Anda di halaman 1dari 7

Hasmoro Gautomo

122114010
CHAPTER 10 : EXPENSES
DEFINISI BEBAN
Dalam SFAC no 6, FASB mendefinisikan
Beban adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva dan timbulnya hutang selama satu
periode yang berasaldari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan jasa atau
pelaksanaankegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas

KOS dan BEBAN


Untuk memanfaatkan aset entitas memerlukan kos dan beban merepresentasikan
perubahan nilai. Perubahan nilai diartikan sebagai perngorbanan yang dilakukan untuk
mendapatkan jasa. Jika tidak ada kos makatidak ada beban.
Secara konseptual menurut prinsip keberlangsungan usaha (going concern),
penggunaan akan barang dan jasa (aset) perusahaan ditujukan untuk jangka panjang
sehinggan kos dari aset tersebut mengalami dua tahap yaitu pengakuan dan pembebanan. Hal
tersebut berarti kos diakui sebagai asset kemudian diakui sebagai beban untuk periode
manfaat aset tersebut digunakan.
Selain itu terdapat pula definisi mengenai hubungan kos dan bebanmenurut American
Accounting Association (AAA) pada tahun 1957 sebagai : beban adalah biaya yang telah
kadaluarsa, secara langsung maupun tidak langsung pada periode fiskal, dari aliran barang atau jasa ke
pasar dan operasi yang berhubungan

BEBAN dan RUGI


Menurut definisi, yang dimasukkan dalam beban hanya perubahan perubahan yang
tidak menguntungkan saja yang terjadi dalam proses memperoleh pendapatan. Kebalikannya
adalah bahwa aktiva yang habis atau menurunnya aktiva dimana kejadian ini tidak berkaitan
dengan proses penyediaan barang dan jasa bagi pelanggan atau klien seharusnya
dikelompokkan sebagai kerugian dan tidak dikelompokkan sebagai beban. Kerugian dan
beban merupakan perubahan yang relevan dalam perhitungan laba bersih bagi pemegang
saham dan perusahaan.

Hasmoro Gautomo
122114010

PENGAKUAN BEBAN
Berdasarkan KDPPLK paragraf 94, beban diakui dalam laporan laba rugikalau
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan
beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva
(misalnya, akrual hak karyawan atau penyusunan aktiva tetap). Beban diakui dalam laporan
laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu
yang diperoleh (matching of cost with revenue). Misalnya, berbagai komponen beban yang
membentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goods sold ) diakui pada saat yang
sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.
Pengakuan beban menurut kerangka kerja IASB terdiri dari dua kriteriautama yaitu :
1.

Terdapat kemungkinan adanya keuntungan yang akan mengalir keperusahaan. Tingkat


kemungkinan tersebut memang merupakan konsepyang tidak mutlak. Hal tersebut
tergantung pada ketersediaan bukti ketikalaporan keuangan akan disusun atau
dipersiapkan.

2.

Memiliki nilai yang dapat diukur dan reliabel. Dengan demikian untuk akun-akun
yang menggunakan estimasi, diperlukan bukti-bukti yang mendukung validitas estimasi
tersebut.
Beban harus diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan keuntungan ekonomi di masa
depan berhubungan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban dapat diukur secara
reliabel. Semua kos dapat ditangguhkan pembebanannya apabila kos tersebut memenuhi
kriteria sebagai aktiva yaitu :
1

Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikuasai oleh
perusahaan, dan berasal dari transaksi masa lalu).

Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masamen datang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitasyang menguasai.

Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.

Hasmoro Gautomo
122114010
Beban juga dapat timbul dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya
pengakuan aktiva. Misalnya adanya hutang garansi produk

PENGUKURAN BEBAN
Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan berbagai keputusan
atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban tersebut akan dialokasikan pada
periode-periode selanjutnya yang menunjukkan adanya pendapatan. Dalam hal tersebut,
terdapat berbagai standar akuntansi yang dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman.
Misalnya, IAS 16/AASB 116 yang menyatakan bahwa nilai-nilai aset yang dapat di
depresiasi dapat diukur dengan beberapa cara setelah pengakuannya (seperti model biaya
perolehan atau model penilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk depresiasi (seperti
metode garis lurus, nilai menurun dan jumlah unit).
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu,pengukuran biaya dapat
didasarkan pada:
1

Kos Historis Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar kos historis
dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dan sebagainya.

Kos Pengganti / Kos Masukan Terkini ( Replacement Cost / Curent Input Cost )
Kos masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yangharus
dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam
kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.

Setara Kas (Cash Equivalent ) Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir
dengan caramen jual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan
normal.

Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyak digunakan adalah
historical cost , namun dengan mulai diadopsinya IFRS di Indonesia, maka pengukuran yang
sesuai standar adalah dengan menggunakan metode fair value. Dengan demikian, untuk
pencatatan beban sebagai akibat daridepresiasi (penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam

Hasmoro Gautomo
122114010
beban adalah nilai selisih antara nilai wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil
dari nilai bukunya).

ALOKASI BEBAN
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan beban-beban
tersebut ke periode-periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal ini biasanya disebut dengan
matching concept. Konsep tersebut memperlakukan kos dengan mengalokasikan kos yang
sudah kadaluarsa (beban) ke periode-periode dimana beban tersebut terjadi. Namun,
pengalokasian tersebut hanya bersifat estimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban
dan pendapatan merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan
Karena berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus mengidentifikasi
mana aset yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang harus ditulis sebagai tandingan
pendapatan pada periode tersebut.
Matching Concept adalah hal yang paling penting dalam akuntansi biaya historis. Kos
yang sudah kadaluarsa akan menjadi beban dan disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan
kos yang belum kadaluarsa akan dicatat sebagai asset dan disajikan dalam laporan posisi
keuangan. Untuk mengatasi masalah penentuan dan pengukuran kos menjadi beban, terdapat
tiga metode dari matching kos yang sering digunakan, yaitu :
1

Hubungan Sebab dan Akibat


Penggunaan barang dan jasa oleh perusahaan harus menghasilkan pendapatan pada
periode tersebut. Hubungan antara beban dan pendapatan harus merupakan hubungan
sebab akibat pada perusahaan tersebut. Maksudnya, pendapatan timbul karena adanya
outflow berupa beban. Dengan demikian pendapatan merupakan akibat dari adanya
beban. Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan, tidak ada kos penjualan jika
tidak ada pendapatan.

Alokasi yang Sistematis dan Rasional

Hasmoro Gautomo
122114010
Tidak semua beban dapat dialokasikan dengan menggunakan konsep sebab dan akibat.
Sebagai salah satu alternatif, alokasi yang sistematis dan rasional dapat digunakan.
Tujuannya yaitu untuk mengakui beban dalam periode akuntansi dimana pada periode
tersebut beban itu dimanfaatkan atau telah kadaluarsa. Jadi, beban dialokasikan pada
periode dimana beban tersebut dikonsumsi, bukan berdasar produk yang dihasilkan.

Pengakuan Sesegera Mungkin


Merupakan konsep yang mengakui dan mengukur kos yang dikeluarkan sesegera mungkin
sebagai beban karena tidak adanya manfaat ekonomi yang dapat diukur secara reliabel.
Contohnya yaitu biaya iklan (advertising expenses) dan biaya penelitian (research
expenditure). Biaya iklan segera diakui sebagai beban karena manfaat ekonomi dari
pengeluaran tersebut tidak dapat diukur secara reliabel. Meningkatnya konsumen yang
membeli produk perusahaan bisa saja berasal dari pengaruh iklan pada periode sebelumnya
sehingga efek keuntungan dari adanya iklan pada periode berjalan tidak dapat diukur dengan
andal.
KRITIK UNTUK KONSEP ALOKASI
Terdapat kritik pada praktik akuntansi saat ini yang sebagian besar didasarkan pada alokasi.
Terdapat tiga krtiteria untuk menyesuaikan alokasi yaitu :
1

Aditivitas

Apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian tersebut harus sama
dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak lebih. Misalnya, alokasi beban penyusutan
kendaraan tiap tahun maka jumlah alokasi untuk setiap tahun tersebut harus sama dengan
nilai kendaraan sebelum alokasi.
2

Tidak Ambigu

Pengalokasian harus dilakukan dengan cara yang jelas sesuai dengan metode yang dipilih.
3

Pertahanan

Akuntan yang telah memilih suatu metode akuntansi harus dapat menyediakan pernyataan
yang meyakinkan pilihannya dan mempertahankannya dari kemungkinan adanya metode
alternatif lainnya.

Hasmoro Gautomo
122114010
Dari ketiga kriteria tersebut dalam pratik nyata hampir tidak mungkin metode alokasi
yang digunakan oleh perusahaan dapat memenuhi ketiga kriteria tersebut. Seringkali
perusahaan menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan perusahaan.
Akuntan beranggapan bahwa konsep alokasi sangatlah penting. Hal tersebut
dikarenakan input yang diperoleh perusahaan dapat memberikan manfaat ekonomi pada
periode berjalan dan periode selanjutnya. Jadi, konsep alokasi dibutuhkan untuk
menunjukkan penggunaan input tersebut pada periode berjalan.
DUKUNGAN UNTUK KONSEP ALOKASI
Salah satu alasan yang sangat kuat yang dapat mendukung metode alokasi adalah
objektifitasnya. Alokasi memang merupakan jalan tengah yang tidak mutlak benar, namun
metode tersebut mengalokasikan nilai yang memang terjadi (harga perolehan) ke dalam
periode-periode yang diestimasikan telah mengkonsumsi kos tersebut. Dengan demikian
meskipun prinsip alokasi cenderung masih menggunakan estimasi, namun yang dialokasikan
tetap berdasarkan transaksi yang memang terjadi dan terdapat bukti transaksi yang
menguatkan objektivitasnya.
Selain itu, metode alokasi juga merupakan salah satu jalan keluar untuk kos-kos yang
sulit untuk dicari pasarnya sehingga sangat sulit untuk menggunakan nilai wajar
TANTANGAN UNTUK PENYUSUN STANDAR AKUNTANSI
4

Penandingan
Tugas untuk pembuat standar adalah membuat aturan agar laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi menyajikan informasi yang relevan dan representatif. Dalam hal ini,
konsep penandingan tidak dapat digunakan untuk mengakui item-item pada laporan posisi
keuangan yang tidak memenuhi kriteri aaset dan kewajiban. Misalnya hal tersebut terjadi
pada goodwill, tenaga kerja, dan kekayaan intelektual

Konservatisme
Pada konsep kondervatisme, terjadi asimetri informasi mengenai pengakuan beban dan
laba. Konsep ini mengharuskan untuk mengakui adanya beban sesegera mungkin apabila
ada kemungkinan beban tersebut akan terjadi. Namun dalam prinsip ini pengakuan laba
tidak akan dicatat hingga laba atau pendapatan tersebut benar-benar terjadi. Konsep
tersebut didasarkan oleh asumsi skeptis akuntan atau kehati-hatian. Namun justru
akhirnya konsep tersebut menghasilkan informasi yang tidak relevan. Konsep

Hasmoro Gautomo
122114010
konservatisme ini tidak berfokus pada bukti transaksi, tetapi lebih pada ketakutan
menyajikan nilai bersih aset dan laba terlalu tinggi. Dengan demikian informasi yang
mengandung penyimpangan konservatisme bukanlah merupakan informasi yang netral.
Oleh karena itu penyusun standar kini telah merevisi peraturan dan menghilangkan
konsep penandingan (matching concept ) dan konsep konservatisme ini.

Anda mungkin juga menyukai

  • Presentasi Bahasa Indonesia
    Presentasi Bahasa Indonesia
    Dokumen12 halaman
    Presentasi Bahasa Indonesia
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Rumus Manajemen Keuangan
    Rumus Manajemen Keuangan
    Dokumen17 halaman
    Rumus Manajemen Keuangan
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Access1 DBMS
    Access1 DBMS
    Dokumen4 halaman
    Access1 DBMS
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan BAB 4 Fix
    Ringkasan BAB 4 Fix
    Dokumen7 halaman
    Ringkasan BAB 4 Fix
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • CSR
    CSR
    Dokumen1 halaman
    CSR
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Fix
    Jawaban Fix
    Dokumen6 halaman
    Jawaban Fix
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Tugas ASP
    Tugas ASP
    Dokumen15 halaman
    Tugas ASP
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Tugas Rangkuman Teori Akuntansi
    Tugas Rangkuman Teori Akuntansi
    Dokumen11 halaman
    Tugas Rangkuman Teori Akuntansi
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Tugas UTS ASP Fix
    Tugas UTS ASP Fix
    Dokumen3 halaman
    Tugas UTS ASP Fix
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Dokumen4 halaman
    Analisis Jurnal
    Robertus Hasmoro Gautomo
    Belum ada peringkat