BAB I
PENDAHULUAN
Stroke atau yang dikenal juga dengan istilah Gangguan Peredaran Darah
Otak (GPDO) merupakan suatu sindrom yang diakibatkan oleh adanya gangguan
aliran darah pada salah satu bagian otak yang menimbulkan gangguan fungsional
otak berupa defisit neurologik atau kelumpuhan saraf.
Stroke merupakan
penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan
penyakit penyebab kecacatan di dunia. Menurut American Heart Association
(AHA), angka kematian penderita stroke di Amerika setiap tahunnya adalah 50
100 dari 100.000 orang penderita. Di negara ASEAN penyakit stroke merupakan
masalah kesehatan utama yang menyebabkan kematian. Data dari South East
Asian Medical Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian
stroke terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh
Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Dari seluruh penderita stroke
di Indonesia, stroke iskemik merupakan jenis yang paling banyak diderita oleh
penderita stroke. Disebut stroke iskemik karena terjadi sumbatan pembuluh darah
oleh thromboembolic yang mengakibatkan daerah di bawah sumbatan tersebut
mengalami iskemik.
Penyakit stroke ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang
dapat dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko stroke yang tidak dapat
dimodifikasi diantaranya adalah usia dan jenis kelamin. Sementara itu faktor
risiko stroke yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan
dislipidemia. Hipertensi adalah faktor risiko yang sangat potensial pada kejadian
BAB II
STATUS NEUROLOGI
A. Identitas Pasien
Nama
: Ny. F
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 56 tahun
Agama
: Islam
Status Pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
Pendidikan
: SMA
Alamat
Suku bangsa
: Batak
penglihatan berbayang. Pasien masih bisa makan dan minum namun harus
pelan-pelan.BAB dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (+), pasien berobat di puskesmas namun tidak teratur.
Riwayat diabetes mellitus (+).
Riwayat stroke disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat stroke pada keluarga tidak ada
Riwayat hipertensi pada keluarga ada
Riwayat diabetes mellitus pada keluarga tidak ada
Riwayat Kebiasaan
Pasien suka makan yang asin-asin.
C. Pemeriksaan Fisik
Status Present
o Keadaan umum
o Kesadaran
- Tanda vital
o Tekanan darah
o Nadi
o Pernapasan
o Suhu
- Status generalis
o Kulit
Warna
: Lemas
: Compos mentis
: 150/90 mmHg
: 75x/menit
: 20 x/menit
: 36,5o C
:
: Sawo matang, pucat (-), sianosis (-), dan
ikterik (-)
Turgor
: Baik
o Kepala :
Normosefali
Rambut putih, tidak mudah dicabut
o Mata:
Oedema palpebra (-/-), ptosis (-/-)
Conjunctiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
o Telinga:
Bentuk normal
Liang telinga lapang (+/+)
Membran timpani intak (+/+)
Nyeri tekan tragus (-/-)
Pendengaran normal
o Hidung:
Deformitas (-)
Septum ditengah, simetris
Mukosa hidung tidak hiperemis
Sekret (+)
o Mulut:
Asimetris
o Leher
:
Pembesaran KGB (- )
Tiroid tidak teraba membesar (-)
o Thorax
Paru-paru
Inspeksi
dan dinamis,
tipe pernafasan abdominal-thoracal, retraksi
sela iga (-).
Palpasi
simetris kanan
dan kiri
Perkusi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
midklavikularis sinistra
Batas atas jantung
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
: Simetris
: BU (+) 3x/menit
: Soepel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
Status Neurologis
GCS
: E4 M6 V5(compos mentis)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-/-)
: (-/-)
Saraf-saraf Kranialis
a. N. I : dalam batas normal
b. N.II
Kanan
Kiri
baik
baik
Campus visus :
baik
baik
Melihat warna :
baik
baik
Ascies visus
Funduskopi
tidak dilakukan
tidak dilakukan
Pupil
Bentuk
bulat, 3mm
bulat, 3mm
RCL
(+)
(+)
RCTL
(+)
(+)
Akomodasi
baik
baik
Konvergensi baik
baik
Kiri
ortoforia
ortoforia
Kelopak mata :
normal
normal
baik
baik
baik
baik
baik
(-)
(-)
baik
baik
baik
baik
baik
(-)
(-)
Kanan
Kiri
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik
d. N.V
Cabang motorik
Cabang sensorik
Opthalmikus
Maxillaris
Mandibularis
e. N.VII
Kanan
Motorik orbitofrontalis
Motorik orbicularis oculi
Motorik orbicularis oris
sinistra)
Pengecap 2/3 anterior lidah
Kiri
baik
baik
baik
baik
mulut asimetris ( facial palsi
baik
baik
Kanan
Kiri
f. N.VIII
Vestibular
Vertigo
Nistagmus
(-)
(-)
(-)
(-)
Cochlearis
Tuli konduktif
(-)
(-)
Tuli sensorineural
(-)
(-)
kanan
kiri
Mengangkat bahu
sulit dinilai
sulit
Menoleh
sulit di nilai
sulit
g. N.IX dan X
Motorik
Sensorik
h. N.XI
dinilai
dinilai
i. N.XII
Pergerakan lidah
: deviasi ke kiri
Atrofi
: (-)
Fasikulasi
: (-)
Tremor
: (-)
Sistem Motorik
Kekuatan motorik
5555
5555
1111
1111
Gerakan Involunter
Tremor
Chorea
Athetose
Mioklonik
Tics
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
Trofik
: eutrofik
Tonus
: normotonus
Sistem sensorik
- Rasa raba
: Baik
- Rasa nyeri
: Baik
- Rasa suhu
: Baik
- Rasa getar
: Baik
- Rasa arah
: sulit dinilai
- Rasa sikap
: sulit dinilai
Refleks fisiologis
Kanan
Kiri
Biseps
+
++
10
Triseps
++
+
patela
++
+
Achiles
++
Refleks Patologis
Kanan
Kiri
Hoffman Tromer
(-)
(-)
Babinsky
(-)
(-)
Chaddock
(-)
(-)
Oppenheim
(-)
(-)
Gordon
(-)
(-)
Schaeffer
(-)
(-)
Klonus tumit
(-)
(-)
Klonus lutut
(-)
(-)
11
Fungsi otonom
Miksi
Defekasi
Sekresi keringat
: baik
: baik
: baik
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Tanggal 24 April 2016
Darah
Hematologi
Leukosit
Hb
Ht
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Kimia Darah
Fungsi hati
SGOT
SGPT
Bilirubin total
Bilirubin direct
Alkali Fosfatase
Metabolisme karbonhidrat
Glukosa sewaktu
Fungsi ginjal
Ureum
Creatinin
Urin acid
Metabolisme lemak
Total cholesterol
HDL cholesterol
LDL cholesterol
Trigleserida
Nilai Normal
9.600
11,6
36,4
217.000
3.900
91
29.1
31.9
4.000-10.000 /mm3
12-16 g/dl
37-47%
150-450 ribu/mm3
4,0-5,0 (P), 4,5-5,5(L)
77-95fl
27.0-32.0 pg
32.0-36.0 g/dL
19
18
0,32
0, 16
76
10-37 u/l
10-40 u/l
0,1- 1,0 mg/dl
0,0-0,3 mg/dl
262
<140 u/l
55
1.48
7,5
20-40 mg/dl
0.6-1.6 mg/dl
< 6,8 mg/dl
274
34
177
402
<200 mg/dl
45 mg/dl
<150 mg/dl
< 200 mg/dl
12
F. PEMERIKSAAN EKG
13
Hemiparese sinistra
Trombus
Infark serebri
Stroke iskemik
Stroke hemoragik
: Stroke iskemik
I. PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa:
Medikamentosa :
IVFD RL 20 tetes/menit
Oral:
Amlodipin 1 x 5 mg
Glimepiride 2 mg 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1 tab
J. FOLLOW UP
Tanggal
24 /04/2016
H+1
S
Tangan dan kaki
kiri tidak dapat
digerakkan (+),
kedua kaki
terasa panas (+),
O
GCS E4V5M6
TD : 160 /100
mmHg
HR : 82 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
A&P
Dx : Hemiparese
sinistra ec dd. 1.
Stroke Iskemik
2. Sroke
Hemoragic
Tatalaksana
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
14
25/04/2016
H+2
26/04/2016
H+3
Nyeri kepala
(+), Rasa pegal
ditengkuk (+),
nyeri ulu hati
(+), mual (-),
muntah (-)
jantung
berdebar
debar (-),
penurunan
kesadaran (-),
BAK dan BAB
(dbn)
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 1111
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
GCS E4V5M6
TD : 170 /90 mmHg
HR : 84 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 1111
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
Dx : Hemiparese
sinistra ec dd. 1.
Stroke Iskemik
2. Sroke
Hemoragic
GCS E4V5M6
TD : 160 /90 mmHg
HR : 80 x / menit
RR : 18 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
Dx : Hemiparese
sinistra ec dd. 1.
Stroke Iskemik
2. Sroke
Hemoragic
Planning:
CT scan
EKG
Laboratorium
CT scan (-)
EKG (-)
Laboratorium (+)
CT scan (-)
EKG (+)
Laboratorium
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
15
27/04/2016
H+4
28/04/2016
H+5
5555 1111
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
(+)
GCS E4V5M6
TD : 150 /90 mmHg
HR : 84 x / menit
RR : 18 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
Dx : Hemiparese
sinistra ec dd. 1.
Stroke Iskemik
2. Sroke
Hemoragic
GCS E4V5M6
TD : 150 /90 mmHg
HR : 86 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
Planning
:
Fisioterapi 1x (+)
CT scan (-)
EKG (+)
Laboratorium (+)
Planning
:
Fisioterapi 1x
CT scan (+)
EKG (+)
Foto thoraks (+)
Laboratorium (+)
16
29/04/2016
H+6
30/4/2016
H+7
jantung
berdebar
debar (-),
penurunan
kesadaran (-),
BAK dan BAB
(dbn)
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
GCS E4V5M6
TD : 140 /90 mmHg
HR : 76 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
GCS E4V5M6
TD : 140 /70 mmHg
HR : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
Planning
:
Fisioterapi 1x
CT scan (+)
EKG (+)
Laboratorium (+)
Planning
:
Fisioterapi 1x
CT scan (+)
EKG (+)
Laboratorium (+)
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
17
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
1/5/2016
H+8
2/5/2016
H+9
GCS E4V5M6
TD : 140 /80 mmHg
HR : 80 x / menit
RR : 18 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
GCS E4V5M6
TD : 130 /80 mmHg
HR : 70 x / menit
RR : 18 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
Planning
:
Fisioterapi 1x
CT scan (+)
EKG (+)
Laboratorium (+)
Planning
:
Fisioterapi 1x
CT scan (+)
EKG (+)
Laboratorium (+)
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
18
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
3/5/2016
H+10
4/5/2016
H+11
GCS E4V5M6
TD : 140 /80 mmHg
HR : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
GCS E4V5M6
TD : 130 /90 mmHg
HR : 85 x / menit
RR : 18 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
Planning
:
Fisioterapi 2x
CT scan (+)
EKG (+)
Foto thoraks (+)
Laboratorium (+)
Fisioterapi (+)
Planning
:
Fisioterapi 3x
CT scan (+)
EKG (+)
Laboratorium (+)
Fisioterapi (+)
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
Gabapentin 200mg 2
x 1 tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Gabapentin 200mg 2
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Inj. Lapibal 1 amp /
12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
19
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
5/5/2016
H+12
6/5/2016
H+13
GCS E4V5M6
TD : 140 /80 mmHg
HR : 96 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
GCS E4V5M6
TD : 130 /90 mmHg
HR : 78 x / menit
RR : 25 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
Planning
:
Fisioterapi 2x
CT scan (+)
EKG (+)
Foto thoraks (+)
Laboratorium (+)
GDS : 225 mg/dl
Planning
:
Fisioterapi 3x
CT scan (+)
EKG (+)
Foto thoraks (+)
Laboratorium (+)
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Gabapentin 200mg 2
x 1 tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Inj. Lapibal 1 amp /
12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Gabapentin 200mg 2
x 1 tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Inj. Lapibal 1 amp /
20
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
7/5/2016
H+14
8/5/2016
H+15
12 jam
Drip Flutolid / hari
GCS E4V5M6
TD : 130 /80 mmHg
HR : 76 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
GCS E4V5M6
TD : 130 /70 mmHg
HR : 86 x / menit
RR : 20 x / menit
Pupil : PBI
RC +/+
Rangsang meningeal
Dx: Hemiparese
sinistra
ec.
Stroke infark
Planning :
CT scan (+)
EKG (+)
Foto thoraks (+)
Laboratorium (+)
Planning :
Foto thoraks (+)
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Gabapentin 200mg 2
x 1 tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
IVFD RL 20 gtt /
menit
Inj. Citicoline 500
mg / 12 jam
Inj. Piracetam 3gr / 8
jam
Inj. Ranitidine 1
amp / 12 jam
Inj. Ketorolac 1 amp
/ 12 jam
Inj. Lapibal 1 amp /
12 jam
Drip Flutolid / hari
Oral:
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Gabapentin 200mg 2
x 1 tab
Natto-10 1 x 1 tab
Omeprazole 1 x 1
tab
Obat Pulang
Oral:
Citicolin 2 x 1 tab
Amlodipin 5 mg 1 x
1 tab
Glimepiride 2 mg 1
x 1 tab
21
K. PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam
(-)
Motorik
5555 2222
5555 1111
Sensorik
+ +
+ +
Refleks fisiologis
Bisep +2/+1
Tricep +2/+1
Brackhioradialis
+2/+1
Achilles +2/+1
Refleks patologis (-)
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad malam
Laboratorium (+)
PBJ
Aspilet 80 mg 1 x 1
tab
Gabapentin 200mg 2
x 1 tab
Natto-10 1 x 1 tab
Vit.B6 2 x 1 tab
22
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
INSIDEN
Stroke dapat mengenai semua usia, termasuk anak-anak. Namun, sebagian
besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Makin
tua umur, resiko terjangkit stroke makin besar. Penyakit ini juga tidak
mengenal jenis kelamin. Tetapi, stroke lebih banyak menjangkit laki-laki
daripada perempuan. Lalu dari segi warna kulit, orang berkulit hitam
berpeluang terkena stroke lebih besar daripada orang kulit putih.
3.2
EPIDEMIOLOGI
Stroke adalah penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor
dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia
dan semakin penting, dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negaranegara yang sedang berkembang.
Menurut WHO tahun 2001, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah
terjangkit stroke. Dari jumlah itu 5,5 juta telah meninggal dunia. Penyakit
tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke
di dunia.
Di Indonesia penyakit stroke menduduki posisi ketiga setelah jantung dan
kanker. Sebanyak 28,5 % penderita stroke meninggal dunia. Sisanya
menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15% saja yang dapat
sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan.
23
3.3
ANATOMI
Otak memperoleh darah melalui dua system yakni system karotis (arteri
karotis interna kanan dan kiri) dan system vertebral. Arteri karotis interna,
setelah memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke
rongga tenggkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus
kavernosum, mempercabangkan arteri oftalmika untuk nervus optikus dan
retina, akhirnya bercabang dua; arteri serebri anterior dan arteri serebri media.
Untuk otak, system ini member darah bagi lobus frontalis, parietalis dan
beberapa bagian lobus temporalis.
Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang
berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis
transversalis di kolumna vertebralis servikal, masuk rongga cranium melalui
foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing sepasang arteri
serebeli inferior. Pada batas medulla oblongata dan pons, keduanya bersatu
arteri basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada
tingkat mesenfalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri
serebri posterior, yang melayani darah bagi lobus okspitalis, dan bagian
medial lobus temporalis.
Ketiga pasang arteri serebri ini bercabang-cabang menelusuri permukaan
otak, dan beranastomosis satu bagian lainya. Cabang cabang yang lebih
kecil menembus kedalam jaringan otak dan juga saling berhubugan dengan
cabang-cabang arteri serebri lainya. Untuk menjamin pemberian darah ke
24
25
FISIOLOGI
Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak , dan system
vertebrabasilaris terutama member darah bagi batang otak, serebellum dan
bagian posterior hemisfer. Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama
oleh 3 faktor. Dua factor yang paling penting adalah tekanan untuk memompa
darah dari system arteri-kapiler ke system vena, dan tahanan (perifer)
pembuluh darah otak. Faktor ketiga , adalah factor darah sendiri yaitu
viskositas darah dan koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku).4,5
Dari factor pertama, yang terpenting adalah tekanan darah sistemik (factor
jantung, darah, pembuluh darah,dll) dan factor kemampuan khusus pembuluh
darah otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik dan
berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi system
arteriol otak ini disebut daya otoregulasipembuluh darah otak (yang berfungsi
normal bila tekanan darah sistolik antara 50-150mmHg).4,5
26
FAKTOR RESIKO
Pemeriksaan factor resiko dengan cermat dapat memudahkan seorang
dokter untuk menemukan penyebab terjadinya stroke. Terdapat beberapa
factor resiko stroke iskemik, yakni
Hipertensi
Merokok
Hiperkolestrolemia
27
KLASIFIKASI
Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis:
1. Serangan Iskemik Sepintas/ Transient Ischemic Attack (TIA)
Pada bentuk ini gejala neurologic yang timbul akibat gangguan
peredaran darah di otak akanmenghilang dalam waktu 24 jam.
2. Defisit
Neurologik
Iskemik
Sepintas/Reversible
Iskemik
28
1. Trombosis
Trombosis adalah bekuan darah. Stroke trombosis adalah
stroke yang terjadi karena adanya sumbatan di pembuluh darah
besar di otak oleh karena adanya gumpalan/plak yang
terbentuk akibat proses aterosklerotik (pengerasan arteri).
Stroke karena trombosis ini merupakan stroke yang paling
sering terjadi (hampir 40% dari seluruh stroke). Plak
aterosklerotik tersebut akan menyumbat suatu pembuluh darah
tertentu di otak yang pada akhirnya daerah otak yang
seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi tersebut
menjadi kekurangan nutrisi dan oksien (iskemia) dan akhirnya
menjadi mati (infark). Plak aterosklerotik biasanya menyumbat
pembuluh darah besar di sekitar leher ataupun di dasar otak.
Proses aterosklerosis itu sendiri dipercepat oleh
berbagai
faktor,
seperti
hipertensi,
diabetes
mellitus,
29
bersangkutan.
Namun,
arteri-arteri
yang
sudah
30
Emboli Serebral
Stroke emboli adalah stroke yang terjadi oleh karena adanya
gumpalan darah/bekuan darah yang berasal dari jantung dan
kemudin terbawa aliran darah sampai ke otak, kemudian
menyumbat pembuluh darah di otak. Proporsinya sekitar 20%
dari seluruh kasus stroke. Bekuan darah dari jantung ini
biasanya terbentuk akibat denyut jantung yang tidak teratur
(misalnya fibrilasi atrium), kelainan katup jantung, infeksi di
dalam jantung, dan juga operasi jantung.
3.7
ETIOLOGI
Pada tingkatan makroskopis, stroke iskemik paling sering disebabkan oleh
emboliekstrakranial atau thrombosis intracranial. Selain itu, stroke iskemik
juga dapat diakibatkan oleh penurunan aliran darah serebral. Pada tingkatan
seluler, setiap proses yang mengganggu aliran darah menuju otak
menyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang berujung pada terjadinya
kematian neuron dan infark serebri.
1. Emboli
Sumber embolisasi dapat terletak di arteria karotis atau vertebralis
akan tetapi dapat juga di jantung dan system vaskuler sistemik.
