dan Perencanaan Volume pekerjaan
dapat dilihat pada lampiran.
1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Pada Tabel 4.19 dapat dilihat rekapitulasi rencana anggaran biaya setelah ditambah
komponen untuk pengulangan jatuh air.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Skenario ke-2
N
o
A
I
II
III
IV
V
B
I
II

URAIAN JENIS PEKERJAAN

JUMLAH HARGA
(Rp)

PEKERJAAN KONSTRUKSI SIPIL


PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN BENDUNG/INTEK
PEKERJAAN BAK PENENANG
PEKERJAAN PIPA PESAT
RUMAH PEMBANGKIT & DUDUKAN TURBIN
JUMLAH (A)
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
JUMLAH (B)
JUMLAH (A) + (B)
PPN 10%
TOTAL JUMLAH (A) + (B) + PPN 10%
DIBULATKAN

504307.82
59428362.2
15786602.59
51196999.2
78553532.58
205469804.4
57200000
65850000
123050000
328519804.4
32851980.44
Rp 361,371,784.82
Rp 361,371,784.82

2. Analisis Ekonomi
a. Perhitungan NPV
Perhitungan NPV menggunakan bunga sebesar 7,5% berdasarkan rate bunga BI
tertanggal 16 Mei 2015 (bi.go.id).
Biaya operasional

= Rp 7.200.000,00

Benefit tiap tahun

= Rp 682.801.652,38

Investasi yang dihasilkan

= Rp 361.371.784,82

Tabel 4.20 Perhitungan NPV 7,5%


Tahun

Cashflow

Interest rate

Rp 99,474,591.98

0.930232558

Rp

92,534,504.16

Rp 99,474,591.98

0.865332612

Rp

86,078,608.52

Rp 99,474,591.98

0.80496057

Rp

80,073,124.21

Rp 99,474,591.98

0.74880053

Rp

74,486,627.17

Rp 99,474,591.98

0.696558632

Rp

69,289,885.74

6
7
8
9

Rp
Rp
Rp
Rp

99,474,591.98
99,474,591.98
99,474,591.98
99,474,591.98

0.647961518
0.602754901
0.560702233
0.521583473

Rp
Rp
Rp
Rp

64,455,707.67
59,958,797.83
55,775,625.89
51,884,303.15

10

Rp 99,474,591.98

0.485193928

Rp

48,264,468.05

Rp
Rp
Rp

682,801,652.38
361,371,784.82
321,429,867.56

TOTAL PRESENT VALUE


ORIGINAL INVESMENT
NPV1

Present value

Nilai NPV didapatkan dengan Total Present Value dikurangi Original Investment.
Karena nilai NPV > 0, maka investasi PLTMH layak dilaksanakan.
b. Perhitungan BCR
Untuk mengetahui nilai BCR maka nilai total present value dibandingkan dengan
nilai original investment.

BCR

total investment
originalinvestment

Rp 682,801,652.38
Rp 361,371,784.82

= 1,89
Nilai BCR yang dihasilkan 1,89 > 1 sehingga proyek layak dilaksanakan.
c. Perhitungan IRR
Untuk mengetahui nilai IRR maka nilai NPV dengan bunga 7,5 % tadi dibandingkan
dengan nilai NPV dengan bunga tertentu agar nilai NPV = 0. Dengan metode trial
didapatkan nilai IRR = 24,43%
Tabel 4.21 Perhitungan Nilai NPV 24,43%
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Cashflow
Rp 99,474,591.98
Rp 99,474,591.98

Interest rate
0.803638626
0.645835041

Rp 99,474,591.98
0.519017985
Rp 99,474,591.98
0.417102901
Rp 99,474,591.98
0.335200002
Rp 99,474,591.98
0.269379669
Rp 99,474,591.98
0.216483907
Rp 99,474,591.98
0.17397483
Rp 99,474,591.98
0.139812893
Rp 99,474,591.98
0.112359041
TOTAL PRESENT VALUE
ORIGINAL INVESMENT
NPV2

Maka nilai IRR

=
=

I 1+
7,5+

Present value
Rp
79,941,624.43
Rp
64,244,177.23
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

51,629,102.33
41,491,140.86
33,343,883.44
26,796,432.68
21,534,648.34
17,306,075.21
13,907,830.50
11,176,869.80
361,371,784.82
361,371,784.82
0,00

NPV 1
( I 2I 1)
(NPV 1+NPV 2)
Rp361,371,784.82
(24,437,5)
( Rp 361,371,784.82+0)

