Untuk menemukan tema, terlebih dahulu harus diidentifikasi berbagai masalah yang
ditemukan dalam cerita. Masalah inilah yang kemudian akan menggiring pada
penemuan tema sebuah novel. Maka identifikasikanlah berbagai masalah yang kalian
temukan dalam novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri.
a) Permasalahan pertama yang ditemukan adalah persoalan lingkungan yang
dihadapi tokoh dalam novel. Persoalan dimulai pada April 1998, saat keadaan
politik memburuk akibat jatuhnya harga rupiah. Keadaan tersebut menyebabkan
harga getah karet dan kayu melambung tinggi.
b) Permasalahan kedua yang ditemukan adalah persoalan hutan yang menjadi gundul
akibat aktivitas penebangan hutan secara liar oleh PT Riau Maju Timber.
c) Permasalahan ketiga yang ditemukan adalah panas sepanjang tahun, kelangkaan
beras, dan pohon karet yang tidak mengeluarkan getah membuat penduduk beralih
mencari ubi dan talas demi mencukupi kehidupan sehari-hari.
d) Permasalahan keempat, penduduk mengalami krisis air pada musim panas akibat
tidak adanya peresapan air karena pohon pohon sudah ditebang. Mata pencaharian
penduduk juga lumpuh karena ikan-ikan pun sudah habis akibat kekurangan air.
e) Permasalahan kelima adalah tidak adanya tempat meresapnya air menyebabkan
air pada musim hujan meluap naik membanjiri rumah dengan segala
perabotannya. Akibat banjir tersebut banyak rumah hancur, ternak terbawa air, dan
korban jiwa.
f) Permasalahan keenam terjadi ketika bulan September yaitu meluapnya sungai
Indragiri yang menyebabkan Kalid kehilangan abahnya.
g) Permasalahan ke tujuh yaitu terjadi kebakaran yang disebabkan oleh Kalid an
kawan-kawannya pada malam hari tanggl 12 Agustus 1998 yang menghanguskan
komplek perusahaan penebang liar menderita terbakar habis dan Kalid pun masuk
penjara.
h) Permasalahan kedelapan, terjadi suap menyuap antara hakim dan Dedi Chandra
membuat Kalid dipersulit dengan adanya banding dan tuntutan yang telah
diajukannya.
i) Permasalahan kesembilan, terjadi pada tahun 1986, munculnya wabah kolera yang
menyebabkan korban berjatuhan dimana-mana.
j) Permasalahan kesepuluh, keprihatianan Kalid melihat nasib penduduk miskin di
kampungnya
membuatnya
berinisiatif
untuk
memperbaiki
kehidupan
Novel Nyanyi Sunyi dari Indragiri karya Hary B Koriun mengambil tema
lingkungan, dengan menggambarkan kerusakan lingkungan yang terjadi yang
berakibat fatal bagi penduduk sekitar.
3. Jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan rangkaian polah para tokoh
yang berusaha memecahkan konflik dalam sebuah cerita disebut alur. Alur, yang
merupakan perpaduan semua unsur pembangun cerita sehingga menjadi kerangka
utama, mempunyai penekanan pada hubungan kausalitas tiap peristiwa yang ada.
Setelah kalian mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam cerita, hubungan
kausalitas dapat dilihat dalam kalimat seperti di bawah ini.
a) Keadaan politik yang memburuk menyebabkan harga rupiah yang anjlok,
sehingga harga karet dan kayu melambung tinggi. Hal ini menyebabkan PT Riau
Maju Timber merampas hutan masyarakat Rimbo Pematang.
b) Eksplorasi hutan yang berlebihan menyebabkan kekeringan di musim panas dan
banjir di musim hujan.
c) PT Riau Maju Timber melakukan penebangan kayu hampir sampai perbatasan
kampung sehingga mengakibatkan beberapa hutan di kampung sebelah sudah
lenyap.
d) Panas terik sepanjang tahun mengakibatkan beras menjadi langka, pohon karet
tak mengeluarkan getah karena tak tersiram air.
e) Penebangan hutan yang tidak terkontrol dan pembakaran yang dilakukan
membuat bencana itu selalu datang.
f) Dampak penebangan hutan menyebakan banjir tiap tahun dan kemarau membakar
dan mengeringkan sawah ladang. Hingga suatu ketika banjir bandang menerjang
rumah dan menghanyutkan abah Kalid. Kematian seorang ayah semakin
menyalakan api dendam yang tumbuh di dada Kalid.
g) Kalid membakar base camp milik PT Riau Maju Timber yang menyebabkan
masyarakat banyak menderita akibat eksplorasi hutan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut.
h) Khalid bersama teman-teman kemudian masuk penjara yang mungkin membuat
umi tertekan batin karena anak satusatunya berurusan dengan masalah kriminal
Bagian
Awal
Kalimat
Guntingan koran itu masih ada di mejanya. Tidak semua koran menulis
tentang peristiwa itu, hanya beberapa. Dan yang beberapa itulah yang
membuatnya tersentak. Ada yang nyeri dalam dadanya, ada yang hampa
dalam jiwanya. Benarkah berita itu? Tidakkah salah korankoran itu menulis
tentang hilangnya lelaki itu terbawa arus Sungai Indragiri yang
menenggelamkan
beberapa
kampung
di
Indragiri?
(NSdI,
2004:1)
Bagian
Tengah
harus ke mana. Sebuah bus ke arah utara berhenti dan aku naik. Paginya, bus
berhenti di Pekanbaru dan aku turun di kota itu. Aku pernah beberapa kali ke
Pekanbaru, tetapi aku tidak kenal betul dengan Pekanbaru karena aku lebih
kenal Kota Jambi, tempat aku kuliah, selain jarak yang lebih dekat ke Jambi
ketimbang ke Pekanbaru. (NSdI, 2004:63)
Di dekat penginapan itu, ada rumah makan Padang yang cukup ramai. Aku
menemui salah seorang pemiliknya dan mengatakan ingin bekerja sebagai
apapun, yang penting menyambung hidup. Si pemilik rumah makan itu, orang
memanggilnya Ajo Yusrizal, tertawa mendengar apa yang kukatakan... Dia
mengatakan bahwa sebenarnya semua tempat sudah cukup. Namun kemudian
dia bilang, kalau aku mau, aku bekerja dulu di belakang sebagai tukang cuci
piring. (NSdI, 2004:64)
Aku ingin dia hancur, Sarah.... Aku marah karena DC adalah biang
kehancuran semuanya... (NSdI, 2004:90)
3.
Bagian
Akhir
tas ransel itu tetap berjalan dalam gelap, tanpa cahaya apapun, tanpa apa-apa.
Hanya berjalan, ke arah entah. (NSdI, 2004:101)
7. Pada umumnya, bagian awal teks cerita fiksi berisikan paparan dan sedikit rangsangan
yang akan mengantarkan pada permasalahan sebenarnya. Pada bagian tengah tekslah
komplikasi terjadi. Setelah komplikasi berhasil diuraikan dan dievaluasi, pada bagian
akhir cerita biasanya ditutup dengan penyelesaian.
No.
Struktur
Kalimat
1.
2.
Evaluasi
Maret 2000. Penjara telah mengajarkan aku banyak hal. Paling tidak, aku
semakin memahami bahwa di tempat yang terkungkung seperti itu, aku
malah menemukan kebebasan untuk melakukan banyak hal, termasuk
berpikir bagaimana mencari kehidupan yang lebih baik suatu saat nanti. Di
penjara, aku banyak memiliki waktu untuk merenung dan belajar
menghargai orang lain, meski banyak orang yang tak mau menghargaiku.
Aku maklum, mereka kebanyakan memang residivis dan terbiasa dalam
kehidupan yang keras. (NSdI, 2004:62)
3.
Resolusi
8. Setiap teks pasti memiliki struktur yang membangunnya, yang memperlihatkan sistem
berpikir pengarangnya. Coba uraikan struktur yang membangun teks cerita novel pada
kolom berikut.
No.
Struktur
Kalimat
1.
Abstrak
Prolog:
lelaki tak memiliki apa-apa
jiwanya pergi, mengikuti arah angin
yang tak berketentuan, atau air sungai
yang mengalir membawanya pergi jauh ke arah entah
kadang dia bertanya: seberapa
beranikah aku mempertaruhkan diriku
bertarung membela kehormatan?
juga, dia masih meragukan dirinya
sendiri: seberapa takutkah aku dicintai
lelaki tak memiliki apa-apa, bekalnya
hanya rasa, untuk dijadikan tongkat
penunjuk dalam perjalanan...
2.
Orientasi
Guntingan koran itu masih ada di mejanya. Tidak semua koran menulis
tentang peristiwa itu, hanya beberapa. Dan yang beberapa itulah yang
membuatnya tersentak. Ada yang nyeri dalam dadanya, ada yang hampa
dalam jiwanya. Benarkah berita itu? Tidakkah salah koran-koran itu
menulis tentang hilangnya lelaki itu terbawa arus Sungai Indragiri yang
menenggelamkan beberapa kampung di Indragiri? (NSdI, 2004:1)
3.
4.
Evaluasi
5.
Resolusi
membawa sayatan yang sangat pedih. Aku berjalan kaki beberapa jam dan
tiba di Lintas Timur ketika hawa dingin menusuk tulang, dan aku tak tahu
harus ke mana. Sebuah bus ke arah utara berhenti dan aku naik. Paginya,
bus berhenti di Pekanbaru dan aku turun di kota itu. Aku pernah beberapa
kali ke Pekanbaru, tetapi aku tidak kenal betul dengan Pekanbaru karena
aku lebih kenal Kota Jambi, tempat aku kuliah, selain jarak yang lebih
dekat ke Jambi ketimbang ke Pekanbaru. (NSdI, 2004:63)
............
Kemudian, seperti dalam cerita-cerita komik atau film silat, lelaki berambut
gondrong menggendong tas ransel itu berjalan menjauhi lapau itu, yang
membuat semua orang yang ada di situ melongo. Angin senja yang hampir
habis membuat rambutnya berkibar-kibar, dan sinar matahari yang hampir
tenggelam membuat tubuhnya tampak hanya bayangan, seperti siluet. Dia
berjalan ke arah barat, ke arah matahari tenggelam, ke arah Bukit
Tengkorak, bukit kematian yang diyakini oleh seluruh penduduk di kaki
Gunung Kerinci itu. (NSdI, 2004:100)
6.
Koda