31
septic,
misalnya
dari
abses
bronkiektasis
2. Metastasis neoplasma yang sudah tiba di paru
paru
atau
32
33
3.8
PATOFISIOLOGI
Infark
iskemik
serebri
sangat
erat
hubunganya
aterosklerosis
34
b. Keadaan
darah:
viskositas
darah
yang
meningkat,
hematokrit
yang
35
36
Iskemik
Hipoksia
Aktivitas
Elektrolit Terganggu
Metabolisme Anaerob
& gagal
Pompa Na
37
Edema
Serebral
Terjadinya
Retensi Air
TIK Meningkat dan Sel Mati Secara Progresif
3.9
DIAGNOSIS
1 . Gambaran Klinis
a. Anamnesa
38
39
Onset
Stroke Hemoragik
Infark Trombosis
Emboli
beraktivitas
diawali
gejala
gejala
muncul
dalam
dengan
atau menit
deficit
neurologis)
Hemiplegia cepat terjadi
Gejala
Gejala
berangsur-
hitungan
sadar
menit
atau
jam
Hipertrofi
Penemuan
hipertensi retinopati
Khusus
scan
CSF
Penyakit
jantung
aterosklerosis
Aritmia
atau
infark
Tekanan Darah
Penemuan
jantung,
Hipertensi Berat
CT- Peningkatan
mungkin
densitas,
darah
dalam
Sering Hipertensi
Normal
ventrikel
Mungkin Berdarah
kemudian berubah
Bersih
Bersih
40
Skor Siriraj :
( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) +
( 0,1 x tekanan diastolik ) ( 3 x petanda ateroma ) 12 =
Hasil : SS > 1 = Stroke Hemoragik
-1 > SS > 1 = perlu pemeriksaan penunjang ( Ct- Scan )
SS < -1 = Stroke Non Hemoragik
Keterangan :
- Derajat kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2)
- Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1)
- Vomitus : tidak ada (0), ada(1)
- Ateroma : tidak ada penyakit jantung, DM (0), ada (1)
41
b.Pemeriksaan Fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendeteksi penyebab stroke
ekstrakranial, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang menyerupai
stroke, dan menentukan beratnya deficit neurologi yang dialami. Pemeriksaan
fisik haarus mencakup pemeriksaan kepala dan leher, untuk mencari tanda
trauma, infeksi, dan iritasi meningens. Pemeriksaan terhadap factor
kardiovaskuler penyebab stroke membutuhkan pemeriksaan fundus okuler
42
c . Pemeriksaan Neurologi
Tujuan pemeriksaan neurologis adalah untuk mengidentifikasi
gejala stroke, memisahkan stroke dengan kelainan lain yang memiliki
gejala seperti stroke, dan menyediakan informasi neurologi untuk
mengetahui keberhasilan terapi. Komponen penting dalam pemeriksaan
neurologi mencakup pemeriksan status mental, dan tingkat kesadaran,
pemeriksaan saraf cranial, fungsi motorik dan sensorik, fungsi serebral, ,
reflek patologis, dan reflek fisiologis.Tengkorak dan tulang belakang pun
harus diperiksa dan tanda-tanda meningens pun harus dicari. Adanya
kelemahan otot wajah pada stroke harus dibedakan dengan bells palsy
dimana pada bells palsy biasanya ditemukan pasien yang tidak mampu
mengangkat alis atau mengerutkan dahinya.
Gejala gejala neurologi yang timbul biasanya bergantung pada
arteri yang tersumbat:
1. Arteri Serebri Media (MCA)
Gejala-gejala antara lain hemiparese kontralateral, hipestesi
kontralateral, hemianopsia ipsilateral, agnosia, afasia, dan
43
menyerang
lobus
frontalis
sehingga
44
pada stroke jenis ini adalah temuan klinis yang saling bersebrangan
(deficit
nervus
kranialis
ipsilateral
dan
deficit
motorik
kontralateral).
45
2 . Gambaran laboratorium
Pemeriksaan darah rutin diperlukan sebagai dasar pembelajaran dan
mungkin
pula
menunjukan
factor
resiko
stroke
seperti
polisitemia,
46
Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan
menunjukkan
gambaran
hipodens.16,
47
b. CT Perfusion
Modalitas ini merupakan modalitas yang baru yang berguna
untuk mengidentifikasi daerah awal terjadinya iskemik.
Dengan melanjutkan pemeriksaan scan setelah kontras, perfusi
dari
region
otak
dapat
diukur.