= 24,43 %

Karena nilai IRR > dari nilai suku bunga awal 7,5% maka proyek layak dilaksanakan.
4.2.3. Pengulangan Jatuh Air ke-3
Pada skenario yang kedua ini, analisis ekonomi yang dilakukan sama dengan skenario
2. Namun ditambahkan lagi biaya untuk komponen pengulangan jatuh air. Komponen
tersebut antaralain: Bak penampung waste water dari turbin pertama, pompa, Menara
bak penampung, bak penampung di atas, pipa PVC, pipa pesat, turbin dan generator
serta perluasan powerhouse. Selain itu biaya pemeliharaan juga menjadi tiga kali lipat
dari skenario pertama. Rencana Anggaran Biaya dan Perencanaan Volume pekerjaan
dapat dilihat pada lampiran.
1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Pada Tabel 4.22 dapat dilihat rekapitulasi rencana anggaran biaya setelah ditambah
komponen untuk pengulangan jatuh air.
Tabel 4.22 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Skenario ke-3
N
o
A
I
II
III
IV
V
B
I
II

URAIAN JENIS PEKERJAAN

JUMLAH HARGA (Rp)

PEKERJAAN KONSTRUKSI SIPIL


PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN BENDUNG/INTEK
PEKERJAAN BAK PENENANG
PEKERJAAN PIPA PESAT
RUMAH PEMBANGKIT & DUDUKAN
TURBIN
JUMLAH (A)
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
JUMLAH (B)
JUMLAH (A) + (B)
PPN 10%
TOTAL JUMLAH (A) + (B) + PPN 10%
DIBULATKAN

530963.02
59428362.2
15786602.59
85606885.29
105368065.3
266720878.4

Rp
Rp

86100000
65850000
151950000
418670878.4
41867087.84
460,537,966.28
460,537,966.28

2. Analisis Ekonomi
a. Perhitungan NPV
Perhitungan NPV menggunakan bunga sebesar 7,5% berdasarkan rate bunga BI
tertanggal 16 Mei 2015 (bi.go.id).
Biaya operasional

= Rp 10.800.000,00

Benefit tiap tahun

= Rp 658,090,960.94

Investasi yang dihasilkan

= Rp 460,537,966.28

Tabel 4.23 Perhitungan NPV 7,5%


Tahun

Cashflow

Interest rate

Rp 95,874,591.98

0.930232558

Rp

89,185,666.95

Rp 95,874,591.98

0.865332612

Rp

82,963,411.12

Rp 95,874,591.98

0.80496057

Rp

77,175,266.16

Rp 95,874,591.98

0.74880053

Rp

71,790,945.26

Rp 95,874,591.98

0.696558632

Rp

66,782,274.66

6
7
8
9

Rp
Rp
Rp
Rp

95,874,591.98
95,874,591.98
95,874,591.98
95,874,591.98

0.647961518
0.602754901
0.560702233
0.521583473

Rp
Rp
Rp
Rp

62,123,046.20
57,788,880.18
53,757,097.85
50,006,602.65

10

Rp 95,874,591.98

0.485193928

Rp

46,517,769.90

Rp
Rp
Rp

658,090,960.94
460,537,966.28
197,552,994.66

TOTAL PRESENT VALUE


ORIGINAL INVESMENT
NPV1

Present value

Nilai NPV didapatkan dengan Total Present Value dikurangi Original Investment.
Karena nilai NPV > 0, maka investasi PLTMH layak dilaksanakan.
b. Perhitungan BCR
Untuk mengetahui nilai BCR maka nilai total present value dibandingkan dengan
nilai original investment.

BCR

total investment
originalinvestment

Rp 658,090,960.94
Rp 460,537,966.28

= 1,43
Nilai BCR yang dihasilkan 1,43 > 1 sehingga proyek layak dilaksanakan.
c. Perhitungan IRR
Untuk mengetahui nilai IRR maka nilai NPV dengan bunga 7,5 % tadi dibandingkan
dengan nilai NPV dengan bunga tertentu agar nilai NPV = 0. Dengan metode trial
didapatkan nilai IRR = 16,17%
Tabel 4.24 Perhitungan Nilai NPV 16,17%
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Cashflow
Rp 95,874,591.98
Rp 95,874,591.98

Interest rate
0.860838683
0.741043238

Rp 95,874,591.98
0.637918685
Rp 95,874,591.98
0.549145081
Rp 95,874,591.98
0.472725328
Rp 95,874,591.98
0.406940249
Rp 95,874,591.98
0.350309908
Rp 95,874,591.98
0.30156032
Rp 95,874,591.98
0.259594788
Rp 95,874,591.98
0.223469236
TOTAL PRESENT VALUE
ORIGINAL INVESMENT
NPV2

Maka nilai IRR

=
=

I 1+
7,5+

Present value
Rp
82,532,557.48
Rp
71,047,218.08
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

61,160,193.64
52,649,060.54
45,322,347.94
39,015,230.31
33,585,819.47
28,911,972.60
24,888,544.41
21,425,021.79
460,537,966.28
460,537,966.28
0,00

NPV 1
( I 2I 1)
(NPV 1+NPV 2)
Rp197,552,994.66
(16,177,5)
( Rp 3197,552,994.66+ 0)

= 16,17 %

Karena nilai IRR > dari nilai suku bunga awal 7,5% maka proyek layak dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai