Hari/ Tangga
Dosen
SURVEY KUESIONER
FORMALIN PADA PANGAN
J3E113073
Dewi Mithalina
J3E113081
J3E113078
Mochamad Zakaria
J3E113084
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Didalam formalin mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya
ditambah methanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai
bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri
( Astawan, Made, 2006 ). Berat Molekul Formalin adalah 30,03 dengan Rumus
Molekul HCOH. Karena kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan
distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif,
dapat bereaksi dengan gugus NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk
senyawa yang mengendap (Harmita, 2006).
Penggunaan formalin antara lain sebagai pembunuh kuman sehingga pada
umumnya digunakan sebagai pembersih lantai,bahan pembuat sutra buatan, zat
pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas, bahan pembentuk pupuk
berupa urea, bahan pembuatan produk parfum, bahan pengawet produk kosmetik
dan pengeras kuku, pencegah korosi untuk sumur minyak dan lain sebagainya.
Namun formalin sering disalah gunakan sebagai bahan tambahan pangan.
Formalin mempunyai efek yang sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia.
Terdapat juga metode pengujian untuk mengetahui kandungan formalin pada
pangan, seperti metodekualitatif dan kuantitafi. Selain itu juga terdapat beberapa
cir-ciri untuk mengetahui pangan mengandung formalin, tanpa harus dilaukan
pengujian di laboratorium.
1.2Tujuan
BAB II
Pengetahuan
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
Presentase (%)
ya
Tidak
100%
100%
100%
100%
-
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Tidak
JenisKelamin
Perempuan
Laki-laki
Pengetahuan
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
Presentase (%)
Koran/
Majalahkes
suratk
ehatan
abar
21,43%
7,14%
-
Teman
Televisi
Lainnya
85,71%
78,57%
100%
100%
7,14%
-
120
100
80
Perempuan SJMP
Perempuan Non SJMP
60
Laki-Laki SJMP
Laki-Laki Non SJMP
40
20
0
Majalah kesehatan
Teman
Lainnya
televisi
berjumlah
85,71%
untuk
responden
perempuan
PK
kesehatan sebesar 7,14 %, untuk sumber informasi dari TV sebesar 78,57%, dan
untuk sumber informasi lain diperoleh persentase sebesar 7,14%. Sedangkan untuk
responden non-SJMP dengan jenis kelamin laki-laki, diperoleh persentase 100%
Pengetahuan
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
Presentase (%)
Tidak boleh digunakan
untuk pangan
100%
85,71%
100%
100%
Boleh
digunakan
untuk pangan
14,28%
-
1600%
1400%
1200%
1000%
Tidak Boleh Digunakan
800%
600%
400%
200%
0%
Boleh Digunakan
Pengetahuan
Presentase (%)
Mencari informasi
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
92,8%
35,71%
100%
100%
Tidak
informasi
7,1%
64,28%
-
mencari
120
100
80
Ya
60
40
20
Tidak
Perempuan
Laki-laki
Pengetahuan
Majalah
kesehatan
SJMP
28,57%
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
7,14%
-
Koran/
suratk
abar
21,42
%
7,14%
-
Dokter
Lainnya
35,71%
50%
21,43%
-
14,29%
100%
Tidak
50%
100%
-
120
100
80
Perempuan SJMP
Perempuan Non SJMP
60
Laki-Laki SJMP
Laki-Laki Non SJMP
40
20
0
Majalah kesehatan
Dokter
Tidak Peduli
Pengetahuan
Presentase (%)
boraks
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
28,57%
100%
-
Perempuan
Laki-laki
formaldehid
14,29%
14,29%
100%
Pengawet
mayat
64,29%
50%
-
21,43
%
7,14%
-
1.2
1
0.8
borak
formaldehid
0.6
pengawet mayat
lainnya
0.4
0.2
0
Pengetahuan
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
Presentase (%)
Ya
92,86%
64,29%
100%
100%
Tidak
7,41%
35,71%
-
120%
100%
80%
Benar
60%
Salah
40%
20%
0%
Pengetahuan
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
Presentase (%)
Uji Lab
100%
71,43%
100%
100%
Dilihat mata
28,57%
-
120%
100%
80%
Uji Lab
60%
Dilihat mata
40%
20%
0%
memilih uji laboratorium. Kemudian pada responden perempuan non jurusan sjmp
dari 14 responden 71,43% memilih uji laboratorium dan sisanya yakni 28,57%
memilih dengan dilihat mata. Kemudian responden laki laki jurusan sjmp memilih
sebanyak 100% dari satu orang responden mengidentifikasi formalin dengan uji
laboratorium,kemudian responden non jurusan sjmp laki laki memilih sebanyak
100% dari satu orang responden mengidentifikasi formalin dengan uji
laboratorium.
Pengetahuan
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
Presentase (%)
pusing
28,57%
28,57%
100%
mual
71,43%
28,57%
-
Lainya
42,86%
100%
-
120%
100%
80%
kanker
60%
mual
lainnya
40%
20%
0%
Pengetahuan
SJMP
Non SJMP
SJMP
Non SJMP
Presentase (%)
kanker
64,29%
28,57%
100%
100%
kematian
35,71%
28,57%
-
lainnya
42,86%
-
120%
100%
80%
60%
kanker
kematian
lainnya
40%
20%
0%
bahan
tambahan
makanan
terlarang,
ternyata
pada
berbahaya ini biasanya seperti bahan makanan basah seperti ikan, mie, tahu
hingga jajanan anak di sekolah (Afrianto, 2008). Adapun dasar hukum yang
melarang tentang penggunaan formalin iantaranya UU No. 7 Tahun 196 tentang
pangan dan UU No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, serta Peraturan
Pemerintah RI No. 28 Tahun 2004 tentang keamanan pangan, mutu dan gizi
pangan.
Secara fisik panca indera kita memang sulit mendeteksi makanan mana
yang tercemarformalin atau bebas formalin. Sebagai konsumen, kita juga harus
benar-benar mencermati ciri-ciri fisik mie (terutama mie basah) yang memakai
bahan berbahaya.
Berikut ini ciri-ciri mie segar atau mie basah yang formalin :
1. Saat dipegang mie terasa sangat kenyal atau liat.
2. Selain aroma terigu biasanya tercium aroma seperti obat meskipun sudah
berulangkali dibilas air bahkan direbus.
3. Mie sangat liat saat dipotong dengan sendok. Tekstur kenyalnya mirip
karet karenayang alami kenyalnya berasal dari gluten tepung terigu.
4. Mie tahan disimpan atau dibiarkan dalam suhu ruangan selama 1-2 hari.
Sedangkan mie yang tidak mengandung formalin memiliki ciri-ciri:
1. Saat dipegang mie terasa lembut teksturnya.
2. Beraroma tepung terigu dan sedikit bau anyir telur.
3. Mi mudah sekali putus atau patah karena tidak terlalu liat. Tekstur liatnya
dari glutentepung dan telur ayam.
4. Saat direbus airnya agak keruh karena ada tepung terigu dan telur yang
ikut terlarut di dalamnya.
5. Mie tidak tahan disimpan lama, mudah sekali berjamur terutama jika
memakai telur.
6. Rasanya gurih, empuk dan lembut karena memakai telur
Menurut Winarno (2004), pemakaian formalin pada makanan dapat
menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang ditimbulkan antara lain
adalah sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah, diare, dan gangguan
peredaran darah.
Jika tertelan akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntahmuntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan
dan rasa gatal di dada.
Namun kesadaran masyarakat akan bahaya formalin masih rendah. Bahkan
sebagian orang menganggap remeh bahaya formalin. Padahal dengan masuknya
dan menimbunnya formalin di dalam tubuh dapat menyebabkan kematian.
Disamping itu adapun tindakan pencegahan dan pertolongan pertama bila tertelan
Formalin , seperti hindari makan, minum dan merokok selama berkerja, serta cuci
tangan sebelum makan. Dan bila diperlukan segera menghubungi dokter atau
dibawa ke rumah sakit.
Berikut cara penyimpanan formalin yang baik dan benar agar tidak terjadi
dampak akibat terpapar formalin:
a) Jangan di simpan di lingkungan bertemperatur di bawah 150C.
b) Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium
murni, polietilen atau polyester yang dilapisi fiberglass.
c) Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja besi, tembaga, nikel
atau campuran seng dengan permukaan yang tidak dilindungi / dilapisi.
d) Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan
berada di atas 60 0celcius (Cahaya, 2003 ).
BAB III
DAFTAR PUSTAKA