Adanya
hipoatenuasi
. Ekokardiografi
Pada
dugaan
adanya
tromboemboli
kardiak
48
3.10
PENATALAKSANAAN
Target managemen stroke iskemik akut adalah untuk menstabikan pasien
dan menyelesaikan evaluasi dan pemeriksaan termasuk diantaranya
pencitraan dan pemeriksaan laboratorium dalam jangka waktu 60 menit
setelah pasien tiba. Keputusan penting pada management akut ini mencakup
perlu tidaknya intubasi, pengontrolan tekanan darah, dan menentukan resiko
atau keuntungan dari pemberian terapi trombolitik.16,17
Penatalaksanaan Umum
1. Pertahankan saluran pernafasan yang baik.
49
depat mati, maka hanya terapi yang cepat dan efektif yang dapat
mengembalikan sumbaan aliran darah dan meningkatkan aliran sebelum
sel mengalami rusak yang ireversibel. Pada daerah penumbra iskemik,
aliran darah secara bertahap menurun. Daerah penumbra merupakan
sasaran terapi yang menjanjikan karena periode jendela terapi yang
beberapa jam.15,16,17
1. Memberi aliran darah kembali pada bagian otak tersebut :
a.Membuka sumbatan
Trombolisis dengan streptokinase atau urikinase, keduanya merubah
sirkulasi plasminogen menjadi plasmin. Jadi timbul systemic lytic state,
serta dapat menimbulkan bahaya infark hemoragik Fibrinolisis local
dengan tissue plasminogen activator, disini hanya terjadi fibrinolisis
local yang amat singkat.
b.Menghilangkan vasokonstriksi
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan
belum ada edema otak (GCS >12).
c . Mengurangi viskositas darah
Hemodilusi; mengubah hemoreologi darah : pentoxyfilin
d.Menambah pengiriman oksigen
Perfluorocarbon, oksigen hiperbarik
50
b.
adenosine dari
neuron; mengurangi produksi glutamate dengan methionin
c.
regional AMPA
blocker pada iskemia global yang sering disertai asidosis
d.
Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase
superoxide
dismutase
seperti
2-1
aminosteroid
(lazeroid)
akan
g.
51
atau
Antiagregasi
Trombosit
(aspirin,
Tiklopidin,
52
3.11
KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling umum dan penting dari stroke iskemik
meliputi edema serebral , transformasi hemoragik dan kejang.
1. Edema serebral yang signifikan setelah stroke iskemik bisa terjadi
meskipun agak jarang (10-20%)
2. Beberapa pasien mengalami transformasi hemoragik pada infark , hal ini
diperkirakan terjadi pada 5% dari stroke iskemik yang tidak rumit, tanpa
adanya trombolitik.
3. Insiden kejang berkisar antara 2-23% pada pasca-stroke periode
pemulihan
3.12
PROGNOSIS
Stroke berikutnya dipengaruhi oleh sejumlah factor, yang paling
penting adalah sifat dan tingkat keparahan deficit neurologis yang
dihasilkan. Usia pasien, penyebab stroke, gangguan medis yang terjadi
bersamaan juga mempengaruhi prognosis. Secara keseluruhan, sekitar
53
80% pasien dengan stroke bertahan hidup selama paling sedikit 1 bulan,
dan didapatkan tingkat kelamgsungan hidup dalam 10 tahun sekitar 35%.
Angka yang terakhir ini tidak mengejutkan , mengingat usia lanjut di mana
biasanya terjadi stroke. Dari pasien yang selamat dari periode akut, sekitar
satu setengah sampai dua pertiga kembali fungsi independen, sementara
sekitar 15% memerlukan perawatan institusional.
BAB IV
KESIMPULAN
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain
vaskuler. Stroke merupakan penyakit terbanyak ketiga setelah penyakit jantung
dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan di dunia. Penyakit
stroke dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko yang dapat dan tidak dapat
dimodifikasi. Salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi
yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah ke otak. Stroke non
hemoragik sekitar 85% terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih
54
arteri besar pada sirkulasi otak. Sumbatan yang terjadi di pembuluh darah otak
akan menyebabkan iskemik dan menimbulkan gejala klinis sesuai dengan daerah
yang terkena. Penatalaksanaan yang tepat saat onset penyakit akan mencegah
penyebaran daerah iskemik dan mengurangi risiko kerusakan sel neuron otak yang
lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
55
6. N Engl J Med, Vol. 344, No. 19.May 10, 2001. Downloaded from
www.nejm.org on March 31, 2009 . Copyright 2001 Massachusetts
Medical Society.
7. Misbach, Jusuf. STROKE Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.